Anda di halaman 1dari 2

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk menentukan pengaruh

konsentrasi, suhu, dan katalis terhadap laju reaksi. Saat menentukan laju reaksi
nantinya akan berprinsip pada teori tumbukan yang menyatakan bahwa akan terjadi
reaksi apabila partikel-partikel dari reaktan saling bertumbukan. Tumbukan tersebut
nantinya akan menghasilkan energi yang disebut tumbukan aktif. Selain itu, untuk
mencapai suatu reaksi diperlukan energi yang melewati suatu energi aktivasi (Ea).
Energi aktivasi sendiri adalah energi minimum yang harus dimiliki reaktan untuk
dapat saling bertumbukan. Dengan demikian, dalam menentukan laju reaksi dapat
kita tentukan dari frekuensi terjadinya tumbukan, semakin sering terjadi tumbukan
maka akan semakin cepat suatu reaksi. Untuk itu, ketiga faktor yang telah disebutkan
diatas akan menjadi faktor yang diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap laju
reaksi.
Dalam mengecek pengaruh konsentrasi maka akan dibuat tiap larutan dengan
konsentrasi yang berbeda dan akan dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
volume yang sama. Saat mengecek pengaruh suhu maka akan diberikan larutan
dengan konsentrasi yang sama dengan suhu yang berbeda pada tiap larutannya,
kemudian akan dihitung waktu yang dibutuhkan hingga tanda X di bagian bawah
erlenmeyer akan tepat hilang. Untuk mengecek pengaruh katalis maka kita akan
membuat larutan dengan konsentrasi dan suhu yang sama, namun salah satu dari
larutan tersebut akan diberi katalis sebagai pembanding. Pada kedua larutan tersebut
nantinya akan diberi suatu indikator dan kita akan menghitung waktu yang
dibutuhkan bagi tiap larutan untuk menghilangkan warna dari indikator tersebut
dengan cara diaduk.

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

Pada pratikum pertama yang dilakukan adalah menguji pengaruh konsentrasi


suatu zat terhadap laju reaksi. Dalam percobaan ini dilakukan dengan memberikan
serbuk seng (Zn) ke dalam larutan asam klorida (HCl). Pada awalnya dipipet larutan
HCl 2 N dan 1,5 N dengan volume 10 ml sebanyak 2 replikasi ke dalam tabung
reaksi. Kemudian, ditimbang serbuk seng sebanyak 200 g dan 150 g yang masing-
masing dibuat 2 replikasi. Setelah itu, kita akan mendapatkan tabung reaksi sebanyak
empat buah yang nantinya tiap tabung reaksi tersebut diberi serbuk seng untuk
mendapatkan konsentrasi yang berbeda. Saat kedua bahan tersebut dicampurkan
akan disambungkan dengan spuit agar reaksi yang terjadi berlangsung sempurna dan
tidak ada pengaruh dari lingkungan, serta dapat mengukur waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai volume 10 cm3. Pencampuran kedua bahan tersebut menghasilkan
reaksi sebagai berikut :

Zn(s) + 2HCl(aq) →ZnCl2(aq) + H2(g)

Dari reaksi tersebut dapat kita lihat bahwa dihasilkan gas hidrogen yang
nantinya gas tersebut akan menyebabkan volume suntikan akan naik yang awalnya
dari 0 cm3 menjadi 10cm3. Setelah dilakukan semua percobaan terhadap perbedaan
konsentrasi maka didapatkan hasil bahwa larutan HCl 2 N + Zn 200 g mencatatkan
waktu 3 menit 51 detik, sedangkan larutan HCl 2 N + Zn 150 g mencatatkan waktu 4
menit 32 detik. Untuk larutan HCl 1,5 N + 200 g mencatatkan waktu 7 menit 10 detik
dan larutan HCl 1,5 N + 150 g mencatatkan waktu 10 menit 19 detik.
Melihat dari data yang dihasilkan, dapat kita ketahui bahwa kelarutan yang
memiliki konsentrasi tinggi relatif memiliki waktu yang lebih sebentar untuk
mencapai volume 10 cm3. Sedangkan pada larutan yang memiliki konsentrasi rendah
membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai volume 10 cm 3. Selain itu, dapat kita
simpulkan juga bahwa konsentrasi memengaruhi laju reaksi. Dengan konsentrasi yang
tinggi maka tumbukan antar partikel akan lebih sering terjadi sehingga mempercepat
laju reaksi, jika konsentrasinya rendah maka tumbukan antar partikel akan semakin
jarang sehingga laju reaksinya tidak secepat larutan dengan konsentrasi tinggi.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Petrucci, dkk. 2008. Kimia Dasar, Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern. Jilid 2: Edisi
Kesembilan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai