Anda di halaman 1dari 11

Panduan Skrining Pasien

Lampiran Keputusan Direktur Utama RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tentang
Panduan Skrining Pasien di RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Manado.
Nomor : HK.02.04/II.1/458.2 /2017
Tanggal : 20 Desember 2017

BAB I
DEFINISI
Skrining adalah proses pemilahan pasien pada kontak pertama yang dilakukan
untuk mengidentifikasi apakah kebutuhan pelayanan pasien sesuai atau tidak dengan
visi dan misi serta sumber daya yang ada di rumah sakit .

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1


Panduan Skrining Pasien

BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining penerimaan pasien di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dilakukan


baik di dalam lingkungan internal (rawat jalan dan gawat darurat) saat pasien tiba di
rumah sakit, maupun di luar rumah sakit melalui pelayanan pre-hospital yang dilakukan
oleh petugas call center 119
Ketentuan skrining di rumah sakit meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Rumah sakit memiliki proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit
sebelum penerimaan pasien. Skrining awal di dalam rumah sakit dilakukan di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Jalan, sedangkan skrining di
luar rumah sakit dilakukan oleh petugas call centre 119.
2. Ada proses pemeriksaan diagnostik/penunjang di IGD yang diperlukan untuk
pasien yang akan diterima sebagai pasien di rumah sakit atau dirujuk ke rumah
sakit lain. Pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan laboratorium Hematologi
Rutin (Hb, WBC, RBC, HCT, PLT, MCV, MCH, MCHC), Kimia (Ureum, Kreatinin,
GDS, Na, K, CL), Urinalisis Lengkap Kimia, Makro dan Mikroskopis.
3. Pemeriksaan khusus dilakukan untuk populasi tertentu pada saat skrining di IGD
adalah Untuk Pasien Jantung : EKG, Enzim Jantung (CK, CKMB atau Troponin),
Hemostatis (PT, aPTT), Bayi : Bilirubin Total, Bilirubin Direk, Bilirubin Indirek
(untuk bayi kuning), untuk pasien Hemodialisa : Anti HCV, HIV, HBSAg,
pemeriksan khusus lainnya adalah DDR, SGOT, SGPT dan CT Scan untuk
pasien dengan penurunan kesadaran.
4. Terdapat proses untuk menyerahkan hasil-hasil pemeriksaan diagnostik kepada
mereka yang berwenang untuk menentukan apakah pasien harus diterima,
dipindahkan atau dirujuk
5. Pasien diterima bila rumah sakit dapat memberikan pelayanan rawat jalan dan
rawat inap yang dibutuhkan pasien.
6. Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes
yang dibutuhkan tersedia.
7. Rumah sakit menggunakan proses triase berbasis bukti yang telah diakui yang
meliputi deteksi dini penyakit menular untuk memprioritaskan pasien yang
membutuhkan perawatan segera.
8. Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak atau segera diberi prioritas untuk
pengkajian dan pengobatan.

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2


Panduan Skrining Pasien

9. Pada proses admisi pasien rawat inap, dilakukan skrining kebutuhan pasien
untuk menetapkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif yang
diprioritaskan berdasar atas kondisi pasien.

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 3


Panduan Skrining Pasien

BAB III
TATA LAKSANA

A. Skrining di Rawat Jalan


1. Ketentuan Umum :
a. Skrining awal di rawat jalan dilakukan sebelum pendaftaran pasien
b. Skrining awal di rawat jalan dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut :
1) Loket pendaftaran pasien rawat jalan : untuk semua pasien baru dan
pasien lama
2) Loket pendaftaran Instalasi CVBC : untuk semua pasien baru dan pasien
lama penyakit cardiovaskular
3) Loket pendaftaran Poliklinik Mawar Sharon: untuk pasien umum/eksekutif
4) Instalasi Rehabilitasi Medik : untuk pasien lama rehabilitasi medik
5) Poliklinik TB DOTS dan MDR : untuk pasien lama TB dan MDR
6) Ruang Hemodialisis : untuk pasien lama hemodilaisis
2. Tatacara Skrining :
a. Skrining fast track dan risiko jatuh oleh satpam
1) Satpam melakukan evaluasi visual atau pengamatan untuk pasien-
pasien yang membutuhkan pelayananan fast track, dengan kriteria :
- Lanjut usia (umur ≥ 60 tahun)
- Ibu hamil ≥8 bulan
- Bayi baru lahir (≤28 hari)
- Pasien cacat fisik (disability)
Pasien yang termasuk kriteria fast track akan diprioritaskan untuk
mendapat pelayanan pendaftaran lebih dahulu dari pasien yang lain dan
diarahkan ke tempat pendaftaran khusus fast track
2) Pasien dengan risiko jatuh, menggunakan metode modifikasi Time Up
And Go Test yaitu : jalan tidak seimbang dan atau menggunakan alat
bantu. Pasien dengan kondisi seperti ini akan diberi tanda pita kuning di
pergelangan tangan oleh satpam
b. Skrining untuk prioritas pelayanan dan communicable disease sebelum
pendaftaran:
1) Self Screening. Rumah sakit menempatkan papan informasi berisi tanda
dan gejala penyakit menular (airborne disease) di dekat tempat
pendaftaran pasien, agar pasien atau pengunjung dapat membaca

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 4


Panduan Skrining Pasien

kemudian segera melapor pada petugas kesehatan terdekat jika tanda


dan gejala tersebut dialami.
2) Skrining Pasien Batuk. Perawat menanyakan rujukan pasien, jika rujukan
suspek atau terkonfirmasi airborne disease (TB Paru dan MDR), perawat
memberikan masker pada pasien dan mengarahkan pasien ke poliklinik
DOTS atau MDR untuk melakukan registrasi di tempat tersebut. Jika
rujukan ke poliklinik lain, perawat melakukan skrining/ penapisan pasien
batuk dan mendokumentasikan pada formulir skrining. Jika pasien batuk ≥
2 minggu, perawat memberikan masker pada pasien dan mengarahkan
pasien untuk mengambil nomor antrian dan mendaftar.
3) Perawat melakukan skrining visual pada semua pasien yang akan
mendaftar, jika keadaan umum pasien lemah, maka perawat akan
melakukan pemeriksaan fisiologis (tensi, nadi, respirasi, suhu badan).
Perawat menanyakan tentang :
a) Riwayat panas/demam (Suhu badan >37.50C) dalam 2 minggu
terakhir. Jika tidak demam/panas maka kriteria isolasi negatif
b) Jika ada panas, maka perawat menanyakan adanya ruam, perjalanan
dari daerah yang terjadi wabah atau kontak dengan orang yang
melakukan perjalanan dari daerah yang terjadi wabah, atau ada
tidaknya gangguan pernapasan (batuk,sesak)
c) Kriteria isolasi positif jika memenuhi sekurang-kurangnya salah satu
kriteria berikut :
- Panas dan ruam
- Panas dan riwayat perjalanan dari daerah yang terjadi
wabah/kontak dengan orang yang melakukan perjalanan dari
daerah yang terjadi wabah
- Panas dan gangguan pernapasan (batuk, sesak) dengan faktor
risiko epidemiologi
- Rujukan dengan suspek/terkonfirmasi airborne disease
Catatan : Pasien dengan kriteria isolasi positif akan ditransfer ke
ruang isolasi. Perawat dan pasien segera menggunakan masker
kemudian perawat menghubungi ambulance dan petugas ruang
isolasi kemudian segera mentransfer pasien ke ruang isolasi.
4) Jika suhu badan normal, tapi respirasi >24 kali per menit dan atau nadi >120
kali per menit dan atau tekanan darah sistolik >160mmHg dan atau tekanan
darah diastolik>100mmHg, maka perawat menjelaskan tentang kondisi

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 5


Panduan Skrining Pasien

pasien kemudian melakukan penanganan sesuai pengkajian Airway,


Breathing, Circulation lalu mengantar pasien ke IGD
5) Jika pasien terindikasi henti nafas dan henti jantung, maka perawat langsung
melakukan bantuan hidup dasar dan mengaktifkan code blue
6) Jika secara visual pasien tampak kesakitan, maka perawat melakukan
skrining nyeri. Apabila ada nyeri, perawat melanjutkan dengan asesmen nyeri
sesuai kondisi pasien. Jika skor nyeri ringan, keluarga melakukan
pendaftaran, pasien diantar ke poliklinik tujuan oleh perawat/evakuator dan
langsung mendapat prioritas pelayanan. Jika skor nyeri sedang atau berat,
maka pasien akan ditransfer ke IGD oleh perawat/evakuator
7) Proses yang telah dilakukan didokumentasikan dalam formulir skrining rawat
jalan
c. Skrining Prioritas Pelayanan di Poliklinik
1) Saat di ruang tunggu poliklinik masing-masing, perawat melakukan evaluasi
visual pada semua pasien yang sedang menunggu pelayanan. Jika ada
pasien yang tampak sangat lemah, sesak atau kesakitan, maka perawat
langsung memprioritaskan pasien untuk mendapat pelayanan.
2) Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, suhu badan
dan nyeri serta melengkapi asesmen awal
B. Skrining di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Skrining di IGD sebelum dilakukan melalui kriteria sebagai berikut :
1. Triage Primer
a. Petugas yang bertugas sebagai triage primer adalah perawat yang sudah
bekerja di Instalasi Gawat Darurat minimal 5 tahun dan sudah tersertifikasi
BHD /BTCLS/Emergency Nursing /Triage Officer.
b. Proses yang dilakukan di triage primer adalah penilaian awal kebutuhan akan
ruang isolasi (skrining communicable disease) dan pemilahan penderita
sesuai tingkat kegawatdaruratannya
1) Skrining communicable disease (airborne disease) :
a) Perawat triase primer menanyakan tentang adanya riwayat
panas/demam (Suhu badan >37.50C) dalam 2 minggu terakhir. Jika
tidak demam/panas maka kriteria isolasi negatif dan pasien akan
dilakukan skrining sesuai tingkat kegawatdaruratannya
b) Jika ada panas, maka perawat menanyakan adanya ruam, perjalanan
dari daerah yang terjadi wabah atau kontak dengan orang yang

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 6


Panduan Skrining Pasien

melakukan perjalanan dari daerah yang terjadi wabah, atau ada


tidaknya gangguan pernapasan (batuk,sesak)
c) Kriteria isolasi positif jika memenuhi sekurang-kurangnya salah satu
kriteria berikut :
- Panas dan ruam
- Panas dan riwayat perjalanan dari daerah yang terjadi
wabah/kontak dengan orang yang melakukan perjalanan dari
daerah yang terjadi wabah
- Panas dan gangguan pernapasan (batuk, sesak) dengan faktor
risiko epidemiologi
- Rujukan dengan suspek/terkonfirmasi airborne disease
Catatan : Pasien dengan kriteria isolasi positif akan ditransfer ke
ruang isolasi IGD
2) Skrining pasien sesuai tingkat kegawatdaruratannya:
a) Kriteria pasien dengan prioritas 0:
- Tidak ada tanda kehidupan
- Tidak ada denyut nadi
- Tidak ada reflex cahaya kiri dan kanan
- EKG flat
b) Kriteria pasien dengan prioritas 1 :

PEMERIKSAAN
RESUSITASI
(Examination)
JALAN NAFAS Sumbatan
(Airway) (Obstruction)
- Henti Nafas (Breathing
PERNAFASAN Arrest)
(Breathing) DEWASA - Frek.Nafas (RR) <10
x/mnt
- Sianosis
- Apneu / Megap-megap
ANAK
- Sianosis sentral
- Apneu / Megap-megap
NEONATUS
- Sianosis sentral
- Henti Jantung (Cardiac
SIRKULASI Arrest)
(Circulation) - Nadi tidak teraba
DEWASA
(Pulseness)
- Pucat (Pale)
- Akral dingin (Clammy)
ANAK - Henti Jantung
- Nadi tidak teraba
- Akral dingin
- CRT > 2 detik

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 7


Panduan Skrining Pasien

- Henti Jantung
- Nadi tidak teraba
NEO-NATUS
- Akral dingin
- CRT > 3 detik

c) Kriteria pasien dengan prioritas 2 :

PEMERIKSAAN
EMERGENT
(Examination)
JALAN NAFAS
Bebas (Patent)
(Airway)
- Frek.Nafas
PERNAFASAN DEWASA (RR)>32x/mnt
(Breathing) - Wheezing
- Frek.Nafas >60 x/mnt
ANAK
- Sianosis sentral
- Frek.Nafas >90x/mnt
NEO-NATUS
- Sianosis sentral
- Nadi teraba lemah
SIRKULASI (Weakness Pulse)
(Circulation) - Frek Nadi < 50 x/mnt
(Heart Rate)
DEWASA - Frek Nadi >150 x/mnt
(Heart Rate)
- Pucat (Pale)
- Akral dingin (Clammy)
- CRT > 2 detik
- Nadi teraba lemah
- Pucat (Pale)
ANAK - Frek. Nadi >120 x/mnt
- Frek.Nadi <60 x/mnt
- CRT > 2 detik
- Nadi teraba lemah
NEONATUS - Frek.Nadi < 60 x/mnt
- CRT > 3 detik

Catatan : Pasien dengan prioritas 0,1 dan 2 akan ditransfer ke ruang


resusitasi.

d) Kriteria pasien dengan prioritas 3 :

PEMERIKSAAN
URGENT
(Examination)
JALAN NAFAS Bebas
(Airway) (Patent)
- Frek.Nafas (RR) 24-32
PERNAFASAN DEWASA x/mnt
(Breathing) - Wheezing
ANAK - Frek.Nafas 40-60 x/mnt
- Tarikan dinding dada

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 8


Panduan Skrining Pasien

- Frek.Nafas 60-90 x/mnt


NEO-NATUS
- Tarikan dinding dada
- Frek.Nadi 120-150x/mnt
SIRKULASI (HR)
(Circulation) DEWASA - TD Sistolik >160 mmHg
- TD Diastolik >100
mmHg

ANAK Frek.Nadi 110-120 x/mnt

- Frek.Nadi 60-100 x/mnt


NEONATUS
- CRT < 3 detik

e) Kriteria pasien dengan prioritas 4 :

PEMERIKSAAN
NON URGENT
(Examination)
JALAN NAFAS Bebas
(Airway) (Patent)

PERNAFASAN DEWASA
Normal
(Breathing)
Frek.Nafas (RR)
ANAK
< 40 x/mnt
Frek.Nafas (RR)
NEONATUS
40-60 x/mnt

SIRKULASI DEWASA Normal


(Circulation)

Frek.Nadi
ANAK
60-110 x/mnt
Frek.Nadi
NEONATUS
100.160 x/mnt

f) Kriteria pasien false emergency :

PEMERIKSAAN FALSE
(Examination) EMERGENCY
JALAN NAFAS Bebas
(Airway) (Patent)

PERNAFASAN DEWASA
Normal
(Breathing)
Frek.Nafas
ANAK
< 40 x/mnt
Frek.Nafas
NEO-NATUS
40-60 x/mnt

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 9


Panduan Skrining Pasien

SIRKULASI DEWASA Normal


(Circulation)
Frek.Nadi
ANAK
60-110 x/mnt
Frek.Nadi
NEO-NATUS
100-160x/mnt

Catatan : Pasien selain prioritas 3 , 4 , false emergency dan skrining


isolasi negatif akan ditransfer ke triage sekunder.

c. Ruang pemeriksaan triage primer terletak pada tempat paling dekat dari
tempat pasien masuk
d. Proses ditriage primer dilakukan dalam waktu 2 menit dengan respon time 0
menit untuk setiap pasien baru.

2. Triage Sekunder
a. Petugas yang bertugas sebagai triage sekunder adalah perawat yang sudah
bekerja di Instalasi Gawat Darurat minimal 5 tahun dan sudah tersertifikasi
BHD /BTCLS/Emergency Nursing/Triage Officer.
b. Proses yang dilakukan di triage sekunder adalah retriage, pengukuran tanda-
tanda vital dan pemilahan penderita sesuai tingkat kegawat daruratan dan
kebutuhan akan ruangan Integrated Multidiciplinary Emergency Team (IMET
Corner) dan klinik ambulatory.
c. Pasien dengan prioritas 3,akan ditransfer ke IMET corner dan pasien prioritas
4 dan false emergency akan ditransfer ke klinik ambulatory IGD.
d. Proses ditriage sekunder dilakukan dalam waktu 2 - 5 menit dan turn around
time maksimal 30 menit.
C. Skrining di Luar Rumah Sakit
Skrining di luar Rumah Sakit dilakukan oleh petugas melalui call centre 119. Pada
tahap pertama petugas akan melakukan skrining kebutuhan pelayanan pasien
melalui telepon. Petugas melakukan pengkajian kebutuhan transportasi untuk
menentukan jenis ambulance yang akan digunakan sesuai kebutuhan pasien,
apakah ambulance transport atau ambulance gawat darurat. Petugas yang akan
menjemput pasien menggunakan formulir triage untuk melakukan skrining triage
termasuk skrining airborne disease di tempat dimana pasien dijemput.

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 10


Panduan Skrining Pasien

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir Skrining Rawat Jalan


2. Formulir Pengkajian Triage Terintegrasi

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 11

Anda mungkin juga menyukai