Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

C DENGAN FEBRIS
DI PERUMAHAN BEJOKARTO, BENER, TEGALREJO, YOGYAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing: Apri Nur Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Wiku Sanjaya
3B
2920183321

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum asuhan keperawatan pada An. C, dengan Febris. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas individu Praktik Klinik Keperawatan Anak pada
Semeseter VI, pada:

Hari : Senin
Tanggal : 8 Maret 2021
Tempat : Perumahan Bejokarto, Bener, Tegalrejo, Yogyakarta

Praktikan Dosen Pembimbing

Wiku Sanjaya Apri Nur Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
Rahmat-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Pada penyusunan laporan ini, penulis mendapat bantuan dari pihak lain secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bp. Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Direktur Stikes
Notokusumo atas pengarahan dan bimbingan yang telah diberikan.
2. Ibu Fika Nur Indriasari, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Koordinator Praktik
Klinik Keperawatan Anak Stikes Notokusumo atas pengarahan dan
bimbingan yang telah diberikan.
3. Ibu Apri Nur Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing
Akademik Stkes Notokusumo atas pengarahan dan bimbingan yang telah
diberikan.
4. Seluruh teman-teman dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo
Yogyakarta.
Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan penyusulan laporan ini, sehingga kritik dan saran yang
membangun
senantiasa penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Yogyakarta, 8 Maret 2021

Penulis
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk
ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu >37,2°C, biasanya
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit
autoimun, keganasan, ataupun obat - obatan (Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai
akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar
demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas
(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit - penyakit yang ditandai dengan
adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu demam mungkin
berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non
spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi
(Wardiyah, 2016).
Demam diartikan sebagai respon fisiologis tubuh terhadap penyakit
yang di perantarai oleh sitokin dan ditandai dengan peningkatan suhu
pusat tubuh dan aktivitas kompleks imun. Demam merupakan gejala yang
menyertai beberapa penyakit infeksi maupun penyakit radang non infeksi.
Pada penyakit infeksi, demam dapat diakibatkan oleh infeksi virus yang
bersifat self limited maupun infeksi bakteri, parasit, dan jamur. Demam
dapat juga disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating),
dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun karena gangguan sistem
imun (Susanti, 2012).
2. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu
sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian
pengambilan riwayat penyekit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,
observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium,
serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Guyton, 2010).
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dalam
Thobaroni (2015), bahwa etiologi febris,diantaranya:
a. Suhu lingkungan
b. Adanya infeksi
c. Pneumonia
d. Malaria
e. Otitis media
f. Imunisasi
3. Patofisiologi
Pada saat suhu kulit mulai turun, thermoreseptor menyebarkan implus
kesusunan saraf pusat, distimuli sistem saraf simpatis, norephineprin
dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan saraf setempat yang berakhir dengan
lemak coklat dimetabolisme untuk memproduksi panas. Suhu tubuh kita
dalam keadaan normal dipertahankan dikisaran 36,8ºC oleh pusat pengatur
suhu didalam otak yaitu hipotalamus. Dalam pengatur suhu tersebut selalu
menjaga keseimbangan antara jumlah panas yang diproduksi tubuh dari
metabolisme dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru-paru
sehingga suhu tubuh dapat mempertahankan dalam kisaran normal.
Walaupun demikian suhu tubuh dapat memiliki fluktuasi harian, yaitu
sedikit lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi harinya
(Dongoes, 2010).
4. Pathway

Gambar Pathway Febris


Sumber: Menurut Nurarif & Kusuma (2013).
5. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2013), tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
6. Penatalaksanaan
Menurut Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam dapat
dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan nonfarmakologis
maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan
untuk menangani demam pada anak:
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan
antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan
antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu 30
menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam dapat
muncul kembali dalam waktu 3-4 jam. Paracetamol dapat
diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari dosis sebelumnya.
Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC, sehingga jelas
bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk menormalkan
suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh. Efek samping
parasetamol antara lain: muntah, nyeri perut, reaksi, alergi berupa
urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di kulit karena
perdarahan bawah kulit), bronkospasme (penyempitan saluran
napas), hepatotoksik dan dapat meningkatkan waktu
perkembangan virus seperti pada cacar air (memperpanjang masa
sakit).
2) Ibuprofen
Merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek
antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam,
bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang
dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun
panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB. Ibuprofen bekerja
maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek
penurun demam lebih cepat dari parasetamol. Ibuprofen memiliki
efek samping yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan
saluran cerna, rewel, sakit kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis
berlebih dapat menyebabkan kejang bahkan koma serta gagal
ginjal.
b. Tindakan non farmakologis
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat
dilakukan seperti (Nurarif, 2015):
1) Memberikan minuman yang banyak
2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3) Menggunakan pakaian yang tidak tebal 4) Memberikan kompres.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Nurarif (2015) proses keperawatan pada anak demam/febris
adalah sebagai berikut:
a. Pengkajian
1) Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
2) Riwayat Kesehatan
3) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian):
panas.
4) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam,
gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu
makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil,
gelisah.
5) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
6) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak)
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi

c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
2) Foto rontgent
3) USG, endoskopi atau scanning
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif (2015), diagnosa yang sering muncul pada febris yaitu:
a. Hipertermia berhubungan dengan Proses Penyakit.
b. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan
Cairan Aktif
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan Asupan Diet Kurang
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan Intervensi
. Keperawatan
1. Hipertermia Setelah dilakukan Perawatan Demam
berhubungan tindakan keperawatan (3740)
dengan Proses selama 3x24 jam 1. Monitor suhu
Penyakit. diharapkan masalah sesering
Hipertermia mungkin
berhubungan dengan 2. Monitor warna
Proses Penyakit dapat dan suhu kulit
teratasi dengan kriteria 3. Monitor nadi
hasil: dan Respirasi
Termoregulasi (0800) 4. Berikan kompres
1. Suhu dalam batas hangat
normal 5. Kolaborasikan
2. Bebas dari pemberian
kedinginan Antipiretik
3. Suhu stabil 36,5ºC-
37,5ºC
4. Nadi dalam batas
normal
 <1 Tahun: 100-
160
 1-10 Tahun: 70-
120
 11-17 Tahun:
60-100
2. Risiko Kekurangan Setelah dilakukan Manajemen Cairan
Volume Cairan tindakan keperawatan (4120)
berhubungan selama 3x24 jam 1. Pertahankan
dengan Kehilangan diaharapkan masalah catatan intake
Cairan Aktif Risiko Kekurangan dan ouput yang
Volume Cairan akurat
berhubungan dengan 2. Monitor status
Kehilangan Cairan hidrasi
Aktif dapat teratasi 3. Monitor hasil lab
dengan kriteria hasil: 4. Berikan cairan
Keseimbangan Cairan secara oral
(0601) 5. Kolaborasikan
1. Mempertahankan dengan dokter
urine output sesuai jika ada tanda
dengan usia dan BB, kehilangan
urine normal cairan
2. TTV dalam batas
normal
3. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi,
elastisitas turgor
kulit baik, membran
mukosa lembab,
tidak ada rasa haus
yang berlebihan
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
Nutrisi: Kurang tindakan keperawatan (1100)
Dari Kebutuhan selama 3x24 jam 1. Kaji adanya
Tubuh diaharapkan masalah alergi makanan
berhubungan Ketidakseimbangan 2. Kolaborasi
dengan Asupan Nutrisi: Kurang Dari dengan ahli gizi
Diet Kurang Kebutuhan Tubuh untuk
berhubungan dengan menentukan
Asupan Diet Kurang jumlah kalori
dapat teratasi dengan dan nutrisi yang
kriteria hasil: dibutuhkan
Status Nutrisi (1004) 3. Berikan
1. Adanya peningkatan makanan yang
berat badan sesuai terpilih (Sudah
dengan tujuan dikonsultasikan
2. Berat badan ideal dengan ahli gizi
dengan tinggi badan 4. Monitor jumlah
3. Tidak ada tanda- nutrisi dan
tanda malnutrisi kandungan
4. Tidak terjadi kalori nutrition
penurunan berat monitoring
badan yang berarti 5. Bb pasien dalam
batas normal
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, Sri, Pertiwi, P.P. 2015. Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS
Telogorejo Semarang. Jurnal Keperawatan. Diakses dari
ejournal.stikestelogorejo.ac.id pada 7 Maret 2021.
Thobaroni, Imam. 2015. Asuhan Keperawatan Demam. Artikel Kesehatan
Wardiyah, Aryanti. 2016. Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat
Dan Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang
Mengalami demam Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal
Ilmu Keperawatan-Volume 4, No. 1, 45.

Anda mungkin juga menyukai