Anda di halaman 1dari 8

B.

Electroplating (Penyepuhan/ Pelapisan Logam)


1. Pengertian Electroplating
Electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam dengan
menggunakan arus listrik dan senyawa kimia elektrolit tertentu yang bertujuan untuk
memindahkan partikel logam pelapis ke material yang akan dilapis.
Pelapisan Electroplating dapat juga didefinisikan sebagai perpindahan ion logam
dengan bantuan arus listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada benda
padat konduktif membentuk lapisan logam.
Electroplating diaplikasikan pada produk mulai automotive sampai perangkat
rumah tangga. Handle pintu kendaraan roda empat, sendok garpu, baut dan perangkat
kamar mandi, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1.1. Contoh Produk Electroplating


Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass,
tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan
kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda
yang digunakan, adalah larutan elektrolisisnya.
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu
material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah
bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas
konduktivitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun
tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.
Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk
meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari
korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative).
2. Prinsip Dasar Electroplating
Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah tersebut
digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material khususnya
logam.
a) Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus
listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak. Anoda yang
tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja disebut anoda inert, sedangkan
anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku
pelapis.
b) Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan dengan
kutub negatif dari sumber arus listrik.
c) Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi
partikel-partikel yang bermuatan positf atau negatif. Electroplating adalah suatu proses
yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan cara
elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses electroplating tersebut.
d) Sumber Daya Listrik
Proses electroplating menggunakan sumber arus listrik searah dari DC Power Supply.
Sumber arus listrik dihubungkan pada dua buah elektroda menggunakan kawat
penghubung.
Kutub negative (-) dihubungkan dengan katoda, sedangkan kutub positif dihubungkan
dengan anoda. Arus yang dibutuhkan untuk proses electroplating mengalir dari anoda
menuju katoda melalui elektrolit. Sumber Arus listrik negative yang dihubungkan
dengan katoda menyebabkan electron mengalir bergerak ke katoda. Elektron electron
di katoda akan mengkonvesi ion logam positif (M+) elektrolit menjadi lapisan logam
di permukaan katoda.

Ion logam bermuatan positif (M+) yang berada dalam larutan elektrolit bergerak
menuju benda kerja katoda yang bermuatan negatif. Pada permukaan benda katoda ion
logam (M+) akan tereduksi menjadi logam dan mengendap membentuk lapisan logam (M)
yang disebut deposit.
a. Reaksi Reduksi Katoda Electroplating
Reaksi reduksi dipermukaan katoda sebagai benda kerja dapat dituliskan sebagai
berikut:
M+ + e → M
Elektron-elektron (e) dalam katoda mengkonversi ion-ion logam positif (M+) yang
berada dalam larutan menjadi atom-atom logam (M) yang mengendap pada permukaan
katoda.
Secara bersamaan, logam anoda yang bermuatan positif akan teroksidasi dengan
melepaskan ion logam positif (M+) yang terlarut ke dalam elektrolit. Ion-ion logam dari
anoda akan menggantikan ion-ion logam dalam elektrolit yang telah tereduksi.
b. Reaksi Oksidasi Anoda Electroplating
Reaksi oksidasi yang terjadi pada anoda dapat dinyatakan seperti berikut:
M → M+ + e
Logam (M) sebagai anoda positif akan melepaskan ion-ion logam positif ke dalam
larutan. Ion-ion logam positif ini bergerak ke arah katoda negatif. Ion-ion logam positif
(M+) mencapai permukaan katoda dan menerima electron (e) dari katoda.
Apabila proses Electroplating berjalan setimbang maka konsentrasi ion logam (M+)
elektrolit akan tetap. Massa Anoda semakin lama semakin berkurang, karena terjadi
pengendapan logam secara terus menerus yang menghasilkan suatu lapisan dengan
ketebalan tertentu pada katoda sebagai benda kerja.

3. Skema Proses Electroplating


Skema 1:
- Anoda dipasang Logam Pelapis
(M)
- Katoda dipasang logam yang akan
dilapisi / objek
- Larutan Elektrolit mengandung ion
Logam Pelapis (M+)
Skema 2:
- Anoda dipasang Logam Pelapis
(M) secara seri (kanan dan kiri)
untuk mengoptimalkan pelapisan
- Katoda dipasang logam yang akan
dilapisi / objek (tengah)
- Larutan Elektrolit mengandung ion
Logam Pelapis (M+)
Gambar 1.2. Skema Proses Elektroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit
sehingga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh
dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam elektrolit.
Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda.
Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion
logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat permukaan
katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan
dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk
menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh reaksi-reaksi
kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda,
sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-
ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada
permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari
material katoda.
4. Aplikasi Electroplating
a) Elektroplating Pelapisan Tembaga (Copper Plating)
Skematika contoh pelapisan logam tembaga secara electroplating dalam larutan
tembaga sulfat (CuSO4) dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 1.3. Proses Electroplating Logam Tembaga


Mekanisme Proses Pelapisan Tembaga Metoda Electroplating.
Aliran arus listrik pada electroplating terjadi dari anoda ke katoda melalui larutan
eletrolit, sedangkan electron bergerak dari anoda ke katoda melalui kawat
penghubung. Akibat adanya aliran arus listrik ini mengakibatkan reaksi pada anoda
dan katoda.
Reaksi Pada Anoda Tembaga
Reaksi Oksidasi yang terjadi Pada Anoda Tembaga adalah sebagai berikut:
Cu → Cu2+ + 2e
Anoda yang terbuat dari logam tembaga teroksidasi menjadi ion tembaga Cu2+ dan
terlepas ke dalam elektrolit CuSO4. Elektron yang terbentuk mengalir dari anoda ke
katoda melalui kawat penghubung.
Reaksi Katoda Pada Benda Kerja
Reaksi reduksi yang terjadi pada katoda atau benda kerja adalah sebagai berikut:
Cu2+ + 2e → Cu
Ion tembaga Cu2+ dalam elektrolit mendekati permukaan benda kerja. Electron
electron yang bergerak dari anoda ke katoda (benda kerja) mengkonversi ion
tembaga menjadi logam tembaga pada permukaan benda kerja.
b) Elektroplating Pelapisan Nikel (Nickel Plating)

Gambar 1.4. Proses Electroplating Logam Nikel


c) Elektroplating Pelapisan Krom (Chrome Plating)

Gambar 1.3. Proses Electroplating Logam Krom


5. Tahap Proses Pelapisan Electroplating
Tahapan pelapisan secara electroplating meliputi Tahap Degreasing, Pickling,
Electroplating dan Tahap akhir yaitu rinsing (pembilasan).

Rinsing &
Degreasing Pickling Electroplating
Drying

Gambar 1.3. Tahapan Proses Pelapisan Electroplating


a) Tahap Degreasing
Tahap awal adalah degreasing yaitu mempersiapkan logam yang akan dilapisi
dengan cara membersihkan permukaan benda kerja. Lemak atau minyak yang menempel
dapat dibersihkan dengan pelarut alkalin yang mengandung natrium karbonat, sianida,
borak, sabun atau pembersih lain.
Pembersihan dilakukan dengan cara direndam selama 5 – 10 menit, tergantung
banyaknya kotoran yang menempel.
b) Tahap Pickling
Tahap pickling merupakan pengasaman yang bertujuan menghilangkan lapisan
kerak dan karat dari permukaan benda kerja dengan menggunakan larutan asam sulfat
(H2SO4) dan asam klorida (HCl), Asam Fluoride HF.
Benda cor akan lebih baik dibersihkan dengan menggunakan larutan campuran
asam sulfat dan asm fluoride. Laruatan campura ini dapat berfungsi untuk menghilangkan
serpihan logam dan sisa pasir cetak halus yang nempel pada benda kerja.
c) Tahap Pelapisan Electroplating
Tahap electroplating merupakan tahap utama dari proses pelapisan benda kerja
menggunakan cara listrik.
d) Tahap Rinsing & Drying
Tahap rinsing dilakukan antar tahap yaitu setelah degreasing setelah pickling dan
setelah electroplating.
Rinsing atau pembilasan dilakukan untuk membersihkan larutan yang digunakan
dalam preparasi permukaan. Pembilasan dapat dilakukan dalam air mengalir atau
disemprot untuk menghilangkan sisa larutan elektrolit yang menempel pada benda kerja.
Setelah itu dilanjutkan proses drying yaitu proses pengeringan.
6. Tujuan dan Manfaat Pelapisan Logam Electroplating
Beberapa manfaat dari penerapan proses pelapisan dengan cara electroplating pada
produk atau suku cadang diantaranya adalah:
a) Lapisan Protektif: Pelapisan protektif adalah pelapisan yang bertujuan untuk
melindungi logam yang dilapisi dari pengaruh lingkungan luar. Faktor lingkungan luar
diantaranya adalah serangan korosi baik cuaca maupun media korosif.
b) Lapisan Dekoratif: Produk yang digunakan di luar ruang (eksterior) sering dilapisi
dengan lapisan tipis logam mulia untuk membuatnya lebih berkilau dan menarik untuk
dilihat. Pelapisan ini memberikan daya tarik estetika tanpa biaya tinggi.
Artinya produk yang menarik dapat dijual dengan harga lebih murah. Selain itu,
electroplating sering digunakan untuk mencegah terbentuknya noda pada produk
berlapis, meningkatkan umur pakai dan meningkatkan penampilan estetika sepanjang
waktu.
Dengan kata lain, pelapisan lebih mengutamakan untuk mendapatkan tampilan luar
yang terlihat lebih menarik. Logam-logam yang umum digunakan untuk pelapisan
dekoratif adalah emas, perak, nikel dan krom.
Produk yang dihasilkan banyak digunakan sebagai aksesoris pada kendaraan bermotor
baik kendaraan roda dua maupun beroda empat, peralatan rumah tangga Gedung dan
ornament lainnya.
c) Lapisan Konduktivitas Listrik: Pelapisan perak dan tembaga membantu
meningkatkan konduktivitas listrik pada komponen listrik. Electroplating menawarkan
solusi yang hemat biaya dan efisien dalam meningkatkan konduktivitas dalam
komponen elektronik dan listrik.
d) Lapisan Tahan Panas: Beberapa logam, termasuk emas dan seng-nikel dapat tahan
terhadap suhu tinggi. Sehingga dapat memperbaiki kemampuan komponen dalam
menahan kerusakan akibat panas. Ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan umur
pemakaian komponen yang dilapisi.
e) Lapisan yang Keras: Electroplating sering digunakan untuk meningkatkan kekuatan
dan daya tahan komponen atau suku cadang. Lapisan dapat mengurangi kerusakan
akibat gesekan, tekanan atau penggunaan dalam kondisi berat. Peningkatan mutu ini
dapat membantu meningkatkan umur pemakaian, sehingga dapat mengurangi
penggantian suku cadang.
f) Lapisan Khusus: Pelapisan Bersifat Khusus bertujuan untuk mendapatkan sifat khusus
permukaan seperti sifat keras, sifat tahan aus dan sifat tahan suhu tinggi atau gabungan
dari beberapa tujuan diatas secara bersama-sama.
Misalnya dengan melapisi bantalan dengan logam nikel agar bantalan lebih keras dan
tidak mudah aus akibat gesekan pada saat berputar.
7. Karakteristik Logam Pelapis Electroplating
a) Seng lebih dominan digunakan sebagai bahan untuk proteksi korosi yang sangat baik
pada baja, sangat ekonomis & aman. Banyak digunakan pada elemen penghubung,
industri otomotif dan konstruksi, Gedung pabrik.
b) Paduan – Seng, Tembaga, dan Logam Mulia digunakan sebagai bahan proteksi
korosi yang sangat baik, dekoratif akhir, tahan aus. Digunakan untuk ketahanan korosi
yang ekstrim dikombinasikan dengan tekanan panas yang tinggi, misalnya untuk
Knalpot mobil, elemen mesin, dan komponen elektronik.
c) Tembaga, Nikel, Krom sebagai bahan proteksi korosi yang baik, dan dekoratif akhir.
Banyak digunakan pada kendaraan bermotor, perlengkapan pipa ledeng, furniture
rumah kantor, perlengkapan toko.
d) Hard Chrome, Chrome Keras, digunakan sebagai bahan yang dapat mengeraskan
secara ekstrim, ketahanan terhadap aus, perlindungan korosi, sifat pelumas yang
ditingkatkan. Banyak digunakan untuk Hidraulik, pembuatan cetakan, kendaraan,
poros, dan bantalan.
e) Perak, Paduan Perak digunakan untuk meningkatkan konduktivitas yang baik
terhadap panas dan listrik, antibakteri, finishing dekoratif untuk meningkatkan nilai.
Banyak digunakan untuk perhiasan, bagian listrik dan elektronik, barang-barang rumah
tangga.
f) Emas merupakan unsur yang Fleksibel, tidak reaktif dengan elemen lain, konduktivitas
listrik yang baik, ketahanan terhadap korosi, dan untuk peningkatan nilai. Banyak
digunakan untuk perhiasan, komponen listrik dan elektronik, barang-barang rumah
tangga.
g) Perunggu memiliki ketahanan aus dan korosi, dan flexible. Banyak diterapkan pada
Bearing fleksibel
h) Timah memiliki sifat yang cukup lunak, fleksibel, dan dapat disolder. Banyak
digunakan untuk peralatan rumah tangga, elektronik, sirkuit cetak PCB, industri
makanan.

Anda mungkin juga menyukai