Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 3

Kebudayaan rohaniah yaitu hasil ciptan yang tidak dapat dilihat dan diraba, seperti agama, ilmu
pengetahuan, bahasa dan seni. Kebudayaan adalah milik khas manusia, bukan ciptaan binatang ataupun
tanaman yang tidak mempunyai akal budi. Binatang memang mempunyai tingkah laku tertentu menurut
naluri bawaannya yang berguna untuk memelihara kelangsungan hidupnya, tetapi binatang tidak
mempunyai kebudayaan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia baik
dalam konteks hubungan dengan sesama maupun dengan alam lingkungannya, akan selalu berkaitan.

Unsur-unsur kebudayaan
Para ahli kebudayaan menemukan bahwa dalam budaya terdapat unsure-unsur pembentuknya. Berikut
adalah unsur-unsur kebudayaan menurut para ahli:

a.Menurut Melville Herskovits -Kekayaan politik b.Menuru

B. Malinowski -Organisasi kekuatan

c. -Religi atau sistem

d. -Nilai: Yaitu standar abstrak tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau standar yang digunakan
orang untuk memutuskan apa yang pantas, baik, indah, dan layak sebagai suatu pedoman hidup sosial.

Kebudayaan
Oleh sebab itu maka kebudayaan yang seperti ini terus diturunkan dari generasi ke generasi .
Kebudayaan juga berfungsi sebagai alat atau media yang membantu hidup manusia, yang diwujudkan
dalam penciptaan teknologi.
Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan disebut dengan kebudayaan
islam, dimana fungsi agama akan berperan semakin jelas. Menurut Hegel, keseluruhan karya sadar
insane yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian dan filsafat tak lain daripada proses realisasi
diri dari roh illahi. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs.
Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang
ditiupkan Allah ke dalam tubuhnya.

Selain menciptakan manusia, Allah swt juga menciptakan makhluk yang bernama Malaikat, yang hanya
mampu mengerjakan perbuatan baik saja, karena diciptakan dari unsur cahaya. Dan juga menciptakan
Syetan atau Iblis yang hanya bisa berbuat jahat , karena diciptkan dari api. Kedua unsur yang terdapat
dalam tubuh manusia tersebut, saling bertentangan dan tarik menarik. Ketika manusia melakukan
kebajikan dan perbuatan baik, maka unsur malaikatlah yang menang, sebaliknya ketika manusia berbuat
asusila, bermaksiat dan membuat kerusakan di muka bumi ini, maka unsur syetanlah yang menang.

Oleh karena itu, selain memberikan bekal, kemauan dan kemampuan yang berupa pendengaran,
penglihatan dan hati, Allah juga memberikan petunjuk dan pedoman, agar manusia mampu
menggunakan kenikmatan tersebut untuk beribadat dan berbuat baik di muka bumi ini.
Di sini, Islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Islam mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah
untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan
demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk berbudaya . Dan dalam satu waktu
Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman.

Hal-hal di atas merupakan sebagian contoh kebudayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam,
sehingga umat Islam tidak dibolehkan mengikutinya. Islam melarangnya, karena kebudayaan seperti itu
merupakan kebudayaan yang tidak mengarah kepada kemajuan adab, dan persatuan, serta tidak
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia, sebaliknya justru merupakan kebudayaan yang
menurunkan derajat kemanusiaan. Karena mengandung ajaran yang menghambur-hamburkan harta
untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan menghinakan manusia yang sudah meninggal dunia. Sedang
nash syareat, setelah terbukti ke-autentikannya, maka tidak mungkin mengandung sebuah kebatilan.
Dan karena tradisi, hanyalah mengikat masyarakat yang menyakininya, sedang nash syare’at mengikat
manusia secara keseluruhan., maka nash jauh lebih kuat.

Yang dimaksud dengan unsur-unsur kebudayaan universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang pasti
ada di setiap suku bangsa dan agama merupakan salah satu yang pasti ada di setiap suku bangsa. Karena
budaya adalah hasil respon manusia – melalui proses berpikir- terhadap problematika yang ia hadapi,
agama dianggap sebagai hasil proses berpikir manusia. Islam adalah agama yang datang dari Allah SWT
yang Ia turunkan melalui rasulNya Muhammad SAW. Al-Quran adalah wahyu Allah dan Al-sunnah adalah
bimbingan Rasul yang berbentuk ucapan, perbuatan dan pembenaran, yang keduanya merupakan
sumber utama dari ajaran Islam.
Sebagai agama yang bervisi terciptanya tatanan kehidupan manusia yang sejahtera di dunia dan di
akhirat, ajaran Islam tidak terikat dalam dimensi ruang dan waktu. Artinya, agama Islam tidak ditujukan
kepada manusia yang hidup di jazirah Arab saja dan juga tidak hanya berlaku pada dimensi waktu masa
lalu semata . Islam adalah agama untuk semua suku bangsa yang ada di dunia dan berlaku sepanjang
masa, sejak ayat bertama diterima oleh Nabi Muhammad, pada masa kini dan untuk manusia yang
hidup di masa yang akan datang. Para ulama membagi pemahaman terhadap isi Al-quran dan Al-sunnah
kepada pemahaman yang bersifat qath’ie dan dhanni.

Ayat yang bersifat qath’ie adalah ayat-ayat yang sudah jelas kandungan maknanya tanpa memerlukan
penjelasan tambahan, baik dari Al-quran maupun dari Al-sunnah. Sebaliknya ayat yang bersifat dhanni,
adalah ayat-ayat yang memerlukan penjelas tambahan dan penafsiran untuk memahaminya. Untuk
memahami ayat-ayat yang bersifat dhanni, peran akal amat menonjol yang dalam bahasa ilmu ushul
fiqh disebut ijtihad. Ibadah mahdhah adalah semua amal yang tatacara, tempat, serta waktu
melaksanakannya telah ditentukan oleh Allah dan RasulNya.
Sebaliknya, ibadah ghaifru mahdhah adalah semua aktifitas manusia yang disertai dengan niat bahwa
aktifitas itu dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah serta aktifitas tersebut tidak bertentangan dengan
hukum-hukum yang sudah jelas .
Lingkup Kebudayaan
Dalam perbincangan sehari-hari, kebudayaan sering dipahami semata-mata dalam makna kesenian dan
sesuatu yang berkaitan dengan tradisi masa lalu lalu . Perilaku manusia yang berada di luar lingkup
kesenian serta tradisi masa lalu sering kali tidak dianggap sebagai bagian dari kebudayaan. Pemahaman
seperti ini tidak saja berada di level masyarakat awam tetapi juga melekat erat dalam sistem kebijakan
pembangunan kebudayaan yang ada pada level pemerintahan. Pada pesta atau event kebudayaan yang
digagas oleh pemerintah maupun masyarakat, corak kebudayaan yang ditampilkan selalu berkaitan
dengan berbagai karya seni, seperti tarian, ukiran, nyanyian atau juga benda-benda bernilai sejarah.
Suasana pesta seperti ini secara langsung menciptakan image pemahaman masyarakat bahwa yang
dimaksudkan dengan kebudayaan adalah kesenian. Di Provinsi Aceh, misalnya, pada event lima tahunan
Pekan Kebudayaan Aceh, senantiasa yang ditampilkan adalah aneka seni tari, benda pusaka, dan
pelaminan dari seluruh kabupaten/kota yang ada di provinsi ini. Intinya, yang namanya kebudayaan
selalu terkait dengan kesenian. Akibatnya, dalam pemahaman masyarakat secara umum, yang namanya
kebudayaan pastilah kesenian.
Jika ditilik lebih dalam tentang makna dan ruang lingkup kebudayaan, sebenarnya pemahaman
kebudayaan yang hanya dipahami dalam bingkai kesenian dan tradisi masa lalu adalah pemahaman yang
tidak tepat atau bahkan salah. Terminologi "kebudayaan" yang dalam bahasa Inggris disebut "culture"
atau dalam bahasa Arab disebut "tsaqafah", secara umum bermakna "semua produk yang dihasilkan
oleh manusia". Dalam pengertian ini, semua yang dihasilkan/diciptakan oleh manusia merupakan
kebudayaan. Kluckhon, seorang antropolog berkebangsaan Amerika, mencoba menghimpun definisi
kebudayaan dalam berbagai bahasa di dunia dan ia menemukan bahwa ada lebih dari tiga ratus definisi
yang diberikan oleh para ahli tentang kebudayaan.
Dari berbagai definisi yang ada, Koentjaraningrat, bapak antropologi Indonesia, mendefinisikan
kebudayaan dalam pengertian suatu kompleksitas yang terdiri dari ide, gagasan, aktifitas, dan benda
hasil karya manusia yang dijadikan sebagai milik diri dan muncul melalui proses belajar. Yang menjadi
titik sentral, atau motor penggerak adalah kebudayaan dalam wujud ide. Pada titik ini, inti dari suatu
program pembangunan adalah pembangunan yang berintegrasi dan sinergi antara satu bidang dengan
bidang kehidupan lainnya. Karena kebudayaan merupakan produk yang dihasilkan oleh manusia, setiap
kebudayaan akan terikat oleh dimensi ruang dan waktu.
Karenanya, diferensiasi corak dan warna kebudayaan antara satu suku bangsa dengan suku bangsa
lainnya adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat terelakkan. Perbedaan yang paling mencolok
misalnya terlihat pada sistem bahasa yang digunakan sebagai alat berkomunikasi. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perbedaan corak dan warna budaya antara satu suku dengan suku lainnya
merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditolak. Dalam diskursus tentang karakteristik
kebudayaan suatu suku bangsa, ada satu konsep yang selalu dibicarakan khususnya ketika
mendiskusikan tentang hubungan manusia dengan kebudayaan yang melingkupi kehidupannya.

Konsep yang dimaksudkan di sini adalah berkaitan dengan "fokus kebudayaan" suatu suku bangsa.
Fokus kebudayaan merupakan suatu unsur kebudayaan yang dominan atau paling menonjol di antara
tujuh unsur kebudayaan lainnya di dalam sistem kebudayaan suatu suku bangsa. Berbeda dengan suku
bangsa lainnya yang ada di Indonesia, orang Aceh menempatkan sistem kepercayaan sebagai fokus
kebudayaannya. Artinya, agama merupakan unsur yang paling dominan dan paling menonjol dalam
kehidupan social dan budaya di suku bangsa Aceh.

Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan
komplit. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin
Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal
dari keturunan Isma’il, yang disebut pula Arab Adnaniyah. Hal ini pula yang terjadi pada Byzantium dan
Persia.
Sebagai akibatnya, negeri-negeri batas kedua imperium ini, yang terletak di sebelah utara Jazirah, tidak
pernah sepi dari konflik. Dampak dari konflik di utara Jazirah ini, para pedagang dari Timur yang ingin
mengekspor barang dagangannya ke kawasan Laut Tengah di Barat tidak bisa melewati jalur tersebut.
Pada kesempatan yang sama, mereka menggelar Pasar Akbar yang dikenal sebagai Pasar ’Ukaz. Dengan
nuansa dagang yang kental ini, pekerjaan utama penduduk Mekkah ya berdagang itu.

Meski begitu, mereka tidak pernah kekurangan bahan-bahan pangan karena mereka selalu mampu
memenuhinya dari perdagangan yang mereka jalankan. Penduduk Mekkah adalah para pedagang yang
cukup handal. Berbeda dengan Yaman ataupun Syria yang lebih subur, kawasan Hijaz dan Najd yang
terletak di tengah-tengah Jazirah pada umumnya adalah padang gurun yang tandus. Dan lebih jauh dari
itu, tidak ada kekayaan alam yang bisa mereka eksploitasi.
Karena itu, padang gurun Arab ketika itu adalah wilayah yang belum pernah terjajah. Mereka inilah yang
biasa disebut sebagai masyarakat badui. Namun demikian, ada juga diantara orang-orang Arab yang
hidup menetap di kota-kota. Orang-orang Arab hidup secara komunal, hidup dalam suku-suku yang
umumnya terbentuk berdasarkan pertalian darah.

Jika seseorang terbunuh oleh suku yang lain, suku orang tersebut akan melakukan tindakan menuntut
balas. Inilah satu-satunya hukum yang berlaku bagi tindak kriminal pembunuhan. Tidak ada sistem
hukum mapan dan canggih yang mengatur hal ini. Ini akhirnya menciptakan lingkaran setan
pembunuhan, sehingga berakibat pada terjadinya konflik dan peperangan antar suku yang tidak pernah
berhenti.
Meski demikian masih ada hal-hal positif yang ada pada suku-suku tersebut. Para penyair ketika itu biasa
memuji-muji suku atas sifat-sifat muru’ah yang mereka miliki. Berbicara tentang wanita, secara singkat
bisa dikatakan bahwa di Arab pada masa itu kaum wanita tidak mendapat kedudukan dan penghargaan
yang layak. Meski Allah bagi mereka adalah The Supreme God, Tuhan Tertinggi, namun mereka masih
memiliki banyak dewa yang mereka posisikan sebagai perantara antara mereka dan Allah.

Yang paling populer dari dewa-dewa tersebut adalah Latta, ’Uzza, Manat dan Hubal. Secara ekonomi,
masyarakat Mekkah adalah masyarakat yang kapitalis. Diantara mereka terdapat golongan borjuis, yakni
orang-orang dan suku-suku yang kaya dan terpandang. Kepedulian mereka relatif rendah terhadap
orang-orang dan suku-suku yang lemah dan papa.
Ditengah-tengah masyarakat yang demikian inilah Muhammad dilahirkan.

Peradaban Masyarakat Arab Pra Islam


Zaman jahiliah dalam Islam adalah masa yang tidak mengenal agama tauhid yang membuat moralitas
menjadi minim. Kedua kepercayaan ini saling berbenturan dalam waktu yang lama. Butuh waktu yang
sangat lama untuk islam dapat diterima di kalangan masyarakat Arab, karena keadaan jahiliah telah
melekat pada keseharian mereka, sehingga sangatlah sulit untuk melepas kebiasaan-kebiasaan buruk
mereka. Islam datang di kalangan masyarakat arab bukan berarti menghilangkan semua kebiasaan
masyarakat Arab ataupun sistem yang ada, tetapi islam datang memperbaiki kebiasaan-kebiasaan buruk
pada masa itu karena tidak semua dari kebiasaan mereka bernilai negative, banyak juga kebiasaan yang
dianggap positif seperti eratnya hubungan dalam satu suku, keadaan politik yang cukup bagus, juga
pandai dalam berniaga dan menggembala.

Memahami Sosial Budaya Masyarakat Arab Pra Islam


Islam semenanjung Arab merupakan semenanjung terbesar di dunia yang sebagian besar wilayahnya
terdiri dari gurun pasir dan stepa. Badri Yatim dalam Historiografi islam memaparkan, menurut
pernyataan para Sejarawan, semenanjung arab pernah di tempati pertama, yang dikenal dengan
sebutan Arab Ba’idah, yaitu bangsa-bangsa Arab yang menempati semenanjung arab jauh sebelum Islam
datang. Menurut Philip K. Hitti dalam History of the Arab, di antara fenomena sosial yang menonjol
dalam kehidupan nasyarakat arab adalah kebanggaan terhadap kelompok masing-masing. Suatu kabilah
berdiri sebagai pemerintahan kecil yang politiknya berasal dari kesamaan fanatisme.
Sehingga kekayaan alam yang berada di sekitarnya seperti air, rumput, lading dan sebagainya adalah
milik bersama. Syekh adalah sebutan bagi setiap ketua klan yang dipilih dari anggota senior dalam
klannya yang bijak dalam wejangannya dan berani serta pemurah. Di setiap suku terdapat sejumlah
aturan-aturan yang bersifat menyeluruh secara otonom pada masing-masing suku.

KELOMPOK 4

Islam dan kebudayaan


Masuknya Islam di Jawa sampai sekarang masih menimbulkan hasil telaah yang beragam. Bukti
faktual barangkali adalah ditemukannya batu nisan kubur Fatimah binti Maemun di Leran Gresik,
bukti yang lain adalah adanya masjid yang menunjukkan adanya komunitas muslim yang pernah
ada, dan juga adanya kaligrafi serta letak tata kota. Sulit untuk mengetahui tokoh yang pertama kali
memperkenalkan islam di Jawa dari fakta tradisional, akan tetapi hal itu dapat ditelusuri melalui alur
hubungan negeri Cempa-Majapahit. Ditemukannya beberapa makam disitus istana Majapahit, yang
pada kesimpulan bahwa makam tersebut adalah makam orang-orang muslim dan menunjukkan
tahun kejayaan majapahit.

Diantara yang menyebarkan Islam di Jawa dikenal dengan Istilah walisanga, namun Istilah walisanga
juga mengandung kontroversi. Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan
Islam di Jawa Barat , Namun di sisi lain juga dinyatakan sebagai lembaga kewalian yang memang
jumlahnya sembilan orang. Tjan sebagaimana dikutip Widji Saksono menyatakan bahwa walisanga
adalah para wali yang datang dari delapan penjuru angin dan ditambah satu yang menjadi titik
pusatnya. Akan tetapi menurut Asnan Wahyudi dan Abu Khalid yang mengutip Kanz al-Ulum karya
Ibnu Batutah dan diteruskan Syeikh Maulana Maghribi bahwa kata itu bermakna lembaga dakwah
walisanga, yang mengalami empat kali periode perubahan.
Islam yang berkembang di Indonesia mula-mula adalah sufi yang salah satu cirinya adalah sifatnya
yang toleran dan akomodatif terhadap kebudayaan dan kepercayaan setempat, namun hal ini disatu
sisi memang dianggap membawa dampak negatif, yaitu sinkretisme dan pencampur adukan antara
islam dan budaya asli, namun aspek positifnya, ajaran yang disinkretasikan tersebut telah menjadi
jembatan yang memudahkan Jawa dalam menerima Islam. Midodareni yang merupakan upacara
yang dilangsungkan pada malam hari pernikahan, yang mana dsimaksudkan agar keluarga pengantin
lebih dekat dengan bidadari dan saat itu pengantin tidak boleh tidur sampai tengah malam maka
saat islam datang diganti dengan pembacaan Al Barzanji, Kalimah Thoyyibah dan Tahlil.

Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan suluk karena berbentuk kitab yang berisi
ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik atau buruk
Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan
cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Inovasi Keislaman di Indonesia yang
cukup menarik lain disampaikan oleh Nurcholis Madjid yang menulis artikel dengan judul «Masalah
Tradisi dan Inovasi Keislaman Dalam Bidang Pemikiran Serta Tantangan dan Harapan di Indonesia».
Salah satu contoh yang dikemukakan oleh Nurcholis Madjid adalah bedug dan keuntungan. Sebelum
orang Indonesia mampu membuat menara yang tinggi sehingga suara azan dapat terdengar cukup
jauh.

Pemberitahuan dan panggilan untuk melakukan shalat dengan bedug dan keuntungan sebagai
pinjaman dari kebudayaan orang Hindu dan Budha adalah hal yang paling mungkin, karena radius
jangkauan suara azan dalam lingkungan daerah tropis yang subur dan penuh pepohonan jauh lebih
pendek dan sempit dari pada lingkungan padang pasir yang tidak tumbuh tanaman. Kenyataan
hingga sekarang, masih mendapatkan beberapa mesjid yang menggunakan pengeras suara.
Arsitektur masjid di Indonesia banyak di ilhami oleh gaya Arsitektur kuil Hindu yang atapnya
bertingkat tiga. Seni arsitektur ditafsirkan sebagai lambing tiga jenjang perkembangan penghayatan
keagamaan, kemanusiaan, yaitu tingkat dasar atau permualaan , tingkat menengah , dan tingkat
akhir yang maju dan tinggi .
Seni kaligrafi menduduki tempat yang terhormajit, wayang pun dijadikan sarana oleh para wali dan
raja untuk menyebarkan Islam. Seni yang dikembangkan oleh para raja dan wali adalah
mengembangkan rupa wayang sesuai dengan pandangan islam, sekaligus memberikan makna islam
dalam mengubah cerita dari pertunjukkan wayang.

•Pengaruh Islam di Bidang Arsitektur dan Kesenian

Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid-masjid awal yang dibangun pasca penetrasi Islam
ke nusantara cukup berbeda dengan yang berkembang di Timur Tengah. Kubah digantikan semacam
meru, susunan limas tiga atau lima tingkat, serupa dengan arsitektur Hindu. Namun, bentuk
bangunan dinding yang bujur sangkar sama dengan budaya induknya.
Namun, ada pula menara yang dibangun semisal di masjid Kudus dan Demak. Setelah pengaruh
Islam, makam seorang berpengaruh tidak lagi diwujudkan ke dalam bentuk candi melainkan sekadar
cungkup. Nisan merupakan bentuk penerapan Islam di Indonesia. Nisan Indonesia bukan sekadar
batu, melainkan terdapat ukiran penanda siapa orang yang dikebumikan.

Seni Ukir. Ajaran Islam melarang kreasi makhluk bernyawa ke dalam seni. Larangan dipegang para
penyebar Islam dan orang-orang Islam Indonesia. Ukiran misalnya terdapat di Masjid Mantingan
dekat Jepara, daerah Indonesia yang terkenal karena seni ukirnya.
Seni Sastra. Seperti India, Islam pun memberi pengaruh terhadap sastra nusantara. Sastra
bermuatan Islam terutama berkembang di sekitar Selat Malaka dan Jawa. Di sekitar Selat Malaka
merupakan perkembangan baru, sementara di Jawa merupakan kembangan sastra Hindu-Buddha.
Sastrawan Islam melakukan gubahan baru atas Mahabarata, Ramayana, dan Pancatantra. Di Jawa,
muncul sastra-sastra lama yang diberi muatan Islam semisal Bratayuda, Serat Rama, atau Arjuna
Sasrabahu. Di Melayu berkembang Sya’ir, terutama yang digubah Hamzah Fansuri berupa suluk .

Cara ini merupakan cara yang di lakukan oleh ketiga datuk dalam menyebarkan islam. Kerajaan
Bone,Soppeng,dan wajo merupakan kerajaan yang menerima islam sebagai agama kerajaan setelah
di taklukan. Penaklukan ketiga kerajaan tersebut berdampak pada kelancaran penyebaran islam di
Bugis,ketiga kerajaan ini menjadi barometer kerajaan kerajaan kecil yang laim untuk menerima
islam karena ketiganya masing masing membawahi kerajaan kerajaan kecil di sekitarnya. Penekanan
muballigh di daerah ini adalah pengikisan paham-paham lama yang bercorak animisme dan
dinamisme seperti halnya yang masih terjadi pada komunitas muslim di berbagai tempat di
indonesia.
Adat merupakan sesuatu yang di lakukan secara berulang dan cenderung di pertahankan dalam
sebuah kelompok/komunitas. Adat pada komunitas tertentu memiliki posisi penting,bahkan
mengalahkan posisi agama pada persoalan persoalan yang bersifat ritual. Adalah adalah aturan
aturan tentang kehidupan manusia yang di sepakati penduduk dalam suatu daerah tertentu untuk
mengatur tingkah laku anggota nya sebagai kelompok sosial. Dalam Islam, istilah adat sering di
paralel kan dengan 'urf yang juga berarti adat adat kebiasaan.
Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi adatnya,mereka memandang adat mengandung
kesucian, keluhuran, kesakralan. Masyarakat Bugis-Makassar menganggap bahwa mengubah atau
menyelewengkan adat berarti pelanggaran secara langsung terhadap nilai-nilai yang membentuk
nya,merusak kemaslahatan,memandang enteng keilmuan,mencurangi kejujuran, dan
menghancurkan semangat demokrasi.

Penyebaran Islam di Aceh melalui beberapa cara yaitu


Hal ini di karenakan Aceh merupakan wilayah yang sangat strategis yang banyak di lalui oleh kapal
kapal dari negara lain,mereka singgah di Aceh untuk berdagang sekaligus menyebarkan agama
Islam. Salah satu saluran islamisasi yang sangat penting,dengan adanya pendidikan para penyebar
Islam dapat menyebar luaskan ajaran Islam kepada santri nya. Tasawuf adalah cara hidup manusia
yang semata mata hanya untuk mencari kasih sayang Allah dan rasul-nya. Tasawuf dapat jga di
katakan sebagi suatu bentuk spiritualitas dalam Islam dan merupakan perjuangan kejiwaan dalam
melawan setiap keinginan yang dapat membelokkan dan menjauh kan manusia dari jalan Tuhan.
Faktor kemunduran karena kekalahan perang antara aceh dan portugis, pengganti Sultan Iskandar
Muda kurang cakap, dan daerah yang jauh dari pemerintahan pusat melepaskan diri dari Aceh.
Faktor kemajuan kerajaan karena letak yang strategis di tepi Selat Malaka yang memudahkan
kegiatan pelayaran dan perdagangan.

Peutron Aneuk
Upacara Peutron Aneuk biasanya akan dilakukan oleh masyarakat Aceh untuk menyambut kelahiran
anak bayi di dunia. Dalam upacara Peutron lebih banyak menggunakan ritual-ritual yang simbolik,
seperti merentangkan kain di atas kepala bayi dan membelah kelapa di atas kain. Kemudian kelapa
akan diberikan kepada kedua orang tua yang melambangkan agar terus rukun. Merupakan tradisi
adat dan budaya Aceh untuk berdoa secara bersama-sama untuk menghormati orang yang baru
meninggal dunia.
Masyarakat sekitar akan datang ke rumah keluarga untuk menghibur dan berdoa bersama dengan
pembacaan zikir dan surat Yasin.

Anda mungkin juga menyukai