Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA

TERHADAP PROFITABILITAS
PT. KIMIA FARMA Tbk

PROPOSAL OLEH:
Nira Agustin
01011381823174

Dosen Pengampu :
HJ. Marlina Widiyanti, SE, SH, MM, PH.D
DR. HJ. Agustina Hanafi, MBA
DRS.H.Ahmad Nazaruddin, M.M

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2020
1. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang
tumbuh dan berkembang seiring semakin pesatnya perkembangan ekonomi di
Indonesia. Hal itu terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia
usaha. Perusahaan dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para
pesaingnya agar dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan laba
sebesar-besarnya demi mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan
memperbesar skala usahanya. Dengan bertambahnya besarnya perusahaan-
perusahaan dituntut semakin lihat pula dalam mengelola dana yang tersedia
untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Dana yang di investasikan
untuk menjalankan aktivitas operasional sehari-hari ini disebut dengan modal
kerja.
Modal kerja merupakan dana yang selalu berputur, dimana pada
awalnya dikeluarkan untuk membiayai aktivitas operasional sehari-hari agar
proses produksi dapat berjalan. Hasil produksi kemudian dijual, dan dari
penjualan tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang diharapkan selalu
meningkat.
Rasio profitabilitaskan memberikan jawaban akhir tentang efektifitas
manajemen perusahaan, rasio ini membetikan gambaran tentang aktifitas
pengelolaan perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba
(profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif.
Profitabilitas perusahaan salah satu indicator yang tercakup dalam informasi
mengenai kinerja perusahaan jangka panjang. Kinerja keuangan tersebut dapat
dilihat melalui analisis laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada
waktu tertentu biasanya ditunjukkan dalam periode modal kerja dapat ditambah
atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Di dalam perusahaan diperlukan
adanya pengelolaan modal kerja yang tepat karena pengelolaan modal kerja akan
berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan.
Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan
karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan
untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami
kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya
krisis atau kekacauan keuangan. Menurut Kasmir (2012:252) investasi dalam
aktiva lancar seringkali mengalami perubahan dan cenderung labil, sedangkan
aktiva lancar adalah modal kerja perusahaan, artinya perubahan tersebut akan
berpengaruh terhadap modal kerja. Adannya modal kerja yang berlebihan
menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan
kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh
keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak-cukupan maupun mis
management dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu
perusahaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
Pada PT. Kimia Farma Tbk.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan
masalah yang dikemukan pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah pengaruh efisiensi modal kerja yang terdiri dari cash
turnover, receivable turnover dan inventory turnover terhadap
profitabilitas (ROI) pada PT. Kimia Farma Tbk
2. Bagaimanakah pengaruh cash turnover terhadap profitabilitas (ROI) pada
PT. Kimia Farma Tbk
3. Bagaimanakah pengaruh receivable turnover terhadap profitabilitas (ROI)
PT. Kimia Farma Tbk
4. Bagaimanakah pengaruh inventory turnover terhadap profitabilitas (ROI)
pada PT. Kimia Farma Tbk
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi modal kerja yang terdiri dari cash
turnover, receivable turnover dan inventory turnover terhadap
profitabilitas (ROI) pada PT. Kimia Farma Tbk.
2. Untuk mengetahui pengaruh cash turnover terhadap profitabilitas (ROI) an
pada PT. Kimia Farma Tbk.
3. Untuk mengetahui pengaruh receivable turnover terhadap profitabilitas
(ROI)pada PT. Kimia Farma Tbk.
4. Untuk mengetahui pengaruh inventory turnover terhadap profitabilitas
(ROI) pada PT. Kimia Farma Tbk.

4. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang.
2. Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan
perusahaan pada periode-periode selanjutnya.
3. Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam
penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.

5. Kajian Pustaka
5.1 Landasan Teori
5.1.1 Efisiensi
Menurut Sartono (2012:118) salah satu tujuan manajer keuangan
adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva.
Efisiensi pada suatu perusahaan sangat penting untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Efisiensi dapat diartikan sebagai hubungan
antara input dan output, atau berapa besar input yang digunakan untuk
menghasilkan output tertentu. Efisiensi pada suatu perusahaan dapat
diketahui dengan melihat perputaran (turnover). Semakin cepat atau
semakin tinggi tingkat perputarannya, maka perusahaan dikatakan semakin
efisien dalam menggunakan aktivanya.
Untuk mengetahui standar dari tingkat efisiensi modal kerja agar
dikatakan efisien (ukuran efisien), diperlukan alat pembanding dan rasio
dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis di mana perusahaan yang
menjadi anggotanya dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka
rasio tersebut. Angka rasio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut
standar rasio (rasio rata-rata) Munawir, (2012:65).
Tingkat efisiensi pada perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan rasio keuangan yaitu dengan rasio efisiensi atau rasio
aktivitas. Rasio efisiensi merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio
ini juga digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari pemanfaatan
sumber daya yang tersedia pada perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio
efisiensi yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan Kasmir (2012:175),
terdiri dari:
1. Cash turnover (Perputaran Kas)
Kas merupakan komponen modal kerja yang selalu dalam keadaan
berputar. Efiiensi penggunaan kas dapat diketahui melalui tingkat
perputaran kasnya. Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas
dimulai pada saat kas itu diinvestasikan dalam modal kerja sampai menjadi
kas kembali.
Menurut James O. Gill dalam Kasmir (2012:140) rasio perputaran
kas (Cash Turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal
kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai
penjualan. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang
berkaitan dengan penjualan. Perputaran kas dapat dihitung dengan
membandingkan sales (penjualan) dengan jumlah rata-rata kas.
Penjualan
Rata-rata Kas

2. Receivable Turnover (Perputaran Piutang)


Receivable turnover (perputaran piutang) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode, atau berapa kali dana yang diinvestasikan pada piutang berputar
dalam satu periode. Tingkat perputaran piutang merupakan periode
terkaitnya modal kerja dalam piutang. Semakin cepat periode berputarnya
piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali
menjadi kas. Perputaran piutang dapat dihitung dengan membandingkan
penjualan kredit dengan rata-rata piutang.

Penjualan Kredit
Rata-rata Piutang
Apabila data mengenai penjualan kredit tidak ditemukan maka dapat
digunakan angka pada penjualan (Kasmir, 2012:177).

Penjualan
Rata-rata Piutang

3. Days of Receivable (Hari Rata-rata Penagihan Piutang)

Days of Receivable (hari rata-rata penagihan utang) merupakan rasio


yang menunjukkan perbandingan antara piutang rata-rata dikali dengan
jumlah hari dalam satu tahun dengan penjualan kredit, atau perbandingan
antara jumlah hari dalam satu tahun dengan perputaran piutang (Kasmir,
2012:178).
Piutang Rata-rata x 360 Jumlah Hari dlm 1 Thn
Atau
Penjualan Kredit Perputaran Piutang

4. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)


Untuk mengetahui efisiensi pengelolaan persediaan dapat dilihat dari
tingkat perputarannya. Perputaran persediaan merupakan rasio yang

Harga Pokok Penjualan


digunakan untuk mengukur berapa kali data yang diinvestasikan dalam
persediaan ini berputar dalam satu periode.

Atau

Harga Pokok Penjualan


Rata-rata Persediaan
5. Working Capital Turnover (Perputaran Modal Kerja)
Working capital turnover (perputaran modal kerja) merupakan salah
satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara
penjualan dengan modal kerja atau modal kerja rata-rata.

Penjualan Bersih
Modal Kerja Rata-rata

6. Fixed Assets Turnover (Perputaran Aktiva Tetap)


Fixed assets turnover (perputaran aktiva tetap) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang diinvestasikan
dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rasio ini menunjukkan
perbandingan dalam aktiva tetap dalam satu periode.

Penjualan
Total Aktiva Tetap

7. Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)


Total assets turnover (perputaran aktiva) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari
setiap rupiah aktiva yang digunakan.

Penjualan
Total Aktiva
5.1.2. Modal Kerja
Menurut J.C Van Horne & J.M Wachowicz (2005:308),
mengungkapkan bahwa Terdapat dua konsep utama modal kerja, yaitu
modal kerja bersih dan modal kerja kotor. Modal kerja bersih (net
working captal) merupakan perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek atau aktiva lancar dikurangi kewajiban jangka
pendek. Modal kerja kotor (gross working capital) adalah investasi
perusahaan pada aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas yang dapat
diperjual belikan, piutang dan persediaan.
Menurut E.F Brigham & J.F Houston (2006:131) Modal kerja, atau
kadang-kadang disebut juga modal kotor, sebenarnya adalah aktiva
lancar yang digunakan dalam operasi. Modal kerja bersih didefinisikan
sebagai aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar.
Menurut Raharjaputra (2011:156), modal kerja adalah investasi
perusahaan dalam jangka pendek atau disebut juga sebagai aset lancar
(current assets); di antaranya adalah kas/bank, persediaan, piutang,
investasi jangka pendek dan biaya dibayar di muka.
Pengertian modal kerja secara mendalam dapat dikemukakan dalam
beberapa konsep Riyanto, (2013:57-58) yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep kuantitatif didasarkan pada kuantitas dari dana yang
diinvestasikan pada aktiva lancar. Modal kerja menurut konsep ini
adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Konsep ini sering
disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).
2. Konsep Kualittatif
Konsep kualitatif merupakan konsep yang menitikberatkan
kepada kualitas modal kerja. Modal kerja menurut konsep ini adalah
kelebihan dari aktiva lancar di atas hutang lancarnya atau selisih
antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini sering
disebut dengan modal kerja bersih (net working capital).
3. Konsep Fungsional
Konsep fungsional menekankan pada fungsi dana yang
dimiliki perusahaan dalam menghasilkan pendapatan (income),
artinya setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan. Semakin banyak dana yang
digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan
perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan
semakin sedikit,maka laba akan menurun. Akan tetapi, kenyataanya
tidak selalu demikian.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi yang dilakukan
perusahaan pada aktiva jangka pendek atau aktiva jangka pendek
dikurangi dengan kewajiban jangka oendek yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

5.1.4 Jenis Modal Kerja


Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan
yaitu :
1. Modal kerja permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang
harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan
operasinya, atau sejumlah modal kerja yang secara terus=menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen
dibedakan atas :
a. Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusaahan untuk menjamin kontinuitas
usahanya.
b. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan produksi yang normal.
2. Modal kerja variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah
tergantung pada perubahan keadaan. Modal kerja variabel ini
dibedakan menjadi :
a. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yan jumlahnya
berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi msim.
b. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah disebabkan fluktuasi kongjungtur.
c. Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah karena adanya keadaan darurat atau mendadak tidak
diketahui atau tidak dapat diramalkan terlebih dahulu Riyanto,
dalam Jumingan, (2011:71-72).

5.1.5 Pentingnya Modal Kerja


Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi operasional
satu perusahaan. Setiap perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja agar dapat meningkatkan likuiditasnya, kemudian dengan
terpenuhinya modal kerja tersebut, maka perusahaan dapat
memaksimalkan perolehan labanya. Modal kerja yang cukup akan
menguntungkan perusahaan karena memungkinkan perusahaan untuk
beroperasi secara efisien, dan dapat menghindarkan perusahaan dari
kesulitan keuangan.
Pentingnya modal kerja bagi perusahaan, terutama bagi kesehatan
keuangan perusahaan, yaitu Kasmir (2012:252):
1. Kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan dalam
kegiatan operasional perusahaan dari waktu- ke waktu.
2. Modal kerja perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari
manajer keuangan karena investasi dalam aktiva lancar sering kali
mengalami perubahan.
3. Seringkali bahwa separuh dari total aktiva merupakan bagian dari
aktiva lancar, yang merupakan modal kerja perusahaan.
4. Bagi perusahaan yang relatif kecil, fungsi modal kerja amat penting

karena perusahaan kecil relatif terbatas untuk memasuki pasar dengan

modal besar dan jangka panjang.

5. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan

dengan kebutuhan modal kerja.


5.1.6 Tujuan Modal Kerja
Menurut Kasmir (2012:253) tujuan manajemen modal kerja bagi
perusahaan adalah:
1. Untuk memenuhi likuiditas perusahaan
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu.
3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari
para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat.
5. Memnugkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik
minat pelanggan dengan kemampuan yang dimilikinya.
6. Untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar dalam rangka
meningkatkan penjualan dan laba.

5.1.7 Sumber Modal Kerja


Menurut Munawir (2004:120) pada umumnya sumber modal
kerja perusahaan dapat berasal dari:
1. Hasil operasi perusahaan,
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi
jangka pendek),
3. Penjualan aktiva tidak lancar, dan
4. Penjualan saham dan obligasi.
Berdasarkan uraian mengenai sumber-sumber modal
kerja tersebut dapat disimpulkan bahwa modal kerja akan
bertambah apabila :
1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba,
maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan
investasi dari pemilik perusahaan.
2. Adanya penurunan atau pengurangan aktiva tetap yang
diimbangi denga bertambahnya aktiva lancar karena adanya
penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
3. Adanya penambahan hutang jangka pangjang yang
diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
Modal kerja akan bertambah apabila aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan juga bertambah, yang diimbangi dengan
sektor tidak lancar (non current asset).

5.1.8 Penggunaan Modal Kerja


Menurut Munawir (2004:124) Penggunaan modal kerja
akan menyebabkan perubahan bahkan penurunan jumlah aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan. Akan tetapi, penggunaan aktiva
lancar tidak selalu menyebabkan perubahan dan turunnya jumlah
modal kerja yang dimiliki perusahaa. Hal ini dikarenakan
penurunan jumlah aktiva lancardiimbangi dengan penurunan
hutang lancar dengan jumlah yang sama.
Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang
menyebabkan turunnya modal kerja adalah:
1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan,
yang meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau
barang dagang, dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
2. Kerugian yang diakibatkan oleh penjualan efek atau surat
berharga maupun kerugian insidentil lainnya.
3. Adanya pembentukkan dana atau pemisahan aktiva lancar
untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana
pelunasan obligasi, dana pensiunan pegawai, ataupun dana-
dana lainnya. Adanya pembentukkan dana berarti terjadi
perubahan bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva
tetap.
4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjgang.
6. Pengambilan uang atau barang dagang oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadinya.

5.1.8 Profitabilitas
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan
profitabilitasnya. Jika perusahan berhasil meningkatkan profitabilitasnya,
dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber
daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu
menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki
profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak
mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga
tidak mampu menghasilkan laba yang tinggi. Untuk mengukur tingkat
laba atau keuntungan suatu perusahaan dapat menggunakan rasio
profitabilitas,
Menurut Kasmir (2012:196) rasio profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio
ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini
menujukkan efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas pada
perusahaan mempunyai tujuan yaitu :
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sekarang dengan tahun
sebelumnya.
3. Untuk menilai perkembangan laba perusahaan dari waktu ke waktu,
dan tujuan lainnya.
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai perusahaan, terdapat
beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Jenis-jenis rasio
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Profit Margin on Sales
Profit margin on sales atau rasio profit margin merupakan salah
satu rasio yang dugunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.
Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih. Terdapat dua rumus untuk
mencari profit margin yaitu:
a. Untuk margin laba kotor dapat menggunakan rumus :

Penjualan bersih – Harga Pokok penjualan


Sales
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap
perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik perusahaan dalam
memperoleh laba kotor (Husain Umar 2000:297).
b. Untuk margin laba bersih (net profit margin) dapat menggunakan
rumus:

Earning After Interest and Tax (EAIT)


Sales

Rasio ini menunjukkan berapa besar keuntungan bersih yang dihasilkan


untuk setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin efisien
(Husain Umar, 2000:298).
2. Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI
merupakan suatu ukuran efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya. Semakin rendah rasio ini maka semakin kurang baik bagi
perusahaan, demikian pula sebaliknya. Rasio ini digunakan utnuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rumus yang
dapat digunakan untuk mencari ROI yaitu:

Earning After Interest and Tax


Total Assets
Atau

ROI = Net Profit Margin x Perputaran Total Aktiva

3. Return on Equity (ROE)


Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur tingkat laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunan modal sendiri. Rumus yang dapat digunakan untuk
mencari ROE yaitu :
Earning After Interest and Tax
Equity

4. Laba per Lembar Saham


Laba per lembar saham atau rasio nilai buku merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham. Rumus yang dapat digunakan untuk mencari rasio laba
per lembar saham yaitu:

Laba saham Biasa


Saham biasa yang beredar

5.2 Hubungan Antar Variabel


5.2.1 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
Riyanto (2011) menyatakan bahwa tingkat
perputaran modal kerja menunjukkan efektifitas
penggunaan modal kerja dalam perusahaan karena
semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja semakin
efektif penggunaan modal kerja. Semakin cepat modal
kerja berputar maka semakin besar keuntungan yang dapat
diraih suatu perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Siwi (2005) yang menyatakan bahwa
variabel modal kerja mempunyai pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan real
estate di Bursa Efek Indonesia. Didukung oleh penelitian
Dikti Kusmeidi Ruwindas (2012) menemukan bahwa
modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas
Perusahaan.
Efisiensi modal kerja multlak diperulkan untuk
menjamin kecukupan modal kerja. Modal kerja yang
cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena
memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara efisien
dan menghindarkan perusahaan dari kesulitan keuangan.
Menurut Kasmir (2010:211) dengan terpenuhinya
kebutuhan modal kerja pada perusahaan maka perusahaan
akan dapat memaksimalkan laba.
Jumlah modal kerja yang berlebihan menunjukkan
bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana dengan
baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif dan
akan berdampak pada tingkat pengembalian modal
perusahaan atau profitabilitas. Begitu juga sebaliknya
kekurangan modal kerja akan menghambat kegiatan
operasional perusahaan sehari-hari sehingga dapat
menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Menurut
Kasmir (2010:213) kekurangan modal kerja menyebabkan
perusahaan sulit untuk dapat memenuhi target
memperoleh laba yang diinginkan.
Perusahaan dalam menentukan jumlah modal kerja
yang efisien dapat menggunakan rasio efisiensi yang
mewakili elemen-elemen modal kerja yang terdiri dari kas,
piutang, dan persediaan, di mana semua elemen modal
kerja tersebut dihitung perputarannya. Semakin cepat
tingkat perputara masing-masing elemen modal kerja,
maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi, jika
perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal
kerja dalam perusahaan kurang efisien. Perputaran pada
elemen-elemen modal kerja dapat diukur dengan
menggunakan rasio Cash Turnover (perputaran kas),
Receivable Turnover (perputaran piutang) dan Inventory
Turnover (perputaran persediaan).

5.2.2 Hubungan Cash Turnover (Perputaran Kas) dengan


Profitabilitas
Kas merupakan komponen modal kerja yang
selalu dalam keadaan berputar. Menurut H.G Guthman
dalam Bambang Riyanto (2013:95) menyatakan bahwa
jumlah kas yang ada dalam perusahaan hendaknya tidak
kurang dari 5% sampai 10% dari jumlah aktiva lancar.
Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah
penjualannya. Perbandingan antara penjualan dengan
jumlah rata-rata kas menggambarkan tingkat perputaran
kas (cash turnover).
Cash turnover atau perputaran kas merupakan
perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata kas
pada perusahaan (Bambang Riyanto, 2013:95). Perputaran
kas menunjukkan berapa kali uang kas berputar dalam satu
periode. Perputaran kas perlu dikelola secara optimal agar
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Perputaran kas yang optimal mengindikasikan kebutuhan
akan kas dalam kegiatan operasional perusahaan menjadi
sedikit. Semakin cepat rasio perputaran kas maka semakin
sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasional
perusahaan sehingga perusahaan semakin efisien dalam
menggunakan kas. Kas yang berputar dengan cepat dalam
satu periode disebabkan oleh tingkat penjualan yang
meningkat, hal ini berarti akan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dan profitabilitas perusahaan pun akan
semakin baik.

5.2.3 Hubungan Receivable Turnover (Perputaran Piutang)


dengan Profitabilitas
Usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk
memperbesar volume penjualannya adalah dengan
menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak
segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan
piutang. Piutang merupakan elemen dari modal kerja yang
selalu dalam keadaan berputar. Menurut Raharjaputra
(2009:204) Perputaran piutang merupakan rasio yang
digunakan untuk memperkirakan berapa kali dalam satu
periode tertentu, jumlah arus kas masuk yang diperoleh
dari piutang.
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti
semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang
dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang
rendah sehinnga dapat mengurangi biaya modal dan
akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas. Menurut
Kasmir (2010:114) semakin tinggi perputaran piutang,
maka modal kerja yang ditanamkan pada putang makin
rendah dan kondisi ini pada perusahaan dianggap baik.
Apabila tingkat perputaran piutang rendah berarti
membuthukan waktu yang lebih lama untuk menagih
piutang dagang dalam bentuk uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
besar sehingga dapat menambah biaya modal dan akhirnya
dapat mempengarui profitabilitas perusahaan.

5.2.4 Hubungan Inventory Turnover (Perputaran


Persediaan) dengan Profitabilitas
Persediaan pada perusahaan perlu dikelola secara
optimal agar tidak menimbulkan kekurangan atau
kelebihan, sehingga perusahaan dapat menggunakan
persediaannya secara efisien dalam rangka untuk
menigkatkan profitabilitasnya. Apabila persediaan
jumlahnya terlalu kecil maka besar kemungkinan
kegiatan operasi perusahaan mengalami penundaaan atau
perusahaan beroperasi pada kapasitas yang rendah.
Sebaliknya, investasi dalam persediaan yang terlalu besar
jika dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan akan
memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar
kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunya
kualitas, sehingga semuanya ini akan memperkecil
keuntungan perusahaan, persediaan yang terlalu besar
juga mengakibatkan perputaran persediaan rendah
sehingga profitabilitas perusahaan menurun (Sartono,
2012:444).
Tingkat perputaran persediaan (inventory
turnover), menunjukkan berapa kali persediaan tersebut
diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Inventory
turnover yang tinggi menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mengelola persediaannya secara
efisien. Efisiensi persediaan dapat meminimalisir resiko
akibat perubahan harga dan selera konsumen yang terjadi
dan dapat menghemat biaya penyimpanan atau Carrying
cost dan pemeliharaan persediaan.
5.3 Penelitian Terdahulu
No
. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Veronica ANALISIS PENGARUH Hasi Penelitiannya menunjukkan
Reimeinda, Sri MODAL KERJA
bahwa modal kerja bersih (working
TERHADAP
Murni, Ivonne
PROFITABILITAS PADA capital turnover), persediaan
Saerang INDUSTRI
(inventory turnover), piutang
TELEKOMUNIKASI DI
Tahun 2016 INDONESIA (receivable turnover), dan kas (cash
turnover) secara bersamaan dapat
(Manajemen et al.,
2016) mempengaruhi Profitabilitas pada
perusahaan telekomunikasi di
Indonesia.
2. Nelwati Tnius PENGARUH MODAL Hasi Penelitiannya menunjukkan
KERJA TERHADAP
bahwa Modal kerja bersih (working
Tahun 2018 PROFITABILITAS PADA
PT. HANJAYA capital turnover), persediaan
(Tnius, 2018) MANDALA
(inventory turnover), piutang
SAMPOERNA TBK
(receivable turnover), dan kas (cash
turnover) berpengaruh positif secara
bersamaa terhadap profitabilitas
perusahaan.
3. Yoyon Supriadi PENGARUH MODAL Hasi Penelitiannya menunjukkan
dan Ratih KERJA
bahwa modal kerja bersih (working
TERHADAP PENJUALAN
Puspitasari
DAN PROFITABILITAS capital turnover), persediaan
PERUSAHAAN PADA PT
Tahun 2012 (inventory turnover), piutang
INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA (receivable turnover), dan kas (cash
(Yoyon Supriadi, TBK
turnover) berpengaruh siginfikan
2009) terhadap profitabilitas perusahaan

4. Novi Sagita PENGARUH MODAL Hasi Penelitiannya menunjukkan


Ambarwati, Gede Adi KERJA, LIKUIDITAS,
bahwa modal kerja (net working
Yuniarta, Ni Kadek AKTIVITAS DAN
Sinarwati UKURAN PERUSAHAAN capital to total asset) berpengaruh
TERHADAP
positif signifikan terhadap
Tahun 2015 PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN profitabilitas.
(Ambarwati et al.,
MANUFAKTUR YANG
2015) TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
5. Ellyn Octavianty PENGARUH EFISIENSI Hasi Penelitiannya menunjukkan
dan Defi Jumadil MODAL KERJA DAN
bahwa modal kerja (working capital
LIKUIDITAS TERHADAP
Syahputra
PROFITABILITAS PADA turnover) tidak berpengaruh tehadap
PERUSAHAAN SUB
Tahun 2015 profitabilitas modal kerja (receivable
SEKTOR FARMASI
YANG TERDAFTAR DI turnover) tidak berpengaruh terhapap
(Octavianty & BURSA EFEK
profitabilitas modal
Syahputra, 2015) INDONESIA (BEI)
kerja (inventory turnover) tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas
(return on Invesment)
6. Afandi Iroh ANALISIS PENGARUH Hasi Penelitiannya menunjukkan
Rahmawati EFISIENSI MODAL
bahwa modal kerja tidak begitu
KERJA TERHADAP
PROFITABILITAS PADA berpengaruh terhadap profitabilitas
Tahun 2020
PT. KRAKATAU STEEL,
akan tetapi bisa dipengaruhi oleh faktor
TBK
(Afandi & lain
Rahmawati, 2020)
7. Miswanto PENGARUH EFISIENSI Hasi Penelitiannya menunjukkan
Yanuar Rifqi MODAL KERJA,
bahwa Efisiensi Modal Kerja yang
PERTUMBUHAN
Abdullah
PENJUALAN DAN diproksikan oleh Working Capital
Shofia Suparti UKURAN PERUSAHAAN
Turnover (WCT) berpengaruh positif
TERHADAP
Tahun 2017 PROFITABILITAS dan signifikan terhadap profitabilitas.
PERUSAHAAN
(Miswanto et al.,
2017)
8. Agus Wibowo, Sri EFISIENSI MODAL Hasi Penelitiannya menunjukkan
Wartini KERJA, LIKUIDITAS
bahwa efisiensi modal kerja
DAN LEVERAGE
TERHADAP berpengaruh signifikan terhadap
Tahun 2012 PROFITABILITAS PADA
profitabilitas, sehingga besar kecilnya
PERUSAHAAN
(Wibowo & Wartini, MANUFAKTUR DI BEI profitabilitas yang diterima oleh
2013) perusahaan manufaktur dipengaruhi
oleh besar kecilnya efisiensi modal
kerja dari perusahaan.
9. Tania Prafitri dwi THE EFFECT Of Hasi Penelitiannya menunjukkan
Rachmina and WORKING CAPITAL ON
bahwa modal kerja berpengaruh
tubagus Nur ahmad THE PROFITABILITY OF
Maulana PALM OIL PLANTATION signifikan terhadap Profitabilitas ROI
COMPANIES
Tahun 2017

(Prafitri et al., 2017)


10. Seto Sulaksono THE EFFECT Of Hasi Penelitiannya menunjukkan
Adi Wibowo WORKING CAPITAL
bahwa perputaran modal kerja
EniRohyati TURNOVER
PROFITABILITY OF berpengaruh tidak signifikan terhadap
INVENTORY
Tahun 2018 TURNOVER profitabilitas
MANUFACTUR
(Rohyati, 2018) COMPANIES LISTED IN
INDONESIA STOCK
EXCHANGE
11. Jacob Akomeah EFFECT OF WORKING Hasi Penelitiannya menunjukkan
Siaw Frimpong CAPITAL
bahwa modal kerja bersih (working
MANAGEMENT ON
PROFITABILITY OF capital turnover), persediaan
Tahun 2019
LISTED
(inventory turnover), piutang
MANUFACTURING
(Akomeah, 2019)
COMPANIES IN GHANA (receivable turnover), dan kas (cash
turnover) berpengaruh siginfikan
terhadap profitabilitas perusahaan

12. Hamam Roni Atim THE EFFECT OF Hasi Penelitiannya menunjukkan


Djazuli WORKING CAPITAL bahwa perputaran kas, dan perputaran
Djumahir MANAGEMENT ON
PROFITABILITY OF piutang tidak berpengaruh signifikan
Tahun 2018 STATE-OWNED terhadap profitabilitas perputaran
ENTERPRISE IN
persediaan dan struktur aset
(Hamam Roni, 2018) PROCESSING
INDUSTRY SECTOR berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas
13. Md. Amir Sharif, WORKING CAPITAL Hasil penelitiannya menunjukkan
MANAGEMENT A
Md. Rafiul Islam bahwa modal kerja berepngaruh
MEASUREMENT TOOL
FOR PROFITABILITY: A negative terhadap profitabilitas
STUDY ON
Tahun 2018 hubungan positif antara piutang dan
PHALMACEUTICAL
INDUSTRY IN profitabilitas perusahaan hubungan
(Amir Sharif, BANGLADESH
negatif antara jumlah hari dalam
2018)
persediaan dan profitabilitas
perusahaan

14. Tarik Hossain THE EFFECT OF Hasil penelitiannya menunjukkan


WORKING CAPITAL
bahwa modal kerja berepngaruh
Tahun 2020 MANAGEMENT ON
PROFITABILITY: A negative terhadap profitabilitas,
(Vol et al., 2020) STUDY ON
hubungan negatif yang signifikan
MANUFACTURING
COMPANIES IN antara persediaan
BANGLADESH
15. Ebrahim Mansoori THE EFFECT OF Hasi Penelitiannya menunjukkan
WORKING CAPITAL bahwa efisiensi modal kerja
Datin Dr. Joriah MANAGEMENT ON
FIRM’S berpengaruh signifikan terhadap
Muhammad
PROFITABILITY: profitabilitas, sehingga besar kecilnya
Tahun 2012 EVIDENCE FROM
profitabilitas yang diterima oleh
SINGAPORE
(Mansoori, 2012) perusahaan manufaktur dipengaruhi
oleh besar kecilnya efisiensi modal
kerja dari perusahaan.
16, Kien Xuan PHAM, EFFECT OF WORKING Hasil penelitian nya menujukkan
Quang Ngọc CAPITAL
bahwa modal kerja berpengaruh positif
MANAGEMENT ON THE
NGUYEN, Cong
PROFITABILITY OF terhadap profitabilitas perusahaan
Van NGUYEN STEEL COMPANIES ON
VIETNAM STOCK
Tahun 2020 EXCHANGE

( et al., 2020)

17. Mubashir Hassan WORKING CAPITAL Hasil penelitian nya menujukkan


MANAGEMENT AND ITS
bahwa modal kerja berpengaruh positif
IMPACT ON THE
S. K. Shrivastava PROFITABILITY OF terhadap profitabilitas perusahaan
TATA MOTORS
Hubungan negatif yang signifikan
(Hasan & Shrivastava,
ditemukan antara rata-rata periode
2019)
pengumpulan, periode pembayaran
rata-rata, siklus konversi kas.
18. Olaniyan Niyi EFFECT OF WORKING Hasil penelitian nya menujukkan
Oladipo, Olufemi CAPITAL
bahwa modal kerja berpengaruh positif
Samuel Adegboyo, MANAGEMENT ON
Dominic Olorunleke PROFITABILITY in terhadap profitabilitas perusahaan
Olugbamiye MANUFACTURING sedangkan persediaan tidak
FIRMS IN NIGERIA
berpengaruh signifikan.
Tahun 2020

(Oladipo et al.,
2017)
19. Melita Stephanou THE EFFECT OF Hasil penelitian nya menujukkan
Charitou, Maria WORKING CAPITAL bahwa modal kerja berpengaruh positif
Elfani,Petros Lois, MANAGEMENT ON
FIRM’S terhadap profitabilitas perusahaan
Tahun 2016 PROFITABILITY:
EMPIRICAL EVIDENCE
FROM AN EMERGING
(Charitou et al.,
MARKET
2016)
20. Eni Puji Astuti THE EFFECT OF Berdasarkan hasil penelitian
WORKING CAPITAL, ditemukan bahwa modal kerja
Tahun 2020 LIQUIDITY AND
SOLVENCY ON berpengaruh positif terhadap ROI
(Astuti, 2020)
PROFITABILITY AT
PT NIPPON
INDOSARI
CORPINDO, TBK

5.4 Kerangka Konseptual


Perusahaan memiliki modal kerja dengan maksud untuk menjaga kegiatan
operasionalnya agar terus berjalan. Modal kerja melibatkan sejumlah besar aset yang
dimiliki perusahaan. Untuk itu, moal kerja membutuhkan penanganan dan perhatian
setiap saat dari manajer keuangan.
E.F Brigham & J.F Houston (2006:131) Modal kerja atau kadang-kadang
disebut juga modal kotor, sebenarnya adalah aktiva lancar yang digunakan dalam
operasi. Modal kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi dengan
kewajiban lancar.
Salah satu konsep dari manajemen modal kerja adalah mngelola modal kerja
tersebut dengan efektif dan efisien. Efisiensi modal kerja sangat penting bagi
perusahaan karena akan menjamin kecukupan modal yang tersedia pada perusahaan.
Efisiensi modal kerja dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Adapun rasio
keuangan yang dipergunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja pada penelitian ini
adalah cash turnover, receivable turnover dan inventory turnover. Efisiensi modal kerja
bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan
penjualan dan laba perusahaan.
Seperti diketahui bahwa salah satu nilai penting dari profitabilitas adlah
memperoleh laba semaksimal mungkin. Profitablilitas perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan rasio keuangan,dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return
On Investment. Menurut Kasmir (2010:115), Return On Investment (ROI) merupakan
rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, cash turnover, receivable turnover dan inventory
turnover mempunyai hubungan yang erat terhadap ROI pada perusahaan. Apabila
penjualan meningkat, maka akan terjadi tambahan dana pada kas, piutang dan
persediaan. Dengan demikian, peningkatan penjualan akan mempengaruhi profitabilitas
dalam hal ini laba perusahaan. Maka pengaruh dari variabel-variabel tersebut terhadap
ROI dapat ditunjukkan dalam kerangka pemikiran teoritis berikut.
Kerangka Pemikiran

Efisiensi Modal Kerja


(X)

Cash Turnover (X1)

Receivable Turnover (X2) Profitabilitas


ROI (Y)

Inventory Turnover (X3)


5.5 Hipotesis Keterangan:
: Pengaruh secara
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin
simultanbenar atau mungin
salah. Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu pernyataan atau
: Pengaruh secara jawaban
parsial
sementara dari suatu penelitian dan kebenarannya masih harus dibuktikan
terlebih dahulu melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah:
H1 = Efisiensi modal kerja yang terdiri dari cash turnover, receivable
turnover dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada PT Kimia Farma Tbk.

H2 = Cash turnover berpengaruh seignifikan terhadap profitabilitas pada


PT. Kimia Farma Tbk

H3 = Receivable turnover berpengarub signifikan terhadap profitabilitas


pada PT. Kimia Farma Tbk
H4 = Inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap profitablilitas
pada PT. Kimia Farma Tbk

6 Metode Penelitan
6.1 Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, batasan penelitian dapat dilihat dari varibel
yang digunakan yaitu pengaruh Cash Turnover, Receivable Turnover,
Inventory Turnover Terhadap Return On Invesment (ROI) Pada Perusahaan
PT. Kimia Farma Tbk. Dalam hal ini, varibel independent pada penelitian ini
yaitu Cash Turnover, Receivable Turnover, Inventory Turnover sebagai
variabel (X) dan variabel dependen pada penelitian ini adalah Return On
Inesment (ROI) sebagai varibel (Y).
6.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jenis hubungan asosiatif kausalitas yaitu penelitian yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan (pengaruh) sebab-akibat dari variabel independen atau
variabel yang mempengaruhi (X) terhadap variabel dependen atau variabel
yang dipengaruhi (Y).
6.3 Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber yang sudah
ada. Data yang diteliti diperoleh dari Bursa Efek Indonesia periode 2017-
2019 yang didapat dari www.ojk.go.id, dan www.idx.co.id.
6.4 Metode Pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan pada Sektor
Consumer Goods Industry dari tahun 2017 sampai tahun 2019 yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Selain itu, pengumpulan data pada
penelitian ini juga menggunakan metode studi kepustakaan yang merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
mempelajari buku, artikel, serta literatur lainnya melalui situs BEI dan karya
tulis ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.
6.5 Populasi dan Sampel
6.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011). Pada
penelitian ini jumlah Populasi pada Sektor Consumer Goods Industry yaitu
berjumlah 30 perusahaan.

6.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini peneliti
mengambil sampel laporan keuangan pada salah satu s Sektor Consumer
Goods Industry Farmasi yaitu PT Kimia Farma Tbk dari tahun 2017-2019,
dimana pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang
didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada dengan
menggunakan metode purposive sampling.
6.6 Teknik Analisis Data
6.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda bertujuan untuk
menjelaskan hubungan antara variabel independen Cash Turnover,
Receivable Turnover, Inventory Turnover. Maka dari itu, penelitian
ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Rumus Regresi Linear Berganda, yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y = Return On Investment (ROI)
a = Kostanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
X1 = Cash Turnover
X2 = Receivable Turnover
X3 = Inventory Turnover
e = Epsilon (Error Term)
6.6.2 Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk mendeteksi adanya
penyimpangan asumsi klasik pada regresi linear berganda dan untuk
menganalisis apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian
adalah model yang terbaik.
6.6.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk
melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen
dan variabel independennya memiliki distribusi normal
atau tidak (Primadewi & Suputra, 2015).
Cara lain menguji normalitas data adalah dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov. Uji ini bertujuan
agar dalam penelitian ini dapat mengetahui distribusi
normal atau tidaknya variabel dependen atau pun
keduanya antar variabel independen dengan variabel
dependen atau pun keduanya.
H0 : Data residual berdistribusi normal
Hα : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila angka probabilitas < α = 0,05 artinya
data tersebut distribusinya tidak normal. Sebaliknya,
jika angka probabilitas > α = 0,05 maka Ha ditolak
yang berarti variabel terdistribusi secara normal.
6.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi
antar variabel bebas. Terdapat beberapa cara untuk
menemukan hubungan antara variabel X yang satu
dengan variabel X yang lainnya. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika terjadi korelasi maka
terdapat suatu masalah multikolinieritas. Untuk
mendeteksi multikolinieritas dalam model regresi
linier berganda, dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Koefesien korelasi antar variabel haruslah
lemah (dibawah 0,5), jika korelasi kuat maka
terjadi masalah multikolinearitas.
b. Memiliki nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai
toleran mendekati angka 1, memiliki lebih dari
0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.
6.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji terjadinya ketidaksamaan variance residual
suatu periode pengamatan ke periode yang lain.
Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat
menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan
dengan meregresikan variabel independen terhadap
nilai residual mutlaknya. Jika nilai signifikan > 0,05
(5%), maka model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas juga dapat dilakukan
dengan menggunakan grafik Scatterplot yaitu
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada
grafik Scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya,
yaitu:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
membentuk suatu pola yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas
6.7 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel adalah definisi terhadap variabel
berdasarkan konsep teori namun bersifat operasional agar variabel
tersebut dapat diukur atau bahkan dapat diuji baik oleh peneliti maupun
peneliti lain.
Variabel Konsep Indikator
Modal kerja terdiri dari modal kerja kotor dan
modal kerja bersih. Modal kerja kotor adalah
Modal Kerja aktiva lancar yang digunakan dalam operasi.  Aktiva Lancar
Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi
dengan kewajiban lancar.

Efisiensi Modal Kerja (X):


Cash turnover merupakan perbandingan antara
penjualan dan jumlah rata-rata kas. Cash turnover
digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan  Penjualan
Cash Turnover (X1)
kas pada perusahaan yang dilihat dari tingkat  Rata-rata Kas
perputarannya.
Receivable Turnover merupakan perbandingan
antara penjualan kredit (penjualan) dengan jumlah
rata-rata piutang. Rasio ini digunakan untuk  Penjualan
Receivable Turnover
mengukur efisiensi piutang pada perusahaan  Rata-rata
(X2)
dengan memperkirakan berapa kali dalam satu Piutang
periode tertentu, jumlah arus kas masuk ke
perusahaan yang diperoleh dari piutang.
Inventory Turnover merupakan perbandinga
antara harga pokok penjualan dengan rata-rata  Harga Pokok
Inventory Turnover persediaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur Penjualan
(X3) tingkat efisiensi persediaan dilihat dari berapa kali  Rata-rata
dana yang ditanamkan pada persediaan ini Persediaan
berputar dalam satu periode.
Profitabilitas (Y):
ROI merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva. Rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan  Laba Bersih
ROI (Y)
perusahaan.  Total Aktiva
DAFTAR PUSTAKA

Aulia Rahma, 2011. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap


Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan
PMDN Yng Terdaftar di BEI periode 2004 – 2008). Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang. Diunduh melalui
http://eprints.undip.ac.id/18102/pada tanggal 10 November 2014.
Brealey , Myers & Marcus, 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan .
Jilid 2 edisi ke lima. Jakarta:Erlangga.
Brigham, F.E & Houston , F.J, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2 edisi
10. Jakarta:Salemba Empat.
Faurani I Santi Singangerda, 2004. Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas dan Rentabilitas pada Koperasi Dharma Wanita Mandalika
Mataram, Nusa Tenggara. Jurnal manajemen keuangan, volume 2 No. 1 ,
2004.
Hilmawati, 2012. Analisis Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Perusahaan pada
Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Tadulako.
Ita Mahfudliyah, 2010. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap tingkat
Likuiditas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. STIE Perbanas,
Surabaya.
Julkarnain, 2012. Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas
dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada Indusri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011.
Universitas Maritim Raja li Haji, Tanjung Pinang. Diunduh melalui.
http://jurnal.unmrab.ac.id/wpcontent/uploads/2013/08/zulkarnain090462201175.pdf
pada 10 November 2014.
Jumingan, 2011.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:PT.Bumi Aksara.
Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta :PT.Rajagrafindo Persada.
Afandi, A., & Rahmawati, I. (2020). Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Pada Pt. Krakatau Steel, Tbk. Progress: Jurnal Pendidikan,
Akuntansi Dan Keuangan, 3(1), 14–23. https://doi.org/10.47080/progress.v3i1.763
Akomeah, J. (2019). Effect of Working Capital Management on Profitability of Listed
Manufacturing Companies in Ghana. International Journal of Finance and
Banking Research, 5(2), 29. https://doi.org/10.11648/j.ijfbr.20190502.13
Ambarwati, N. S., Yuniarta, G. A., & Sinarwati, N. K. (2015). Pengaruh Modal Kerja,
Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1), 11.
Amir Sharif, M. (2018). Working Capital Management a Measurement Tool for
Profitability: A Study on Pharmaceutical Industry in Bangladesh. Journal of
Finance and Accounting, 6(1), 1. https://doi.org/10.11648/j.jfa.20180601.11
Astuti, P. E. (2020). The Effect of Working Capital, Liquidity and Leverage on
Profitability. Saudi Journal of Economics and Finance, 04(01), 28–35.
https://doi.org/10.36348/sjef.2020.v04i01.005
Charitou, S. melita, Elfani, M., & Lois, P. (2016). The Effect of Working Capital
Management on Corporate Performance. Journal of the Korea Academia-
Industrial Cooperation Society, 17(6), 173–180.
https://doi.org/10.5762/kais.2016.17.6.173
Hamam Roni, A. D. dan D. (2018). State-Owned Enterprise in Processing. 36, 293–
299.
Hasan, M., & Shrivastava, S. . (2019). Working Capital Management and Its Impact on
the Profitability of Pukar International Co.Ltd. NCC Journal, 4(1), 141–147.
https://doi.org/10.3126/nccj.v4i1.24747
Manajemen, J., Ekonomi, F., Ratulangi, U. S., & Reimeinda, V. (2016). Analisis
Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Industri Telekomunikasi Di
Indonesia. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(3), 207–218.
Mansoori, E. (2012). I Nterdisciplinary J Ournal O F C Ontemporary R Esearch I N B
Usiness the Effect of W Orking Capital Management on Firm ’ S Profitability :
472–486.
Miswanto, Abdullah, yanuar R., Suparti, S., & All, E. (2017). Pengaruh Efisiensi
Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Profitabilitas Perusahaan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Octavianty, E., & Syahputra, D. J. (2015). Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Dan
Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei). JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas
Ekonomi), 1(2), 41–50. https://doi.org/10.34204/jiafe.v1i2.515
Oladipo, niyi olaniyan, Adegboyo, olufemi samuel, & Olugbamiye, dominic
olorunleke. (2017). Effects of working capital management on profitability of
manufacturing firms of Pakistan. Advanced Science Letters, 23(9), 8174–8179.
https://doi.org/10.1166/asl.2017.9856
PHAM, K. X., NGUYEN, Q. N., & NGUYEN, C. Van. (2020). Effect of Working
Capital Management on the Profitability of Steel Companies on Vietnam Stock
Exchanges. The Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(10), 741–
750. https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.n10.741
Prafitri, T., Rachmina, D., & Maulana, T. N. A. (2017). the Effect of Working Capital
on the Profitability of Palm Oil Plantation Companies. Indonesian Journal of
Business and Entrepreneurship, 3(32), 111–120.
https://doi.org/10.17358/ijbe.3.2.111
primadewi, cok, & Suputra, I. (2015). Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non
Performing Loan Dan Dana Pihak Ketiga Pada Profitabilitas. E-Jurnal Akuntansi,
13(2), 489–498.
Rohyati, W. (2018). The Effect of Working Capital Turnover and Profitability of
Inventory Turnover Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange. Journal of Applied Accounting and Taxation, 3(1), 95–98.
Tnius, N. (2018). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Pt. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan
Investasi), 1(4), 66–79. https://doi.org/10.32493/skt.v1i4.1380
Vol, I., Issn, N. O., & Hossain, T. (2020). Research in Business & Social Science The
effect of working capital management on profitability : A study on manufacturing
companies in Bangladesh. 9(6), 114–122.
Wibowo, A., & Wartini, S. (2013). Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan Leverage
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei. Jurnal Dinamika
Manajemen, 3(1), 49–58. https://doi.org/10.15294/jdm.v3i1.2459
Yoyon Supriadi, R. P. (2009). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan Dan
Profitabilitas Perusahaan Pada Pt Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Jurnal Ilmiah
Kesatuan, 14(Business Intelligent), 11.

Anda mungkin juga menyukai