Oke, dalam memahami eksponen kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat-
sifat eksponen itu sendiri. Sifat-sifat eksponen sangat penting karena memiliki
peran utama dalam dunia perpangkatan. Sekarang kita lihat ya seperti apa
sifat-sifatnya.
Ada beberapa sifat yang bisa kamu ketahui dalam memahami eksponen, di
antaranya:
1.) am . an = nm + n (jika dikali, maka pangkatnya harus ditambah)
Contoh 42 . 43 = 42 + 3 = 45
Contoh 45 : 43 = 45 – 3 = 42
Contoh (42)3 = 42 x 3 = 46
4.) (a . b)m = am . bm
5.) Untuk yang satu ini, syaratnya "b" atau penyebutnya tidak boleh sama
dengan 0
Contoh
6.) Pada sifat ini, jika (an)di bawah itu positif, maka saat dipindahkan ke atas
menjadi negatif. Begitu juga sebaliknya, jika (an) di bawah itu negatif, maka saat
dipindahkan ke atas menjadi positif. Kita lihat rumus dan contohnya ya.
Contoh
7.) Pada sifat ini, kamu bisa lihat terdapat akar n dari am. Nah ketika
disederhanakan, maka n akan menjadi penyebut dan m menjadi pembilang.
Syaratnya adalah n harus lebih besar sama dengan 2 ya. Oke, lihat rumus dan
contohnya di bawah ini.
Contoh
8.) a0 = 1. Untuk sifat yang satu ini syaratnya a tidak boleh sama dengan 0 ya
Ke-8 sifat eksponen itu harus kamu pahami benar-benar ya, karena seringkali
dalam satu buah soal eksponen, terdapat banyak sifat eksponennya. Kalau
kamu nggak benar-benar paham, kamu akan sangat kebingungan dalam
mengerjakannya. Oke, sekarang kita coba mengerjakan sebuah soal ya
Penyelesaian:
= 18a2 (Jawaban)
Kita mulai dari persamaan eksponen dulu, ya. Menurut definisinya, persamaan
eksponen adalah persamaan yang pangkatnya atau bilangan pokok (basis) dan
pangkatnya memuat suatu variabel.
Oke, supaya kamu nggak bingung, coba kamu perhatikan dua contoh di bawah
ini, deh.
Contoh persamaan eksponen
1. 32x-3 = 81x+5 → persamaan eksponen dengan pangkat mengandung
variabel x
2. (2x - 5)x = (2x - 5)3x-4 → persamaan eksponen dengan basis dan pangkat
mengandung variabel x
Jadi, dalam persamaan eksponen itu, bisa pangkatnya saja yang mengandung
variabel atau bisa juga basis dan pangkatnya yang mengandung
variabel. Variabel ini dilambangkan dengan huruf, bisa dari a sampai dengan z.
Tapi, pada umumnya, lambang variabel yang sering digunakan di soal adalah
huruf x. Gimana? Sekarang, sudah kebayang kan bentuk persamaan
eksponen itu seperti apa?
Perlu kamu ketahui, persamaan eksponen terbagi menjadi dua jenis, yaitu
persamaan eksponen sederhana dan persamaan eksponen tidak sederhana.
Kira-kira, apa sih bedanya persamaan yang sederhana dan tidak sederhana
ini? Yuk, kita lihat penjabarannya pada gambar berikut.
Kamu dapat perhatikan, bentuk umum persamaan eksponen tidak sederhana
adalah persamaan kuadrat, sehingga penyelesaian bentuk persamaan ini
sedikit lebih rumit dibandingkan dengan persamaan eksponen sederhana. Oke,
supaya kamu nggak semakin bingung, kita coba kerjakan beberapa contoh
soal di bawah ini, ya.
Contoh soal:
1. 33x-2 = 81
2. 22x+1 - 2x - 6 = 0
Penyelesaian:
Mudah ya, Squad? Kalau gitu, kita lanjut ke soal berikutnya. Soal nomor
2 merupakan bentuk persamaan eksponen tidak sederhana karena kalau
kita uraikan akan membentuk persamaan kuadrat. Langkah
penyelesaian soal nomor 2 ini dapat kamu lihat pada penjelasan berikut:
Untuk menguraikan pangkat
persamaan tersebut, kita gunakan sifat-sifat eksponen ya, Squad. Kemudian,
setelah kita dapatkan nilai y, kita ubah kembali ke bentuk 2x, sehingga:
Jadi, himpunan
penyelesaian dari persamaan eksponen tersebut adalah x = 1.
Sampai sini ada pertanyaan? Tenang, bagi kamu yang punya banyak
pertanyaan, silahkan tulis pertanyaanmu di kolom komentar. Oke? Sekarang,
kita lanjut ke materi berikutnya ya, yaitu pertidaksamaan eksponen. Masih
kuat, kan?
Nah, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hal yang membedakan bentuk
persamaan dengan bentuk pertidaksamaan adalah tanda penghubungnya
saja. Jadi sebenarnya, bentuk-bentuk persamaan eksponen yang sudah
dijabarkan di atas tadi juga merupakan bentuk pertidaksamaan eksponen,
Squad. Tapi, tanda penghubungnya berubah menjadi “<, >, ≤, ≥, atau ≠”.
Lalu, apakah solusi penyelesaiannya juga sama? Oh tentu saja sama. Hanya
ada satu hal penting yang perlu kamu perhatikan sebelum mengerjakan
pertidaksamaan eksponen. Apakah itu? Let’s check the picture below!
Jadi, yang perlu kamu perhatikan adalah nilai basisya. Intinya, kalau basisnya
> 1, maka tanda pertidaksamaannya tetap. Sebaliknya, kalau basisnya pecahan
(0<basis>1), maka tanda pertidaksamaannya berubah, misalnya dari "<" jadi ">",
atau "≤" jadi "≥", atau sebaliknya. Oke, supaya kamu semakin paham, di bawah
ini ada contoh soal pertidaksamaan eksponen. Kita kerjakan sama-sama, ya.
Contoh soal:
Penyelesaian:
Squad, kamu tahu nggak, sih? Sebenarnya, kunci agar pandai dalam
matematika itu hanya ada dua, lho. Pertama, kamu harus paham dengan
rumusnya. Ingat! hafal sama paham itu beda, ya. Setelah itu, kamu juga harus
banyak berlatih soal. Gunanya apa, sih? Latihan soal ternyata penting
banget lho untuk mengasah analisa berpikir kamu. Semakin banyak jenis dan
tipe soal yang kamu kerjakan, tanpa sadar kemampuanmu dalam mengerjakan
soal juga ikut meningkat. Kalau kamu merasa bosan mengerjakan soal sendiri,
yuk gabung aja di Ruangbelajar. Memahami materi pelajaran jadi lebih mudah
dengan mengikuti misi bersama para Master Teacher yang keren!
Sebelumnya, mari kita ketahui dulu apa itu logaritma. Logaritma adalah suatu
invers atau kebalikan dari pemangkatan (eksponen) yang digunakan
untuk menentukan besar pangkat dari suatu bilangan pokok. Jadi intinya,
dengan mempelajari logaritma kita bisa mencari besar pangkat dari suatu
bilangan yang diketahui hasil pangkatnya.
"Loh, bukannya mencari besar pangkat itu mudah, ya? Misalnya, 2 pangkat
berapa yang hasilnya 8, jawabannya pasti 3. Kenapa harus pusing-pusing
belajar logaritma?"
Yeee... kalau itu sih memang mudah karena bilangan yang memiliki pangkat
dan bilangan hasil pemangkatannya itu sama-sama merupakan bilangan bulat.
Tapi, bagaimana jika salah satunya ada yang desimal? Contohnya, 5 pangkat
berapa yang hasilnya 2.236? Hayooo...
Oke, kita lanjut ya, Squad. Setelah kamu tahu apa itu logaritma, kamu juga
harus tahu kalau logaritma itu memiliki bentuk umum. Seperti apa bentuk
umumnya? Mari kita lihat pada gambar berikut ini!
Sekarang, kita perhatikan contoh di bawah ini dulu yuk agar kamu semakin
paham.
Contoh:
3. Jika 53 = 125, maka dalam bentuk logaritma akan menjadi 5log 125 = 3
Gimana? Sudah mulai paham, kan? Nah, biasanya nih, kamu masih akan
sering bingung untuk menentukan mana angka yang menjadi basis dan mana
angka yang menjadi numerus. Iya nggak? Tenang Squad, kuncinya, kamu ingat
saja kalau bilangan pokok itu basis, letaknya di atas sebelum tanda
'log' dan bilangan hasil pangkat itu numerus, letaknya di bawah setelah
kata 'log'. Mudah, kan?
Selanjutnya, logaritma juga memiliki sifat-sifat yang wajib kamu pahami, nih.
Kenapa wajib? Oh ya jelas, karena sifat-sifat inilah yang akan menjadi bekal
kamu untuk mengerjakan soal-soal logaritma. Tanpa memahami sifat-sifat
logaritma, kamu tidak akan bisa mengerjakan soal-soal logaritma, lho! Lalu,
apa saja sih sifat-sifat logaritma itu? Yuk, kita simak pada gambar di bawah ini!
Eits... jangan salah Squad, semua sifat di atas pasti bisa kamu kuasai dengan
mudah, kok. Caranya, kamu bisa memperbanyak latihan soal tentang
logaritma. Tentunya, di aplikasi Ruangguru, dong. Hehehe... Oke, supaya
kamu jadi paham sifat-sifat di atas dipakai untuk model soal seperti apa, ayo
kita coba kerjakan soal di bawah ini. Kita kerjakan bersama-sama, ya!
Pembahasan:
Pada soal nomor 1, hal pertama yang harus kita lakukan adalah cek
basisnya. Kedua persamaan logaritma di atas, ternyata memiliki nilai
basis yang sama, yaitu 2. Nah, karena basisnya sama, kita bisa
menggunakan sifat logaritma yang kedua nih Squad untuk mengetahui
hasilnya. Sehingga, 2log 4 + 2log 8 = 2log (4 × 8) = 2log 32 =
5. Ingat! tujuan logaritma adalah mencari pangkat. Jadi, 2 pangkat
berapa yang hasilnya 32? Jawabannya adalah 5.
Mudah, ya? Kita lanjut ke soal nomor 2, yuk. Soal nomor 2 ini kita tidak
bisa langsung mengerjakannya karena kamu pasti akan bingung untuk
mencari nilai pangkat dari 8 yang hasilnya 32. Lalu bagaimana? Kalau
kita perhatikan soalnya dengan jeli, 8 itu merupakan hasil pemangkatan
dari 23 dan 32 merupakan hasil pemangkatan dari 25. Sehingga, bentuk
logaritmanya bisa kita ubah menjadi seperti berikut:
Gimana? sudah mulai greget? Nah, soal nomor 3 ini akan membuat
kamu semakin gregetan lagi! Perlu kamu ketahui, model soal nomor 3
akan sering kamu temui pada soal-soal Ujian Nasional maupun soal-soal
seleksi Perguruan Tinggi lho, Squad. Kelihatannya memang cukup rumit
ya, tapi jika kamu telah paham konsepnya, soal ini akan jadi sangat
mudah untuk dikerjakan. Jika kamu menemui model soal seperti ini,
kamu bisa menyelesaikannya menggunakan sifat logaritma nomor 4.
Sehingga, pengerjaannya akan menjadi seperti berikut:
Note: Untuk memilih basis, kita lihat saja angka yang paling sering muncul
pada soal. Angka 2 muncul sebanyak 2 kali, 8 sebanyak 1 kali, dan 7 sebanyak
1 kali. Angka yang paling banyak muncul adalah 2, sehingga kita pilih 2 sebagai
basis. Paham, ya?
Wah, menarik ya pembahasan kali ini. Bagi kamu yang masih kurang paham,
kamu bisa lhobelajar lebih lanjut di Ruangbelajar. Belajar jadi mudah dan praktis
di mana saja dan kapan saja. Yuk, buruan download aplikasinya sekarang!
Pertama yang harus kamu tahu nih, apa itu “mutlak”? Di matematika, mutlak
berarti nilainya selalu lebih dari atau sama dengan 0.
Biasanya sih disimbolkan oleh dua garis tegak lurus mengapit suatu
kalimat matematika, contohnya “| 5x + 7 |”.
Nilainya selalu lebih dari atau sama dengan 0, walaupun x yang dipilih
menyebabkan “5x + 7” jadi negatif. Jadi ada dua kemungkinan kejadian pada
setiap perhitungan untuk nilai mutlak. Seperti ini ilustrasinya.
Setelah memahami apa itu fungsi nilai mutlak, ingat-ingat juga perbedaan
persamaan linear dan pertidaksamaan linear. Persamaan linear dari suatu
nilai mutlak kita sebut persamaan linear mutlak. Nah, selanjutnya kita
akan membantu Rogu untuk mencari tahu di mana letak toko
buku. Yuk langsung aja lanjut ke bawah.
Rogu ingat, sewaktu jam istirahat, Rangga bercerita bahwa jarak sekolah ke
rumahnya adalah 5 km. Rangga juga memberi tahukan bahwa memang ada
toko buku pada jarak 1 km dari rumahnya. Tapi di mana ya persisnya toko buku
itu bila dihitung dari sekolah?
Untung saja Rogu ingat bahwa kata-kata “jarak” itu nilainya selalu
positif, sehingga ia bisa memanfaatkan prinsip nilai mutlak.
Misalnya jarak toko buku dari sekolah adalah x. Langsung aja deh Rogu
menuliskan persamaan linear mutlaknya yaitu
|x-5|=1
- (x - 5) = 1
x - 5 = -1
x = 4
Jadi, ada dua kemungkinan letak toko buku. Pertama yaitu 6 km dari
sekolahnya dan yang kedua yaitu 4 km dari sekolahnya. Bila memang benar 4
km dari sekolahnya, Rogu mampir ke toko buku dulu hehe.
|x-5|>1
Kemungkinan pertama
x - 5 > 1
x>6
Kemungkinan kedua
- (x - 5) > 1
(x - 5) < -1
x<4
Jadi kemungkinan jawabannya adalah letak toko buku lebih dari 6 km dari
sekolah atau kurang dari 4 km dari sekolah.