Anda di halaman 1dari 6

STRESS DENGAN KESEHATAN

Suasana hati sangat mempengaruhi kondisi fisik seseorang. 

 Depresi. Stres berkepanjangan akan menimbulkan depresi. Kurang tidur juga biasanya muncul
jika terlalu sering stres dan berujung pada depresi pada sebagian orang.
 Sistem imun. Stres mencegah sistem imun bekerja dengan baik. Akibatnya, Anda pasti akan
mudah terserang berbagai macam penyakit. Baik dalam jangka pendek maupun panjang.
 Sakit kepala dan migrain. Ketika stres, kondisi tubuh akan menegang. Kadar hormon
cortisol pun meningkat demi mengontrol kondisi tersebut. Sakit kepala dan migrain akhirnya
muncul.
 Masalah pencernaan. Produksi hormon stres yang meningkat pun mampu merusak lapisan
lambung dan sistem pencernaan. Selain itu, makan berlebihan juga sering dikaitkan dengan
gejala stres.
 Insomnia. Kurang tidur jelas berbahaya bagi kesehatan. Kurang tidur sendiri sebenarnya
adalah tanda dari stres. Ketika Anda merasa cemas, Anda pasti akan mengalami insomnia atau
susah tidur.
 Diabetes. Penderita diabetes memiliki kesulitan untuk pulih seperti sedia kala. Salah satu
penyebabnya juga termasuk stres yang berkepanjangan.
 Sakit punggung. Stres membuat otot kaku dan memicu postur tubuh yang salah. Akhirnya
Anda yang sering stres pun menderita sakit punggung.
 Penyakit jantung. Stres kronis bahkan bisa membuat jantung berdetak lebih cepat dalam
waktu tertentu. Tekanan darah pun cenderung meningkat pada orang stres. Sehingga stres
mampu memicu penyakit jantung dalam jangka panjang.
 Tekanan darah tinggi. Stres berkepanjangan memicu tekanan darah tinggi dan meningkatkan
risiko stroke dan penyakit kardiovaskular.
 Demam. Jika Anda sering flu, mungkin Anda perlu refreshing, bukan minum obat. Sebab stres
juga bisa membuat Anda sering terkena demam atau penyakit infeksi lainnya.
 Masalah kesuburan. Stres pun mempengaruhi kondisi kesuburan wanita. Misalnya adanya
gejala terlambat datang bulan.
Penyakit Yang Timbul Akibat Stress

Berikut adalah berbagai macam penyakit serta gangguan kesehatan akibat stres mental yang bisa
terjadi yaitu :

1. Penyakit Jantung.

Kita tahu bahwasannya stres akan meningkatkan hormon tubuh yang bernama "adrenaline"
kedalam saluran darah kita. Hormon ini bersama-sama dengan beberapa hormon yang lain akan
menyebabkan beberapa perubahan terjadi di dalam tubuh kita sebagai persiapan untuk
melindungi kita. Di antara perubahan-perubahan itu ialah denyut jantung akan meningkat dan
tekanan darah akan meningkat pula.

2. Kegemukan (Obesitas).

Banyak manusia ketika sedang dalam tekanan yang berat maka tindakan yang dilakukannya, atau
pun mekanisme koping terhadap stres yang dilakukannya adalah banyak makan. Dan yang lebih
membahahayakan lagi adalah bila makan ini adalah banyak mengkonsumsi makanan yang
kurang sehat.
3. Depresi.

Depresi adalah gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan
fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik seperti
halnya rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik
contohnya : anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi
sedikit menurun. Inilah yang dimaksud dengan pengertian depresi. Dan ini juga termasuk dalam
penyakit yang disebabkan stres juga.

4. Tubuh Mudah Terkena Sakit.

Beberapa ilmuwan yang telah melakukan penelitian mengenai hubungan stres dengan


penyakit ini juga bahwasannya stress akut akan bisa menurunkan daya tahan tubuh manusia.
Beberapa studi kasus telah menunjukkan bahwa beberapa hormon stres yang dikeluarkan tubuh
ketika beban berlebihan datang, hal ini akan bisa memengaruhi kemampuan kelenjar thymus
untuk menstimulasi dan mengatur aktivitas leukosit (sel darah putih).

Terganggunya aktifitas sel darah putih ini lah yang akan bisa menurunkan imunitas dan daya
tahan tubuh akan menurun. Kita tahu bahwa salah satu fungsi leukosit ini adalah memerangi
berbagai jenis virus bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Bila terganggu maka otomatis tubuh
akan lebih mudah untuk terserang berbagai jenis penyakit yang berkaitan dengan imunitas tubuh
sendiri.

Demikianlah beberapa penyakit dan gangguan kesehatan yang bisa disebabkan dan ditimbulkan
akibat adanya stressor pada diri seseorang yang tidak tertangani dengan baik. Maka seseorang
juga harus mengetahui bagaimana cara mengantisipasi dan memanajemen stress dengan baik.
Serta juga perlu untuk memahami dan mengerti akan tips dan juga kiat dalam hal cara mengatasi
stres dengan baik pula.
Gangguan psikologis dan kondisi fisik

Kondisi fisik dan psikologis seseorang seringkali saling terkait. Dari sakit fisik bisa muncul
gangguan psikologis. Sebaliknya pula, dari gangguan psikologis bisa muncul sakit fisik. Dalam
mengkaji hubungan di antara keduanya, analisis permasalahan meliputi pencarian/penggalian
dan penjelasan hubungan antara kepribadian dan penyakit fisik yang diikuti dengan pendekatan
penelitian kontemporer.

Apa sebenarnya perbedaan antara gangguan psikologis seperti cemas dan depresi dengan
gangguan fisik seperti penyakit infeksi dan kanker? Secara langsung, gangguan psikologis dapat
dijelaskan dengan mengetahui penyebab psikologis itu sendiri seperti stres, pengalaman trauma,
dan masalah kanak-kanak. Sementara itu, gangguan fisik diakibatkan oleh penyebab fisik. Dari
situ diketahui bahwa gangguan psikologis seharusnya disembuhkan dengan sarana psikologi
seperti psikoterapi dan terapi perilaku, sedangan gangguan fisik disembuhkan secara medis.

Gangguan psikologis berkisar dari penyakit mental yang serius sampai kasus yang depresi yang
relatif ringan yang biasanya disebabkan ketidakseimbang biokimia, sering dianggap sebagai
keturunan. Hal ini terutama didukung oleh penelitian DNA. Di sisi lain, jenis kepribadian
tertentu ada yang mudah terkena penyakit jantung dan stres, yang merupakan faktor utama dalam
penyebab banyak penyakit fisik. Pengobatan holistik dan terapi sejenisnya untuk penyakit fisik
seringnya mempunyai komponen psikologi yang besar seperti program manajemen stres,
relaksasi, hingga pelatihan pernafasan.

Sejarah penelitian stres

Sumbangan pertama dalam penelitian tentang stres diberikan oleh Cannon pada tahun 1932
mengenai respon fight-or-flight, yang menyatakan bahwa organisme merasakan adanya suatu
ancaman, maka secara cepat tubuh akan terangsang dan termotivasi melalui sistem saraf
sistematik dan endokrin. Melalui respon fisiologis ini, organisme didorong untuk menyerang
ancaman tadi atau melarikan diri.
Mengatasi stres (stress coping)

Menurut Lazzarus dan Folkman, coping stres merupakan suatu proses di mana individu mencoba
untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari
individu maupun tuntutan yang berasanl dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang
mereka gunakan dalam menghadapi situasi penuh tekanan. Secara umum, stres dapat diatasi
dengan melakukan transaksi dengan lingkungan di mana hubungan transaksi ini merupakan
suatu proses yang dinamis.

Secara umum, coping stres mempunyai dua macam fungsi, yaitu:

1. Emotion-focused coping

Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalui perilaku
individu, seperti penggunaan obat penenang, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak
menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi
yang stresful, individu akan cenderung untuk mengatur emosinya.

2. Problem-focused coping

Untuk mengurangi stresor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau
keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini
bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi. Metode atau fungsi masalah ini lebih sering
digunakan oleh orang dewasa.

Ada delapan strategi  coping yang berbeda yang secara umum dikenal dalam psikologi,

yaitu: 1. konfrontasi, 2. mencari dukungan sosial, 3. merencanakan pemecahan masalah


dikaitkan dengan problem-focused coping, 4. kontrol diri, 5. membuat jarak, 6. penilaian kembali
secara positif, 7. menerima tanggung jawab, dan 8. lari atau penghindaran. Tidak ada satu
metode pun yang dapat digunakan untuk semua situasi stres. Tidak ada strategicoping yang
paling berhasil. Strategi coping yang paling efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis stres
dan situasi. Keberhasilan coping lebih tergantung pada penggabungan strategi coping yang
sesuai dengan ciri masing-masing kejadian yang penuh stres, daripada mencoba menemukan satu
strategi coping yang paling berhasil.

Perbedaan individu dalam menyesuaikan diri terhadap berbagai macam stres di antaranya
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki (misal inteligensi, kreativitas, kecerdasan
emosional), pengaruh lingkungan, pendidikan, pengembangan diri, dan usia. Ada pula beberapa
penyesuaian yang dapat bersifat mengurangi gejala stres. Penyesuaian yang tidak disadari yaitu
dengan menggunakan defense mechanisms (mekanisme pertahanan diri), sedangkan penyesuaian
yang disadari di antaranya membicarakan masalah yang dihadapi dengan orang lain, melakukan
pekerjaan lain yang mengurangi simptom stres, atau sekadar tertawa.

Anda mungkin juga menyukai