Disusun Oleh : Yesi windi,SST, Istini, SST, Melur, SST, Fenisia, SST, Wasirin, SST
A. TOPIK
B. TUJUAN
C. LATAR BELAKANG
1. Pengertian
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan
melalui bio-psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy
Smith).
2. Kategori Bermain
a. Bermain aktif Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak
sendiri atau kegembiraan timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh:
bermain sepak bola.
b. Bermain pasif/hiburan yaitu Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakukan aktivitas (hanya melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain. Contoh: memberikan support, menonton televisi.
3. Jenis Permainan
a. Permainan bayi Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada
usia 0-1 tahun. Contoh: petak umpet, dakon, kejar-kejaran.
b. Permainan perorangan Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit,
dilakukan pada todler dan prasekolah. Contoh: menendang bola.
c. Permainan tetangga yaitu Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah
Contoh: bermain polisi dan penjahat.
d. Permainan tim Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada
usia sekolah dan remaja. Contoh: sepakbola, kasti, lari.
e. Permainan dalam ruang Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada
cuaca buruk atau hujan. Contoh: main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.
5. Fungsi Bermain
a. Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya.
Bayi dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah
melalui gerakan tubuh, dimana kematangan dan maturitas akan membedakan
masing-masing usia.
b. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan
ini diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam
hal warna, ukuran, dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi
teka-teki silang.
c. Kreatifitas Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain
dengan semua media, puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap
lingkungan tinggi. Misalnya menyusun balok.
d. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
peran dalam kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah,
dan mampu mengenal tanggungjawab.
e. Kesadaran Diri (Self awarness) Anak belajar memahami kemampuan dirinya,
kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain.
f. Perkembangan Moral Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain,
bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan
kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.
g. Terapi Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak, misalnya: marah, takut, benci.
h. Perkembangan Komunikasi Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi
anak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya: melukis,
menggambar, bermain peran.
D. KLIEN
Karakteristik Klien
1. Todler (2-3 tahun)
a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu. D
d. Perhatiannya singkat.
E. PENGORGANISASIAN
Waktu : Rabu, 03 Februari 2021 selama 40 menit (jam s.d 09.40 Wib).
Tim pelaksana : Penanggung jawab : Yesi Windi, SST
Moderator : Fenisa, SST
Observer : Istini, SST, Wasirin, SST
Pemimpin bermain : Melur,SST
Metode dan Media : 1. Metode Bermain bersama
2. Media Puzzle dan hadiah
F. PROSES PELAKSANAAN
G. EVALUASI
b. Moderator :
c. Observer :
d. Pimpinan bermain :
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun puzzle
kemudian berhasil
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
H. DAFTAR PUSTAKA