MAKALAH Arni Kep
MAKALAH Arni Kep
OLEH :
ARNI INDRA
NIM : 1902016
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang …………………………………………………………………………
B. Tujuan …………………………………………………………………………………
C. Manfaat…………………………………………………………………………………
Bab II Pembahasan
A. Pengertian keperawatan……………………………………………………………….
B. Prinsip menejemen keperawatan………………………………………………………
C. Lingkup menejemen keperawatan……………………………………………………..
D. Standar pelaksanaan menejemen keperawatan ……………………………………….
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu ilmu tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara aktif, inovatif dan kreatif serta rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional. Keperawatan profesional dalam pelayanannya diperlukan adanya
pengembangan keperawatan secara profesional. Dalam mengoptimalkan peran dan
manajemen keperawatan perlu adanya strategi yang salah satunya adalah dengan harapan
adanya faktor pengelolaan yang optimal serta mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pelayanan keperawatan
Suatu organisasi dalam mencapai tujuan perlu didukung oleh pengelolaan faktor-
faktor, Antara lain Man, Money, Machine, Methode, dan Material. Pengelolaan yang
seimbang dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan kepuasan kepada klien dan
pelanggan rumah sakit. Kelima standar rumah sakit tersebut harusnya telah dimiliki oleh
rumah sakit yang telah terakreditasi
Selain itu Manajemen Keperawatan ini sebagai struktur kegiatan operasional dalam
melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung proses penyembuhan dan
pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama 24 jam.Hal ini menunjukkan manajemen
keperawatan sangat penting,karena membutuhkan waktu yang panjang untuk melayani
pasien. Dengan demikian perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena
lingkungan kerja merupakan lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang
mempengaruhi perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber,1996).
Di dalam suatu rumah sakit, unit pelayanan terkecil adalah suatu ruangan yang
merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk menerapkan ilmu dan asuhan
keperawatan secara optimal. Akan tetapi tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan,
dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan
profesional hanyalah akan menjadi suatu teori. Untuk itu perawat perlu mengupayakan
kegiatan penyelenggaraan Model Praktek Keperawatan Profesional yang merupakan penataan
sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan
Model praktek keperawatan profesional salah satunya adalah dengan adanya posisi
perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau perawat pelaksana, dalam suatu
bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang
lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Mutu asuhan keperawatan
yang baik antara lain : memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk
pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien
dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara, salah satunya untuk dapat
ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui
pembelajaran dilahan praktek.
Ruang Melur Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Serdang Bedagai
merupakan salah satu ruang perawatan yang membutuhkan manajemen keperawatan yang
baik demi tercapainya mutu pelayanan yang optimal. Khususnya ruang Melur Anak
merupakan ruang rawat inap khusus anak-anak yang terdiri dari 1 ruang khusus perawat, 1
ruang khusus pasien yang terdiri dari 8 tempat tidur pasien. Maka perlu dilakukan sebuah
studi tentang proses keperawatan di ruang Melur Anak, dimana salah satu terbentuknya
adalah praktek stase manajemen keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diruang Melur Anak Rumah
Sakit Sultan Sulaiman Serdang Bedagai selama 4 minggu, diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada unit pelayanan
kesehatan secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang Melur Anak Rumah
Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Serdang Bedagai, mahasiswa mampu :
a.Mengumpulkan data dan memahami data masalah dalam pengorganisasian asuhan
keperawatan
b.Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan.
c.Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan.
d.Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan.
e.Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan.
f.Mengidentifikasi masalah yang terjadi
C. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah menejemen keperawatan ini dikemukakan beberapa
manfaat yaitu:
1. Diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan
dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
3. Terbinanya hubungan baik Antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain dan perawan dengan pasien
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dari perawat
5. Dapat mengembangkan keilmuan dibidang pembelajaran menejemen keperawatan
6. Mengetahui masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan profesional
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). (WHO, 1999)
Menejemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, dan kemudian
menyelesaikannya. Dengan kata lain menejemen menentukan tujuan nya dahulu dengan pasti
(yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju) dan kemudian mencapainya.
( WHO, 1999 ). Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan melalui upaya
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989 ).
Manajemen keperawatan ini yakni suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-
sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk dapat mencapai tujuan
dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
Manajemen Keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan suatu pelayanan keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.
3. Swanburg(2000)
4. Gillies (1994)
Manajemen Keperawatan adalah salah satu proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan
adalah untuk merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada,
peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan
ekonomis kepada pasien.
5. Anonim (2011)
6. Suyanto (2009)
1. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi, personel,
peralatan dan fasilitas.
2. Proses
Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk dapat
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
3. Output
4. Kontrol
Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit
keperawatan.
D. Filosofi Manajemen Keperawatan
Mengerjakan pada hari ini lebih baik dari pada hari esok.
Manajerial keperawatan merupakan suatu fungsi utama pimpinan keperawatan.
Meningkatkan suatu mutu kinerja perawat.
Perawat yang memerlukan pendidikan berkelanjutan.
Proses keperawatan akan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
Tim keperawatan akan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap
tindakan keperawatan yang diberikan.
Menghargai para pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
Perawat adalah seorang advokat pasien.
Perawat berkewajiban untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga.
Menyediakan asuhan keperawatan yang sangat efektif dan efisien dalam membantu
kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
Membantu untuk mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien
dan staf keperawatan atau non keperawatan
Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam suatu kegiatan profesional
keperawatan
Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota suatu tim kesehatan yang ada di
rumah sakit atau tempat kerja.
Perencanan yang diperlukan dalam manajemen keperawatan ini bertitik tumpu pada
tujuan apa yang ingin dicapai. Selain itu juga persiapan-persiapan tindakan yang perlu
diambil untuk suatu keadaan-keadaan tertentu nantinya. Tujuannya agar tindakan perawat
nanti dapat terarah dengan baik.
Fungsi ini merupakan suatu pengaturan setelah rencana. Jadi manajemen keperawatan
juga dapat mengatur dan menentukan pembagian tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit
kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
Karena tugasnya adalah untuk dapat mengelola maka agar tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana harus dilakukan pangawasan pada pelaksanaannya, apakah orang–orangnya,
cara dan waktunya tepat. Pengendalian ini juga berfungsi supaya kesalahan yang terjadi dapat
segera diperbaiki.
Tahap merancang
Tahap delegasi
Tahap mendidik
Tahap perkembangan
Tahap implementasi
Tahap tindak lanjut (evaluasi penampilan dan umpan balik)
Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol adalah
Ada empat bentuk struktur organisasi : unit, departemen, puncak (divisi atau tingkat
eksekutif dari managemen organisasi), tingkat operasional (meliputi semua fase
pekerjaan dalam struktur organisasi)
Managemen keperawatan menunjukan fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin dan
bidang studi. Managemen keperawatan adalah bagian yang aktif dari divisi keperawatan,
organisasi, dan lembaga dimana hal ini berfungsi :
10. Pengendalian yakni salah satu elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan
menetapkan sebuah prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama – sama dalamperenacanaan danpengorganisasian serta fungsi – fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dikelola oleh bidang perawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu sebagai berikut :
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang umumnya
dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta
kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Control dalam proses
manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional,
evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.
Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan
kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
Secara garis besar konsep terbagi lagi menjadi beberapa pengertian diantaranya;
1. Konsep Kualiatas
Dalam konsep ini organisasi mementingkan kualitas yang mampu memasuki pasar
dan dengan demikian harus mementingkan kepuasan pelanggan.
2. Konsep manajement
Dalam konsep manajemen bukan hanya manajer melainkan semua personil bertugas
melaksanankan manajemen menggunakan fakta dan manajemen dengan siklus
PDCA (plan do check acet).
3. Konsep Proses
Dalam Konsep Proses siapapun yang akan melakukan tindakan lanjut rangkaian
tindakan,harus dianggap pelanggan yang harus dipuaskan. Pengendalian proses juga
lebih diutamakan agar kesalahan kualitas dapat dihindari.
4. Konsep Standarilisasi
Dalam konsep ini semua melaksanakan pekerjaan berpangkal pada standar seperti
standar prosedur kualitas dan kompetensi
5. Konsep Hormon Respect
Dalam konsep ini manusia sepenuhnya perlu dihormati untuk membutuhkan
motivasi.
6. Konsep Quality Assurunce
Dalam Konsep ini keikutsertaan pegawai dari kegiatan dalam gugus kendali mutu
(quality circle)
6. Standar Pelaksanaan Managemen Keperawatan
1. Memenuhi Kriteria dan Hasil Manajemen Keperawatan
2. Memenuhi Aspek Aspek Operasional dan Fungsional Keperawatan
3. Memenuhi Mutu pelayanan Manajamen Kesehatan
4. Memenuhi Peran Dan meningkatkan Produktifitas Keperawatan
a. Langkah-Langkah Evaluasi
- Menentukan Kriteria,Standart dan pertanyaan evaluasi
- Mengumpulkan data baru tentang klien
- Menafsirkan data baru
- Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
- Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
- Melaksanakan Tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
b. Hasil Evaluasi
- Tujuan tercapai ; Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan
- Tujuan tercapai sebagian ; jika klien menunjukkan sebagian dari standar dan kriteria
yang telah ditetapkan
- Tujuan tidak tercapai ; Jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.
Kualitas pelayanan sangat berkaitan erat dengan kualitas tenaga perawat, karena
sebagian besar tenaga kesehatan di Indonesia adalah perawat. Perawat mempunyai
kedudukan penting dalam kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Di Era globalisasi,
kualitas perawat menjadi syarat mutlak untuk dapat bersaing dengan perawat-perawat dari
negara lain. Untuk itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan profesional dengan
standar internasional dalam aspek intelektual, interpersonal, dan teknikal, bahkan peka
terhadap perbedaan sosial budaya, serta mempunyai pengetahuan yang luas dan mampu
memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Keperawatan sebagai profesi juga
memiliki body of knowledge yang jelas berbeda dengan profesi lain, altruistis, memiliki
wadah profesi, memiliki standar, dan etika profesi, akuntabilitas, otonomi, serta kesejawatan
(Leddy & Pepper, 1993).
Padahal pendidikan keperawatan merupakan satu proses penting yang harus dilalui
oleh setiap perawat. Untuk itu langkah yang paling awal dan penting dilakukan dalam
proses profesionalisme keperawatan di Indonesia adalah menata pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan profesional, agar peserta didik memperoleh pendidikan dan pengalaman
belajar sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan. Oleh karena itu sifat pendidikan
keperawatan juga harus menekankan pemahaman tentang keprofesian (Nurhidayah, 2011).
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil pendidikan menjadi
tenaga professional. Melalui pendidikan ini, maka perawat dapat menjalankan profesinya
sesuai dengan fungsi dan tuntutannya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Seorang perawat professional harus dilandasi dengan kaingintahuan yang tinggi,
kecenderungan global pada bidang kesehatan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi
perawat. Berbagai masalah terjadi saat ini, mulai dari masalah kesehatan yang sederhana
hingga masalah kesehatan yang kompleks. Oleh karena itu, di saat kondisi seperti ini
mengharuskan perawat untuk meningkatkan kemampuannya yang terintegrasi dan paripurna.
Seperti ditengah maraknya COVID-19 pada saat ini mengharuskan perawat dan
tenaga kesehatan lain untuk melakukan perubahan karena suatu keadaan dan situasi. Peran
perawat dan tenaga kesehatan lain harus menerapkan kaidah dasar bioetika beneficence, non-
maleficence, autonomy, dan justice. Prinsipnya ini mengutamakan altuisme, tanggung jawab
dan memberikan kasih sayang, maupun siap melayani pasien siang hingga malam.
1. Peran
Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan dari seseorang
oleh mereka yang berinteraksi dengannya. Peran seseorang diartikan oleh harapan - harapan
orang lain, individu tersebut sangat bergantung pada harapan mereka bagi aspek identitas
pribadinya. Sepanjang hidupnya seseorang memegang serangkaian peran, yang berubah
dengan perubahan keadaan hidupnya. Sebagai pekerja sebuah departemen keperawatan,
perawat dapat memegang beberapa peran jabatan pada waktu yang sama. Kepala perawat
tertentu merupakan bawahan bagi atasannya, seorang supervisor bagi staf perawatnya, rekan
kerja kepala perawat lainnya dan mungkin kepala panitia atau konsultan bagi para pekerja di
divisi lain dalam organisasinya. Karena perbedaan sikap dan perilaku diperlukan dalam
pelaksanaan masing - masing peran, kepala perawat yang telah diuraikan di atas harus sering
" merubah seragam " selama hari kerjanya, penyesuaian dan penyesuaian ulang ekspresi
wajah, bahasa tubuh, nada suara dan bahasa untuk memenuhi harapan pihak yang
berkepentingan lainnya yang telah mengartikan setiap peran.
2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersikap
sesuai dengan harapan seseorang. Karena kekuasaan tumbuh dari interaksi manusia,
kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus berubah. Perolehan kekuasaan oleh
perawat perorangan tampaknya memudahkan perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam
situasi yang sama. Kemungkinan karena meningkatnya jumlah komunikasi dengan yang lain
atau perubahan dalam kualitas komunikasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, kehilangan
kekuasaan seorang pekerja bisa mengubah hubungan timbal baliknya dengan yang lain
sehingga membuatnya terus menerus kehilangan kekuasaan seiring dengan waktu. Kekuasaan
terdiri dari beberapa jenis yaitu: kekuasaan memberikan penghargaan ( Reward power )
adalah kesanggupan untuk memberikan penghargaan terhadap yang lain, kekuasaan paksaan (
Coercive power ) adalah kesanggupan untuk menerapkan hukuman kepada yang lain.
Menejer perawat dapat menghukum seorang pegawai melalui penurunan pangkat, skors, atau
pemecatan. Kekuasaan referensi ( Referent power ) adalah kemampuan mengilhami
kebanggaan tertentu pada yang lain sehingga mereka berharap untuk mengidentifikasikan diri
mereka sendiri dengan obyek kekaguman mereka. Kekuasaan ahli ( Expert power )
merupakan kemampuan untuk meyakinkan yang lain supaya seseorang memiliki derajat
pengetahuan dan keahlian tinggi dalam area spesialisasi.
3. Status
Konsep status berhubungan erat dengan konsep kekuasaan. Status dapat diartikan
sebagai urutan penganugerahan suatu kelompok kepada seseorang yang sesuai dengan
penilaian mereka atas pekerjaan dan sumbangsihnya. Derajat status yang diberikan kepada
pekerjaan tertentu erat kaitannya dengan jarak dari hierarki organisasi tingkat atas, jumlah
keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugas kerja tersebut, derajat pelatihan khusus,
atau pendidikan yang diperlukan bagi posisi tersebut, tingkat tanggung jawab dan otonomi
yang diharapkan dalam pelaksanaan kerja dan gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status
masing - masing perawat tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel
organisasi unit kerjanya. Status sebuah kelompok dikaitkan dengan kemampuannya dalam
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kelompok. Kebanyakan
perawat percaya bahwa tujuan keperawatan bagi perawatan klien dan kesembuhannya sama
pentingnya dengan kesejahteraan klien seperti juga dengantujuan pengobatan medis atau
tujuan administrasi keuangannya.
4. Wewenang
5. Kepusatan ( Centrality )
Semua pekerjaan dalam sebuah kelompok manusia dilakukan melalui dan karena
komunikasi antar pekerja. Komunikasi biasa diartikan sebagai pengiriman informasi dan
opini antar manusia. Diperlukan pendahuluan pesan oleh si pengirim dan persepsi pesan yang
sama oleh si penerima pesan. Kebanyakan ahli komunikasi percaya bahwa penangkapan
pesan tersebut merupakan aspek yang lebih kritis dari proses dan usaha memperbaiki kualitas
serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai dengan mengajari manusia bagaimana
mendengar secara bersungguh - sungguh dan kritis terhadap semua aspek pesan yang dikirim.
Adalah mungkin untuk melatih pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum
informasi sehingga memaksimalkan pengertian oleh si penerima pesan. Pengirim pesan dapat
diajari memperkuat isi verbal setiap pesan dengan ekspresi yang sesuai dan gerak isyarat
untuk menekankan konsep kunci serta untuk mendapatkan masukan dari si penerima pesan
sebagai tanda atas keefektifan komunikasi.
Dalam pembagian kerja ada beberapa dasar yang perlu diperhatikan yang dapat dipakai
sebagai pedoman :
a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya koordinator perawatan yang
berada di lantai dua rumah sakit yang terdiri dari ruang penyakit dalam kelas dua, ruang
bedah umum kelas dua, dan sebagainya.
b. Pembagian kerja atas jenis barang atau jasa yang diproduksi. Misalnya koordinator asuhan
keperawatan ruang unit bedah, koordinator pendidikan keperawatan, koordinator
pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
c. Pembagian kerja berdasarkan waktu / shift pagi, siang, dan malam.
d. Pembagian atas dasar konsumer yang dilayani, misalnya perawat yang khusus merawat
klien dengan penyakit kulit, THT, dan lain - lain.
Yaitu pembagian tugas untuk perawat yang dilakukan oleh kepala ruangan masing - masing
mempunyai tugas khusus.
Yaitu pengorganisasian dalam pelayanan keperawatan sehingga satu orang primary nursing
dalam 24 jam bertanggung jawab pada klien yang di bawah tanggung jawabnya dari masuk
RS sampai pulang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuncoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta. Nuha medika
Sanburg, Russel. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jagarta. EGC
Budiarto. E. (2002). Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC
Dahlan, S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta : Trans Info Media