Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN

METODE PENUGASAN MODIFIKASI

Dosen pembimbing:
Erwanto, S.Kep., Ners, MMRS

Disusun Oleh:
Abet (AOA0180872)
Anis Marselina (AOA0180873)
Deri Yanto (AOA0180874)
Trisonia Injilia (AOA0180875)

MALEO/ D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALANG
JLN.PANJI SUROSO NO.16 KEL.POLOWIJEN,KEC.BLIMBING KOTA MALANG
TELP.(0341)488762,EMAIL:STIKESKENDEDESMALANG@GMAIL.COM
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan
anugerahnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah MANAJEMEN
KEPERAWATAN tentang ”metode penugasan modifikasi”. makalah dapat di selesaikan
tepat pada waktunya.

Penulis merasa bahwa dalam penyusunan makalah ini masih menemui beberapa
kesulitan dan hambatan, di samping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih
jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Penulis berharap agar makalah yang telah di susun ini dapat memberikan inspirasi
bagi pembaca dan penulis yang lain. penulis juga berharap agar makalah ini menjadi acuan
yang baik dan berkualitas.

Malang, 4 Deaember 2019

Penyusun.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .............................................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................

1.3 Tujuan ..................................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Modifikasi.......................................................................................

2.2 Contoh Penerapan Metode Modifikasi......................................................................

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Modifikasi.......................................................

2.4 Jenis-Jenis Metode Modifikasi..................................................................................

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................

3.2 Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untukmemberikan pelayanan yang berkualitas dan
profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP)
yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi
MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang
memadai.Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun
terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer,
praktik bersama, dan manajemen kasus.
upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan
atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau masalah
kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang
profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan
pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu
bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara
teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja.
Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu:
model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan
model perawatan berfokus pada pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi metode modifikasi ?
2. Bagaimana contoh penerapan metode modifikasi?
3. bagaimana keuntungan dan kelemahan metode modofikasi ?
4. apa saja jenis-jenis metode modifikasi ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian metode modifikasi

2. Mahasiswa dapat menjelaskan contoh penerapan metode modifikasi

3. Mahasiswa dapat menjelaskan keuntungan dan kelemahan metode modifikasi

4. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis metode modifikasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Modifikasi

Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan


modifikasi antara tim dan primer. Metode modifikasi adalah metode gabungan antara metode
penugasan tim dengan metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok
perawat untuk merawat pasien dari datang sampai pulang. Pada model ini, digunakan secara
kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S.Sudarsono (2000), penerapan sistem model ini
didasarkan pada beberapa alasan :

a. Keperawatan primer tidak di gunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b. Keperawatan tim tidak di gunakan secara murni, karena tanggung jawaba suhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut di harapkan komunitas asuhan keperawatan
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena
saat ini perawat yang ada di rumah sakit sebagain besar adalah lulusan SPK, maka
akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ ketua tim tentang asuhan
keperawatan. Untuk ruang model ini di perlukan 26 perawat. Dengan menggunakan
model modifikasi keperawatan ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP)
dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat, juga Ners, Perawat
Associate(PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawatasosiasi terdiri atas lulusan
D3 Keperawatan ( 3orang) dan SPK (18 orang).
2.2 Contoh Penerapan Metode Modifikasi

2.3 Keuntungan Dan Kelemahan Metode Modifikasi


a. Keuntungan metode modifikasi
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasaan pada anggota tim.
4. Saling memberikan pengalaman antar sesama tim.
5. Bersifat kontunuitas dan koprehensif.
6. Mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan
pengembangan diri.
7. Mendorong kemandirian perawat.
8. Ada keterikatan antara pasien dan perawat selama dirawat.

b. kelemahan metode modifikasi


1. tim yang satu tidak mengetahui pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
2. rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga mengakibatkan komuikasi dan koordinasi antar anggota tim
terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
3. Perawat yang belum terampil dan berpengalaman selalu tergantung atau berlindung
kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
4. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat.
5. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
6. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya.

2.4 Jenis-Jenis Model Metode Modifikasi

Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan


kondisi sumber daya manusia yang ada, antara lain adalah:
a. Model Praktek Keperawatan Profesional III
Melalui pengembangan model PKP III dapat berikan asuhan keperawatan profesional
tingkat III. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan doktor
dalam keperawatan klinik yang berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing
para perawat melakukan riset serta memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan
asuhan keperawatan
b. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat II.
Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan spesialis keperawatan
yang spesifik untuk cabang ilmutertentu. Perawat spesialis berfungsi untuk
memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat primer pada area
spesialisnya. Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam
memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis direncanakan satu orang
untuk 10 perawat primer pada area spesialisnya. Disamping itu melakukan riset dan
memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan. Jumlah
perawat spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer (1:10)
c. Model Praktek Keperawatan Profesional I.
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat I
dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan,
metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan. Pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim disebut tim primer.
d. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKP) merupakan tahap awal
untuk menuju model PKP. Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional tingkat pemula. Pada model ini terdapat 3 komponen utama yaitu:
ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi
asuhan keperawatan.
Menurut Ratna S. Sudarsono (2000), bahwa penetapan sistem model MAKP ini diasarkan
pada beberapa alasan, yaitu :
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan SI keperawatan atau setara
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni , karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim
c. Melalui kombinasi kedua model ini diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan
akountabilitasnya terdapat pada primer. Disamping itu karena saat ini perawat yang
ada di rumah sakit sebagaian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat
bimbingan dari perawat primer atau ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Nilai-nilai profesional dari penatalaksanaan kegiatan keperawatan diaplikasikan dalam
bentuk aktifitas pelayanan profesional yang dipaparkan dalam 4 pilar sebagai berikut :
1. Pendekatan Manajemen (Management Approach)
2. Penghargaan karir ( compensatory rewards)
3. Hubungan Profesional ( professional relationship)
4. Sistem pemberian asuhan pasien ( patient care delivery system)
Kegiatan yang ditetapkan pada tiap pilar merupakan kegiatan dasar MPKP yang dapat
dikembangkan jika tenaga keperawatan yang bekerja. Sitorus, R, Yulia (2006). Model Praktik
Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
BAB III

PENUTUP

3.1. kesimpulan

Metode modifikasi adalah gabungan metode tim dan metode primer. Metode yang
menugaskan sekelompok perawat untuk merawat pasien dari datang sampai pulang. Pada
model ini, digunakan secara kombinasi dari kedua sistem.

3.2 Saran

Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu agar memahami metode prakrik
keperawatan yaitu metode modifikasi dan mampu mengaplikasikannya dengan sebaik
mungkin serta tidak menjadikan kelemahan-kelemahan metode untuk memberikan pelayanan
yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

https://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/05/metode-mpkp.pdf

Anda mungkin juga menyukai