Ada tiga jenis sistem pembangkit tenaga untuk mengubah panas menjadi
kerja, yaitu:
a) Steam Power Plant
b) Combustion Gas Turbin
c) Internal Combustion Engine
(Otto engine dan diesel engine)
Skema dasar perubahan panas dari sumber panas (Tmax) dan pembuangan panas atau
sumber dingin (Tmin) menjadi kerja atau energi mekanis dapat digambarkan sebagai
berikut:
Sumber panas
(Heat source)
Tmax
Qin
Tidak semua energi panas dapat
diubah menjadi energi mekanis.
Wnetto
Tmax − Tmin
Efisiensi thermal maksimum: η th(maks) = (2.2)
Tmax
6
2.1 PEMBANGKIT TENAGA UAP (STEAM POWER PLANT)
Qin
2 Boiler 3
(P tetap) T
(P tetap) 1 --------
4
1 Condenser 4
S
Qout
Penjelasan:
Proses 1 – 2: kompresi isentropik di dalam pompa
2 – 3: pemanasan fluida cair dalam boiler (P tetap)
3 – 4: ekspansi isentropik di dalam turbin
4 – 1: kondensasi di dalam kondensor (P tetap)
7
b) Fluida cair (kondisi 2) dimasukkan ke dalam boiler, dalam boiler fluida
tersebut dipanaskan dan diubah menjadi uap lewat panas (kondisi 3).
Pemanasan di dalam boiler berlangsung pada tekanan tetap.
c) Uap lewat panas (kondisi 3) selanjutnya dimasukkan ke turbin, proses
ekspansi berlangsung secara isentropik dan menghasilkan kerja (Wturbin).
d) Fluida keluar dari turbin dalam kondisi campuran (cair dan uap)an selanjutnya
dikondensasikan dalam kondensor yang berlangsung pada tekanan (P) tetap.
Perbedaan dasar antara siklus Rankine dan siklus Carnot (lihat Gambar 2.3):
1. Pada siklus Rankine pemanasan dilakukan pada tekanan (P) tetap, sedang pada
siklus Carnot pemanasan dilakukan pada suhu (T) tetap.
2. Siklus Carnot dimungkinkan dengan operasi 1‘2‘3‘4‘ dengan
kesulitan praktis ekspansi uap yang sangat basah.
3. Pada siklus Rankine penambahan kalor terjadi pada suhu rendah, sehingga efisiens
siklus Rankine akan lebih rendah dari siklus Carnot.
T
3 1-2-3-4: siklus Rankine ideal
2’ 3’ 1‘-2‘-3‘-4‘: siklus Carnot
2
1 1’ 4’ 4
S
Gambar 2.3. Perbedaan Siklus Rankine dan siklus Carnot
Dalam sistem pembangkit tenaga uap digunakan air (pilihan terbaik) sebagai fluida
kerja yang beroperasi dengan siklus Rankine (ideal), hal tersebut disebabkan oleh
karena:
8
a) memiliki suhu kritis tinggi (705oF) dengan batas tekanan yang wajar
b) Panas penguapan tinggi (900 Btu/lbm)
d) Terjamin beroperasi dengan ongkos yang wajar dan tidak beracun
f) Persoalan korosi dapat ditanggulangi dengan rancangan yang baik.
Analisa siklus Rankine ideal, dalam hal ini diambil asumsi-asumsi di dalam sistem:
1. Tidak ada rugi-rugi panas (Q) ke lingkungan maupun rugi-rugi tekanan (∆P)
2. Pola aliran tiap komponen steady flow
3. Nilai ∆Ep dan ∆Ek relatif kecil terhadap besaran-besaran lain (diabaikan),
sehingga Hukum Termodinamika Pertama untuk proses alir dinyatakan dalam
persamaan: ∆H = Q – WS
4. Pompa dan turbin bekerja secara isentropis.
9
Contoh 1
Uap air pada 2000 kPa dan 400oC dimasukkan dalam turbin pada sebuah steam power
plant yang bekerja menurut siklus Rankine. Di dalam turbin uap tersebut diekspansikan
sampai 50 kPa. Tentukan kualitas uap keluar turbin dan efisiensi thermal siklus tersebut.
Penyelesaian:
Super heated steam
T Keadaan (3): P3 = 2000 kPa
------------------------------------ 3 T3 = 400oC
Dari tabel uap, diperoleh:
2 H3 = 3247,6 kJ/kg
1 4--- S3 = 7,1271 kJ/kg/K
S 4 = x f .S f , 4 + x g .S g , 4 = (1 − x g ) S f , 4 + x g .S g , 4
S4 − S f ,4 7,1271 − 1,0910
xg = = = 0,928
Sg ,4 − S f ,4 7,5939 − 1,0910
H 4 = x f .H f , 4 + xg .H g , 4 = (1 − xg ) H f , 4 + xg .H g , 4
H 4 = H 4 = H f , 4 + xg ( H g , 4 − H f , 4 )
10
H 4 = 340,4 + 0,928(2645,9 − 340,4) = 2479,9kJ / kg.
WT,out = H3 – H4 = 3247,6 – 2479,9 = 767,7 kJ/kg.
1. Gesekan
Adanya gesekan menyebabkan penurunan tekanan pada boiler, kondensor, dan pipin
system. Steam meninggalkan boiler pada tekanan sedikit lebih rendah karena adanya
(∆P) pada sambungan. Demikian juga pada condenser walaupun nilai ∆P relatif
lebih kecil dibanding pada reboiler. Untuk mengatasi rugi-rugi tekanan, air dipompa
pada tekanan yang lebih besar dari kondisi ideal, tetapi memerlukan kerja pompa yan
lebih besar. Hal ini berdampak Wnetto rendah dan efisiensi turun.
11
Irreversibilitas pada pompa dan turbin:
Untuk memperjelas adanya penyimpangan pada siklus Rankine ideal, yang terjadi pad
proses penekanan dalam pompa maupun proses ekspansi dalam turbin berlangsung tida
secara adiabatis-reversible atau irreversible. Dalam hal ini siklus yang terjadi tida
mengikuti siklus Rankine ideal melainkan siklus Rankine actual, sesuai dengan baga
yang dinyatakan dalam TS-diagram berikut.
----------------- 3 Keterangan:
Akibat terjadinya (efek) ireversibilitas yang terjadi pada pompa akan mengakibatkan
kerja yang diperlukan pompa (-Wp) bertambah besar (naik). Demikian pula adanya
ireversibilitas yang terjadi pada turbin akan mengakibatkan kerja yang dihasilkan
menjadi lebih kecil (turun). Berdasar hal tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya
ireversibilitas yang terjadi pada pompa dan turbin dapat mengakibatkan efisiensi
pompa dan turbin (kurang dari 100%), seperti dinyaakan dalam persamaan berikut.
12
Contoh 2
Suatu steam power plant yang bekerja menurut siklus Rankine dengan kondisi
sesuai dengan contoh soal no. (1), jika diketahui efisiensi pompa (ηP ) sebesar 0,75
dan efisiensi turbin (ηT) sebesar 0,8 berapa effisiency actual power plant tersebut.
Penyelesaian:
Sesuai dengan perhitungan pada soal no.1 diperoleh hasil sebagai berikut:
(a) efisiensi thermal (ηth) sebesar 26,4%, berarti hanya 0,264 bagian panas yang
diubah menjadi kerja,
(b) kerja yang diperlukan untuk menggerakkan pompa (-WP) sebesar 2 kJ/kg dan
kerja yang dihasilkan turbin (WT) sebesar 767,7 kJ/kg. Dalam hal ini nilai
kerja yang diperlukan sangat kecil dibanding dengan nilai kerja yang dihasilkan
oleh turbin sehingga dapat diabaikan dan efisiensi thermal dapat dinyatakan
dalam persamaan:
H 3 − H 4 WT ,out
η th = =
H3 − H2 Qin
Penentuan kerja yang diperlukan pompa sebenarnya (-WP,actual):
( −WP ,isentropik ) 2
( −WP ,actual ) = = = 2,67 kJ / kg
η P ,actual 0,75
Telah diketahui: H1 = Hf,4= 340,4 kJ/kg dan nilai H3 = 3247,6 kJ/kg
–WP,actual = H2,a – H1 --------> H2,a = –WP,act+ H1
H2,a = 2,67 + 340,4 = 343,16 kJ/kg
Qin,actual = H3 – H2,a
Qin,actual = 3247,6 – 343,16 = 2907,44 kJ/kg
13
Efisiensi actual dapat ditentukan berdasar persamaan:
Wnetto,actual WT ,actual − (−WP ,actual )
η act = =
Qin ,actual Qin ,actual
614,16 − 2,67
η act = = 21%
2907,44
T Qin
3
Tav,high
2 WT,out
Qout
S
14
a. Kemungkinan udara masuk ke dalam kondensor (untuk steam power plant
dengan kondisi operasi Pkond < Patm)
Kualitas uap keluar turbin turun atau kadar air (moisture content ) naik/ tinggi,
yang dapat mengakibatkan efisiensi turbin turun.
Hal tersebut tidak diinginkan sampai batas tertentu (95% kualitas uapnya).
P3
T 3
2 P4
2‘ 1 4 P4‘< P4 Tambahan Wnetto: luasan kurva
1‘ 4‘ 1‘-2‘-2-1-4-4‘
S
T
3’
3-
2
2
Tambahan Wnetto: luasan kurva
4 4‘
3 - 3‘- 4‘- 4
S
15
2) Qin naik dan ada tambahan kerja netto
3) efisiensi (ηth) naik, sepanjang tambahan Qin tidak melebihi batas tertentu.
4) Nilai suhu maksimum (Tmax) dibatasi oleh kemampuan material turbin.
S
Suhu fluida masuk turbin dijaga tetap, kenaikkan tekanan boiler mengakibatkan:
a) Kualitas uap keluar turbin menurun dan Qout berkurang
b) Qin dan Wnetto berubah (bertambah atau berkurang)
c) ηth naik, sepanjang tambahan Qin tidak melebihi batas
Pada umumnya kualitas uap keluar turbin (kadar air naik) dapat diatasi dengan
melakukan reheating (dengan reheater).
16