B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
• Memahami konsep dan prosedur kritik dalam karya seni rupa
• Memahami fungsi kritik dalam karya seni rupa
• Mempresentasikan hasil pengamatan terhadap konsep, prosedur dan fungsi kritik dalam
karya seni rupa
• Mendeskripsikan karya seni rupa secara lisan maupun tertulis
• Mempresentasikan hasil deskripsi karya seni rupa secara tertulis dan lisan
C. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Guru mengirimkan ucapan salam di grup Whatsapp pembelajaran ketika akan memulai
pelajaran “Assalamualaikum”.
Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan cara melihat balasan chat dari salam yang
diucapkan diawal pembelajaran.
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengamatan
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk
mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan dan manfaat) dengan
mempelajari materi “Kritik Karya Seni Rupa”
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar
Sikap : Observasi/Pengamatan
Pengetahuan : Tes tertulis
Keterampilan : Portofolio dan praktik
1. Kritik Populer,
adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi umum. Tanggapan yang disampaikan
melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja, lebih kepada pengenalan atau publikasi
sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya menggunakan gaya bahasa dan istilah-
istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
2. Kritik Jurnalis,
adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka
kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama dengan kritik
populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi
persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena sifat dari media
massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya
3. Kritik Keilmuan,
adalah jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan
kepekaan yang tinggi untuk menilai sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan
oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, dan disampaikan
dengan metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali
dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai
lelang.
4. Kritik Kependidikan,
adalah kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika
subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni
terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik ini
yang digunakan guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
1. Kritik Formalistik
Kajian kritik ditujukan terhadap konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-
unsur pembentukannya. Pada lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas
penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang
terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan
yang digunakan dalam berkarya seni.
2. Kritik Ekspresivistik
Dalam kritik ini, kritikus cenderung menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang
ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya
menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang
ditampilkan dalam sebuah karya.
3. Kritik Instrumentalistik
Dalam kritik ini, karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuananya dalam upaya
mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak
mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya
baik saat ini maupun masa lalu.
Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya, dikritisi
tidak saja berdasarkan kualitas teknis (formal) nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema
dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi pengamatnya
terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan.
1. Deskripsi,
adalah tahapan untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat
apa adanya, dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat
mendeskripsikan dengan baik, seorang pengkritik harus mengetahui istilah-istilah teknis yang
umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pengkritik akan
kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
2. Analisis formal,
adalah tahapan untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur
pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan
prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
3. Interpretasi,
yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang
dihadirkan dan masalah yang dihadirkan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi
sudut pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya
semakin banyak pula penafsiran karya yang dikritisinya.
"Fungsi Kritik"
Fungsi kritik seni yang utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa, antara
seniman, karya, dan penikmat seni. Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang
berupaya mengupas, menganalisis, diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk
berkomunikasi melalui karya seni.
"Kritikus Seni"
Kritikus adalah orang yang melakukan kritik terhadap karya seni dan budaya orang lain atau
dirinya sendiri.
Kritik yang disampaikan harus dilandasi dengan :
Keilmuan dan pengetahuan yang relevan;
Pengalaman yang memadai dalam materi kritik;
Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif);
Menguasai penerapan metoda kritik yang tepat.
DAFTAR NILAI PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN SISTEM DARING/ JARAK JAUH
No Nama Nilai
1 Alya Riska Amanda 100
2 Aprianti Isabela Saputri 100
3 Arina Bella 100
4 Dahlia 100
5 Dewi Anggraini Dalam Proses
6 Dewi Shinta 100
7 Dwi Diki Junior 100
8 Efita Maulana 100
9 Fika Nurlina 100
10 Frista Nanda Layla Putri 90
11 Irva Lavenia 100
12 Juliana 100
13 Karina 90
14 Lilik Rahayu 100
15 Lusi Darusmiati 90
16 M. Rifqi Ahsan Nasution Dalam Proses
17 Mima Maya Aggraeni 90
18 Muhammad Rizky 90
19 Nanda Tryansyah Dalam Proses
20 Nelatuz Zakiyah 100
21 Niswatun Nurul Fajri 100
Ramadhan Octa
22 Ardiansyah 100
23 Randi Dalam Proses
24 Reva Dwi Ananda Noka 100
25 Rifan Abdi 100
26 Rifki Surya Afriandi 100
27 Rika Dwi Maulidah 100
28 Riski Mulawarman Dalam Proses
29 Saifa Kurniawati 90
30 Salsa Ananta 100
31 Selvi Muharani 90
32 Serli Ramadhani 100
33 Sherly Nur Efita 100
34 Nabila Putri 100