Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PEMELIHARAAN AL-QU’RAN PADA MASA NABI

“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Study Al-Qur’an”

Dosen pengampu: Mumammad Ikhsan Ghofur M.A

Disusun oleh:

Farhan Aiman Mira Munawaroh


2008305010 2008305006

Ahmad Gianul M LisnaWati


2008305021 2008305005

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB DAKWAH

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang sejarah pemeliharaan al-
qur'an pada masa nabi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah sejarah pemeliharaan al-
qur'an pada masa nabi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Pengertian Pemeliharaan Al-Qur’an....................................................................2
B. Pengumpulan Al-Qur’an pada Masa Nabi...........................................................2
a. Pengumpulan Al Quran dalam Dada................................................................2
b. Pengumpulan Al Quran pada Tulisan..............................................................3
C. Perawatan Al-Qur’an pada masa Nabi.................................................................5
BAB 3.............................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengingat kembali sepintas definisi Al-Qur’an secara etimologi berasaldari


bahasa Arab yang berarti "bacaan". Kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata
kerja qara’a yang artinya membaca. Secara terminologi, Al-Qur’an dapat disimpulkan
lafad berbahasa arab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai mu’jizat yang diwahyukan kepadanya melalui perantara Malaikat Jibril,
diturunkan secara bertahap, kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf, bernilai
ibadah bagi yang membacanya yang mana dimulaidengan surat Al-Fatihah dan di
akhiri dengan surat An-Nash.

Dari pengertianringkas di atas, bahwa Al-Qur’an memiliki keistimewaan sejarah


yang luar biasa mulai dari penurunannya sampai ke tangan umat islam. Akan tetapi
masih banyak dari umat islam tidak mengetahui secara paham bagaimana proses
penurunan sampai pada ke tangan mereka bahkan yang berkaitan dengan sejarah
pengumpulan Al-Qur’an. Mereka acuh tak acuh dengan hal tersebut sehingga ini
membawa kebuntuan baginya dalam memahami Al-Qur’an secara komprehensif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penegertian pemeliharaan Al-Qur’an?
2. Bagaiman cara pengumpulan Al-Qur’an pada masa nabi?
3. Bagaimana cara perawatan Al-Qur’an pada masa nabi?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui penegertian pemeliharaan Al-Qur’an
2. Mengetahui cara pengumpulan Al-Qur’an
3. Mengetahui cara perawatan Al-Qur’an pada masa nabi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeliharaan Al-Qur’an

Pemeliharaan Al-Qur’an terdiri atas dua kata yaitu pemeliharaan dan Al-
Qur’an. Pemeliharaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses
pembuatan, penjagaan dan perawatan. Sedangkan Al-Qur’an adalah Kitab suci
umat islam yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw., dengan perantaraan Malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan
diamalkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia.

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa yang dimaksud pemeliharaan Al-
Qur’an Adalah proses pengumpulan, penulisan serta perawatan ayat-ayat Al-
Qur’an sehingga menjadi sebuah kitab seperti yang kita baca sekarang.

B. Pengumpulan Al-Qur’an pada Masa Nabi

a. Pengumpulan Al Quran dalam Dada

Al Quran diturunkan kepada Nabi yang ummiy. Maka Nabi hanya tercurahkan
untuk menghafal dan melahirkannya agar ia dapat dihafal sebagaimana diturunkan
kepadanya. Lantas beliau membacakannya kepada manusia agar mereka dapat
hafal dan melahirkannya(membacakannya). Usaha keras Nabi untuk menghafal Al
Quran terbukti setiap mala beliau membaca Al Quran dalam salat sebagai ibadah
membaca danmerenungkan maknanya. Maka tidak heran jika Rasul menjadi
sayyid para huffazh.

Hatinya yang mulia itu penuh dengan Al Quran. Beliau menjaditempat


bertanya bagi setiap muslimin yang kesulitan tentang Al Quran.Demikian pula
para sahabat. Mereka selalu berlomba-lomba membaca danmempelajari Al Quran.
Mereka mencurahkan segala kemampuan untukmembaca dan menghafalkannya.

2
Mereka mengajarkan kepada isteri dananak-anak di rumah mereka. Rasul telah
mengobarkan api semangatmereka menghafalkan Al Quran.

Beliau mengutus orang-orang tertentuuntuk mengajar dan membacakan Al


Quran kepada penduduk ke pelosok- pelosok. Dengan demikian pada masa ini
tidak terhitung jumlah huffazh. Sedangkan para sahabat yang terkenal pandai
mengajarkan bacaan Al- Quran ialah: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubai
bin Ka’ab, zaid bin Tsabit, ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Durba dan Abu Musa al-
Asy’ari. Sungguh merupakan keistimewaan luar biasa bagi umatMuhammad di
mana kitab suci ini dapat dihafal dalam dada mereka karenaAllah telah
menjaganya dengan pertolongan-Nya. Dia memudahkannyauntuk dihafal. Dia
menjaganya dari kemungkinan perubahan dan pergantian dengan cara menjaganya
dalam dada. Firman-Nya:

َ‫اِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحفِظُوْ ن‬

Artinya:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, danSesungguhnya kami


benar-benar memeliharanya”. (Al-Hirjr: 9)

b. Pengumpulan Al Quran pada Tulisan

Keistimewaan yang kedua dari Al-Qur'anul Karim ialah pengumpulan dan


penulisannya dalam lembaran. Rasulullah SAW mempunyai beberapa orang
sekretaris wahyu. Setiap turun ayat Al-Qur'an beliau memerintahkan kepada
mereka menulisnya, untuk memperkuatcatatan dan dokumentasi dalam kehati-
hatian beliau terhadap kitab Allah'Azza Wa Jalla, sehingga penulisan tersebut
dapat melahirkan hafalan danmemperkuat ingatan. Penulis-penulis tersebut adalah
sahabat pilihan yang dipilih oleh Rasul dari kalangan orang yang terbaik dan indah
tulisannya agar merekadapat mengemban tugas yang mulia ini. Diantara mereka
adalah Zaid binTsabit, Ubay bin Ka'ab; Muadz bin Jabal, Mu'awiyah bin Abi
Sufyan,Khulafaur Rasyidin dan Sahabat-sahabat lain.

3
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahwasanya ia
berkata: "Al-Qur'an dikumpulkan pada masa Rasul SAW oleh 4 (empat) orang
yang kesemuanya dari kaum Anshar; Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan Abu
Zaid. Anas ditanya:"Siapa ayah Zaid?" Ia menjawab: "Salah seorang pamanku".
Mereka menuliskan Al Quran pada pelepah kurma, pohon, daun,kulit, tulang.
Demikian karena alat tulis sulit didapat di negeri Arab.Memang orang-orang
Persia dan Romawi punya tetapi jumlahnya sedikit,tidak bisa tersebar luas
sehingga orang-orang Arab menulis dengan apasaja yang dapat mereka
pergunakan untuk menulis. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a., ia berkata:

‫كنا عند ر سو ل اللة نؤ القر ان من الر قا ع‬

Artinya:

“Kami di sisi Rasulullah Saw. mengumpulkan Al Quran dari kulit”.

Maksudnya mengumpulkan Al Quran dengan mengurutkan ayat-ayatnya


sesuai dengan petunjuk Rasulullah dan perintah dari Allah SWT.Oleh karenanya
para ulama bersepakat bahwa pengumpulan Al Quranadalah bersifat taufiqi. Telah
diceritakan bahwa Jibril turun membawa satu atau beberapa ayat kepada Nabi
Saw. Ia berkata kepada beliau; “Hai Muhammad Allah Swt. memerintahkan
kepadamu, supaya kamu meletakkan ayat ini dari surat ini”. Demikian pula
Rasulullah berkata kepada para sahabat. “Letakkan ayat itu pada tempat ini.” Para
penulis yang ditunjuk Rasul saw disebut Kuttab al-Wahyi. Tulisan pada setiap
wahyu yang disampaikan Rasul saw terbagi ke dalam 3 kelompok, yaitu:

a. Tulisan yang disimpan dirumah Rasul saw


b. Catatan Kuttab al-Wahyi yang disimpan dirumah masing-masing
c. Catatan yang ditulis oleh sahabat yang tidak digolongkan sebagai Kuttab
al-Wahyi yang juga disimpan dirumah masing-masing.

Kuttab al-Wahyi yang ditunjuk oleh Rasul SAW yang terpopuler adalah:

4
a. Abu Bakar As-Shiddiq (w. 13 H)
b. Umar bin Khattab (w. 23 H)
c. Usman bin Affan (w. 35 H)
d. Ali bin Abi Thalib (w. 40 H)
e. Zaid bin Tsabit (w. 45 H): Paling banyak menulis wahyu untuk Rasul.
f. Ubai bin Ka’ab (w. 30 H): Suku Anshar di Kota Madinah
g. Mu’awiyah bin Abi Sufyan (w. 60 H): Paling banyak menulis untuk Rasul
h. Khalid Ibn al-Walid (w. 21 H)
i. Aban bin Sa’id (w. 13 H)
j. Sabit bin Qais (w. 12 H)

Di dalam Kitab as-Sirah yang ditulis al-‘Iraqi jumlah penulis itu empat puluh
dua orang. Diantara mereka ada yang bernama Abdullah bin Sa’ad bin Sarh
al-‘Amiri. Ia adalah orang yang pertama kali menjadi penulis dari kalangan suku
Quraisy di kota Makkah. Untuk menjaga orisinalitas Al-Qur’an, Rasulullah
memerintahkan para sahabat untuk tidak menuliskan sesuatu pun yang berasal dari
mulut beliau kecuali Al-Qur’an. Hal ini sangat wajar dan tepat karena tidak ada
yang bisa menjamin bahwa Hadits dan Al-Qur’an tidak bercampur aduk satu sama
lainnya sehingga untuk mencegah hal ini maka Rasullulah dengan petunjuk Allah
melarang penulisan apapun dari Rasulullah kecuali Al-Qur’an.

C. Perawatan Al-Qur’an pada masa Nabi

Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam, dan beriman kepadanya


merupakan salah satu rukun Iman. Al-Quran adalah kalam (firman) Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mulai dari surat al-fâtihah sampai
dengan surat an-Nâs.Secara bahasa, kata quran sama dengan qira’at, yang
merupakan bentuk mashdar menurut wazn fu’lan (‫)فعالن‬, seperti kata syukran (
‫)شكران‬. Bentuk kata kerjanya adalah qara’a, yang berarti membaca, menghimpun
dan mengumpulkan.[4] Dengan demikian, kata quran dan qira’at berarti
memadukan sebagian huruf-huruf dan kata-kata dengan sebagian lainnya.

5
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya
Maka ikutilah bacaannya itu.” (QS al-Qiyamah 17).

Sedangkan pengertian pokok yang terkandung dalam istilah al-Quran menurut


pendapat para Ulama Uhul, ulama fiqh, dan pakar bahasa Arab yaitu lafadz yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mulai dari surat al-Fatihah sampai
akhir surat an-Nas. Definisi al-Quran dengan rincian relatif panjang yaitu:

‫د‬vv‫ المتعب‬،‫التواتر‬v‫ول ب‬v‫ المنق‬،‫احف‬v‫وب فى المص‬v‫لم المكت‬v‫ه و س‬v‫الكالم المعجز المنزل على محمد صلى هللا علي‬
‫بتالوته‬

“Kalam yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang ditulis dalam mushaf, yang dinukilkan secara mutawatir, dan membacanya
merupakan ibadah.” Dalam definisi di atas, dapat diketahui empat sifat terhadap
pengertian pokok al-Quran, yaitu:

a. Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW memiliki


unsur i’jaz. Artinya tidak bisa ditandingi oleh siapa pun.
b. Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhamad SAW ditulis dan
dibukukan dalam mushaf.
c. Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW diriwayatkan
secara mutawatir.
d. Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW bila dibaca
memiliki nilai ibadah tersendiri.

Pemeliharaan al-Quran telah dimulai sejak masa Nabi Muhammad hidup,


yakni dengan dihafal dan ditulis di pelepah-pelepah kurma atau batu. Kemudian
Abu Bakar melanjutkan pembukuan al-Quran dengan mengumpulkannya dalam
satu mushaf. Sedangkan pada masa Utsman bin Affan, al-Quran diduplikasi dan
disebarluaskan ke luar kota. Kemudian, al-Quran dibubuhi tanda baca dan tanda
huruf, agar memudahkan dalam membacanya bagi orang-orang nonarab. Seiring

6
perkembangan zaman, al-Quran banyak ditemui di komputer, handphone, dan
gadget. Bisa berupa program atau aplikasi, maupun berupa hasil rekaman (mp3).
Hal ini, dikarenakan al-Quran dijadikan sebagai peranti lunak yang bisa dibuka
melalui perangkat yagn disebutkan di atas.

7
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeliharaan Al-Qur’an Adalah proses pengumpulan, penulisan serta


perawatan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga menjadi sebuah kitab seperti yang kita
baca sekarang. Pengumpulan Al-Qur’an pada masa nabi ada 2, yaitu disimpan
didalam dada/dihapalkan dan ditulis. Al Quran diturunkan kepada Nabi yang
ummiy. Maka Nabi hanya tercurahkan untuk menghafal dan melahirkannya agar ia
dapat dihafal sebagaimana diturunkan kepadanya. Lantas beliau membacakannya
kepada manusia agar mereka dapat hafal dan melahirkannya (membacakannya).
Keistimewaan yang kedua dari Al-Qur'anul Karim ialah pengumpulan dan
penulisannya dalam lembaran.

Rasulullah SAW mempunyai beberapa orang sekretaris wahyu. Setiap turun


ayat Al-Qur'an beliau memerintahkan kepada mereka menulisnya, untuk
memperkuatcatatan dan dokumentasi dalam kehati-hatian beliau terhadap kitab
Allah'Azza Wa Jalla, sehingga penulisan tersebut dapat melahirkan hafalan
danmemperkuat ingatan. Pemeliharaan al-Quran telah dimulai sejak masa Nabi
Muhammad hidup, yakni dengan dihafal dan ditulis di pelepah-pelepah kurma atau
batu.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35394458/Makalah_Pemeliharaan_Al_Quran
https://nurmajdi.blogspot.com/2015/10/pemeliharaan-al-quran-sejak-masa-
nabi_23.html

iii

Anda mungkin juga menyukai