Anda di halaman 1dari 22

BAB III

HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pelaksanaan proses asuhan keperawatan komunitas dilakukan sesuai proses keperawatan


yang meliputi tahap pengkajian, analisis data, perumusan masalah, perumusan diagnosa
keperawatan komunitas, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi.
Pedoman yang digunakan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas
menggunakan model komunitas sebagai mitra.
3.1 Pengkajian Keperawatan
3.1.1 Polupasi dan Sampel
Populasi merupakan masyarakat yang berada di Kelurahan Srengsreng,
Kecamatan Pagerbarang. Pertimbangan yang dilakukan yaitu menentukan
terlebih dahulu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi
merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subjek agar dapat
diikutsertakan ke dalam penelitian, sedangkan kriteria eklusi adalah
keadaan yang menyebabkan subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi
tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).
Kriteria inklusinya yaitu masyarakat yang memiliki riwayat Hipertensi,
DM, Asam Urat dan ISPA dalam 3 bulan terakhir.
Dengan jumlah populasi masyarakat di Desa Srengsreng berjumlah 1.500
orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, maka jumlah sampel yang
didapat sejumlah 408 orang. Berikut perhitungan rumus sampel Slovin :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = tingkat kemaknaan

Jadi banyaknya sampel yang direncanakan adalah sebanyak 408 orang.

Untuk pengambilan sampel, menggunakan teknik convenient sampling


atau dari beberapa literatur dipakai istilah accidental sampling yaitu
sampel diambil sesuai dengan sampel yang kebetulan ada saat
pengumpulan data tanpa menggunakan sistematika tertentu. Kriteria
inklusi pengambilan sampel yaitu masyarakat desa Srengsreng dan pernah
atau sedang mengalami gejala penyakit Hipertensi, DM, Asam urat dan
ISPA.

3.1.2 Metode Pengumpulan Data


Pengkajian dilakukan dengan menggunakan berbagai macam metode yang
diterapkan di RW 02 Kelurahan Srengsreng Kecamatan Pagerbarang
Kabupaten Tegal pada tanggal 6 – 7 Oktober 2018. Metode yang digunakan
antara lain dengan penyebaran kuesioner yang dilakukan dengan kunjungan
dari rumah ke rumah kepada 120 responden. Teknik pengisian kuesioner
disertai dengan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang tindakan
yang pernah dilakukan untuk mengatasi penyakit Hipertensi, DM, Asam
urat dan ISPA.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang 4


penyakit tersebut. Wawancara ditujukan pada keluarga dan tokoh
masyarakat (ketua RW & masing-masing RT). Hasil wawancara didapatkan
bahwa anak usia sekolah di sekitar RW 11 biasanya sering jajan es, sosis
bakar, cilok dan mie instan yang dijual di sekitar warung atau di sekolahan.
Kegiatan penyuluhan khusus untuk anak usia sekolah tidak pernah
diberikan, yang paling sering terkait dengan lansia, ibu menyusui atau
balita.Walaupun, sebetulnya permasalahan yang paling banyak di RW 11
adalah penyakit ISPA pada anak usia sekolah.

Selain metode di atas juga dilakukan windshield survey. Berikut ini hasil
windshield survey yang dilakukan di Kelurahan Curug khususnya RW 11
1. Masing-masing RT terdapat warung yang berjumlah 1-2 yang
menjajakan es yang sering dibeli anak-anak
2. Sebagian masyarakat masih membakar sampah di depan rumahnya
yang asapnya menyebar ke tetangga-tetangganya
3. Jalan di sekitar RW 11 cukup ramai dilewati berbagai jenis kendaraan
bermotor seperti sepeda motor dan mobil, hal ini merupakan salah satu
penyebab polusi udara
4. Sebagian besar anak-anak yang batuk atau pilek memilih jajanan es,
sosis bakar dan chiki-chikian.

3.1.3 Waktu
Pengkajian dilakukan tanggal 10 Oktober – 10 November 2016

3.1.4 Sarana Pendukung


Sarana pendukung untuk kelancaran kegiatan dari awal pengkajian dan
pengumpulan data sampai terlaksananya implementasi keperawatan adalah
angket tentang ISPA, alat tulis, buku catatan, pos pertemuan, kursi,
pengeras suara, LCD, leafleat, lembar balik, dan video.

3.2 Hasil Pengumpulan Data


3.2.1 Inti Komunitas (Core)
1) Sejarah Wilayah
Kelurahan Curug merupakan salah satu dari 6 (enam) kelurahan yang ada di
Kecamatan Cimanggis kota administrasi Depok yang terbentuk berdasarkan perda
kota Depok Nomor 08 tahun 2007 tentang pembentukan kecamatan di Kota Depok.
Kelurahan Curug berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis
Sebelah Timur : Kelurahan Sukatani dan Kelurahan Harjamukti
Sebelah Selatan : Kelurahan Sukmajaya Baru Kecamatan Tapos
Sebelah Barat : Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya
Luas wilayah Kelurahan Curug sebesar 21,22 km2 dengan tingkat kepadatan
penduduk 1191 km2. Wilayah jumlah penduduk yang cukup padat yaitu 25.243
jiwa (Profil Kesehatan UPT Cimanggis, 2016). Perkembangan penduduk di
Kelurahan Curug cukup pesat. Fasilitas sarana umum di Kelurahan Curug cukup
memadai, baik fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan lain-lain. Pada
umumnya penduduk Kelurahan Curug adalah masyarakat Betawi dan pendatang
dari Jawa, sehingga adat istiadat yang berlaku sebagian besar Budaya Betawi.
Lembaga RT dan RW sebagai organisasi masyarakat yang diakui secara resmi dan
dibina oleh Pemerintah. Adapun jumlah RT/RW di Kelurahan Curug sebagai
berikut:

Tabel 2.1: Distribusi Jumlah RT/RW Kelurahan Curug

No Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT)

1. 1 3

2. 2 7

3. 3 3

4. 4 8

5. 5 5

6. 6 4

7. 7 6

8. 8 9

9. 9 7

10. 10 3

11. 11 5

Jumlah 69 RT

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Pembinaan RT/RW di Kelurahan Curug diarahkan pada pembinaan ketertiban


administrasi dan memotivasi tumbuhnya pembangunan dari swadaya masyarakat.
Kegiatan pembinaan RT/RW tingkat kelurahan yang dihadiri Lurah bersama para
Kasie, Dinas Terkait (Kebersihan, Kesehatan, dan Ketertiban), RW, Dekel, PKK,
Organisasi kepemudaan, dan didampingi konsultan yang ditunjuk.

2) Demografi
1. Demografi Penduduk Kelurahan Curug
Berdasarkan Laporan Bulanan Kelurahan Curug pada Bulan April 2016 jumlah
penduduk sebanyak 62.324 jiwa yang terdiri dari:
Tabel 2.2. Distribusi Frekuensi Demografi penduduk di Kelurahan Curug
Kecamatan Cimanggis Kota Depok Tahun 2016

Keterangan Laki-Laki Perempuan Total

Jumlah Penduduk 12.727 12.515 25.243

Jumlah KK 4487 KK

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Berdasarkan tabel 2.2 diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak berjenis


kelamin perempuan sejumlah 12.727 jiwa dan jumlah KK terbanyak adalah
laki-laki sejumlah 12.515 KK.
2. Demografi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Kelurahan Curug
dapat terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.3.
Distribusi Frekuensi Demografi penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok Tahun 2016

Jumlah Penduduk
No Umur LK PR Laki-laki+Perempuan Rasio Jenis
Kelamin

1. 0-4 1132 1068 2200 105,99

2. 5-9 1029 965 2014 104,47

3. 10-14 888 905 1793 98,12

4. 15-19 1043 1069 2112 97,57

5. 20-24 1268 1288 2556 98,45

6 25-29 1225 1199 2474 102,17

7 30-34 1156 1157 2315 100,09

8 35-39 1068 1079 2145 98,80

9 40-44 1075 1079 2154 99,63


10 45-49 884 1008 1892 87,70

11 50-54 839 710 1549 118,17

12 55-59 560 452 1012 123,89

13 60-64 262 203 465 129,06

14 65-69 157 143 300 109,79

15 70-74 85 81 166 104,94

16 >75 56 89 145 62,92

Jumlah 12727 12515 25242 101,69

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Berdasarkan tabel 2.3 diketahui bahwa jumlah berdasarkan struktur kelompok


usia 5-14 tahun sejumlah 3807 jiwa atau sebesar 15%. Jumlah terbanyak
selanjutnya diikuti oleh kelompok umur 15-44 tahun sejumlah 13.706 jiwa
sebesar 54,3%.
3. Demografi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Kelurahan Curug
dapat terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.4
Distribusi Frekuensi Demografi penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok Bulan Juli
Tahun 2015

Jenis Kelamin Jumlah


No Tingkat Pendidikan
Laki-laki Perempuan

1. Belum sekolah 2.086 2.038 4.124

2. Tidak pernah sekolah 1.141 1.256 2.397

3. Tamat SD 1.416 1.638 3.058

4. Tamat SMP 2.123 1.256 3.379

5. Tamat SMA 1.416 1.638 3.054

6. Tamat Perguruan Tinggi 1.300 948 2.248

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015


Berdasarkan tabel 2.4 diketahui bahwa mayoritas penduduk kelurahan Curug
pendidikannya tamat SMP.

4. Demografi Penduduk Menurut Pekerjaan


Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Kelurahan Curug
dapat terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.5
Distribusi Frekuensi Demografi penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan di
Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok Bulan Juli Tahun 2015

Jumlah
No Pekerjaan

1. Bekerja 9343

2. Belum Bekerja 5330

3. Tidak Bekerja 5195

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Berdasarkan tabel 2.5 diketahui bahwa mayoritas penduduk kelurahan Curug


bekerja dengan berbagai jenis pekerjaan. Mayoritas warga kelurahan Curug
memiliki pekerjaan PNS/ TNI/ Polri berjumlah 1,784 orang.

5. Demografi Penduduk Menurut Agama


Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Kelurahan Curug
dapat terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.6
Distribusi Frekuensi Demografi penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok Bulan Juli
Tahun 2015
Jumlah
No Pekerjaan

1. Islam 24.599

2. Kristen 10,464

3. Katolik 384

4. Hindu 2

5. Budha 113

6. Kong Hu Chu 150

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Berdasarkan tabel 2.6 diketahui bahwa mayoritas penduduk kelurahan Curug


beragama Islam.

6. Distribusi Kelompok Anak Usia Sekolah Berdasarkan Hasil Survei


Tabel 2.7
Distribusi Frekuensi Demografi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Survei di
Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok Tahun 2016 (n=91)

Variabel Kategori Frekuensi Prosentase

Jenis Laki-Laki 43 47,25


Kelamin Perempuan 48 52,75

Total 91 100,0

7-8 tahun 33 36,26


Usia
Anak 9-10 tahun 30 32,96
Sekolah
11-12 tahun 28 30,76

Total 91 100,0

Jawa 33 36,27

Sunda 19 20,87
Suku
Betawi 31 34,06

Lainnya 8 3,7

Total 91 100,0

Agama Islam 91 100


Total 91 100,0

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Berdasarkan tabel 2.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak usia sekolah
berjenis kelamin perempuan sejumlah 48 orang (52,5%) dengan usia mayoritas
berkisar antara 7-8 tahun sejumlah 41 orang (52,75%), suku mayoritas anak usia
sekolah adalah Jawa sejumlah 33 orang (36,27%), dan semua anak usia sekolah
beragama Islam sejumlah 91 orang (100%).

3.3 Sub Sistem Komunitas


3.3.1. Lingkungan Fisik
Wilayah kelurahan Curug memiliki luas wilayah 184,938 Ha dengan tingkat
kepadatan penduduk yaitu 1.191 penduduk/km2. Berikut merupakan rincian luas
tanah penggunaan :
Tabel.
Luas Kelurahan Curug Menurut Penggunaan

No Penggunaan tanah Luas (Ha)


1. Pemukiman 109
2. Kedukan Lumpur 0,7
3. Setu babakan rawa kalong 7
4. Lapangan olah raga 0,04
5. Perkantoran pemerintah 0,038
6. Pemakaman umum 2
7. Pemakaman RW 07 1
8. Bangunan sekolah/perguruan tinggi 0,16
9. Sarana umum jalan 25
10. Perindustrian/pabrik 35
11. Sarana Perekonomian 5
Jumlah 184,938
Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Perkembangan penduduk di Kelurahan Curug cukup pesat. Hal ini selain suasana
yang cukup menyenangkan karena kelestarian alam masih terjaga dengan baik,
juga disebabkan oleh tersedianya fasilitas sarana umum yang memadai, baik
fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan lain-lain.
Tanda vital dari lingkungan fisik yang lain dari suatu wilayah yaitu keadaan iklim
berikut rincian dari data iklim di wilayah kelurahan Curug :
Tabel
Keadaan Iklim di Kelurahan Curug

Jenis Keadaan
Curah hujan 2.884 mm
Jumlah bulan hujan 5 bulan
Kelembapan 24
Tinggi tempat dari permukaan laut 0,00 mdl
Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok, 2015

Untuk sumber daya air di Kelurahan Curug terdapat sumber air bersih yang
berasal dari satu mata air dengan kondisi baik dan debit air yang kecil, yang
bersumber dari PAM terdapat 600 unit dengan kondisi baik, dan dua sungai
dengan kondisi buruk. Sungai dengan kondisi buruk yaitu dengan gambaran yang
tercemar, pendangkalan/pengendapan lumpur yang tinggi , keruh dan
berkurangnya biota sungai. Kondisi danau/waduk/setu juga dalam keadaan yang
buruk, yaitu tercemar, mengalami pendangkalan, keruh dan berlumpur, saat ini
dimanfaatkan untuk perikanan. Ruang publik yang dimiliki oleh Kelurahan Curug
yaitu taman desa seluas 0,38 ha.

3.3.2. Ekonomi
1. Status pekerjaan & Pendapatan Penduduk
Tabel 2.12
Pekerjaan dan Rata – Rata Pendapatan Penduduk

No Pekerjaan Jumlah

1. Penduduk yang bekerja 72,25 %

2. Penduduk yang tidak bekerja 27,75 %

3. Pendapatan (> UMR) 38 %

4. Pendapatan (< UMR 56 %

5. Tidak memiliki pendapatan 6%


Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.12 dapat diketahui bahwa hampir sebagian penduduk
memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 72,25 %, sedangkan yang tidak memiliki
pekerjaan sebanyak 27,75 %. Adapaun pendapatan rata – rata penduduk
Kelurahan Curug yang > UMR sebesar 38 % dan yang < UMR sebesar 56 %
sedangkan sisa sebesar 6 % tidak memiliki penghasilan.
Tingkat kesejahteraan dapat saja dikategorikan berdasarkan standar BKKBN
misalnya pra sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera III, dan sejahtera III+
(BKKBN, 2011) atau bisa saja menggunakan patokan UMR (upah minimum
regional setiap wilayah). Status pekerjaan dilihat dari kondisi penduduk usia
produktif baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja
2. Sarana Perekonomian di Lingkungan Masyarakat
Masyarakat kelurahan Curug memiliki beragam usaha yang menjadi mata
pencaharian sehari – hari. Sebagai perwujudan peningkatan perekonomian
masyarakat semua jenis usaha tersebut cukup mendapat perhatian dan
dukungan dari pemerintah kelurahan Curug.
Tabel 2.13
Sarana Perekonomian Kelurahan Curug

No Sarana Perekonomian Jumlah

1. Pasar -

2. Minimarket 25

3. Toko / kios 236

4. Toko kelontong 156

5. Warung 25

6. Rumah makan / restoran 3

7. Industri material 15

8. Salon dan Griya Pijat 17

9. Industri rumah tangga 39

10. Industri farmasi 1

11. Peternakan -

12. Perikanan 5
13. Kontrakan rumah 1853

13. Koperasi simpan pinjam 1

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabel 2.13 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian paling
banyak di Kelurahan Curug adalah jenis usaha kontrakan rumah sejumlah
1853, disusul oleh toko / kios sejumlah 236 , ada sarana toko kelontong
sejumlah 156, dan minimarket sejumlah 25 unit. Karakteristik dan lokasi
bisnis, adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan, karena mengenai
pengaruh keberadaan sektor bisnis tersebut terhadap perekonomian masyarakat
wilayah sekitarnya. Perusahaan biasanya memiliki alokasi dana CSR
(corporate social responsibility) sebagai dana sosial. Perlu adanya advokasi
perawat untuk memfasilitasi masyarakat terkait waktu pengajuan proposal,
jenis pendanaan yang mungkin akan ditanggung perusahaan termasuk
birokrasi pengajuan dan pelaporan dananya.
3.3.3. Keamanan dan Transportasi
1. Keamanan
Masyarakat Kelurahan Srengseng berupaya menjamin keamanan dengan
mendirikan poskampling yang tersebar di masing-masing RT dan RW.
Untuk mempermudah pengamanan lingkungan di setiap gang perumahan
diberlakukan penutupan portal sehingga mempersempit akses keluar
masuk dan mempermudah pengawasan wilayah setempat.
Kegiatan pengamanan Kelurahan srengseng juga diadakan ronda malam
yang digilir dan uang keamanan setempat yang dipergunakan untuk
peningkatan keamanan lingkungan diantaranya penggunaan lampu jalan,
perbaikan perlengkapan penerangan jalan dan listrik penerangan jalan.
Kejadian pencurian sepeda motor pernah terjadi di beberapa wilayah
Kelurahan Srengseng, hal ini semakin meningkatkan warga Kelurahan
Srengseng untuk mengaktifkan sistem ronda malam di masing-masing RT.
Kelurahan Curug berbatasan dengan jalan yang cukup ramai sehingga
sangan berisiko terhadap kejadian pencurian.
2. Transportasi
Sarana transportasi di wilayah Kelurahan Srengseng yang terbanyak
adalah mobil, sepeda motor, becak, angkutan umum, truk dan mobil pick
up). Kelurahan Srengseng termasuk daerah yang padat penduduk dan
banyak yang bekerja di sekitar Kelurahan Srengseng. Setiap pagi dan sore
hari sering terjadi kemacetan karena banyak karyawan yang berangkat
bekerja di sekitar Kelurahan Srengseng menggunakan mobil, sepeda
motor, becak, dan angkutan umum. Kadang-kadang truk atau mobil pick
up keluar masuk melintas membawa barang-barang di sekitar Kelurahan
Srengseng. juga kadang-kadang melintas yang sering menyebabkan
kemacetan panjang di Jalan Kelurahan Srengseng.
3. Sarana Transportasi Keluarga untuk Mencapai Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan Hasil Survey
Tabel 2.17
Distribusi Frekuensi Sarana Transportasi Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah Asam urat, Diabetes melitus, Hipertensi, ISPA Kelurahan
Srengseng Kecamatan Pagebarang Kabupaten Tegal
Tahun 2018 (n=91)

Variabel Kategori Frekuensi Prosentase

Jalan kaki 13
Sarana
Transportasi Becak 3
Keluarga
Angkot 2

Kendaraan pribadi 102

Total 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 2.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar


keluarga menggunakan kendaraan pribadi berupa motor dan mobil
untuk mencapai fasilitas kesehatan yaitu sejumlah 102 orang (%).

3.3.4. Komunikasi dan Informasi


1. Titik Berkumpul :
Tempat yang biasa digunakan warga untuk pertemuan warga di
antaranya di masjid jami nurul amal, masjid Ricky, mushola-mushola
masing-masing RT/RW, Balai Desa, Posyandu dan Kelurahan
Srengseng.
2. Media Komunikasi Masyarakat :
a. Kegiatan Masyarakat yang Menjadi Wadah Komunikasi dan
Informasi
Masyarakat Kelurahan Srengseng mengadakan pengajian di setiap
RT/RW dan PKK. Berbagai informasi biasanya disisipkan dalam
kegiatan tersebut baik pemenuhan kebutuhan sehari-hari, materi
keagamaan dan beberapa informasi kesehatan. Setiap RT/RW juga
memiliki papan informasi dan pengumuman terkait kegiatan yang
dilaksanakan di masyarakat seperti adanya Posyandu, kerja bakti dan
pemeriksaan jentik nyamuk.
b. Sumber Informasi
Beberapa informasi terkait masalah kesehatan yang terjadi dalam
masyarakat juga disampaikan dari mulut ke mulut dan biasanya
dimusyawarahkan dalam rapat RW atau RT untuk mendapatkan solusi
permasalahan yang terjadi dengan warganya.
Selain itu, Kelurahan Srengseng juga memiliki website yang dapat
diakses oleh masyarakat kapan saja melalui komputer atau handphone
menggunakan jaringan internet. Kelurahan Srengseng sendiri juga
termasuk dalam Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pagebarang.
KIM merupakan sebuah lembaga layanan publik yang dibentuk dan
dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat yang berorientasi pada
layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai kebutuhannya
dan  terletak di perkotaan/pedesaan yang beranggotakan 3 (tiga) sampai
30 (tiga puluh) orang atau lebih. KIM bertujuan mendorong tumbuh
dan berkembangnya KIM secara mandiri sebagai wahana informasi
dalam masyarakat, meningkatkan peranan KIM dalam memperlancar
arus informasi antar anggota masyarakat dan antara pemerintah dengan
masyarakat dan meningkatkan kemampuan Anggota KIM dan
masyarakat dalam mengakses dan mengelola informasi dalam rangka
meningkatkan literasi informasi dan mengatasi kesenjangan informasi.
3.3.5. Pendidikan
Jumlah sekolah dasar di Kelurahan Srengseng sebagai tempat pendidikan
formal anak usia sekolah dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Sekolah Dasar di Kelurahan Srengseng, Pagebarang
Nama Sekolah Alamat
No
Dasar

1. SDN Curug 1 JL. Pedurenan RT 04 RW 02

2. SDN Curug 2 JL. Gas Alam Komplek Pertamina

3. SDN Curug 3 JL. Gas Alam Komplek Pertamina

4. SDN Curug 4 Gg. Binangkit Rawakalong RT 02 RW


01

5. SD Tunas Pertiwi Jl. Gas Alam No. 97, RW 05 Kelurahan


Curug

Sumber: Data Primer


Sekolah dasar merupakan tempat belajar formal anak-anak usia sekolah.
Di Kelurahan Curug mempunyai 5 (lima) sekolah dasar untuk 11 RW
yang ada di Curug. Jumlah ini sudah dapat memenuhi kebutuhan
pendidikan anak. Jarak sekolah juga dapat dijangkau dengan mudah oleh
anak-anak. Hanya saja SDN curug 3 letaknya ada di seberang tol sehingga
anak-anak yang rumahnya di melewati tol membutuhkan peranan orang
tua untuk mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah.

Pendidikan anak usia sekolah, selain pendidikan formal ada juga


pendidikan nonformal. Pendidikan non formal bagi anak usia sekolah di
Kelurahan Curug misalnya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Jumlah
TPA yang ada di Kelurahan Curug adalah sebagai berikut:
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi TPA di Kelurahan Curug, Cimanggis Berdasarkan RW

No RW Jumlah TPA

1. RW 1 1

2. RW 2 2

3. RW 3

4. RW 4 1
5. RW 5 4

6. RW 6 1

7. RW 7

8. RW 8 2

9. RW 9

10. RW 10

11. RW 11 3

Sumber : Data Primer


TPA merupakan tempat bagi anak-anak menimba ilmu agama serta
pendidikan moral. Di TPA anak-anak juga diajarkan tentang kebersihan
karena kebersihan merupakan sebagian dari iman. Akan tetapi, tidak ada
materi tentang kesehatan secara khusus maupun pemantauan kesehatan
bagi anak usia sekolah.

3.3.6. Politik dan Pemerintahan


Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan
kader: adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela (Zulkifli, 2003). Definisi
lain menyebutkan bahwa kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki
atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani
masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta
bekerja di tempat yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan.
(Syafrudin, dan Hamidah, 2006) .

Di Indonesia terdapat beberapa kader berdasarkan tugasnya. Kader


posyandu, posbindu lansia, dan posbindu PTM. Kader posyandu
bertanggung jawab pada kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas, dan ibu menyusui, dan pasangan usia subur. Kader
posbindu lansia bertanggung jawab pada kesehatan lanisa. Sedangkan
kader posbindu PTM bertanggung jawab pada pelaksana pengendalian
faktor risiko PTM di masyarakat pada rentang usia 15-49 tahun. Berikut
ini daftar kader aktif Kelurahan Curug:
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Kader Aktif di Kelurahan Curug, Cimanggis
Berdasarkan RW

No RW Jumlah Kader Aktif

1. RW 1 5

2. RW 2 16

3. RW 3 6

4. RW 4 15

5. RW 5 15

6. RW 6 5

7. RW 7 16

8. RW 8 11

9. RW 9 8

10. RW 10 10

11. RW 11 10

Sumber: Profil Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis, Kota Depok,


2015
Kader akif yang ada di Kelurahan Curug berjumlah 117 orang. Kader
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan posyandu, posbindu lansia, dan
posbindu PTM. Puskesmas bertanggung jawab langsung terhadap
kesehatan anak usia sekolah melalui kegiatan imunisasi yang
diselenggarakan di sekolah dan pemantauan kantin sekolah.

3.3.7. Rekreasi
Sarana rekreasi yang dimanfaatkan warga Kelurahan Curug antara lain
Setu Rawakalong dan Setu Babakan. Warga biasaanya berkumpul di dekat
Setu Rawakalong. Selain itu, warga juga memanfaatkan Setu Rawakalong
untuk membuat tambak ikan dan saran memancing. Sekitar daerah Setu
Rawakalong juga terdapat lapangan tertutup yang biasa digunakan warga
untuk kegiatan olahraga seperti senam dan bermain sepak bola.

1.3. Persepsi
1. Pengetahuan
Tabel 2.19
Pengetahuan anak usia sekolah tentang ISPA di Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis Kota Depok
Tahun 2016 (n=91)

No Materi pengetahuan Jumlah Persentase

1. Pengertian penyakit ISPA 80 87,9

2. Penularan ISPA melalui percikan air ludah 69 75,8

3. ISPA merupakan penyakit yang dapat dicegah 75 82,4

4. Upaya pencegahan ISPA dapat dilakukan 53 58,2


dengan membuka jendela setiap hari

5. Olahraga merupakan pencegahan ISPA 80 87,9

6. Gejala penyakit ISPA 82 90,1

7. Polusi udara menyebabkan penyakit ISPA 82 90,1

8. Istirahat yang cukup penting untuk kesehatan 88 96,7

9. Menutup mulut dan hidung saat bersin dan 79 87,9


batuk

10. Asap rokok dapat menyebabkan penyakit ISPA 78 85,7

Sumber : Data Primer


Berdasarkan tabel 2.19 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak usia sekolah
mempunyai pengetahuan yang cukup baik tentang ISPA. Pengetahuan yang perlu
ditingkatkan pada anak usia sekolah yaitu upaya pencegahan ISPA terkait pentingnya
sirkulasi udara dengan membuka jendela setiap hari, dimana sebesar 38% anak yang
masih belum memahami. Selain itu anak usia sekolah di Kelurahan Curug juga kurang
memahami terkait penyakit ISPA termasuk dalam ketegori penyakit yang dapat
dicegah, hanya 82,4% anak yang memahami bahwa penyakit ISPA dapat dilakukan
pencegahan.

2. Sikap
Tabel 2.19
Sikap anak usia sekolah tentang ISPA di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis
Kota Depok
Tahun 2016 (n=91)
No Materi pengetahuan Jumlah Persentase

1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun 77 84,6

2. Menyukai makan mie daripada buah 56 61,5

3. Membeli es yang dijual di sekolah 45 49,5

4. Menutup dengan tisu ketika batuk 82 90,1

5. Minum susu sebagai jajanan sehat 89 79,8

6. Membuka jendela setiap hari 80 87,9

7. Membuang dahak pada tempatnya 86 84,5

8. Memilih kue daripada “chiki” atau es 78 85,7

9. Melaporkan kepada orang tua jika sakit 86 94,5

10. Beristirahat jika sakit pilek 83 91,2

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 2.19 dapat diketahui bahwa beberapa masih terdapat sikap anak
usia sekolah yang kurang tepat, diantaranya sikap untuk mengkonsumsi makanan
yang kurang sehat yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terpapar
penyakit ISPA dari lingkungannya. Sebesar 49,5% anak memilih mengkonsumsi es
ketika di sekolah dan sebesar 61,5% anak lebih memilih makan mie daripada makan
buah.

3. Perilaku
Tabel 2.19
Perilaku anak usia sekolah tentang ISPA di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis
Kota Depok
Tahun 2016 (n=91)

No Materi pengetahuan Jumlah Persentase

1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun 36 39,6

2. Membeli jajan yang mengandung bahan 9 9,9


pengawet dan pewarna

3. Menutup hidung dan mulut saat bersin 31 34,1


4. Membuang tisu bekas ingus pada tempatnya 35 38,5

5. Menghindari tempat-tempat yang kotor 32 35,2

6. Membeli kue daripada “chiki-chikian” 13 14,3

7. Membawa botol minum daripada beli es 30 33,0

8. Bermain di halaman daripada di jalan raya 29 31,9

9. Mengindari bermain bersama teman yang 14 15,4


batuk pilek

10. Tidur tepat waktu 29 31,9

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 2.19 dapat diketahui bahwa sebagian besar perilaku anak usia
sekolah terkait pencegahan penyakit ISPA masih kurang tepat, diantaranya sebesar
90,1% anak-anak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pewarna dan
pengawet, sebesar 79,12% memilih jajan chiki-chikian daripada roti atau kue dan
sebesar 84,6% tetap bermain dengan temannya yang mengalami batuk dan pilek.

1.4. Analisa Data


Data Penunjang Masalah Keperawatan
DS: Ketidakefektifan pemeliharaan
Wawancara kesehatan
1. 6 dari 10 responden anak usia sekolah yang batuk
pilek diwawancarai mengatakan belum
memeriksakan ksehatan ke pelayanan kesehatan
2. 6 dari 10 responden anak usia sekolah yang
diwawancarai menyatakan belum pernah
mendapatkan penyuluhan tentang ISPA
3. 8 dari 10 responden anak usia sekolah yang
diwawancarai menganggap ISPA adalah hal yang
wajar terjadi pada anak-anak dan bukan penyakit
yang berbahaya.
5. 7 dari 10 responden anak usia sekolah yang
diwawancarai menyatakan memeriksakan ke
pelayanan kesehatan jika sudah sakit parah
DO:
Hasil Survey:
sebagian besar perilaku anak usia sekolah terkait
pencegahan penyakit ISPA masih kurang tepat:
 diantaranya sebesar 90,1% anak-anak
mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan pewarna dan pengawet
 sebesar 79,12% memilih jajan chiki-chikian
daripada roti atau kue
 sebesar 84,6% tetap bermain dengan temannya
yang mengalami batuk dan pilek.

Winshield survey:
Beberapa tempat masih membakar sampah dan
bebrapa orang dewasa merokok di lingkungan anak
usia sekolah

Observasi
Ventilasi rumah warga sebagian sudah sesuai,
namun jendela sering tidak dibuka sehingga
sirkulasi udara di dalam rumah kurang

DS: Defisiensi Kesehatan Komunitas


Wawancara
1. 7 dari 10 responden anak usia sekolah
mengalami batuk pilek yang belum
mendapatkan penangangan
2. 7 dari 10 responden anak usia sekolah memiliki
nafsu makan yang kurang dan lebih sering jajan
di warung
3. 8 dari 10 responden anak usia sekolah lebih
menyukai jajanan yang tidak sehat seperti es dan
cilok daripada jajanan yang sehat seperti kue
dan buah
4. 8 dari 10 responden mengatakan lingkungan
rumah dan sekolahnya banyak yang mengalami
batuk pilek khususnya teman sekelas

DO:
Hasil Survey:
1. Hanya 82,4% anak yang memahami bahwa
penyakit ISPA dapat dilakukan pencegahan.
2. Sebesar 49,5% anak memilih mengkonsumsi es
ketika di sekolah
3. Sebesar 61,5% anak lebih memilih makan mie
daripada makan buah.
Hasil Observasi:
Tidak tersedianya program untuk peningkatan
kesehatan anak usia sekolah

DS Perilaku kesehatan cenderung


Wawancara: berisiko
1. 7 dari 10 responden mengatakan sering
mengkonsumsi es, makanan yang mengandung
pengawet dan pewarna seperti mie dan cilok
2. 7 dari 10 responden mengatakan tidak tahu cara
pencegahan penyakit batuk pilek
3. 8 dari 10 responden lansia menganggap anakanak
dengan batuk pilek itu wajar jika sembuh kemudian
kambuh lagi
4. 8 dari 10 responden dan orang tua mengatakan
pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan upaya
terakhir karena walaupun memiliki KIS tetapi
antriannya sangat panjang dn lama
DO:
Hasil Survey:
 Sebesar 49,5% anak memilih mengkonsumsi es
ketika di sekolah
 Sebesar 61,5% anak lebih memilih makan mie
daripada makan buah.

Winshield survey:
1. Terdapat tempat bidan praktik
2. Posyandu tidak terdapat informasi tentang
kesehatan anakusia sekolah

1.5. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan Diagnosis NANDA yaitu :
1. Defisit kesehatan komunitas pada kelompok anak usia sekolah dengan ISPA di RW
11 Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah dengan
ISPA di RW 11 Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok
3. Perilaku kesehatan cendrung berisiko pada kelompok anak usia sekolah dengan ISPA
di RW 11 Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok

Anda mungkin juga menyukai