Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Makhluk hidup mengalami penambahan tinggi, penambahan besar diameter.
Begitu juga manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang
baru lahir tentu berbeda dengan orang dewasa. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan
hanya ukuran tubuh saja yang menjadi lebih besar namun hal-hal lain juga menjadi
semakin matang. Tidak seperti pada makhluk hidup lainnya, pada manusia
perkembangan bukan hanya menyangkut masalah kemampuan berkembang biak,
namun juga banyak aspek lainnya. Misalnya kemampuan berfikir dan kemampuan
emosional. Pada makalah ini kami menjelaskan bagaimana pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia.
Kehidupan individu dimulai sejak masa konsepsi, yaitu saat bertemunya sel
yang berasal dari ayah (sperma) dengan sel telur yang berasal dari ibu (ovum). Dalam
proses pertumbuhan atau perkembangannya, individu mengalami interaksi antara
kemampuan dasar atau pembawaan dengan lingkungan.
Para ahli psikologi dan pendidikan, mengakui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, mengalami
proses menurut hukum waktu yang satu sama lain tidak sama cepat atau lambatnya,
fase-fase kepekaannya dan sebagainya, akan tetapi bagaimanapun juga pertumbuhan
dan perkembangan merupakan proses yang bersifat integral sebagai manusia
seutuhnya.
Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari
perubahan psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan
kualitatif tersebut sering disebut dengan perkembangan, sedangkan perubahan
kuantitatif sering disebut dengan pertumbuhan. Persoalan yang menjadi topik bahasan
psikologi adalah perubahan kualitatif atau perkembangan, sebab hal itu terkait dengan
fungsi struktur kejiwaan yang kompleks beserta dinamika prosesnya, meskipun

1
disadari bahwa pertumbuhan fisik sedikit banyak berkorelasi dengan perkembangan
psikis.
Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha
yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi
tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu
dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses
perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif.
Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan dan pertumbuhan
manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat
dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah
pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah
manusia itu sendiri. Nah, dalam hal ini kajian ataupun teori-teori mengenai
perkembangan dan pertumbuhan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan.
Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa / pendidik untuk membantu membimbing
pertumbuhan dan perkembangan anak kearah kedewasaan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan
khususnya manusia masa dewasa dan usia lanjut dalam perspektif psikologi Islam.
Untuk itu, dalam penulisan makalah ini, penulis memformulasikan sebuah judul,
yakni: Pertumbuhan dan Perkembangan Manusian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penulisan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2. Bagaimana pandangan islam tentang pertumbuhan dan perkembangan?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi faktor?
4. Ayat-ayat apa saja yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca bisa
memahami pengertian dari pertumbuhan dan perekembangan, faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta ayat-ayat yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan perkembangan.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memperoleh pengalaman serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan
berpikir penulis tentang masalah yang dikaji.
2. Diharapkan memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan konsep-
konsep dalam studi pertumbuhan dan perkembangan manusia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Seperti kita ketahui bahwa segala sesuatu yang hidup di alam ini, senantiasa
mengalami proses tumbuh dan berkembang sesuai dengan hukum yang telah
ditetapkan oleh Allah Swt. Tak satupun yang dapat menyimpang dari hukum tersebut.
Penyimpangan berarti kehancuran baik bagi eksistensi dirinya maupun bagi yang lain.
Demikian halnya dengan kehadiran manusia di alam ini, tidak terlepasa dari proses
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan hukum yang berlaku padanya.
Lajunya pertumbuhan dan perkembangan tersebut selaras dengan taraf usia
kronologisnya. Apabila terjadi kesenjangan dan ketidakseimbangan inilah yang
disebut abnormal. Hal semacam ini menimbulkan persoalan baru bagi manusia,
persoalan tersebut semakin rumit dan pelik, apabila jarak kesenjangan dan
ketidakseimbangan itu semakin jauh.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pertumbuhan dan perkembangan
merupakan sifat yang melekat pada kehidupan. Lalu apakah pertumbuhan dan
perkembangan? untuk melihat lebih jelas ada baiknya menyimak ungkapan para ahli,
antara lain :
1. Prof. DR. F.J. Monk, dkk
Menurut Monk, “Perkembangan ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan dan belajar”.1
Dalam bagian lain ia menyatakan, “Pertumbuhan khusus dimaksudkan dalam
ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik yang murni sedangkan perkembangan

1
Prof. DR. F.J. Monks, dkk., Psikologi Perkembangan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,
1984, hal. 2.

4
adalah lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala
psikologis yang menampak”.2
2. Lester D. Crow, Ph.D. and Alice Crow , Ph.D.
Menurut Lester dan Alice “The term growth to structural and psycological
changes within the phisical constitution of the individual from conception to
adulthood, the term development can be applied more corretly to those imate
potentialities of behavior that are sensitive to environmental stimulation”.3 Artinya
adalah istilah pertumbuhan menunjuk kepada perubahan struktur dan fisik individu
dalam seam tubuh sejak masa konsepsi sampai masa dewasa, istilah
perkembangan lebih tepat dapat dipergunakan untuk menunjuk potensi-potensi
tingkah laku dari dalam yang terpengaruh oleh rangsangan lingkungan.
3. Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja
Menurut Soegarda, pertumbuhan merupakan suatu proses pada anak yang
menunjukkan perubhan-perubahan padanya (terutama jasmaniyah) secara
otomatis, sedangkan perkembangan suatu proses dalam pertumbuhna yang
menunjukkan adanya pengaruh dalam yang menyebabkan bertambahnya tempo,
kualitas dalam pertumbuhan.4
4. Dra. Rohmalina Wahab, M.Pd.I
Menurut Rohmalina Wahab, pertumbuhan merupakan proses atau tahapan
peningkatan dan pertambahan aspek kuantitatif yang bermuara pada perubahan-
perubahan struktural manusia dalam hal jumlah, ukuran dan arti penting lainnya,
seperti dari kecil menjadi besar, dari pendek menjadi panjang dan lainnya.
Perkembangan adalah proses atau tahapan perubahan yang meliputi aspek
kualitatif dari setiap fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian ke arah yang lebih

2
Ibid, hal. 2.
3
Lester D. Crow, Ph.D. and Alice Crow, Ph.D., Human Development and Learning, American Book
Company, New York, 1959, hal. 20.
4
Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1982, hal.
276.

5
maju. Penekanan perkembangan ini berpusat pada penyempurnaan psikologis,
kejiwaan atau rohaniah yang terrefleksikan dari tingkah laku dan perbuatan.5
Keempat pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa istilah pertumbuhan
tidak bisa dipisahkan secara tejam, namun bila ingin dibedakan maka pertumbuhan
lebih menunjuk kepada perubahan fisik sedangkan perkembangan lebiha menunjuk
kepada perubahan psikis, yang jelas, baik pada pertumbuhan maupun perkembangan
terjadi proses perubahan, perubahan tersebut terjadi akibat dari kekuatan-kekuatan
intern secara otomatis dan kekuatan-kekuatan dari luar.

2.2 Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Islam


Menurut Hartati sebagaimana yang dikutip Rohmalina Wahab, pertumbuhan
dan perkembangan menurut Islam dapat dibagi kepada beberapa fase sebagai
berikut:6
1. Fase Pra-Natal
Fase pranatal (sebelum lahir) mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran yaitu
sekitar 9 bulan 20 hari. Ibnu Mas`ud berkata bahwa Rasulullah bersabda yang
artinya: “Sesungguhnya seorang baru kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut
ibunya selama 40 hari (asal sperma), selanjutnya menjadi segumpal darah beku
itupun selama 40 hari. Selanjutnya Allah Swt, mengutus malaikat, maka ia pun
meniupkan ruh ke dalam tubuhnya. Malaikat ini diperintah mencatat (menetapkan)
empat hal, yaitu mengenai rezekinya, amalnya, celakanya dan bahagianya” (H.R
Bukhari dan Muslim).
2. Fase Lahir
Fase lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu
dan pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang

5
Dra. Rohmalina Wahab, M.Pd.I., Psikologi Belajar, Grafika Telindo Press, Palembang, 2014, hal.
112.
6
Ibid, hal. 126.

6
dua minggu dan periode ini juga bayi mulai menyesesuaikan dirinya dengan
kehidupan di luar rahim.
Fase ini terbagi menjadi dua periode, yaitu : periode pertunate (mulai kelahiran
sampai antara lima belas dan tiga puluh menit sesudah kelahiran), sedangkan
periode neonate (dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir
minggu kedua dari kehidupan paseamatur, yaitu lingkungan di luar tubuh ibu).
3. Fase Dua Tahun Pertama
Pada fase 2 tahun pertama ini dapat dilihat dari khasnya yaitu anak mulai
memusarkan dirinya untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik
dan belajar berbicara dan pada masa ini Rasulullah bersabda, yang artinya:
“Mulailah mendidik anak-anak kalian dengan kalimat pertama : Laa ilaha illallah
(tidak ada tuhan selain Allah), bimbinglah mereka ketika mereka berada dalam
sekarat dengan Laa ilaha illallah,” (H.R Al-Baihaqi).
Kalau dicermati, hadits di atas adalah pendidikan pertama ditanamkan kepada
anak adalah meng-Esakan Allah dengan kalimat tauhid, dengan kalimat Laa ilaha
illallah (tiada tuhan selain Allah).
4. Fase Kanak-kanak
Masa kanak-kanak ini berlangsung selama enam tahun, oleh pendidik disebut pra
sekolah. Awal masa kanak-kanak ini sering dianggap sebagai usia kritis dalam
penggolongan peran seks. Pada masa inilah anak paling peka dan siap untuk
belajar dan dapat memahami pengetahuan dan selalu ingin bertanya dan
memahami.
Perkembangan kembangan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sosial dan kognitifnya. Hal ini membentuk persepsi anak mengenai dirinya sendiri,
dalam kompetensi sosialnya, dalam peran jenis kelaminnya, dan dalam
menegakkan pendapatnya mengenai apa yang benar dan yang salah.7

5. Fase Puberitas
7
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hal. 203.

7
Periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat dan masa ini
terjadi pada usia yang berbeda bagi anak laki-laki dan anak perempuan. Kriteria
umum yang digunakan fase ini adalah bagi anak laki-laki ditandai dengan mimpi
basah, sedangkan pada anak perempuan ditandai dengan masa haid pertama.8
Adapun periode masa puber terbagi menjadi tiga masa, antara lain :
a. Masa pra pubertas : usia 12-14 tahun, masa ini merupakan peralihan dari akhir
masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya yaitu :
- Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis
b. Masa pubertas : masa remaja awal usia 14-16 tahun. Adapun cirinya, antara
lain sebagi berikut :
- Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa akhir pubertas : usia 17-18 tahun, masa ini meupakan peralihan dari
masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya, antara lain :
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya
belum tercapai sepenuhnya.
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja
pria.
6. Fase Dewasa
Masa dewasa adalah pencarian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu suatu
masa yang penuh masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial,
periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesesuaian hidup yang baru.9

8
Dra. Rohmalina Wahab, M.Pd.I., Op.cit., hal. 128.
9
Ibid, hal. 128.

8
Pada fase ini sebaiknya yang perlu ditanamkan pada diri sendiri adalah
menjalankan ketaatan, karena pada fase ini individu sudah menetukan sendiri
kemana mereka akan melangkah.
7. Fase Lansia
Pada fase ini memiliki ciri sebagai berikut : periode kemunduran, perbedaan
individual pada efek menua, usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda. Masalah
umum yang unik bagi orang-orang yang lanjut usia ini adalah ditandai dengan
keadaan fisik yang lemah dan tak berdaya, sehingga tergantung pada orang lain.

2.3 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan yang luasa mengenai perkembangan kiranya dapt diperoleh
dengan memperhatikan pendapat-pendapat ataupun teori-teori dari ahli psikologi
perkembangan, teori-teori ini dapat memberikan kontribusi ataupun manfaat untuk
menjadikannya sebagi landasan atau dasar-dasar untuk memajukan dan mendorong
bagi perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang pendidikan.
1. Teori Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar
terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur
Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Para penganut aliran ini
berpendapat atau berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu hanya
ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa-apa.10
Sebagai contoh, jika sepasang orangtua ahli musik, maka anak-anak yang mereka
lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun hanya akan melahirkan
harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi, pembawaan dan bakat orangtua
selalu terpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak-anaknya.
2. Teori Empirisme

10
Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2014, hal. 18.

9
Tokoh utama teori ini adalah John Locke (1632-1704). Doktrin aliran empirisme
yang amat masyhur adalah “tabul rasa”, sebuah istilah bahasa latin yang berarti
batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate).11
Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan,
sehingga perkembangan manusia pun semata-mata bergantung pada lingkungan
dan pengalaman pendidikannya. Dalam hal ini, para penganut empirisme
menganggap setiap anak lahir dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan
bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada
pengalaman atau lingkungan yang mendidiknya.
3. Teori Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisme
dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti pentinng hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruhdalam
perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern
(1871-11938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
Para penganut aliran kovergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan
seseorang. Jadi, seorang peserta didik yang lahir dari keluarga santri atau kiyai,
umpamanya, kelak ia akan menjadi ahli agama apabila ia dididik di lingkungan
pendidikan keagamaan.12
4. Teori Naturalisme
Menurut Rousseau manusia pada dasarnya baik, menjadi buruk atau jahat karena
dipengaruhi kebudayaan. Pendidikan yang baik adalah memberi kebebasan pada
anak berkembang menurut kodrat yang baik itu. Dalam pendidikan guru tidak
boleh menghukum, tetapi hukuman harus diberikan oleh alam itu sendiri.
5. Teori Rekapitulasi

11
Ibid, hal. 19.
12
Ibid, hal. 21.

10
Teori rekapitulasi mengatakan bahwa perkembangan individu merupakan ulangan
dari perkembangan jenisnya.berdasarka teori rekapitulasi pertumbuhan anak didik
dapat dibagi kedalam lima fase, yaitu:
a. Masa berburu atau masa penyamuan, pada masa ini anak menangkap binatang
menyelinap dan bersembunyi. Masa ini berakhir pada umur kurang lebih 8
tahun.
b. Masa pengembala, pada umur ini anak gemar sekali memelihara binatang
seperti kucing, kelinci, kambing, dan sebagainya. Masa ini berakhir pada
umur 10 tahun.
c. Masa petani, masa ini berlangsung dari umur 10-12 tahun. Ciri yang penting
pada masa ini ialah anak gemar menanam tanaman dan berkebun.
d. Masa pedagang, pada masa ini berlangsung dari umur 12-18 tahun. Pada saat
ini anak suka sekali bermain jual beli, mengumpulkan benda-benda seperti
perangko, potret, kartu pos bergambar dan suka tukar menukar barang-barang
dengan teman-temannya.
e. Masa industri, timbul pada umur 14 tahun, anak gemar membuat permainan
dan barang kerajinan.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian
khusus mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif.
2. Proses belajar
3. Pembawaan atau bakat
Ketiga hal ini berkaitan erat sama lain dan saling berpengaruh dalam
perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagaipeserta didik kita.
Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang siswa dalam keadaan
positif, hampir dapat dipastikan bahwa siswa tersebut akan mengalami perkembangan
kehidupan secara mulus. Akan tetapi asumsi seperti ini sebenarnya belum tentu

11
terwujud karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan
siswa dalam menuju cita-cita yang ia inginkan.
Dari beberapa literatur yang ada seperti buku psikologi pendidikan oleh
Muhibbin Syah, psikologi pendidikan oleh Abd. Rachman Abror mereka nampaknya
sepakat menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan itu
didasarkan pada teori-teori perkembangan, yaitu:
a. Nativisme mengatakan perkembangan manusia ditentukan dari pembawaan.
b. Empirisme mengatakan perkembangan manusia ditentukan dari pengalaman dan
lingkungan.
c. Konvergensi mengatakan perkembangan manusia ditentukan dari pembawaan dan
pengaruh lingkungan.
Jadi, kita simak dan analisis maka faktor yang paling mendasar untuk dapat
dikatakan mempengaruhi perkembangan adalah lingkungan dan pembawaan. Dapat
dikatakan faktor yang paling mempengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil
perkembangan siswa terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Faktor internal. Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri.
b. Faktor eksternal. Yaitu hal-hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang
meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa
tersebut dengan lingkungannya.
Jadi, dapat kita simpulkan dari analisis di atas, bahwa perkembangan manusia
itu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi faktor bawaan, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
lingkungan juga termasuk faktor keluarga.

2.5 Pandangan Ajaran Islam

12
Dalam pandangan ajaran Islam, manusia dilahirkan dalam keadaan kosong,
dalam arti tidak memiliki pengetahuan apapun. Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran
secara eksplisit dengan ungkapan : َ‫اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Meskipun demikian, Allah memberi bekal-bekal berupa potensi untuk
mengembangkan diri menjadi pemegang wewenang di muka bumi yang dalam Al-
Quran disebut Khalifatullah fil ardh (khalifah Allah di muka bumi) dalam rangka
beribadah atau mengabdi kepada-Nya.
Bekal-bekal potensial itu, menurut firman-Nya berupa indera pendengaran
atau telinga dan indera penglihatan atau mata serta daya nalar (af-idah). Af-idah
menurut Ibnu Katsir sebagaimana yang telah disinggung di muka, adalah kalbu atau
akal. Berdasarkan kajian psikologis kognitif, qalb dapat diasumsikan sebagai potensi
sistem memori manusia.13
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw bersabda;
ْ ِ‫ ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى الف‬14
ِّ َ‫ط َر ِة فَأَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه أَوْ يُن‬
)‫ص َرانِ ِه يُ َمجِّ َسانِ ِه (رواه مسلم‬
Artinya: “Tiap-tiap anak dilahirkan menurut fitrohnya (bakatnya orang tualah yang
menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi)”. (H.R Muslim)
Hadits di atas menyatakan, bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan
fitrah atau memiliki sifat pembawaan yang ada sejak lahir. Fitrah atau sifat bawaan
dipahami oleh para ahli antara lain sebagai : Pertama kesucian, Kedua kecenderungan
beragama atau memeluk Islam. Arti kecenderungan memeluk Islam ini tampak
mengacu pada kemungkinan berkembangnya anak manusia tersebut menjadi Yahudi
atau Nasrani atau Majusi, bergantung pada kedua orangtua dan lingkungannya. 15 Pada
dasarnya setiap manusia berpotensi menjadi seorang Muslim, dan potensi ini akan
menjadi kenyataan apabila kedua orangtua dan lingkungan mendidiknya secara
Islami.

13
Muhibbin Syah, Op.Cit., hal. 23
14
Imam Muslim, Shohih Muslim Juz II, hal. 458.
15
Muhibbin Syah, Ibid, hal. 23.

13
Berdasarkan analisis singkat menegenai fitrah di atas, kita dapat menarik
simpulan bahwa bakat dan pembawaan atau hereditas berperan sangat penting dalam
menentukan perkembangan dan masa depan manusia. Namun, peran penting
hereditas tersebut kurang berarti atau bahkan tidak akan berarti jika lingkungannya
tidak memberi dukungan yang sesuai dengan potensi bakat dan kemampuan yang
dibawa sejak lahir.

2.6 Ayat-ayat Al-Quran tentang Pertumbuhan dan Perkembangan


Adapun ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan manusia, antara lain :
1. QS Al-Mu`min ayat 67. “Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian
dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai
kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di
antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya
kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”
2. QS Ar-Ruum ayat 54. “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan
lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha
mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Dari dua ayat di atas, dapat kita analisis dari maksud arti kedua ayat tersebut,
bahwa ayat pertama yaitu surat Al-Mu`min ayat 67 menjelaskan asal muasal manusia
diciptakan oleh Allah Swt, proses penciptaan manusia, serta fase-fase yang akan
dialami oleh manusia itu sendiri.
Sedangkan ayat ke dua yaitu surat Ar-Rum ayat 54 menjelaskan tentang fase-
fase yang dialami oleh manusia, bahwasannya Allah menciptakan seseorang dari
kondisi lemah menjadi kuat dan akhirnya menjadi lemah tanpa berdaya.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa istilah pertumbuhan tidak bisa dipisahkan secara tajam, namun
bila ingin dibedakan maka pertumbuhan lebih menunjuk kepada perubahan fisik
sedangkan perkembangan lebih menunjuk kepada perubahan psikis, yang jelas, baik
pada pertumbuhan maupun perkembangan terjadi proses perubahan, perubahan
tersebut terjadi akibat dari kekuatan-kekuatan intern secara otomatis dan kekuatan-
kekuatan dari luar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
manusia itu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi faktor bawaan, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
lingkungan juga termasuk faktor keluarga.

3.2 Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun
menyarankan kepada semua pihak yang membaca dan membahas makalah ini, agar
bisa lebih banyak lagi menambah literatur-literatur supaya dapat menambah
pengetahuan kita terhadap konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia, demi
untuk menambah dan melengkapi pembahasan yang diulas dalam makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Rohmalina Wahab, M.Pd.I. 2014. Psikologi Belajar. Palembang: Grafika


Telindo Press.
Hawi, Akmal. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Palembang: IAIN
Raden Fatah Press.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Lester D. Crow, Ph.D. and Alice Crow, Ph.D. 1959. Human Development and
Learning. New York: American Book Company.
Mahmud. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Muhibbin Syah. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Mustaqim. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Poerbakawatja Soegarda. 1982. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Prof. DR. F.J. Monks, dkk. 1984. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja. 1982. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung
Agung.
Syah, Muhibbin. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Yudrik Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

16

Anda mungkin juga menyukai