Disusun Oleh :
( Kelompok 3 )
Khofifah (1810019)
A. Latar Belakang
Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang
berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang
berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai,
keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan
mengembangkan body of knowladge yang ilmiah dan humanistik guna memberi
tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-
Tomey, 1994).
Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran keperawatan
dalam memahami budaya klien Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai
budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat
mencegah terjadinya culture shock maupun culture imposition.Cultural shock terjadi
saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif
dengan kelompok budaya tertentu (klien) sedangkan culture imposition adalah
kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam mauoun terang-
terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang
dimilikinya pda individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka
meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain. dalam
transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan
kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih
dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview)
tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang, bersyarat dalam lingkungan
yang sempit.
Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut menurut Leininger di pengaruhi oleh
tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,
Peran perawatan pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan prosfesional
melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh
leininger.oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana
tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika di sesuaikan
dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suku?
2. Apa perilaku suku kesehatan?
3. Apa yang dimaksud dengan keperawatan transkultural?
4. Apa konsep utama keperawatan transkultural?
5. Apa konsep sehat sakit menurut suku dayak?
6. Bagaimana asuhan keperawatan transkultural suku dayak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi suku.
2. Untuk mengetahui perilaku suku kesehatan.
3. Untuk mengetahui keperawatan transkultural.
4. Untuk mengetahui konsep utama keperawatan transkultural.
5. Untuk mengetahui konsep sehat sakit menurut suku dayak.
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan transkultural suku dayak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Suku
Suku adalah golongan sosial yang ada di kalangan masyarakat yang
digunakan untuk membedakan golongan yang satu dengan golongan lainnya. Untuk
lebih jelasnya, simak pembahasan lengkap tentang pengertian suku berikut ini. suku
adalah golongan sosial yang ada di kalangan masyarakat yang digunakan untuk
membedakan golongan yang satu dengan golongan lainnya. Biasanya setiap suku
memiliki ciri khas tersendiri. Suku juga bisa diartikan sebagai golongan manusia
yang terikat dengan kebudayaan masyarakat tertentu. Berikut ini adalah pengertian
suku menurut para ahli, menurut Frederick Barth adalah himpunan manusia yang
memiliki kesamaan dari segi ras, agama, asal-usul bangsa, atau sama-sama terikat
pada nilai kebudayaan tertentu. Pengertian suku menurut Hasan Shadily MA adalah
sekumpulan orang yang dianggap memiliki hubungan biologis. Dan Menurut
Koentjaraningrat suku menurut Koentjaraningrat adalah sekelompok manusia yang
menyatu dengan budaya setempat secara sadar, dan biasanya berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa yang sama.
B. Perilaku Suku Kesehatan
Adat kebiasaan yang dikembangkan di suatu negara atau daerah, suku atau
sekelompok masyarakat merupakan praktek hidup budaya, Indonesia merupakan
sebuah negara mempunyai berbagai suku dan daerah dimana tiap suku atau daerah
tersebut mempunyai adat kebiasaan yang berbeda-beda dalam menangani masalah
kesehatannya di masyarakat. Ada perilaku manusia, cara interaksi yang dipengaruhi
kesehatan dan penyakit yang terkait dengan budaya, diantaranya adalah perilaku
keluarga dalam menghadapi kematian, menurut Crist (1961) yang ditulis oleh
Koentjaraningrat (1990), dari hasil studi komaratifnya. Menyimpulkan bahwa ada
perbedaan sikap manusia dengan berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dalam
menghadapi maut. Menurut Bendel (2003) di Indonesia terdapat pruralisme system
pengobatan di mana berbagai cara penyembuhan yang berbeda-beda hadir
berdampingan termasuk humoral medicine dan elemen magis. Indonesia merupakan
negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dimana tiap suku atau kelompok
masyarakat tersebut akan mempunyai norma, perilaku, adat istiadat yang berbeda-
beda termasuk dalam mencari penyembuhan yang terkait dengan perilaku budaya.
Menurut Bendel (2003) dalam masyarakat Indonesia terdapat kepercayaan tradisional
pada hal-hal gaib.
C. Definisi Keperawatan Transkultural
Keperawatan transkultural merupakan istilah yang sering digunakan dalam
cross-cultural atau lintas budaya, intercultural atau antar budaya, dan multikultural
atau banyak budaya (Andrews,1999). Leininger merupakan ahli antropologi
keperawatan sejak pertengahan lima puluhan yang merencanakan bahwa transkultural
nursing merupaer mendefinisikan “transkultural Nursing”kan area formal yang harus
diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Leininger mendefinisikan”transkultural
Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus pada
komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai
perilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku
dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur
yang spesifik dan kultur yang universasl dalam keperawatan (Andrews and
Boyle,1997: Leininger dan McFarland,2002). Tujuan dari transkultural dalam
keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Selain itu
juga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam keperawatan yang humanis
sehingga terbentuk praktik keperawatan sesuai dengan kultur dan universal
(leininger,1978).
D. Konsep Utama Keperawatan Transkultural
Leininger (2002), beberapa asumsi yang mendasari konsep transkultural
berasal dari hasil penelitian kualitatif tentang kultur, yang kemudian teori ini dipakai
sebagai pedoman untuk mencari culture care yang akan diaplikasikan.
1) Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur
dan polanya bervariasi diantara culture satu tempat dengan tempat yang
lainnya.
2) Caring act dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya diberikan
pada manusia sejak lahir , masa perkembangan , masa pertumbuhan , masa
pertahanan sampai dikala meninggal.
3) Caring adalah esensi dari keperawatan dan membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Keperawatan adalah fenomena
transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staff dan kelompok
lain.
4) Identifikasi universal dan nonuniversal kultur dan perilaku caring profesional,
kepercayaan dan praktek adalah esensi untuk menemukan epistemology dan
ontology sebagai dasar dari ilmu keperawatan.
5) Culture adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan transmisi nilai,
kepercayaan norma dan praktek kehidupan dari sebuah kelompok yang dapat
terjadi tuntunan dalam berfikir, mengambil keputusan, bertindak dan
berbahasa.
6) Cultural care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung atau
memberi kesempatan individu lain atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, meningkatkan kondisi kehidupan atau kematian serta keterbatasan.
7) Nilai kultur berkenaan dengan keputusan/kelayakan yang lebih tinggi atau
jalan yang diinginkan untuk bertindak atau segala sesuatu yang diketahui yang
mana biasanya bertahan dengan kultur pada periode tertentu.
8) Perbedaan kulturdalam keperawatan adalahvariasidari pengertian pola, nilai
atau simbol dari perawatan,kesehatan atau untuk meningkatkan kondisi
manusia, jalan kehidupan atau untuk kematian.
9) Culture care universality berkenaan dengan hal umum, merupakan bentuk dari
pemahaman terhadap pola, nilai atau simbol dari perawatanyang mana kiltur
mempengaruhi kesehatan atau memperbaiki kondisi manusia.
10) Etnosentris adalah kepercayaan yang mana satu ide yang dimiliki,
kepercayaan dan prakteknya lebih tinggi untuk kultur yang lain.
11) Cultural imposition berkenaan dengan kecendrungantenaga kesehatan untuk
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas kultur lain karena mereka
percaya bahwa ide mereka lebih tinggi dari pada kelompok lain.
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam
proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan,
menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan
keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah ditetapkan lebih
dulu.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Keperawatan Transkultural adalah suatu area/wilayah keilmuan suku pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara suku dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada
nilai suku dan budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya suku atau keutuhan suku kepada
manusia.
DAFTAR PUSTAKA