Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MENEJEMEN KEPERAWATAN DAN FUNGSI-FUNGSINYA

OLEH :

ARNI INDRA
NIM : 1902016

DOSEN PENGAMPU : Mazly Astuty,SKep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang …………………………………………………………………………
B. Tujuan …………………………………………………………………………………
C. Manfaat…………………………………………………………………………………
Bab II Pembahasan
A. Pengertian keperawatan……………………………………………………………….
B. Prinsip menejemen keperawatan………………………………………………………
C. Lingkup menejemen keperawatan……………………………………………………..
D. Standar pelaksanaan menejemen keperawatan ……………………………………….
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu ilmu tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara aktif, inovatif dan kreatif serta rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional. Keperawatan profesional dalam pelayanannya diperlukan adanya
pengembangan keperawatan secara profesional. Dalam mengoptimalkan peran dan
manajemen keperawatan perlu adanya strategi yang salah satunya adalah dengan harapan
adanya faktor pengelolaan yang optimal serta mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pelayanan keperawatan

Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan


perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan pengendalian aktivitas-
aktivitas upaya keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu,kualitas dan kwantitas
pelayanan dibidang kesehatan secara komprehensif sesuai dengan standard kesehatan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Sering kita lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagai
rumah sakit belum semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik dalam
menciptakan lingkungan yang nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk
melakukan tindakan keperawatan atau praktik keperawatan dan asuhan keperawatan (sumber
pustaka).

Suatu organisasi dalam mencapai tujuan perlu didukung oleh pengelolaan faktor-
faktor, Antara lain  Man, Money, Machine, Methode, dan Material. Pengelolaan yang
seimbang dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan kepuasan kepada klien dan
pelanggan rumah sakit. Kelima standar rumah sakit tersebut harusnya telah dimiliki oleh
rumah sakit yang telah terakreditasi

Selain itu Manajemen Keperawatan ini sebagai struktur kegiatan operasional dalam
melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung proses penyembuhan dan
pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama 24 jam.Hal ini menunjukkan manajemen
keperawatan sangat penting,karena membutuhkan waktu yang panjang untuk melayani
pasien. Dengan demikian perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena
lingkungan kerja merupakan lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang
mempengaruhi perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber,1996).

Di dalam suatu rumah sakit, unit pelayanan terkecil adalah suatu ruangan yang
merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk menerapkan ilmu dan asuhan
keperawatan secara optimal. Akan tetapi tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan,
dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka  pelayanan keperawatan
profesional hanyalah akan menjadi suatu teori. Untuk itu perawat  perlu mengupayakan
kegiatan penyelenggaraan Model Praktek Keperawatan Profesional yang merupakan penataan
sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui  pengembangan model praktik keperawatan

Model praktek keperawatan profesional salah satunya adalah dengan adanya posisi
perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau perawat pelaksana, dalam suatu
bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang
lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Mutu asuhan keperawatan
yang baik antara lain : memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk
pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien
dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara, salah satunya untuk dapat
ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui  bangku kuliah yang harus melalui
pembelajaran dilahan praktek.

Ruang Melur Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Serdang Bedagai
merupakan salah satu ruang perawatan yang membutuhkan manajemen keperawatan yang
baik demi tercapainya mutu pelayanan yang optimal. Khususnya ruang Melur Anak
merupakan ruang rawat inap khusus anak-anak yang terdiri dari 1 ruang khusus perawat, 1
ruang khusus pasien yang terdiri dari 8 tempat tidur pasien. Maka perlu dilakukan sebuah
studi tentang proses keperawatan di ruang Melur Anak, dimana salah satu terbentuknya
adalah praktek stase manajemen keperawatan.
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diruang Melur Anak Rumah
Sakit Sultan Sulaiman Serdang Bedagai selama 4 minggu, diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada unit pelayanan
kesehatan secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang Melur Anak Rumah
Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Serdang Bedagai, mahasiswa mampu :
a.Mengumpulkan data dan memahami data masalah dalam pengorganisasian asuhan
keperawatan
b.Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan.
c.Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan.
d.Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan.
e.Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan.
f.Mengidentifikasi masalah yang terjadi

C. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah menejemen keperawatan ini dikemukakan beberapa
manfaat yaitu:
1. Diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan
dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
3. Terbinanya hubungan baik Antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain dan perawan dengan pasien
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dari perawat
5. Dapat mengembangkan keilmuan dibidang pembelajaran menejemen keperawatan
6. Mengetahui masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan profesional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Keperawatan

Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). (WHO, 1999)
Menejemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, dan kemudian
menyelesaikannya. Dengan kata lain menejemen menentukan tujuan nya dahulu dengan pasti
(yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju) dan kemudian mencapainya.
( WHO, 1999 ). Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan melalui upaya
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989 ).

Manajemen keperawatan ini yakni suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-
sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk dapat mencapai tujuan
dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.

Manajemen Keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan suatu pelayanan keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.

Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu tatanan


pelayanan nyata, yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu memahami
konsep dan aplikasi. Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dikerjakan oleh staf perawat untuk membuat rancangan, mengatur serta mengarahkan sumber
daya lain (manusia / barang) sehingga dapat memberikan layanan medis keperawatan yang
profesional kepada pasien atau masyarakat umum.

Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan berupa sebuah rencana


strategi melalui pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah-
langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam suatu pelaksanaan
metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan pengadilan serta dokumentasi yang
lengkap.
Dalam keperawatan, manejemen berhubungan dengan perencaan (planing)
pengoorganisasian ( organizing ), pengaturan staf ( staffing), kepemimpinaan ( leading),
dan pengendalian ( kontroling ), aktifitas – aktifitas upaya keperawatan atau divisi
departemen keperawatan dan dari sub unit departermen. Menejemen keperawatan
merupakan juga kelompok dari perawat manejer yang mengatur organisasi atau usaha
keperawatan. Pada akhirnya manejemen keperawatan adalah proses dimana perawat
menejer menjalankan profesi mereka. (Swanburg, 2000 hal 456 ).Fungsi – Fungsi
Manajemen, secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning), perncanaan merupakan:
1) Gambaran apa yang akan dicapai
2) Persiapan pencapaian tujuan
3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4) Persiapan tindakan – tindakan
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6) Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur
dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat,
keuangan dan fasilitas.
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau/suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
7) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
8) Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
d. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur
dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat,
keuangan dan fasilitas.
e. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau/suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
B. Pengertian Manajemen Keperawatan Menurut Para Ahli
1. Nursalam (2007)

Manajemen Keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
2. Kelly dan Heidental (2004)

Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses dari perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk dapat mencapai tujuan. Proses
manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu suatu perencanaan, pengorganisasian,
kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.

3. Swanburg(2000)

Manajemen Keperawatan adalah suatu kelompok dari perawat manajer yang


mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan
menjadi sebuah proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen
keperawatan ini memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola
kegiatan keperawatan.

4. Gillies (1994)

Manajemen Keperawatan adalah salah satu proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan
adalah untuk merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada,
peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan
ekonomis kepada pasien.

5. Anonim (2011)

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk dapat


merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar
dapat memberikan suatu pelayanan keperwatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperluikan
suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan
tersebut.

6. Suyanto (2009)

Manajemen Keperawatan adalah salah satu manajemen pelayanan kesehatan dan


manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah suatu pelayanan
di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu
manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit
pelayanan atau supervisor), dan juga manajemen bawah (kepala ruang perawatan).

C. Elemen Manajemen Keperawatan

Elemen manajemen keperawatan, dalam sistem terbuka yaitu sebagai berikut :

1.  Input

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi, personel,
peralatan dan fasilitas.

2.  Proses

Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk dapat
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.

3.  Output

Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan,


pengembangan staf dan riset.

4.  Kontrol

Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget keperawatan, evaluasi


penampilan kerja perawat, standar prosedur, dan akreditasi.

5.  Umpan Balik

Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit
keperawatan.
D. Filosofi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan memiliki filosofi sebagai berikut ini :

 Mengerjakan pada hari ini lebih baik dari pada hari esok.
 Manajerial keperawatan merupakan suatu fungsi utama pimpinan keperawatan.
 Meningkatkan suatu mutu kinerja perawat.
 Perawat yang memerlukan pendidikan berkelanjutan.
 Proses keperawatan akan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
 Tim keperawatan akan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap
tindakan keperawatan yang diberikan.
 Menghargai para pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
 Perawat adalah seorang advokat pasien.
 Perawat berkewajiban untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga.

Misi Manajemen Keperawatan

Menurut Nursalam (2007) misi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :

 Menyediakan asuhan keperawatan yang sangat efektif dan efisien dalam membantu
kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
 Membantu untuk mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien
dan staf keperawatan atau non keperawatan
 Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam suatu kegiatan profesional
keperawatan
 Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota suatu tim kesehatan yang ada di
rumah sakit atau tempat kerja.

Visi Manajemen Keperawatan

 Mengaplikasikan kerangka konsep dan acuan dalam suatu pelaksanaan asuhan


keperawatan.
 Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah di berikan.
 Menerapkan suatu srtategi dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang efisien
kepada semua konsemen.
 Meningkatkan suatu hubungan yang baik dengan semua tim kesehatan menilai
kualitas pelayanan yang di berikan berdasarkan standar kriteria yang ada.
 Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan memberikan sebuah
intervensi keperawatan kepada pasien.
 Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun nonformal) bagi perawat
dalam suatu usaha meningkatkan kinerjanya.
 Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan keperawatan dan
peningkatkan suatu kualitas pelayanan.
 Menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan staf dalam setiap
pengambilan keputusan yang menyangkut tentang asuhan keperawatan.
 Memberikan suatu penghargaan kepada staf yang dianggap berprestasi.
 Konsisten untuk selalu meningkatkan hasil produksi atau pelayanan yang terbaik.
 Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang suatu profesi keperawatan.

Fungsi Manajemen Keperawatan

1. Fungsi Perencanaan Manajemen Keperawatan

Perencanan yang diperlukan dalam manajemen keperawatan ini bertitik tumpu pada
tujuan apa yang ingin dicapai. Selain itu juga persiapan-persiapan tindakan yang perlu
diambil untuk suatu keadaan-keadaan tertentu nantinya. Tujuannya agar tindakan perawat
nanti dapat terarah dengan baik.

2. Fungsi Pengorganisasian Manajemen Keperawatan

Fungsi ini merupakan suatu pengaturan setelah rencana. Jadi manajemen keperawatan
juga dapat mengatur dan menentukan pembagian tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit
kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.

3. Fungsi Penggerak Manajemen Keperawatan


Tanda manajemen keperawatan yang berhasil ialah saat mampu menggerakkan orang
– orang supaya mau atau suka bekerja. Manajemen keperawatan ini juga harus mampu
menciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran
sendiri, termotivasi secara internal.

4. Fungsi Pengendalian Manajemen Keperawatan

Karena tugasnya adalah untuk dapat mengelola maka agar tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana harus dilakukan pangawasan pada pelaksanaannya, apakah orang–orangnya,
cara dan waktunya tepat. Pengendalian ini juga berfungsi supaya kesalahan yang terjadi dapat
segera diperbaiki.

5. Fungsi Penilaian Manajemen Keperawatan

Fungsi ini menunjukan manajemen keperawatan sebagai media pengukuran dan


perbandingan dari hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.

Prinsip – Prinsip Manajemen Keperawatan

Managemen keperawatan adalah perencanaan. Perencanaan adalah memperkirakan


peristiwa-peristiwa sampai pembuatan rencana operasional. Perencanaan juga merupakan
fungsi managemen dari setiap perawat kepala dari perawat klinis profesional sampai perawat
manager, penyelia, direktur dan administrator. Ratcliffe dan logsdon menspesifikasikan 6
tahap dalam proses perencanaan :

 Tahap merancang
 Tahap delegasi
 Tahap mendidik
 Tahap perkembangan
 Tahap implementasi
 Tahap tindak lanjut (evaluasi penampilan dan umpan balik)
Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol adalah

a. Division of work  (pembagian pekerjaan)


b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
c. Dicipline (disiplin)
d. Unity of command (kesatuan komando)
e. Unity of direction (kesatuan arah)
f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada
kepentingan umum)
g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
h. Centralization (sentralisasi)
i. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
j. Order (ketertiban)
k. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
l. Equity (keadilan)
m. Inisiative (prakarsa)

Managemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif.

Contoh penggunaan waktu yang efektif:

 Eksekutif perawat kepala membuat suatu jadwal pertemuan yang berhubungan


dengan rencana managemen. Jadwal ini diikuti pada seluruh aktivitas sampai
pengaturan pertemuan, pertemuan divisi, pertemuan profesi, perjalanan, ronde,
pertemuan individu, dsb.
 Perawat kepala dari lembaga pelayanan perawatan di rumah mempunyai rencana
pertemuan staf yang dimulai dan di akhiri pada setiap minggu. Jadwal individual
perawat ditinjau ulang pada setiap pertemuan dan di bandingkan dengan tujuan
produktivitas yang seimbang dengan anggaran.
 Perawat kesehatan di rumah meninjau kembali jadwal setiap hari. Ini harus tepat
sehingga 5 menit sebelum menggunjungi pasien dapat ditambahkan selama 40 jam
kerja setiap minggu. Dengan cara ini jasa pelayanan meningkat bbukan berupa
materi.
Managemen keperawatan adalah pembuat keputusan. Managemen keperawatan
membutuhkan keputusan yang dibuat oleh perawat manager pada setiap tingkatan bagian
di bangsal atau unit.

Managemen keperawatan adalah suatu formulasi dan pencapaian tujuan sosial.


Perubahan sosial penting dalam hubungannya dengan kebutuhan kesehatan. Tujuan
pemenuhan seperti itu tergantung pada perawat manager. Perawat manager mengatur
dampak institusi sosial dan mengeluarkan tanggung jawab sosialnya relatif terhadap
keperawatan. 

Managemen keperawatan adalah pengorganisasian. Pengorganisasian adalah


pengidentifikasian kebutuhan organisasi dari pernyataan misi kerja yang dilakukan dan
menyesuaikan desain organisasi dan struktur untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. 

Ada empat bentuk struktur organisasi : unit, departemen, puncak (divisi atau tingkat
eksekutif dari managemen organisasi), tingkat operasional (meliputi semua fase
pekerjaan dalam struktur organisasi)

Managemen keperawatan menunjukan fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin dan
bidang studi. Managemen keperawatan adalah bagian yang aktif dari divisi keperawatan,
organisasi, dan lembaga dimana hal ini berfungsi :

 Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan


Managemen keperawatan adalah mengarahkan atau memimpin.
 Divisi keperawatan yang dikelola baik memotivasi pekerja yang memuaskan.
 Managemen keperawatan komunikasi yang efisien.
 Managemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian. (Swanburg,
2000 )

Adapun prinsip lain dari menejemen keperawatan yaitu :

1. Manajemen keperawatan selayaknya berlandaskan pada suatu perencanaan karena


melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan
keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.

2. Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.


Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun suatu perencanaan
yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.

3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan suatu keputusan. Berbagai


situasi maupun suatu permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan suatu kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
4. Memenuhi suatu kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan
ingini. Kepuasan pasien merupakan poin yang paling utama dari seluruh tujuan
keperawatan.

5. Manajemen keperawatan harus bisa terorganisir. Pengorganisasian tersebut dilakukan


sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

6. Pengarahan merupakan suatu elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi


proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
yang telah diorganisasikan.

7. Divisi keperawatan yang baik dapat memotivasi karyawan untuk memperlihatkan


penampilan kerja yang baik.

8. Manajemen keperawatan dapat menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi


yang efektif akan mengurangi suatu kesalahpahaman dan memberikan persamaan
pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.

9. Pengembangan staf penting untuk dapat dilaksanakan sebagai upaya persiapan


perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer
untuk dapat meningkatkan pengetahuan karyawan.

10. Pengendalian yakni salah satu elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan
menetapkan sebuah prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.

Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama – sama dalamperenacanaan danpengorganisasian serta fungsi – fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

E. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan


berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling
mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat
didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktik yang klinis. Manajer keperawatan yang


efektif selayaknya dapat memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.

Menurut Suyanto (2008) Manajer keperawatan mengelola kegiatan keperawatan meliputi


sebagai berikut :

 Menetapkan penggunaan suatu proses keperawatan.


 Mengetahui suatu intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa.
 Menerima akuntabilitas suatu kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat .
 Menerima akuntabilitas hasil suatu kegiatan keperawatan.

Menurut Suyanto, 2008 keperawatan ini terdiri atas :

1.  Manajemen Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dikelola oleh bidang perawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu sebagai berikut :

 Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan).


 Manajemen menengah (kepala unit pelayanan atau supervisor).
 Manajemen bawah (kepala ruang perawatan).

2.  Manajemen Asuhan Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan proses


keperawatan pada prinsipnya menggunakan suatu konsep – konsep manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

3. Kerangka konsep menejemen keperawatan


Kerangka konsep managemen keperawatan adalah managemen partisipatif yang berlandaskan
pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat/keperawatan, kesehatan dan
lingkungan.

Manusia, dalam managemen partisipatif adalah individu, keluarga/masyarakat yang


diberikan pelayanan keperawatan melelui pelaksanaan tugas keperawatan yang terorgaisasi,
terarah, terkoordinasi dan terintregasi dalam rentang kendali yang ditetapkan.

Perawat/keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat managerial puncak,


menengah, maupun bawah dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang
komunikasi untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
praktik keperawatan.

Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.

4. Poses menejemen keperawatan

Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi.


Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, control dan
mekanisme umpan balik.

Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. 

Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang umumnya
dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta
kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Control dalam proses
manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional,
evaluasi  penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.
Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan
kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.

Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan


proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk
mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga
proses keperawatan, terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan
rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. ( Gillies, 1985 ).

5. Konsep menejemen keperawatan

Secara garis besar konsep terbagi lagi menjadi beberapa pengertian diantaranya;

1. Konsep Kualiatas
Dalam konsep ini organisasi mementingkan kualitas yang mampu memasuki pasar
dan dengan demikian harus mementingkan kepuasan pelanggan.
2. Konsep manajement
Dalam konsep manajemen bukan hanya manajer melainkan semua personil bertugas
melaksanankan manajemen menggunakan fakta dan manajemen dengan siklus 
PDCA (plan do check acet).
3. Konsep Proses
Dalam Konsep Proses siapapun yang akan melakukan tindakan lanjut rangkaian
tindakan,harus dianggap pelanggan yang harus dipuaskan. Pengendalian proses juga
lebih diutamakan agar kesalahan kualitas dapat dihindari.
4. Konsep Standarilisasi
Dalam konsep ini semua melaksanakan pekerjaan berpangkal pada standar seperti
standar prosedur kualitas dan kompetensi 
5. Konsep Hormon Respect
Dalam konsep ini manusia sepenuhnya perlu dihormati untuk membutuhkan
motivasi.
6. Konsep Quality Assurunce
Dalam Konsep ini keikutsertaan pegawai dari kegiatan dalam gugus kendali mutu
(quality circle) 
6. Standar Pelaksanaan Managemen Keperawatan
1. Memenuhi Kriteria dan Hasil Manajemen Keperawatan
2. Memenuhi Aspek Aspek Operasional dan Fungsional Keperawatan
3. Memenuhi Mutu pelayanan Manajamen Kesehatan
4. Memenuhi Peran Dan meningkatkan Produktifitas Keperawatan

7. Tipe-tipe menejemen keperawatan


Dalam setiap realitasnya bahwa manajemen dalam melaksanakan proses manajemen
keperawatannya terjadi adanya sesuatu perbedaan antaran saru dengan lainnya ( menurut
G.R Terry dikutip Maman Ukas).terbagi 6 tipe,yaitu ; 
1. Tipe Manajemen Pribadi (Manajementl Personal)
Dalam sistem kepemimpinan ini,segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan
mengadakan kontak pribadi ( secara lisan atau lansung )
2. Tipe Manajemen Non Pribadi (Non Manajement Personal).Dilaksanakan melalui
bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe Manajemen Otoliter (Autoritotion Management).Biasanya bekerja keras
sungguh-sungguh teliti dan tertib
4. Tipe Manajemen Demokratis ( Democratis Management).Memenage denagn
demokratis oleh dirinya merupakan bagian dari kelompok yang berusaha
bertanggung jawab tentang pelaksanaan untuk tujuan bersama.
5. Tipe Manajemen Paternalistis (Paternalistis Management). Didirikan oleh sesuatu
pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok.
6. Tipe Manajemen Menurut bakat (indogenious Management) Biasanya timbul pada
orang informal yang mungkin berlatih dengan adanya sistem kompetisi. (Sulaiman
dan Sunarno,!983) dibagi menjadi 3 ( Bertha,1983);
a. Otocratis
b. Demokratis 
c. Laissezfaire 

8. Standar pelaksanaan penetapan tim mankep


1. Peran Manajer 
Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkung ( Nursalam,2002)
2. Peran Kepala Ruang
Kepala rungan disebuah ruangan keperawatan perlu melakukan koordinasi kegiatan
unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi kegiatan
pemberian asuhan keperawatan kerja staf menurut ( Arwani, 2005 )
3. Lini dan staff
Otalitis ini menunjukakan kekuasaan supervisi langsung terhadap bawahannya.
Sebaliknya, kerja staff dirumah sakit umumnya dihubungkan dengan kegiatan
pengarahan atau pemberian saran. Dibagian perawat, kepuasan ini dilaksanakan oleh
paramenejer yang bertanggung jawab terhadap pelatih dan pendidik.

9. Bentuk- Bentuk Evaluasi Manajemen Keperawatan


Evaluasi 
Tahap Akhir dari proses maenejerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan. Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh staff
mampu melaksanakan tugasnya  dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat
dan mendukung dalam pelaksanaan.

a. Langkah-Langkah Evaluasi
- Menentukan Kriteria,Standart dan pertanyaan evaluasi
- Mengumpulkan data baru tentang klien
- Menafsirkan data baru 
- Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
- Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
- Melaksanakan Tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan 

b. Hasil Evaluasi
- Tujuan tercapai ; Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan 
- Tujuan tercapai sebagian ; jika klien menunjukkan sebagian dari standar dan kriteria
yang telah ditetapkan
- Tujuan tidak tercapai ; Jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.
Kualitas pelayanan sangat berkaitan erat dengan kualitas tenaga perawat, karena
sebagian besar tenaga kesehatan di Indonesia adalah perawat. Perawat mempunyai
kedudukan penting dalam kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Di Era globalisasi,
kualitas perawat menjadi syarat mutlak untuk dapat bersaing dengan perawat-perawat dari
negara lain. Untuk itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan profesional dengan
standar internasional dalam aspek intelektual, interpersonal, dan teknikal, bahkan peka
terhadap perbedaan sosial budaya, serta mempunyai pengetahuan yang luas dan mampu
memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Keperawatan sebagai profesi juga
memiliki body of knowledge yang jelas berbeda dengan profesi lain, altruistis, memiliki
wadah profesi, memiliki standar, dan etika profesi, akuntabilitas, otonomi, serta kesejawatan
(Leddy & Pepper, 1993).

Di Indonesia, selama ini pengaturan mengenai pendirian dan penyelenggaraan


pendidikan keperawatan masih belum tegas dan jelas, sehingga banyak sekali berdiri institusi
pendidikan keperawatan yang kualitasnya masih diragukan. Selain itu standardisasi dalam
penyelenggaraan uji kompetensi  masih belum ada, sehingga hasil yang dicapai juga beragam
kualitasnya. Di sisi lain, penjenjangan pendidikan tidak berpengaruh banyak terhadap
kompetensi, pengakuan, dan kesejahteraan perawat di tempat kerja di dalam melakukan
asuhan keperawatan. (Setjen DPR RI, 2011). Profesi keperawatan selalu dituntut untuk
mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia dalam upaya meningkatakan profesionalisme keperawatan agar dapat memajukan
pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini.

Padahal pendidikan keperawatan merupakan satu proses penting yang harus dilalui
oleh setiap perawat.  Untuk itu langkah yang  paling awal dan penting dilakukan dalam
proses profesionalisme keperawatan di Indonesia adalah menata pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan profesional, agar peserta didik memperoleh pendidikan dan pengalaman
belajar sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan. Oleh karena itu sifat pendidikan
keperawatan juga harus menekankan pemahaman tentang keprofesian (Nurhidayah, 2011).
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil pendidikan menjadi
tenaga professional. Melalui pendidikan ini, maka perawat dapat menjalankan profesinya
sesuai dengan fungsi dan tuntutannya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
       Seorang perawat professional harus dilandasi dengan kaingintahuan yang tinggi,
kecenderungan global pada bidang kesehatan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi
perawat. Berbagai masalah terjadi saat ini, mulai dari masalah kesehatan yang sederhana
hingga masalah kesehatan yang kompleks. Oleh karena itu, di saat kondisi seperti ini
mengharuskan perawat untuk meningkatkan kemampuannya yang terintegrasi dan paripurna.

Ada beberapa perubahan terkait pelayanan kesehatan di era globalisasi dan


perubahan-perubahan tersebut meliputi ekonomi, kependudukan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan Iptek, serta tuntutan profesi. Dampak perubahan-perubahan tersebut
membawa dampak pelayanan kesehatan. Perawat di masa depan akan menghadapi suatu
kesempatan dan tantangan yang sangat luas, sekaligus suatu ancaman. Untuk itu, sebagai
perawat harus mempersiapkan diri untuk apa yang akan terjadi sekarang dan masa yang akan
datang.

       Perkembangan IPTEK harus diikuti dengan upaya perlindungan terhadap untuk


mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, hak untuk diberitahu, hak untuk memilih
tindakan yang dilakukan dan hak untuk didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu, pengguna
jasa pelayanan kesehatan perlu memberikan persetujuan secara tertulis sebelum dilakukan
tindakan (informed consent). Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan
utama, yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu
keadaan dan situasi. Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri sebagai
profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era global.

            Seperti ditengah maraknya COVID-19 pada saat ini mengharuskan perawat dan
tenaga kesehatan lain untuk melakukan perubahan karena suatu keadaan dan situasi. Peran
perawat dan tenaga kesehatan lain harus menerapkan kaidah dasar bioetika beneficence, non-
maleficence, autonomy, dan justice. Prinsipnya ini mengutamakan altuisme, tanggung jawab
dan memberikan kasih sayang, maupun siap melayani pasien siang hingga malam.

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan orang, alat - alat, tugas - tugas,


kewenangan dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional
sehingga suatu organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ( Subur,1997 ).
Pengorganisasian meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan untuk
obyektif divisi keperawatan, departemen, pelayanan atau unit. Setiap unit harus melalui tipe
pekerjaan , yang langsung dilakukan terhadap klien, macam perawat sesuai dengan
pekerjaan , serta jumlah pengelola atau supervisi yang diperlukan ( Swanburg, 2000 ).
Proses pengorganisasian dapat dirinci sebagai berikut :
1.      Memahami tujuan
2.      Menetapkan tugas pokok dan merinci kegiatan
3.      Mengelompokkan tugas / jabatan
4.      Menyusun struktur organisasi dan departementasi
5.      Menyusun otoritas organisasi
6.      Mengisi jabatan / staffing
7.      Fasilitating

3.      Konsep Pengorganisasian


Dalam menganalisa pengaruh pola formal organisasional pada sifat dasar komunikasi
antara para pekerja, perlu untuk mengerti konsep sebagai berikut:

1. Peran

Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan dari seseorang
oleh mereka yang berinteraksi dengannya. Peran seseorang diartikan oleh harapan - harapan
orang lain, individu tersebut sangat bergantung pada harapan mereka bagi aspek identitas
pribadinya. Sepanjang hidupnya seseorang memegang serangkaian peran, yang berubah
dengan perubahan keadaan hidupnya. Sebagai pekerja sebuah departemen keperawatan,
perawat dapat memegang beberapa peran jabatan pada waktu yang sama. Kepala perawat
tertentu merupakan bawahan bagi atasannya, seorang supervisor bagi staf perawatnya, rekan
kerja kepala perawat lainnya dan mungkin kepala panitia atau konsultan bagi para pekerja di
divisi lain dalam organisasinya. Karena perbedaan sikap dan perilaku diperlukan dalam
pelaksanaan masing - masing peran, kepala perawat yang telah diuraikan di atas harus sering
" merubah seragam " selama hari kerjanya, penyesuaian dan penyesuaian ulang ekspresi
wajah, bahasa tubuh, nada suara dan bahasa untuk memenuhi harapan pihak yang
berkepentingan lainnya yang telah mengartikan setiap peran.

2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersikap
sesuai dengan harapan seseorang. Karena kekuasaan tumbuh dari interaksi manusia,
kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus berubah. Perolehan kekuasaan oleh
perawat perorangan tampaknya memudahkan perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam
situasi yang sama. Kemungkinan karena meningkatnya jumlah komunikasi dengan yang lain
atau perubahan dalam kualitas komunikasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, kehilangan
kekuasaan seorang pekerja bisa mengubah hubungan timbal baliknya dengan yang lain
sehingga membuatnya terus menerus kehilangan kekuasaan seiring dengan waktu. Kekuasaan
terdiri dari beberapa jenis yaitu: kekuasaan memberikan penghargaan ( Reward power )
adalah kesanggupan untuk memberikan penghargaan terhadap yang lain, kekuasaan paksaan (
Coercive power ) adalah kesanggupan untuk menerapkan hukuman kepada yang lain.
Menejer perawat dapat menghukum seorang pegawai melalui penurunan pangkat, skors, atau
pemecatan. Kekuasaan referensi ( Referent power ) adalah kemampuan mengilhami
kebanggaan tertentu pada yang lain sehingga mereka berharap untuk mengidentifikasikan diri
mereka sendiri dengan obyek kekaguman mereka. Kekuasaan ahli ( Expert power )
merupakan kemampuan untuk meyakinkan yang lain supaya seseorang memiliki derajat
pengetahuan dan keahlian tinggi dalam area spesialisasi.

3. Status

Konsep status berhubungan erat dengan konsep kekuasaan. Status dapat diartikan
sebagai urutan penganugerahan suatu kelompok kepada seseorang yang sesuai dengan
penilaian mereka atas pekerjaan dan sumbangsihnya. Derajat status yang diberikan kepada
pekerjaan tertentu erat kaitannya dengan jarak dari hierarki organisasi tingkat atas, jumlah
keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugas kerja tersebut, derajat pelatihan khusus,
atau pendidikan yang diperlukan bagi posisi tersebut, tingkat tanggung jawab dan otonomi
yang diharapkan dalam pelaksanaan kerja dan gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status
masing - masing perawat tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel
organisasi unit kerjanya. Status sebuah kelompok dikaitkan dengan kemampuannya dalam
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kelompok. Kebanyakan
perawat percaya bahwa tujuan keperawatan bagi perawatan klien dan kesembuhannya sama
pentingnya dengan kesejahteraan klien seperti juga dengantujuan pengobatan medis atau
tujuan administrasi keuangannya.
4. Wewenang

Konsep wewenang secara berbelit - belit dihubungkan dengan konsep tanggung


jawab. Jabatan pada hierarki keperawatan puncak dihubungkan dengan lapisan atas dari
tanggung jawab dan wewenang. Jadi status yang tinggi dihubungkan dengan wewenang yang
memberi status pekerjaan tinggi bagaimanapun dapat diserahkan pada jabatan di lapisan
rendah struktur organisasi.

5. Kepusatan ( Centrality )

Konsep sentralisasi / kepusatan organisasi mengacu pada kenyataan bahwa beberapa


jabatan ditempatkan sedemikian rupa dalam struktur organisasi sehingga melibatkan si
pemegang jabatan ke dalam seringnya komunikasi dengan sejumlah besar pekerja lainnya.
Sebaliknya, jabatan lainnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga terjadi sedikit komunikasi
di antara pemegang jabatan dengan yang lainnya. Dengan menggunakan skema organisasi
lembaga tersebut, adalah mungkin untuk menghitung jumlah langkah atau pertukaran
pembicaraan yang diperlukan guna menyampaikan informasi kepada jabatan yang diberikan
dari setiap posisi lain dalam jaringan kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang atau jabatan
tertentu disebut total jarak organisasi. Penambahan jarak perseorangan bagi semua pegawai
dalam organisasi dan membaginya dengan jumlah pegawai akan menghasilkan jarak rata -
rata organisasi ( Average organizational distance ) bagi semua jabatan dalam struktur itu.
Dengan membandingkan total jarak organisasi seseorang dengan jarak rata - rata bagi seluruh
struktur, seseorang dapat menentukan setiap jarak relatif organisasi ( Relative organizational
distance ) pegawai. Para pegawai dengan jarak relatif organisasi yang terkecil adalah yang
paling pokok dalam struktur tersebut. Mereka lebih banyak menerima informasi yang
berhubungan dengan kerja di banding pekerja pokok. Terhadap pekerja yang berpengetahuan,
informasi adalah bahan mentah untuk produksi. Karena pekerja yang lebih terpusat secara
organisasi seharusnya lebih produktif dibanding pekerja yang kurang terpusat.
6. Komunikasi ( Communication )

Semua pekerjaan dalam sebuah kelompok manusia dilakukan melalui dan karena
komunikasi antar pekerja. Komunikasi biasa diartikan sebagai pengiriman informasi dan
opini antar manusia. Diperlukan pendahuluan pesan oleh si pengirim dan persepsi pesan yang
sama oleh si penerima pesan. Kebanyakan ahli komunikasi percaya bahwa penangkapan
pesan tersebut merupakan aspek yang lebih kritis dari proses dan usaha memperbaiki kualitas
serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai dengan mengajari manusia bagaimana
mendengar secara bersungguh - sungguh dan kritis terhadap semua aspek pesan yang dikirim.
Adalah mungkin untuk melatih pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum
informasi sehingga memaksimalkan pengertian oleh si penerima pesan. Pengirim pesan dapat
diajari memperkuat isi verbal setiap pesan dengan ekspresi yang sesuai dan gerak isyarat
untuk menekankan konsep kunci serta untuk mendapatkan masukan dari si penerima pesan
sebagai tanda atas keefektifan komunikasi.

4.      Prinsip - prinsip pengorganisasian


Untuk mencapai tujuan dalam pengorganisasian diperlukan prinsip - prinsip sebagai
berikut :
1.      Prinsip rantai komando
Rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota, efektif secara ekonomis dan
berhasil dalam mencapai tujuan mereka, organisasi dibuat dengan hubungan hierarkis dalam
alur autoritas dari atas ke bawah. Prinsip ini mendukung struktur mekanistis dengan autoritas
sentral yang mensejajarkan autoritas dan tanggung jawab. Komunikasi terjadi sepanjang
rantai komando dan cenderung satu arah ke bawah. Pada organisasi keperawatan modern,
rantai komando ini adalah datar, dengan garis menejer dan staf teknis serta administrasi yang
mendukung stap perawat teknis.
2.      Prinsip kesatuan komando
Kesatuan komando menyatakan bahwa seorang pekerja mempunyai satu penyelia dan
terdapat satu pimpinan dan satu rencana untuk kelompok aktifitas dengan obyektif yang
sama. Prinsip ini masih diikuti pada kebanyakan organisasi keperawatan tetapi masih terus
dimodifikasi dengan memunculkan teori organisasi. Keperawatan primer dan manajemen
kasus mendukung prinsip kesatuan komando ini, seperti juga praktek bersama.
3.      Prinsip rentang kontrol
Rentang kontrol menyatakan bahwa individu harus menjadi penyelia suatu kelompok bahwa
ia dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Prinsip asal ini
telah menjadi elastis makin sangat terlatih pekerja makin kurang pengawasan yang
diperlukan. Pekerja dalam masa latihan memerlukan lebih banyak pengawasan untuk
mencegah terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat yang berbeda dari pekerja
keperawatan, menejer perawat harus lebih banyak mengkoordinasikan.
4.      Prinsip spesialisasi
Spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus dapat menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal. Sehingga ada divisi tenaga kerja : suatu perbedaan di antara berbagai
tugas. Spesialisasi dianggap oleh kebanyakan orang menjadi cara terbaik untuk menggunakan
individu dan kelompok. Rantai komando menggabungkan kelompok -kelompok dengan
spesialitas yang menimbulkan fungsi departementalis.

5.      Prinsip pembagian kerja


Merupakan perincian dan pengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya
satu sama lain yang dilakukan oleh suatu bagian atau unit kerja tertentu. Prinsip dasarnya
adalah untuk mencapai efisiensi pelaksanaan kerja dimana orang mengerjakan kegiatan
tertentu sesuai dengan kemampuannya. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam pembagian
kerja adalah :
a.       Setiap unit kerja mempunyai perincian tugas dan aktifitas yang akan dilakukan, secara
jelas dan tegas.
b.      Setiap staf atau anggota organisasi harus memiliki perincian tugas, tanggung jawab dan
wewenang.
c.       Beban tugas yang diberikan kepada staf atau unit organisasi harus sesuai dengan
kemampuan.
d.      Variasi tugas yang diberikan hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya
satu sama yang lain.
e.       Penempatan staf harus tepat dan sesuai.
f.       Penambahan atau pengurangan tenaga harus berdasarkan beban kerja.

Dalam pembagian kerja ada beberapa dasar yang perlu diperhatikan yang dapat dipakai
sebagai pedoman :
a.       Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya koordinator perawatan yang
berada di lantai dua rumah sakit yang terdiri dari ruang penyakit dalam kelas dua, ruang
bedah umum kelas dua, dan sebagainya.
b.      Pembagian kerja atas jenis barang atau jasa yang diproduksi. Misalnya koordinator asuhan
keperawatan ruang unit bedah, koordinator pendidikan keperawatan, koordinator
pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
c.       Pembagian kerja berdasarkan waktu / shift pagi, siang, dan malam.
d.      Pembagian atas dasar konsumer yang dilayani, misalnya perawat yang khusus merawat
klien dengan penyakit kulit, THT, dan lain - lain.

6.      Prinsip pendelegasian


Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang atau kekuasaan. Kekuasaan merupakan hak
seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan
dengan baik. Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek antara lain wewenang
mengambil keputusan , menggunakan sumber daya, memerintah, dan menggunakan batas
waktu tertentu. Adapun manfaat pendelegasian adalah :
a.       Pimpinan dapat melakukan tugas pokok saja.
b.      Setiap staf atau perawat memiliki wewenang sesuai dengan tugasnya.
c.       Meningkatkan kemampuan staf.
d.      Kegiatan tetap berjalan walaupun pimpinan tidak ada.
e.       Pelatihan dan kaderisasi untuk meningkatkan jenjang karir.

Dalam melakukan pendelegasian seorang pimpinan hendaknya memperhatikan


kemampuan orang yang diberi wewenang atau pendelegasian, memperhatikan pendapat
orang yang diberi wewenang, melakukan bimbingan, menggerakkan dan melakukan
pengontrolan.

Prinsip - prinsip organisasi yang telah disebutkan di atasadalah saling ketergantungan


dan dinamis bila digunakan oleh manajer perawat untuk menciptakan lingkungan yang
merangsang dalam praktek keperawatan klinis.

Dalam keperawatan, pengorganisasian pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan


cara ( Burgess 1988 & Gillies 1988 ) :
1. Fungsional / penugasan

Yaitu pembagian tugas untuk perawat yang dilakukan oleh kepala ruangan masing - masing
mempunyai tugas khusus.

2.      Alokasi pasien


Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan untuk beberapa klien / satu klien oleh satu
perawat saat berjaga.

3. Perawatan group / team nursing

Yaitu pelayanan lapangan dimana sekelompok perawat memberikan pelayanan keperawatan


kepada sekelompok klien, kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijasah dan
berpengalaman.

4. Pelayanan keperawatan utama

Yaitu pengorganisasian dalam pelayanan keperawatan sehingga satu orang primary nursing
dalam 24 jam bertanggung jawab pada klien yang di bawah tanggung jawabnya dari masuk
RS sampai pulang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen umum yng


memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi secara efektif.Empat elemen
besar dari teori manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan atau
memimpin, dan mengendalikan atau pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen, kognitif,
afektif, dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utsms yang bergerak
secara simultan.

Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya pada


perilaku manusia.Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan keterampilan tentang
perilsku manusia mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional
untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktifitas pada pelayanan perawatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta. Nuha medika

Sanburg, Russel. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jagarta. EGC

Ahmadi. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Ariani, N. (2012). Analisis Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan dokumentasi


asuhan keperawatan di RSUD dr. Rasidin Padang.Tesis.Pasca Sarjana Fakultas
Keperawatan UNAND, tidak dipublikasikan.

Arwani & Supriyatno. (2006). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta : EGC

Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC.

Badeni. 2013. Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Bandung : Alfabeta.


Budianto, E., Bethan, A & Haskas,Y. (2012). Analisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan manajemen pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RRI RS Islam
Faisal Makasar.E Library.Stikes nani Hasanuddin.1(3),1-7.

Budiarto. E. (2002). Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC

Dahlan, S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Instrumen evaluasi penerapan standar


asuhan keperawatan di rumah sakit.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009).Profil Kesehatan Indonesia.

Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta : Trans Info Media

Dinarti, Aryani, R.,Nurhaeni, H.,& Chairani, R. (2009). Dokumentasi keperawatan.Jakarta :


Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai