TINJAUAN PUSTAKA
tersebut, yang berpotensi menginvasi pada jaringan dan struktur saluran kemih (dipiro
et al, 2005). Seseorang bisa dikatakan mengalami infeksi saluran kemih pada saluran
kemihnya bila jumlah bakteri di dalam urinnya lebih dari 100.000/mL urin. Namun
pada beberapa pasien wanita, bisa dikatakan infeksi meskipun jumlah bakterinya
Urinary Tract Infection (UTI) atau lebih dikenal Infeksi saluran kemih (ISK)
merupakan masalah yang banyak dijumpai dalam praktek klinis. Menurut saluran
yang terkena maka ISK dapat dibedakan menjadi bagian atas (pielonefritis) dan
1). Infeksi saluran kemih tidak terkomplikasi (simple / uncomplicated urinary tract
infection) yaitu bila tanpa faktor penyulit dan tidak didapatkan gangguan struktur
bila terdapat hal-hal tertentu sebagai penyulit ISK dan kelainan struktural maupun
b) Refluks vesikouretral
(5) Penderita penyakit sickle cell (Mengatas dan Ketut Suwitra, 2004).
Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih daripada laki-laki karena
pada wanita panjang uretranya lebih pendek dibandingkan laki-laki. Pada wanita
panjang uretra 1,5 inci dan pada laki-laki panjang uretra 8 inchi (Price dan Wilson,
infeksi ini, namun tidak ditemukan symptom. Dengan tidak terdeteksinya symptom
ini, di kemudian hari dapat menyebabkan infeksi dengan gejala-gejala lanjut pada
wanita hamil seperti pielonefritis, hipertensi pada wanita hamil, kelahiran premature,
dan fetus mati sebelum dilahirkan atau keguguran (Anantanaraya dan Paniker, 2000).
Pasien yang terkena ISK pada umumnya tidak memberikan gejala yang
berarti, namun biasanya semuanya terkait dengan tempat dan keparahan infeksi.
Gejala-gejala yang dapat timbul meliputi berikut ini, baik sendirian maupun
timbulnya bersama-sama seperti menggigil, demam, nyeri pinggang, dan sering mual
sampai muntah, disuria, sering terburu-buru kencing, nyeri suprapubik, dan hematuria
1) Asenden
Seperti pada dugaan masuknya bakteri tinja ke dalam kandung kencing melalui
2) Hematogen
3) Perluasan langsung
Seperti pada sistitis terkait dengan fistula enterovesika (Shulman et al, 1994).
Pada wanita, pendeknya uretra dan berdekatannya antara uretra dan daerah
diri dengan cepat dan dapat bergerak keatas menuju ginjal melalui ureter.
untuk menentukan tempat infeksi yang lebih tepat, penelitian menetapkan tempat-
tempat yang bisa mempresentasikan tempat adanya infeksi dari bakteri di tempat
1. Katerisasi ureter
kencing, kemudian kandung kencing dicuci dengan larutan irigasi steril. Kateter
dimasukkan ke tiap-tiap mid ureter dan kencing dikumpulkan dari 8 kedua gunjal
untuk biakan dan analisis kencing. Hal ini dapat menentukan tempat dan lokalisasi
Pada prosedur ini kateter multilumen dimasukkan ke dalam kandung kencing dan
biakan kencing dasar diambil. Kandung kencing kemudian diisi dengan larutan salin
yang berisi antibiotik aminoglikosida selama 30-45 menit, kemudian larutan dicuci
dengan salin dan biakan kencing diambil secara seri dengan interval 10 menit. Pada
kebanyakan kasus infeksi saluran kemih, biakan pasca cuci steril. Jika ditemukan
diselubungi antibodi) dari hasil isolasi kencing pasien maka dimungkinkan bakteri
gagal sebagai criteria yang cukup untuk mendeteksi pielonefritis kronik (Shulman et
al, 1994).
pemeriksaan faal ginjal sebelum dimulai terapi. Jika hasil biakan belum ada maka
yang terjadi setelah instrumentasi saluran kemih perlu diterapi, dan respons terapi
harus dipantau dengan kultur urin 1-2 minggu setelah terapi selesai (Mangatas dan
Suwitra, 2004).
2001).
Tujuan dari pengobatan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala,
resiko kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan
yang sensitif, murah, aman, dan dengan efek samping yang minimal (Suyono et al,
2001).
Menurut Dipiro et al (2005), pengobatan untuk pasien pada berbagai bentuk ISK
adalah:
3) Infeksi rekuren
Nitrofurantoin 50 mg sekali sehari selama 6 bulan
5) Pielonefritis akut
Antibiotika merupakan suatu kelompok obat yang paling sering digunakan saat
ini. Menurut perkiraan sampai sepertiga pasien rawat inap mendapat antibiotika, dan
biaya antibiotika dapat mencapai 50% dari anggaran obat di rumah sakit (Lim, 1997).
Faktor-faktor pasien:
a. Beratnya infeksi
b. Status imun
“immunocompromised host”
Malnutrisi
Diabetes mellitus
d. Status alergi
e. Faktor farmakokinetik
f. Faktor farmakogenetik
a.Dosis tunggal
Pada beberapa keadaan, misalnya sistitis tanpa komplikasi pada wanita dan
disukai. Akhir-akhir ini tersedia antibiotika oral yang mudah diabsorbsi dan dapat
mencapai kadar yang tinggi dalam darah dan jaringan. Bila pasien tidak dapat minum
antibiotika diresepkan untuk 5-7 hari. Secara umum terapi dihentikan 3 hari
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi dimana saluran kemih terinfeksi
oleh patogen yang menyebabkan peradangan atau inflamasi. Saluran kemih sendiri
adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan dan membuang urin. Pada
manusia, sistem ini terdiri dari ginjal, ureter dan kandung kemih serta uretra.
virus, dan jamur. Penyebab ISK paling sering adalah bakteri Escherichia coli. Bakteri
lain yang juga menyebabkan ISK adalah Enterobacter sp, Proteus mirabilis,
fungsi ginjal atau acute kidney injury dan urosepsis, dan dalam jangka panjang
2. Patofisiologi
Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra, dua ureter dan ginjal.
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau
steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme atau kuman masuk ke
dalam saluran kemih dan berkembang biak di dalam media urin (Israr, 2009). Kuman
yang berasal dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah atau
uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal (Fitriani, 2013).
Letak saluran kemih dan gastro intestinal (saluran pencernaan) juga sangat
yaitu:
a. Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal
dari flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina (bukaan
vagina atau jalur vagina), preposium penis (kuncup penis), kulit perineum (area
antara pembukaan vagina dan anus), dan sekitar anus. Infeksi secara ascending
peredaran darah.
limfatik yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun hal ini
jarang terjadi.
d. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen
3. Terapi/pengobatan
a. Kultur urin atau tes diagnostik alternatif yang sebanding harus dilakukan
kultur telah tersedia, uji sensitivitas antimikroba harus dilakukan untuk terapi
lebih lanjut.
tereliminasi)
f. Pada pasien dengan infeksi berulang atau yang baru melakukan rawat inap,
4. Guideline