DISUSUN OLEH :
1. YUDA .A
2. RIDWAN ARIFIN
3. PAHRUDIN
4. NUR WAHYU SEPTIANA
5. RIZKY .A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “KEDATANGAN
JEPANG DI INDONESIA” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai kedatangan jepang di indonesia.Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Tangerang, 18 April
2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Awal Masuk Jepang ke Indonesia......................................................................3
B. Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang......................3
C. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Pendudukan Jepang..................4
D. Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh..............................................................7
E. Pemberontakan Peta di Blitar.............................................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................................................20
A.KESIMPULAN......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jepang merupakan negara yang memiliki banyak perkembangan dalam berbagai aspek seperti
Teknologi, Informasi, Pendidikan, Ekonomi, Industri dan berbagai hal lainnya. nama resmi
Jepang ialah Nipponkoku/Nihonkoku adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya
di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik
Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah
paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah
selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Pembahasan mengenai Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan Dominasi Jepang
terhadap Indonesia merupakan hal yang sekiranya hanya segelintir orang yang telah
membahsnya. Pembahasan ini lebih menekankan pada pembahasan sejarah masa lalu Indonesia
dalam mengahadapi kaum kolonialisme Jepang serta membahas mengenai banyaknya pengaruh
Jepang pada Indonesia pada masa sekarang ini baik disadari maupun tidak disadari.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana proses masuknya Jepang ke Indonesia dan Bagaimana bentuk-bentuk
kekejaman bangsa Jepang?
b. Apa saja Organisasi yang berdiri pada zaman Jepang?
c. Bagaimana pemerintahan yang dijalankan Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia
serta dampak pendudukan Jepang?
d. Bagaimana akhirnya Jepang mundur dari Indonesia?
e. Apa saja yang mendominasi Indonesia dari Jepang?
C. TUJUAN
a. Pembahasan Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan dominasi Jepang terhadap
indonesia mambantu para mahasiswa calon pendidik dan yang telah menjadi pendidik (guru)
agar semakin memahami sejarah indonesia baik masa lampau maupun masa kini
b. Memberikan rasa nasionalisme terhadap para pembaca mengingat perjuangan bangsa ini
untuk merdeka
c. Pembahasan ini dapat dijadikan acuan untuk semakin membangun negara ini kearah yang
lebih baik
BAB II
2
PEMBAHASAN
1. Gerakan 3A
Sejak kedatangannya ke Indonesia, Jepang terus berusaha menarik simpati rakyat Indonesia.
Gerakan 3 A yang berisi Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon pemimipin
Asia merupakan salah satu propaganda yang dilakukan Jepang dalam menarik hati rakyat
Indonesia. Gerakan 3 A ini berada dibawah pimpinan Mr. Syamsudin. Selain itu, ditambah pula
organisasi Pemuda Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto. Namun pada
perkembangannya Gerakan 3 A gagal dalam mendapatkan simpati rakyat Indonesia hingga
akhirnya organisasi ini dibubarkan.
2. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
4
Kedatangan Jepang ke Indonesia membawa banyak perubahan pada rakyat Indonesia, Jepang
banyak memberikan peraturan dan kebijakan agar memperkuat posisi Jepang di Indonesia.
Jepang melarang berbagai pertemuan yang dilakukan rakyat Indonesia yang bersifat politik dan
bahkan pemerintah Jepang membubarkan organisasi pergerakan Indonesia yang sudah ada sejak
masa kolonial Belanda. Terkecuali Majelis Islam A’ la Indonesia (MIAI), karena kegiatannya
bersifat keagamaan, tidak mengadakan kegiatan politik dan strategi pergerakan yang bersifat
terbuka maka organisasi yang dibentuk pada September 1937 ini tidak dibubarkan oleh
pemerintah Jepang. Jepang memberikan kontribusi untuk mengembangkan kehidupan bragama
di Indonesia seperti Kantor Urusan Agama yang dipimpin oleh orang Indonesia yaitu KH
Hasyim Ashari. Pada perkembangan selanjutnya beberapa pesantren dikunjungi para pembesar
Jepang. Umat islam diizinkan membentuk Hizbullah yang memberikan pelatihan kemiliteran
bagi para pemuda islam. Semakin pesatnya perkembangan organisasi ini membuat kekhawatiran
serta mengancam eksistensi pendudukan Jepang, MIAI akhirnya dicurigai pihak Jepang. Pada
1943, MIAI dibubarkan dan sebagai penggantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi).
3. Masyumi
Majelis Syuro Muslimin Indonesia berdiri pada 1943 sebagai pengganti MIAI. Masyumi diketuai
oleh KH Mas Mansur dan didampingi KH Hasyim Ashari. Organisasi ini dimanfaatkan oleh
tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi islam
lainnya, seperti Muhamadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam dan Sarekat Islam. Tidak jauh
berbeda dengan organisasi pergerakan islam gabungan dalam MIAI, Masyumi memiliki visi
bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk jihad Fisabilillah (berjuang di jalan Allah) dalam
berbagai bidang, termasuk dalam bidang politik. Para kaum muda muslim, khususnya para santri
dipersiapkan untuk berjuang secara fisik maupun politis.
4. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Dalam rangka membangkitkan semangat dan perasaan anti bangsa kulit putih, Jepang
mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh 4
serangkai yang memiliki tugas untuk memimpin rakyat Indonesia supaya mau menghapuskan
pengaruh barat. Adapun tujuannya memudatkan seluruh kekuatan rakyat dalam rangka
membantu udaha Jepang memenangkan perang Asia Pasifik. Empat serangkai dianggap oleh
Jepang sebagai lambing dari pergerakan nasional Indonesia. Sebaliknya, para pemimipin
nasional memanfaatkan Putera untuk mempersiapkan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan.
Pemerintah pendudukan Jepang, tidak menyadari bahwa Putera menjadi sebuah wadah
pemupukan rasa nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
5. Cuo Sangi In
Cuo Sangi In atau Badan Pertimbangan Pusat dibentuk oelh pemerintah pendudukan Jepang.
Pada awlnya badan ini dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politik di Indonesia. Akan tetapi,
justru oelh para pemimpin pergerakan nesional dimanfaatkan untuk mengimbangi politik Jepang.
Badan pertimbangan Pusat mempunyai tugasa mengajukan usul dan menjawab pertanyaan
pemerintah Jepang. Badan ini kemudian dijadikan sarana strategis bagi para tokoh pergerakan
5
Indonesia. Bangsa Indonesia diberi kesempatan menduduki jabatan kepala depatemen dan
residen yang sulit didapatkan pada masa pemerintah colonial Belanda.
6. Jawa Hokokai
Melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh panglima tertinggi tentara Jepang pada 1944, di jawa
berdiri organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Organisasi ini lahir dengan
dorongan pada situsi Perang Asia Timur Raya yang semakin gencar. Jawa Hokokai
diorientasikan untuk memupuk semangat kebaktian, yaitu kesediaan untuk mengorbankan diri,
mempertebal persaudaraan dan melaksanakan tugas untuk kepentingan pemerintah pendudukan
Jepang. Pimpinan Jawa Hokokai ditangani langsung oleh pimpinan militer Jepang dan
anggotanya diseleksi secara ketat. Jaringan organisasi ini dari pusat sampai daerah memiliki
bidang-bidang kegiatan, seperti guru, kewanitaan, perusahaan, dan kesenian. Jawa hokokai
bertugas mengerahkan rajyat secara paksa untuk mengumpukan padi, permata, besi tua, serta
menanam jarak. Hasilnya harus diserahkan ke pemerintah pendudukan Jepanguntuk membiayai
Perang Asia Timur Raya.
8
banyak dirampas oleh Jepang. Akan tetapi hal ini tidak berpengaruh karena ternyata santri-santri
di Sukamanah pun bangkit untuk mengadakan perlawanan.
Untuk memperkuat persenjataan, para santri mempergiat latihan-latihan bela diri. Pemerintah
Jepang mengetahui kegiatan ini dari laporan mata-matanya, dan bermaksud mengadakan
penyerangan. Pesantren Sukamanah pun bersiap-siap apabila Jepang tiba-tiba menyerang.
Pemimpin-pemimpin dari kelompok Pesantren Sukamanah terdiri dari: Domon, Abdulhakim,
Najamuddin, dan Ajengan Subki. Seluruh kelompok ini dikepalai oleh K.H.Z. Mustofa dan
dibantu oleh tangan kanannya Najamuddin. Senjata K.H.Z. Mustofa ialah sebuah tongkat dari
Kalimantan yang bernama “Ki Ulin”. Dalam pemberontakan ini, K.H.Z. Mustofa tidak meminta
bantuan kepada pesantren lain, karena apabila pemberontakan ini mengalami kegagalan, Jepang
tidak akan menghancurkan pesantren lainnya.
Wilayah perang dibagi dua yaitu bagian Utara dan bagian Selatan, sedangkan pasukan induk
berada di Kampung Cihaur, kira-kira 100 meter dari kompleks Pesantren Sukamanah. Dalam
meredam pemberontakan ini, pada hari Kamis tanggal 24 Februari 1944 (satu hari sebelum
terjadi peristiwa), Jepang mengirim utusan, ialah goto-sidokan dari kepolisian Tasikmalaya
dengan dengan beberapa keiboho Indonesia ke Sukamanah untuk mengadakan perundingan
dengan K.H.Z. Mustofa. Goto-sidokan dengan rombongannya terus dilucuti senjata dan
pelurunya, selanjutnya ditahan. Hanya Goto-sidokan sendiri yang disuruh kembali ke
Tasikmalaya untuk menyampaikan “pesan” dari K.H.Z. Mustofa kepada pemerintah Jepang,
supaya pada hari Jumat tanggal 1 Maulud, Pulau Jawa dimerdekakan. Jika tidak, maka akan
terjadi pemberontakan.
Keesokan harinya datang rombongan Jepang kepada K.H.Z. Mustofa di Sukamanah untuk
mengadakan perundingan, ia adalah kempeitaico Tasikmalaya (Kobayashi), kempeitaico Garut,
seorang guru bahasa dan beberapa orang serdadu Jepang. Sikap 4 orang kempeitaico, yang
memanggil dirasakan menyinggung perasaan ajengan Najmuddin dengan kawana-kawan
sehingga dengan keadaan terpaksa para santri Sukamanah melakukan kekerasan juga, meskipun
kepada bangsanya sendiri. Karena sudah terkepung oleh para santri, akhirnya Jepang
menyerahkan senjatanya, dan mereka ditahan sehari semalam. Keesokan harinya barulah
petugas-petugas pemerintah Jepang itu dizinkan pulang.
2.Pemberontakan kedua
Tanggal 25 Februari 1944 hari Jumat yang bertepatan dengann tanggal 1 Maulud 1363 tahun
Alif merupakan hari bersejarah bagi Pesantren Sukamanah khususnya dan Jawa Barat pada
umumnya. Pada waktu K.H.Z. Mustofa mengucapkan khotbah terakhir, terdengar suara
kendaraan menuju kompleks pesantren. Tetapi K.H.Z. Mustofa menghimbau kepada para
santrinya untuk tetap tenang di tempat. Setelah selesai sholat Jumat, K.H.Z. Mustofa keluar dari
mesjid diikuti oleh para pengikutnya dan Najamuddin. Salah satu keempat opsir Jepang itu
melambaikan tangan sebagai perintah agar K.H.Z. Mustofa datang kepadanya. Dengan
menggunakan tongkatnya, K.H.Z. Mustofa berjalan dengan tenang menuju keempat opsir itu.
Opsir-opsir Jepang itu datang bemaksud untuk menyampaikan bahwa Sukamanah telah berbuat
9
jahat menentang Jepang, tidak mau bekerjasama dengan Jepang dan pimpinan Sukamanah tidak
mau menurut perintah negara untuk menghadap ke Tasikmalaya.
Pememrintah Jepang akan mengampuni mereka apabila mereka mau bekerjasama dengan Dai
Nippon. Setelah opsir Jepang itu menyampaikan ultimatumnya, maka Panglima pasukan
Sukamanah Najamuddin atas nama K.H.Z. Mustofa menyambut dengan tegas dan singkat, antara
lain jawabannya adalah: “Baik besok kita berangkat ke Tasikmalaya untuk menghadap dan
menyerahkan senjata-senjata api yang telah kami rampas, akan tetapi kepala tuan Nippon yang
empat orang ini tinggal di Sukamanah sebagai gantinya”. Jawaban Najamuddin ini mengartikan
bahwa pihak Sukamanah tetap akan mengadakan perlawanan. Karena emosi yang tak
tertahankan lagi, pasukan Sukamanah mulai menyerang dan terjadi pergulatan dan berakhir
dengan matinya tiga opsir Jepang, yang seorang lagi dapat melarikan diri. Setelah kejadian itu,
keadaan mulai tenang kembali. Sementara itu K.H.Z. Mustofa mulai mengatur siasat untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan pembalasan Jepang. Induk pasukan Sukamanah yang
berkekuatan 2000 orang di tempatkan di sebalah Selatan Kampung Cihaur. Disini letaknya
“Komando Post” yang dipimpin oleh tangan kanannya Najamuddin bersama stafnya. Komando
K.H.Z. Mustofa terhadap santri-santrinya berpesan “Jangan berperang dengan bangsa sendiri,
sebab pandangan dan cita-cita kita bukanlah untuk bermusuhan dengan bangsa sendiri,
melainkan perjuangan ini semata-mata untuk menentang dan menyingkirkan penjajah. Dan
dalam perjuangan ini diharapkan supaya santri-santri dan alim ulama ada dalam barusan anti
penjajah.” Setelah kejadian itu, sorenya kira-kira pukul 16.00 datang beberapa buah truk
mendekati garis pertahanan Sukamanah. Suara takbir mulai terdengar, pasukan Sukamanah
terkejut melihat yang dihadapinya adalah bangsanya sendiri. Beberapa orang dari garis depan
segera melaporkan hal tersebut kepada K.H.Z. Mustofa. Mereka menyadari bahwa Jepang telah
mempergunakan taktik mengadu-dombakan pihak Sukamanah dengan bangsa sendiri. Ternyata
K.H.Z. Mustofa memerintahkan agar santri-santri dan pengikutnya menghindarkan adanya
perlawanan. Tetapi sewaktu kurir yang membawa perintah itu sedang dalam perjalanan menuju
garis depan, pihak Jepang sudah mulai melepaskan tembakan dan menghujani pasukan
Sukamanah. Akhirnya pertempuran dengan bangsa sendiri tidak dapat dihindari lagi, pasukan
Sukamanah terpaksa membela diri dan dengan demikian berkobarlah perlawanan dengan jarak
dekat.
Setelah pertempuran ini berlangsung selama kurang lebih 90 menit, maka pertahanan Sukamanah
satu demi satu dapat dilumpuhkan dan pasukan yang tersisa terpaksa mengundurkan diri.
Kemudian kira-kira pukul 17.30 semua tempat pertahanan Sukamanah telah lumpuh. Dalam
pertempuran ini beratus-ratus orang dari pihak Sukamanah tewas, sedangkan K.H.Z. Mustofa
ditawan dan dibawa ke kantor kempeitai Tasikmalaya.
2. Pembentukan BPUPKI
Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di Papua Nugini
Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul mundur oleh pasukan
sekutu.Dalam situasi kritis tersebut , pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici
Harada, pimpinan pemerintah pendudukan jepang di jawa, mengumumkan pembentukan badan
penyelidik Usaha-usaha persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai ) .
pengangkatan pengurus ini di umumkan pada tanggal 29 april 1945 . dr. K . R . T. Radjiman
Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico ), sedangkan yang duduk sebagai ketua muda (fuku kico
) pertama di jabat oleh seorang jepang, Shucokai cirebon yang bernama Icibangase. R .P .Suroso
diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti Masuda dan Mr. A. G .
Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian badan penyelidik
15
Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon
(Sekarang GedungDepartemen Luar negri ), jakarta.upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua
pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan
letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ). Pada kesempatan itu di
kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh Mr.A.G. pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran
bendera merah putih oleh Toyohiko Mayuda.
a. Perumusan Dasar Negara Indonesia untuk merumuskan UUD diawali dengan pembahasan
mengenai dasar negara Inonesia merdeka.
1. Rumusan Mr. Muh. Yamin tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk
penyampaian rumusan dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh Yamin mengemukakan
lima “Ajas Dasar Negara Republik Indonesia” sebagai berikut :
a). Peri Kemanusiaan
b). Peri Kemanusiaan
c). Peri Ketuhanan
d), Peri Kerakyatan
e). Kesejahteraan Rakyat
2. Rumusan Prof. DR. Mr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia
Merdeka, yaitu sebagai berikut:
a). Persatuan
b). Kekeluargaan
c). Keseimbangan
d). Musyawarah
e). Keadilan Sosial
3. Rumusan Ir. Soekarno
Pada tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama,
itu .pada kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal
sebagai ”Lahirnya pancasila ”.selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka
,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu
pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila .Selanjutnya ,sidang memilih nama pancasila sebagai nama dasar
negara .Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut:
a). Kebangsaan Indonesia
b). Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c). Mufakat atau Demokrasi
d). Kesejahteraan Sosial
e). Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 jini 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan dengan
9orang . oleh karna itu, panitia ini di sebut juga sebagai panitia sembilan. Anggotanya berjumlah
9orang yaitu sebagai berikut :
1. Ir. Soekarno
16
2. Drs. Moh Hatta
3. Mr. Muh Yamin
4. Mr. Ahmad Subarjo
5. Mr. AA Maramis
6. Abdul Kadir Muzakir
7. KH Wachid Hasjim
8. H. Agus Salim
9. Abikusno Tjokrosjoso
Mr. Muh. Yamin menamakan rumusan tersebut piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Rumusan
rancangan dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah sebagai berikut :
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at islam sebagai pemeluk-
pemeluknya,
2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Kesatuan Indonesia
4. (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pernusyawaratan
perwakilan
5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi kerakyatan Indonesia
c. Rancangan UUD
Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana UUD, termasuk soal pembukaan atau preambule
(pembukaan) yang diambil dari Piagam Jakarta. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian
disempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Husein Djaja Dininrat,
H. Agus Salim dan Prof. Dr. Mr. Soetomo. Persidangan kedua BPUPKI di laksanakan pada
tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka menerima laporan panitia perancang UUD. Ir. Soekarno
selaku panitia melaporkan 3 hasil yaitu :
1. Pernyatan Indonesia Merdeka
2. Pembukaan UUD
3. UUD (Batang Tubuh)
17
pernyataan pada kongres pemuda seluruh jawa tidak memuaskan beberapa tokoh pemuda
yang hadir. Mereka bertekad untuk menyatakan suatu gerakan pemuda yang lebih radikal .
diadakan suatu pertemuan rahasia di jakerta utuk membentuk suatu panitia kusus yang di ke tuai
oleh B. M. Diah . yang menghasilkan pembentukan gerakan angkatan baroe indonesia misalnya:
1) mencapai persatuan yang kompak di antara seluruh golongan masyarakat indonesia
2) menanamkan semangat revolusioner masa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat
yang berdaulat.
3). Membentuk negara kesatuan Republik Indonesia
4). Bahu membahu bersama Jepang untuk mempersatukan Indonesia, tetapi jika perlu
termasuk untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan propaganda 3A dan pembebasan asia dari
penjajahan bangsa barat, namun pada kenyataannya pada masa pemerintahan jepang Indonesia
memjadi lebih terpuruk, karna sebanarnya kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk
menjajah negeri ini. Indonesia adalah Negara asia terakhir yang dijajah bangsa Jepang. Pada
masa pendudukan Jepang bangsa Indonesia mendapat penderitaan yanf sangat berat tenaga kerja
Indonesia dikryk dengan habis dengan diadakanya system Rodi yang tidak berprikemanusiaan
dan kekayaan alam Indonesia terus dikeruk besar-besaran oleh bangsa Jepang.
19
Daftar Pustaka
21