Anda di halaman 1dari 11

BAB 

I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja
pertanyaan ini kami munculkan karena teman-teman mungkin sudah
mengerti dengan pertanyaan yang kami ajukan tersebut di atas. Karena
kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan
demokrasi itu merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita
sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri.
Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan
kita dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat
dipastikan di level ini hanya proses pembuatan kebijakan sementara kalau
kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa
negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level
desa. Bagaimana seperti ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-
desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian
adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal
yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan
persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa
Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa.
Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi
tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.
(Prijono Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari
gambaran di atas, kami rasa hal ini pula yang menginspirasi demokrasi
pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki
kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara
lebih dalam lagi.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan
negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur
Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi

1 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa negara ini seperti
mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak
para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu
demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua
kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita
ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H.
beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham
demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan
pembukaan UUD 1945. lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs.
Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa,
yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang
mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.

B. TUJUAN
Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain:
1. Pengertian Demokrasi
2.  Ciri-ciri Demokrasi Pancasila
3. Prinsip-prinsip pokok Demokrasi Pancasila
4. Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila
5. Fungsi Demokrasi Panca
6.  Fungsi Demokrasi Pancasila
7. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
8. Aspek Demokrasi Pancasila
9. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun

BAB II
PEMBAHASAN

2 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


A. Pengertian  Demokrasi Pancasila
1. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.
Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber
pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam
pembukaan UUD 1945.
2. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil
dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Ensiklopedi Indonesia
Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi
bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam
penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin
menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
B. Ciri Demokrasi Pancasila
1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara
untuk menyelesaikan masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara
terbanyak
C.    Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia
2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah

3 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman)
merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain
contoh Presiden, BPK,DPR atau lainnya
4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi
untuk menyalurkan aspirasirakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral
kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun
orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasionalPemerintahan
berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan
tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar)
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas.
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

D.    Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila


Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi
pokok yang menjadi landasan, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.
Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum.
Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara
harus tercermin di dalamnya.
2. Indonesia menganut sistem konstitsional.
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum
dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak

4 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau
dibatasi oleh ketentuan konstitusi.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang
kekuasaan negara yang tertinggi.
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945
pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada
di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan
demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang
kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok,
yaitu:
a. Menetapkan UUD;
b. Menetapkan GBHN; dan
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
Wewenang MPR, yaitu:
a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan
oleh lembaga negara lain, seperti penetapan GBHN yang
pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris
mengenai pelaksanaan GBHN
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat
Presiden dan Wakil Presiden
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam
masa jabatannya apabila presiden/mandataris sungguh-
sungguh melanggar haluan negara dan UUD;
e. Mengubah undang-undang.
4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di
bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)Di bawah MPR,
presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi.
Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan

5 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris
MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR
mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang
dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam
pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk
mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat
persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget. Hak DPR di bidang
pengawasan meliputi:
a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau
keterangan kepada pemerintah
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada
pemerintah.
f. Menteri Negara adalah pembantu presiden,
Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri negara.
Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi
kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti
sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.
Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden,
tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini
menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di
bawah koordinasi presiden.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

6 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR,
tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia
harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan
DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua
anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar
dengan presiden.

E. Fungsi Demokrasi Pancasila


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara,
contohnya:
a. Ikut mensukseskan Pemilu
b. Ikut mensukseskan pembangunan
c. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang
mempergunakan sistem konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang
antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,
contohnya:
a. Presiden adalah mandataris MPR,
b. Presiden bertanggung jawab kepada MPR.
F.     Demokrasi Deliberatif
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila,
dirumuskan bahwa “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan”. Dengan demikian berarti demokrasi
Pancasila merupakan demokrasi deliberatif.
Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama:

7 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


1. Prinsip Deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu
melakukan pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang
terkait.
2. Prinsip Reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan
bersama hendaknya ada kesediaan untuk memahami pihak lain, dan
argumentasi yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional.
3. Prinsip Kebebasan dan Kesetaraan Kedudukan, artinya semua pihak
yang terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan
dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara
terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai


kepentingan yang timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Jadi
setiap kebijakan publik hendaknya lahir dari musyawarah bukan dipaksakan.
Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya konflik
kepentingan. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh
dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial
dan stabilitas nasional.

G. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

1. Bidang Ekonomi

Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam


pembangunan ekonomi.Pemerintah memberikan peluang bagi
terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan menjamin tegaknya
prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan
alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat
memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan negara.
[7]
 dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program ekonomi
banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun

8 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan
terakhir dalam Repelita kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan
merusaknya sarana produksi. Hal ini ditujukan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945
dan sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui
wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.

2. Bidang Kebudayaan Nasional

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak


pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia dapat
tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik.
Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah
menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga
identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.

H.    Aspek Demokrasi Pancasila


Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat
dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.

1. Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)


Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-
sila lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak
hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi ekonomi
dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan penyelesaiannya
dalam pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34).
2.  Aspek Formal
Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-
wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan
dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat

9 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan
bersama.
3. Aspek Normatif
Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang
membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan.
4. Aspek Optatif
Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.
5. Aspek Organisasi
Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi
pancasila di mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang
hendak dicapai.
6. Aspek Kejiwaan
Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant
para pemimpin pemerintah.

I. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun


1. Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya
berlaku demokrasi Pancasila, namun dalam penerapan berlaku
demokrasi Liberal.
2. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi
liberal.
3. Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan
multi-Partai
4. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku
demokrasi Pancasila namun yang diterapkan demokrasi terpimpin (
cenderung otoriter)
5. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila
(cenderung otoriter)
6. Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila
( cenderung ada perubahan menuju demokratisasi).

10 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah
berjalan dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara
Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila.
Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek
Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif,
Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari
dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di
dalamnya.  Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah
yang sebenarnya.

B. Saran
1. Pemerintah sebagai otoritas yang memimpin suatu negara hendaknya
menyadari hakekat dan makna dari pancasila itu sendiri dan harus
berupaya diwujudkan dalam mengayomi dan menyejahterakan rakyat
secara bersama dan adil, sehingga akan timbul model negara yang
sesuai harapan dari nilai-nilai kepancasilaan itu sendiri.
2. Masyarakat juga harus menyadari arti penting pancasila sehingga bisa
dijadikan pedoman hidup berbangsa dan bernegara, sehingga menjadi
masyarakat pro aktif menyumbangkan ide serta berjuang untuk
Indonesia yang lebih baik.
3. Mahasiswa sebagai akademisi hendaknya mampu menciptakan dan
mengawal proses berbangsa dan bernegara berdasarkan cita-cita dari
pancasila itu sendiri, sehingga tercipta bangsa yang beradab dan
memiliki potensi masa depan yang cerah dan tidak mudah
terprovokasi untuk merusak tatanan pancasila itu sendiri.

11 | Pendidikan Pancasila “Demokrasi Pancasila”

Anda mungkin juga menyukai