Narkoba (Narkotika dan obat-obatan terlarang) : Zat atau obat yang bisa menyebabkan ketidaksadaran
atau pembiusan, karena zat-zat tersebut bekerja dengan mempengaruhi saraf pusat manusia serta
menyebabkan kecanduan.
Jenis-jenis Narkoba
Narkotika Golongan 1 : Ganja, opium, dan tanaman koka. Sangat berbahaya jika
dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.
Narkotika Golongan 2: Bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai dengan resep
dokter. Ada 85 jenis, beberapa diantaranya seperti Morfin, Alfaprodina, Ekgonina,
Metobromida, dan Morfina dan lain-lain. Golongan ini berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan.
Narkotika Golongan 3 : Memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan dan banyak
dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi. Etilmorfina, kodeina, polkodina, dan propiram
didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan
dan juga penelitian. Contoh : Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.
Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi
dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contoh: Morfin, Heroin, Kodein, dll
Ganja dan Koka, bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang
masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat.
Pemeriksaan
Dilakukan oleh dokter. Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami
dan adakah efek samping yang muncul. Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan
gangguan perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru melakukan
rehabilitasi.
Detoksifikasi
Di sini pengguna harus 100% berhenti menggunakan obat-obatan berbahaya tersebut. Reaksi
yang akan dirasakan cukup menyiksa mulai dari rasa mual hingga badan terasa sakit.
Selama proses ini, dokter akan meringankan efek yang tidak mengenakkan tersebut dengan
memberikan obat. Di samping itu, pecandu juga harus memperbanyak minum air agar tidak
terkena dehidrasi serta makan makanan bergizi.
Stabilisasi
Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan memberikan resep
dokter. Tidak hanya itu, pemikiran tentang rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan
mental tetap terjaga dan tidak kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang.
Pengelolaan Aktivitas
Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman agar mengawasi
aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh dari orang sekitar, keberhasilan dalam
mengatasi kecanduan obat terlarang tidak akan lancar.
Bahaya narkoba
Kecanduan : pengguna narkoba akan tergantung dan selalu ingin memakai narkoba tersebut.
Penghentian penggunaan akan menyebabkan kondisi tidak stabil pada pengguna, kerusakan
saraf, bahkan menyebabkan kematian.
Perubahan sel saraf dalam otak // Konsumsi narkoba secara berulang dalam jangka
panjang akan memicu perubahan pada sel saraf dalam otak, yang kemudian mengganggu
komunikasi antar sel saraf.
Dehidrasi // Bahaya narkoba jenis ekstasi, efeknya dapat menyebabkan dehidrasi, serta
ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini kemudian yang menyebabkan kejang-kejang, serangan
panik, halusinasi, sakit pada dada dan perilaku agresif. Jika digunakan dalam jangka panjang
dapat merusak otak.
Kejang hingga kematian // penyalahgunaan metamfetamin atau lebih dikenal sebagai sabu-
sabu, opium, dan kokain, dapat menyebabkan berbagai efek buruk, termasuk perilaku
psikotik, kejang-kejang, dan bahkan kematian akibat overdosis.
*Tambahan, Narkoba membuat sel neuron dan sel otak rusak karena senyawa kimia yang ada.
Seperti Methamphetamin menyebabkan kulit mengkerut, gigi keropos, dan rambut rontok.
Efek narkoba akan menghambat gerak otot lambung dan mengurangi nafsu makan, mengakibatkan
susah mencerna, mutah-mutah, dan tubuh pengguna narkoba akan menjadi kurus.
Narkoba akan menyebabkan relaksasi otot yang bertanggung jawab pada pernafasan sehingga akan
susah bernafas.