Anda di halaman 1dari 11

Nama : Nur Saida

Nim : G70119070

Kelas :C

Tugas Kimia Analisis SSA dan SEN

Teori

1. SSA dan SEN digunakan pertama kali oleh…


a. Alan Walsh dan C. T. J. Alkemade.
b. Guystav Kirchoff dan Robert Bunsen
c. Norman Lockyer dan H. G. Lundegardh
d. C. T. J. Alkemade dan Norman Lockyer
e. Robert Bunsen dan H. G. Lundegardh

2. Sistem burner yang digunakan pada peralatan serapan atom, akan


mengatomisasikan larutan dalam lima tahap berturut-turut yaitu….
a. Nebulization Droplet precipitation  Mixing  Desolvasi
Dekomposisi senyawa
b. Droplet precipitation Nebulization Mixing  Desolvasi 
Dekomposisi senyawa
c. Nebulization Desolvasi  Mixing  Droplet precipitation
Dekomposisi senyawa
d. Droplet precipitation DesolvasiMixingNebulization
Dekomposisi senyawa
e. DesolvasiMixing Droplet precipitation Nebulization
Dekomposisi senyawa

3. Perhatikan gangguan dalam analisis SSA dan SEN dibawah ini.


1) Timbul bila sifat-sifat fisik sampel berbeda dengan sifat-sifat fisik
larutan standar
2) Terjadi karena pengaruh fosfat pada kalsium
3) Untuk mengurangi gangguan ini temperatur nyala harus lebih rendah
4) Dapat diatasi dengan menambahkan zat tertentu yang dapat bereaksi
dengan senyawa
5) Merupakan gangguan bila metode penambahan standar tidak dapat
mengatasinya
6) Gangguan yang dapat diatasi dengan memperkecil celah atau memilih
panjang gelombang lain

Pendapat yang benar mengenai gangguan secara kimia ditunjukkan oleh


nomor…

a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 3 dan 5
d. 5 dan 6
e. 2 dan 3

4. Metode yang mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh


perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar disebut…
a. Metode standar tunggal
b. Metode matriks standar
c. Metode kurva kalibrasi
d. Metode matriks tunggal
e. Metode adisi standar

5. Manakah dibawah ini gambar yang menunjukkan skema alat instrumen


Atomic Emission ?
a.

b.
c.

d.

e.

(
g
a
6. Jelaskan prinsip kerja instrumen ! s
Jawab : )
 Melibatkan penguapan sampel, seringkali dengan menyemprotkan
suatu larutan sampel ke dalam suatu lampu listrik yang
menghasilkan spektrum dari unsur yang akan ditetapkan.
 Atom logam bentuk gas normalnya tetap berada dalam keadaan
terkesitasi, atau dengan perkataan lain dalam keadaan dasar,
mampu menyerap energi cahaya yang panjang gelombang
resonansi yang khas untuknya, yang pada umumnya adalah
panjang gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom-atom itu
bila terkesitasi dari keadaan dasar.
 Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi itu dilewatkan
nyala yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka
sebagian cahaya itu akan diserap, dan jauhnya penyerapan akan
berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang
berada dalam nyala.

7. Bagaimana cara menghitung konsentrasi larutan sampel ?


Jawab :
Untuk menghitung konsentrasi larutan sampel, pertama-tama dengan
mengukur Absorbansi larutan sampel dan standar menggunakan
spektrofotometer lalu dilanjutkan dengan menggunakan hukum Lambert
Beer :
Astd = ε.b.Cstd     Asmp =ε.b.Csmp

           ε.b = Astd/ Cstd                     ε.b = Asmp/Csmp

sehingga,

Astd/Cstd = Asmp /Csmp  →    Csmp = (Asmp/Astd) X Cstd

8. Apa yang dimaksud dengan gangguan spectral ?


Jawab :
Gangguan spectral timbul bila panjang gelombang serapan unsur yang ada
dalam larutan, tetapi bukan unsure yang dianalisa, berada dalam pita
serapan unsur yang dianalisa. Gangguan ini dapat diatasi dengan
memperkecil celah atau memilih panjang gelombang lain.

9. Reaksi apa saja yang terjadi pada lampu hollow katoda ?


Jawab :
 Ionisasi gas:
Ar + e-  Ar+ + 2 e-
 Sputtering / penghamburan atom katoda:
M(s) + Ar+  M(g) + Ar
 Eksitasi atom logam:
M(g) + Ar+  M*(g) + Ar
 Emisi cahaya:
M*(g)  M(g) + hν

10. Jelaskan metode preparasi sampel !


Jawab:
 Sampel harus dalam bentuk larutan
Dilarutkan dengan cara :
- langsung dilarutkan dengan pelarut yang sesuai
- sampel dilarutkan dalam asam (HNO3, HCl, atau campuran
asam)
- Sampel dilarutkan atau dileburkan dengan basa, hasil leburan 
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
 Larutan  jernih, stabil, dan tdk mengganggu zat yg akan
dianalisis
 Sampel harus sangat encer
Perhitungan

11. Seorang mahasiswa untad menganalisis logam merkuri dengan


menggunakan SSA dengan dengan atomisasi nyala udara gas etilen
kemudian diukur pada panjang gelombang 253.7 nm diperoleh data
pengukuran kurva berikut :

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

2.0 0.053

3.8 0.104

5.8 0.160

8.0 0.220

9.6 0.260

11.2 0.310

Berapakah konsentrasi merkuri didalam sampel jika diketahui absorbansi


sampel sebesar 0.179 ?
Jawab :
0.35
0.3
f(x) = 0.03 x − 0
0.25 R² = 1
Absorbansi

0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)

Dik. Panjang gelombang = 253.7 nm


Absorbansi sebesar = 0.179
Dit. Konsentrasi molekul dalam sampel ?
Penyelesaian
y = 0.0276x – 0.0015
R2 = 0.9996
Jadi,
y = 0.0276x – 0.0015
0.179 = 0.0276x – 0.0015
0.0276x = 0.1805
x = 6.539 ppm
Jadi, konsentrasi merkuri dalam sampel adalah 6.539 ppm jika absorbansi
sampelnya sebesar 0.179 ppm

12. Dalam melakukan penelitian menggunakan metode adisi standar,


mahasiswa farmasi menimbang 9.85 g sampel dan diperoleh data sebagai
berikut :

Adisi standar (ppm) Emisi


0.005 1.95
0.678 3.02
2.801 4.31
4.730 6.54
9.121 7.98

Hitunglah kadar Na (ppm) dalam sampel !


Jawab :
Kurva kalibrasi adisi standar Na vs Emisi
9
8 f(x) = 0.66 x + 2.48
7 R² = 0.94
6
5 y
Emisi

4 Linear (y)
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Konsentrasi adisi standar (ppm)

Dari pers.regresi linier y = 0.6571x + 2.4817


Adisi standar → x-intersep maka y= 0
Maka didapatkan x = 3.78 ppm
Konsentrasi di dalam sampel
(3.78 µg Na/mL )x (50.00mL/ 25.00mL) x 250.0mL = 191,87 µg/g
9.85 g

13. Perhatikan Analisa data berikut !

Ppm Cu Absorban

0.000 0.000
1.905 0.095
2.101 0.123
4.235 0.259
6.612 0.444
8.397 0.692
10.216 0.821
12.231 1.050
15.753 1.200
Diperoleh FFDT sebanyak 15.09 mg
Absorbansi sampel 0.096
Pertanyaan : Berapa kandungan Cu dalam sampel tersebut?

Jawab :

Kurva Kalibrasi Standar Cu


1.4
1.2 f(x) = 0.08 x − 0.04
1 R² = 0.99
Absorban

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Ppm Cu

Y= 0.0828x – 0.0446
Y= 0.096  0.096= 0.0828x – 0.0446
y = 0.0828x – 0.0446
0.096 = 0.0828x – 0.0446
0.0828x = 0.1406
X= 1.698 ppm/(µg /mL)/(mg/L)
Dalam sampel FFDT
(1.698 µg / mL) (5 mL) = 533,96 µg Cu / g FFDT
0.0159 g

Perhatikan soal berikut untuk menjawab pertanyaan no. 14 dan 15!


Sebanyak 5g sampel kuningan mengandung seng dilarutkan dalam larutan
asam sebanyak 500 mL dan diukur dengan AAS atomisasi nyala pada
panjang gelombang 213.9 nm diperoleh absorbansi 0.269, dibuat seri
larutan baku seng dengan AAS atomisasi nyala menggunakan udara
asetilen dan diukur pada panjang gelombang 213.9 nm diperoleh data
sebagai berikut :
Konsentrasi (ppm) Absorbansi

5.0 0.061
10.0 0.122
15.0 0.185
20.0 0.248
25.0 0.309
30.0 0.370

14. Konsentrasi seng di dalam sampel tersebut adalah…


a. 21,790 ppm
b. 22,907 ppm
c. 20,970 ppm
d. 20,709 ppm
e. 21,097 ppm
15. Kadar Seng di dalam sampel tersebut adalah….
a. 218 %
b. 21,8 %
c. 2,18 %
d. 0,218 %
e. 0,0218 %

16. Seorang peneliti mengisolasi Cu dari jaringan lemak pada saluran cerna
yang dianalisis dengan SAA dengan nyala udara-asetilen. Diperoleh FFDT
sebanyak 9.47 mg dan absorbansi sampel 0.052. Kandungan Cu dalam
sampel tersebut adalah….

Ppm Cu Absorban

0.000 0.000
1.5 0.052
3 0.107
4.5 0.159
6 0.291

a. 78,141 µg Cu / g FFDT
b. 79,411 µg Cu / g FFDT
c. 78,114 µg Cu / g FFDT
d. 79,414 µg Cu / g FFDT
e. 77,444 µg Cu / g FFDT

Anda mungkin juga menyukai