Anda di halaman 1dari 43

--'-_

1:
" -'r.v,l
'r'l
'{i&:
u
i"il

rli:l; '' , i"**


.!r ' .. -
;.:!ili
't''li
;ii,
,',,
i. l.
,
a,
&
5
''' .:'..;. 1fl, i ..i ''',.1
':

vd,
sdr
4r?ffi k
t ,'
Apa yang dimaksud dengan l(onflik Sosial ?

Konflik Sosial, adalah perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok
masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan
ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat
pembangunan nasional.

I
Apa yang dimaksud dengan
Penanganan Konflik ?
adalah serangkaian kegiatan yang dirakukan secara sistematis dan
terencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum, pada saat,
maupun sesudah terjadi Konflik yang mencakup pencegahan
konflik, penghentian konflik, da n pemulihan pascakonflik.
Apa yang dimaksud dengan
Pencegahan l(onflik ?
Pencegahan Konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya Konflik dengan peningkatan kapasitas
kelembagaan dan sistem peringatan dini.

POTENS|Koltrtrx KAPASITA$'KETEMEAGAAN

3
Apa yang dimaksud dengan
Penghentian l(onflik ?

Penghentian Konflik adalah serangkaian kegiatan untuk


mengakhiri kekerasan, menyelamatkan korban, membatasi
perluasan dan eskalasi Konflik, serta mencegah
bertambahnya jumlah korban dan kerugian harta benda.
Apa yang dimaksud dengan
Pemulihan Pasca !(onflik ?

Pemulihan Pascakonflik adalah serangkaian kegiatan untuk


mengembalikan keadaan dan memperbaiki hubungan yang
tidak harmonis dalam masyarakat akibat Konflik melalui
kegiata n rekonsil iasi, reha bi itasi, da n rekonstru ksi.
I

5
Asas-asas apa saja dalam Penanganan Konflik ?

kemanusiaan;
hak asasi manusia;
kebangsaan;
kekeluargaan;
kebhin neka-tu ngga l-ikaa n;
keadilan;
kesetaraan gender;
ketertiban dan kepastian hukum;
keberla njuta n;
j. kearifan lokal;
k. tanggung jawab negara;
l. partisipatif;
m. tidak memihak; dan
n. tidakmembeda-bedakan.
Apa Tujuan dari Penanganan l(onflik?€-1 #
ffixffi a. menciptakan kehidupan masyarakat yang
aman, tenteram, damai, dan sejahtera;

memelihara kondisi damai dan harmonis


dalam hubungan sosial kemasyarakatan;

c. meningkatkan tenggang rasa dan toleransi


dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernega ra;

memelihara keberlangsungan fungsi


pemerintahan;

melindungijiwa, harta benda, serta sarana


dan prasarana umum;

f. memberikan pelindungan dan pemenuhan


hak korban; dan

g. memulihkan kondisi fisik dan mental


masyarakat serta sarana dan prasarana
umum.
l(onflik dapat bersumber dari apa saja?

a. permasalahan yang berkaitan dengan politik,


ekonomi, dan sosial budaya;
b. perseteruan antarumat beragama dan/atau
interumat beragama, antarsuku, dan antaretnis;

8
ini tonoh komi l!

c. sengketa batas wilayah desa, kabupaten/kota,


dan/atau provinsi;
d. sengketa sumber daya alam antarmasyarakat
dan/atau antarmasyarakat dengan pelaku usaha;
atau

e. distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang


, dalam masyarakat.
.:fit:'.

I
Upaya Apa Saja yang Dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam
Pencegahan Konflik ?

Pencegahan Konflik dilakukan dengan upaya :

a. memelihara kondisi damai dalam


masyarakat;

b. mengembangkan sistem penyelesaian


perselisihan secara damai;

c. meredam potensiKonflik; dan

d. membangun sistem peringatan dini.

Pencegahan dilakukan oleh Pemerintah,


Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

to
l(ewajiban Apa Saja yang Dilakukan Setiap Orang
untuk Memelihara l(ondisi Damai dalam Masyarakat?

Untuk memelihara kondisi damai dalam masyarakat setiap orang


berkewajiban:
a. mengembangkan sikap toleransi dan saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya;
b. menghormati perbedaan suku, bahasa, dan adat istiadat
orang lain;
c. mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya;
d. mengakui persamaan derajat serta persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, dan warna kulit;
e. mengembangkan persatuan lndonesia atas dasar kebhinneka-
tu nggal-ikaan; dan/atau
f. menghargai pendapat dan kebebasan orang lain.

ll
Bagaimanakah Mengembangkan
Sistem Penyelesaian Perselisihan
Secara Dam ai ?

(1) Penyelesaian perselisihan dalam masyarakat


dilakukan secara damai.
(21 Penyelesaian secara damai mengutamakan
musyawarah untuk mufakat.
(3) Hasil musyawarah mufakat mengikat para pihak.

l2
Apa Kewajiban Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dalam
Meredam Potensi l(onflik ?
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban
meredam potensi Konflik dalam masyarakat dengan:
a. melakukan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan yang memperhatikan aspirasi
masyarakat;
b. menerapkan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik;
c. melakukan program perdamaian di daerah
potensiKonflik;
d. mengintensifkan dialog antarkelompok
masyarakat;
e. menegakkan hukum tanpa diskriminasi;
f. membangun karakter bangsa;
g. melestarikan nilai Pancasila dan kearifan lokal;
dan
h. menyelenggarakan musyawarah dengan
kelompok masyarakat untuk membangun
kemitraan dengan pelaku usaha di daerah
setempat.
t3
Upaya Apa Saja yang Dilakukan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam Membangun

Membangun sistem peringatan dini dilakukan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan cara:
a. penelitian dan pemetaan wilayah potensi Konflik;
b. penyampaian data dan informasi mengenai Konflik secara cepat dan akurat;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
d. peningkatan dan pemanfaatan modalsosial; dan
e. penguatan dan pemanfaatan fungsi intelijen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

l4
Bagaimanakah Tahapan-tahapan
Penghentian l(onflik ?
Penghentian Konflik dilakukan melalui:
a. penghentian kekerasan fisik;
b. penetapan Status Keadaan Konflik;
c. tindakan darurat penyelamatan dan
pelindungan korban; dan/atau
d. bantuan penggunaan dan pengerahan
kekuatan TNl.

Penghentian Kekerasan Fisik


(1) Penghentian kekerasan fisik dikoordinasikan
dan dikendalikan oleh Polri.
(2) Penghentian kekerasan fisik melibatkan tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan/atau tokoh
adat.
(3) Penghentian kekerasan fisik dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

l5
Apa yang dimaksud dengan Penetapan
Status !(ea :daan l(onflik
Status Keadaan Konflik ditetapkan apabila Konflik
tidak dapat dikendalikan oleh Polri dan
terganggunya fungsi pemerintahan.

Status Keadaan Konflik terdiri atas:


a. skalakabupaten/kota;
b. skala provinsi; atau
c. skala nasional.
Status Keadaan Konflik skala kabupaten/kota sebagaimana
ditetapkan oleh bupati/wali kota setelah berkonsultasi
dengan pimpinan DPRD kabupaten/kota.

Status Keadaan Konflik skala provinsi ditetapkan oleh


gubernur setelah berkonsultasi dengan pimpinan DPRD
provinsi.

Status Keadaan Konflik skala nasional ditetapkan oleh


Presiden setelah berkonsultasi dengan pimpinan DPR.
\\,
DPR/DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Penanganan Konflik selama status keadaan konflik sesuai
dengan skalanya.

l7
Dalam Status Keadaan Konflik skala kabupaten /kota,
bupati/wali kota bertanggung jawab atas Penanganan Konflik
kabupaten /kota, dan wajib melaporkan perkembangan
Penanganan Konflik kepada gubernur dengan tembusan
kepada menteri yang membidangi urusan dalam negeri
da n/ata u menteri terka it serta DPRD ka bu paten/kota.

Dalam Status Keadaan Konflik skala provinsi, gubernur


bertanggung jawab atas Penanganan Konflik provinsi, dan
wajib melaporkan perkembangan Penanganan Konflik kepada
Presiden melalui menteri yang membidangi urusan dalam
negeri dan/atau menteri terkait dengan tembusan kepada
DPRD provinsi.

Dalam hal Status Keadaan Konflik skala nasional, Presiden


bertanggung jawab atas Penanganan Konflik nasional.
Presiden dapat menunjuk menteri yang membidangi
koordinasi urusan politik, hukum, dan keamanan sebagai
koordinator dengan melibatkan menteri/pimpinan lembaga
terkait.
Presiden menyampaikan perkembangan penanganan Status
Keadaan Konflik kepada DPR.

T8
Dalam Status Keadaan Konflik skala Nasional, Provinsi,
KabupatenfKota, Presiden melalui MENKOPOLHUKAM,
Gubernur, Bupati/Walikota dapat melakukan :
a. pembatasan dan penutupan kawasan Konflik untuk
sementara waktu;
b. pembatasan orang di luar rumah untuk sementara
waktu;
c. penempatan orang di luar kawasan Konflik untuk
sementara waktu; dan
d. pelarangan orang untuk memasuki kawasan Konflik atau
keluar dari kawasan Konflik untuk sementara waktu.

l9
Penetapan Status Keadaan Konflik berlaku
paling lama 90 (sembilan puluh) hari.

O
Berdasarkan evaluasi terhadap perkembangan
pengendalian keadaan Konflik, Penetapan
Status Keadaan Konflik dapat diperpanjang
paling lama 30 (tiga puluh) hari.

+ Perpanjangan jangka waktu Status Keadaan


Konflik dikonsultasikan oleh Pimpinan Daerah /
Presiden kepada pimpinan DPRD / DPR dalam
waktu 10 (sepuluh) hari sebelum berakhirnya
jangka waktu Status Keadaan Konflik.

O konsultasikan
perpaniangan status konf lik
10 hari sebelum
Dalam hal keadaan Konflik dapat ditanggulangi
sebelum batas waktu yang ditentukan,
bupati/wali kota, gubernur, atau Presiden
berwenang mencabut penetapan Status
Keadaan Konflik.
status konflik berakhir

o
Bagaimana Upaya Tindakan Darurat
Penyelamatan dan Pelin dungan l(orb an ?
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan tindakan
darurat penyelamatan dan pelindungan korban sesuai
dengan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya.
(2) Tindakan darurat penyelamatan dan pelindungan korban
meliputi:
a. penyelamatan, evakuasi, dan identifikasi korban
Konflik secara cepat dan tepat;
b. pemenuhan kebutuhan dasar korban Konflik;
c. pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, termasuk
kebutuhan spesifik perempuan, anak-anak, dan
kelompok orang yang berkebutuhan khusus;
d. perlindungan terhadap kelompok rentan;
e. upaya sterilisasi tempatyang rawan Konflik;
f. penyelamatan sarana dan prasarana vital;
g. penegakan hukum;
h. pengaturan mobilitas orang, barang, dan jasa dari dan
ke daerah Konflik; dan
i. penyelamatan harta benda korban Konflik.

2l
Bagaimanakah Tata Cara Bantuan
Penggunaan dan Pengerahan l(ekuatan TNI ?

@
ffi
I
orr=*rrr I
BAITUAT TXI
Dalam Status Keadaan Konflik skala kabupaten/kota, bupati/wali kota
dapat meminta bantuan penggunaan kekuatan TNI
Pemerintah.
kepada

Dalam Status Keadaan Konflik skala provinsi, gubernur dapat meminta


bantuan penggunaan kekuatan TNI kepada Pemerintah.

ffi
(3) Dalam Status Keadaan Konflik skala nasional, Presiden berwenang
mengerahkan kekuatan TNI setelah berkonsultasi dengan pimpinan
DPR.
(4) Bantuan penggunaan dan pengerahan kekuatan TNI dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(s) Pelaksanaan bantuan penggunaan kekuatan TNI di koordinasikan oleh
POLRI.
(6) Bantuan penggunaan dan pengerahan kekuatan TNI berakhir apabila :

a. Telah dilakukan pencabutan penetapan status keadaan konflik.


b. Berakhirnya jangka waktu status keadaan konflik.
22
Apa Yang Dimaksud Dengan
Pemulihan Pasca l(onflik ?
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan upaya Pemulihan Pascakonflik
secara terencana, terpadu, berkelanjutan, dan terukur.

Upaya Pemulihan Pascakonflik meliputi:

L. rekonsiliasi;
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan
rekonsiliasi antara para pihak dengan cara:
a. perundingan secara damai;
b. pemberian restitusi; dan/atau
c. pemaafan.
Rekonsiliasi dapat dilakukan dengan Pranata Adat
dan/atau Pranata Sosial atau Satuan Tugas Penyelesaian
Konflik Sosial.
2. Rehabilitasi
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan
rehabilitasi di daerah pascakonflik dan daerah terkena
dampak Konflik sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan
wewenangnya.
Pelaksanaan rehabilitasi meliputi:
a. pemulihan psikologis korban Konflik dan pelindungan
kelompok rentan;
b. pemulihan kondisi sosial, ekonomi, budaya,
keamanan, dan ketertiban;
c. perbaikan dan pengembangan lingkungan dan/atau
daerah perdamaian;
d. penguatan relasi sosial yang adil untuk kesejahteraan
masyarakat;

24
e. penguatan kebijakan publik yang
mendorong pembangunan lingkungan
dan/atau daerah perdamaian
berbasiskan hak masyarakat;
f. pemulihan ekonomi dan hak
keperdataan, serta peningkatan
pelayanan pemerintahan;
o
b. pemenuhan kebutuhan dasar spesifik
perempuan, anak-anak, lanjut usia, dan
kelompok orang yang berkebutuhan
khusus;
pemenuhan kebutuhan dan pelayanan
kesehatan reproduksi bagi kelompok
perempuan;
peningkatan pelayanan kesehatan anak-
anak; dan
pemfasilitasian serta mediasi
pengembalian dan pemulihan aset
korban Konflik.

25
Rekonstruksi
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan
rekonstruksi sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan
wewenangnya.
Pelaksanaan rekonstruksi meliputi :

a. pemulihan dan peningkatan fungsi pelayanan publik


di lingkungan dan/atau daerah pascakonflik;
b. pemulihan dan penyediaan akses pendidikan,
kesehatan, dan mata pencaharian;
c. perbaikan sarana dan prasarana umum daerah
Konflik;
d. perbaikan berbagai struktur dan kerangka kerja yang
menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan,
termasuk kesenjangan ekonomi;
e. perbaikan dan penyediaan fasilitas pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar spesifik perempuan,
anak-anak, lanjut usia, dan kelompok orang yang
berkebutuhan khusus;
f. perbaikan dan pemulihan tempat ibadah.

26
SIAPA SA"'A YANG BERPERAN DALAM
KELEMBAG V\N DAN MEI(ANISME
PENYETESATAN I(ONFIII( ?
Kelembagaan penyelesaian Konflik terdiri atas Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pranata Adat
dan/atau Pranata Sosial, serta Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial.

SATUAN TUGAS
PEMERINTAH PEMERINTAH PRANATA ADAT/
PENYELESAIAN
DAERAH PRANATA SOSIAL
KONFLIK SOSIAL

27
Bagaimanakah Penyelesaian l(onflik
Melalui Mekanisme Pranata Adat
dan/atau Pranata Sosial ?
(1) Penyelesaian Konflik dilaksanakan oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dengan mengedepankan
Pranata Adat dan/atau Pranata Sosial yang ada dan
diakuikeberadaannya.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengakui hasil
penyelesaian Konflik melalui mekanisme Pranata
Adat dan/atau Pranata Sosial.
(3) Hasil kesepakatan penyelesaian Konflik melalui
mekanisme Pranata Adat dan/atau Pranata Sosial
memiliki kekuatan yang mengikat bagi kelompok
masyarakat yang terlibat dalam Konflik.
(4) Dalam hal penyelesaian Konflik melalui mekanisme
Pranata Adat dan/atau Pranata Sosial tidak dapat
diselesaikan, maka penyelesaian Konflik dilakukan
oleh Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial.
(s) Penyelesaian Konflik melalui mekanisme Pranata
Adat dan/atau Pranata Sosial difasilitasi oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/kota dengan
melibatkan aparatur kecamatan dan kelurahan/desa
setempat.
28
Apa yang dimaksud dengan
Satuan Tugas Penyelesaian l(onflik Sosial ?

(1) Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial merupakan


lembaga penyelesaian Konflikyang bersifat ad hoc.
(2) Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial dibentuk
oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam
hal:
a. tidak ada Pranata Adat dan/atau Pranata Sosial di
daerah Konflik;
b. tidak berfungsinya Pranata Adat dan/atau Pranata
Sosial di daerah Konflik;
c. tidak berjalannya mekanisme musyawarah untuk
mufakat melalui Pranata Adat dan/atau Pranata
Sosial;
d. tidak tercapainya kesepakatan melalui mekanisme
musyawarah Pranata Adat dan/atau Pranata
Sosial; dan
e. telah ditetapkannya Status Keadaan Konflik.

29
Apa Tugas dan Fungsi Satuan Tugas
Penyelesaian l(onflik Sosial ?
(1) Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial bertugas
menyelesaikan Konflik sosial melalui musyawarah
untuk mufakat.
(2) Penyelesaian Konflik melalui musyawarah untuk
mufakat mengikat bagi kelompok masyarakat yang
terlibat dalam Konflik.
(3) Dalam hal penyelesaian Konflik tidak tercapai,
penyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan.

30
Dalam melaksanakan tugas, Satuan Tugas Penyelesaian
(pnflik Sosial menyelenggarakan fungsi :
a. pencarian fakta dan pemberian kesempatan kepada
pihak yang berkonflik untuk menyampaikan fakta dan

,i C b.
penyebab terjadinya Konflik;
pencarian data atau informasi di instansi pemerintah
dan/atau swasta terkait sesuai dengan ketentuan
peratu ran perundang-undangan;
c. koordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan
pelindungan kepada korban, saksi, pelapor, pelaku,
dan barang bukti sesuai dengan ketentuan peraturan
peru nda ng-u nda nga n;
d. perumusan opsi yang dapat disepakati dengan
mempertimbangkan kepentingan pihak yang
berkonflik;
e. perumusan kesepakatan yang telah dicapai;

Ett
f. penghitungan jumlah kerugian dan besaran
kompensasi, restitusi, rehabilitasi, dan/atau
rekonstruksi;
o
b. penyampaian rekomendasi kepada Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah dalam upaya
rehabilitasi dan Pemulihan Pascakonflik; dan
h. penyampaian laporan akhir pelaksanaan tugas dan
fungsi Satuan Tugas f enyelesaian Konflik Sosial
kepada Pemerintah/Pemerintah Daerah dengan
tembusan kepada DPR/DPRD.

32
Bagaimanakah Pembentu kan, Penetapan,
dan Pembubaran Satuan Tugas Penyelesaian
l(onflik Sosial ? Pembentukan Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial
dilakukan melalui mekanisme:
a. pembentukan Satuan Tugas Penyelesaian Konflik
Sosial untuk menyelesaikan Konflik skala
ka bu paten/kota d ila ku ka n oleh bu pati/wa li kota;

b. pembentukan Satuan Tugas Penyelesaian Konflik


Sosial untuk menyelesaikan Konflik skala provinsi
dilakukan oleh gubernur; dan/atau
c. pembentukan Satuan Tugas Penyelesaian Konflik
Sosial untuk menyelesaikan Konflik skala nasional
diusulkan oleh menteri yang membidangi koordinasi
urusan politik, hukum, dan keamanan kepada
Presiden.

33
Siapa Saja Anggota Satuan Tugas
Penyelesaian l(onflik Sosial ?
35
APA PERAN SERTA MASYARAIKAT?
Masyarakat dapat berperan serta dalam Penanganan
Konflik, berupa:
a. pembiayaan;
b. bantuan teknis;
c. penyediaan kebutuhan dasar minimal bagi korban
Konflik; dan/atau
d. bantuan tenaga dan pikiran.
ffi ffi*fl :il|!ri'r::::=f;f€i*S$
PROGRAM KEGIATAN

PENAITIGAIIAIII KONFLll( S0SlAt

PENERIMAAN PARTISIPASI
MASYARAKAT UNTUK
PENANGANAN KONFLIK
Bagaimanakah Mekanisme
Pend anaan Pen anganan l(onflik?

TAIIGGUI{G JAITIAB BERSAMA PEMERIITAH DAI{ PEMERIIITAH DAERAH


METALUI APBI{ DAl{ APBD SESUAI TUGAS,I/VEWEilAilG
DAl{ TAl{ GG U IIG JAIITIAB MASI IIG. MASI IIG

$$$f}}h
Penanganan konflik sosial merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat guna mewujudkan lndonesia
yang aman, tenteram, tertib, damai dan sejahtera dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik lndonesia.

PEMERINTAH WAJIB

DAN BERTANGGUNG

JAWAB
RAKYATJUGAlIllAJIB DAN

BERTANGGUNG JAUIAB
DATAM RAN GT(A M EN I NG I(ATI(AN PELAI(SANAAN I(OORD I NASI
PENANG 1NAN KONFTIK IPERMENDAGRI NO 42 TAHUN 2OT5I
DIBENTUK TIM TERPADU PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

ltNGt<4, NAstottlu

PENGARAH:
1. MENKO POLHUKAM
2. MENKO PMK
3. MENKO PEREKONOMIAN
4. MENKO KEMARITIMAN TIM TERPADU PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

KETUA MENTERI DALAM NEGERI SEKRETARIS DIRJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUN/
WAKIL KETUA I KAPOLRI KEMENDAGRI
WAKIL KETUA II PANGLIMATNI WAKIL SEKRETARIS I KABAHARKAM POLRI
WAKIL KETUA III JAKSAAGUNG WAKIL SEKRETARIS II KASUM TNI
WAKIL KETUA IV MENTERI SOSIAL WAKIL SEKRETARIS III JAM INTEL KEJAKSAAN RI
WAKIL SEKRETARIS IV DIRJEN PERLINDUNGAN DAN JAMSOS
WAKIL KETUAV MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENSOS
WAKIL KETUAVI MENTERI KESEHATAN
WAKIL SEKRETARIS V DIRJEN PD KEMENDIKBUD
WAKIL KETUAVII MENTERI KEUANGAN WAKIL DIRJEN PD KEMENKES
SEKRETARIS VI
WAKIL KETUAVIII MENTERI PPN/BAPPENAS WAKIL SEKRETARIS VII DEPUTI BAPPENAS
WAKIL KETUA IX KEPALA BIN WAKIL SEKRETARIS VIII DEPUTI II BIN

ANGGOTA UNSUR PEJABAT t(L TERKAIT SESUAI KEBUTUHAN.

39
TUGAS TTM TERPADU PENANGANAN KONFLIT( SOSIAT
TI N G I(AT NASI O NAUPROVI NSI/ I(AB U PATEN/I(OTA
MENYUSUN RENCANA AKSI TERPADU
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
TI NG KAT NASIONAL/PROVI NSI/
KABUPATEN/KOTA

w
MENGKOORDINASIKAN, MENGARAHKAN,
MENGENDALIKAN, DAN MENGAWASI
PENANGANAN KONFLIK SECARA NASIONAL,
SKALA PROVINSI, DAN SKALA KABUPATEN/KOTA

W.hr
:-, MEMBERIKAN INFO KEPADA PUBLIK

H TENTANG TERJADI NYA KON FLI K


DAN UPAYA PENANGANANNYA
4l
ME LAKU KAN
U PAYA.U PAYA P E N C EGAHAN
MELALUI SISTEM PERINGATAN DINI;

MERESPON DENGAN CEPAT


DAN MENYELESAIKAN SECARA DAMAI
SEMUA PERMASALAHAN DI DALAM MASYARAKAT
YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KONFL!K;

MEMBANTU UPAYA PENANGANAN


PENGUNGSI DAN PEMULIHAN
PASCAKONFLIK YANG MELIPUTI
REKONSI LIASI, REHABI LITASI,
DAN REKONSTRUKSI.

42

Anda mungkin juga menyukai