Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN : TEKS PUISI yang ingin sowan kepada Mu

1. KAUM BERAGAMA NEGERI INI nama Mu mereka nyanyikan dalam acara hiburan
oleh: KH. Ahmad Mustofa Bisri hingga pesta agung kenegaraan
mereka merasa begitu dekat dengan Mu
Tuhan, lihatlah betapa kaum beragama negeri ini hingga masing-masing merasa berhak mewakili Mu
mereka tak mau kalah dengan kaum beragama lain yang memiliki kelebihan harta membuktikan
di negeri-negeri lain, kedekatannya dengan harta yang Engkau berikan
demi mendapatkan ridha Mu yang memiliki kelebihan kekuasaan membuktikan
mereka rela mengorbankan saudara-saudara mereka kedekatannya dengan kekuasaan yang Engkau limpahkan
untuk berebut tempat terdekat di sisi Mu yang memiliki kelebihan ilmu membuktikan
mereka bahkan tega menyodok dan menikam kedekatannya dengan ilmu yang Engkau karuniakan
hamba-hamba Mu sendiri mereka yang Engkau anugerahi kekuatan
demi memperoleh rahmat Mu seringkali bahkan merasa diri Engkau sendiri
mereka memaafkan kesalahan mereka bukan saja ikut menentukan ibadah
dan mendiamkan kemungkaran tapi juga menetapkan siapa ke sorga siapa ke neraka
bahkan mendukung kelaliman mereka sakralkan pendapat mereka
untuk membuktikan keluhuran budi mereka dan mereka akbarkan semua yang mereka lakukan
terhadap setanpun mereka tak pernah berburuk sangka hingga takbir dan ikrar mereka
Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini yang kosong bagai perut bedug
mereka terus membuatkan Mu rumah-rumah mewah Allahu Akbar Walillahil Hamd
di antara gedung-gedung kota
hingga tengah-tengah sawah
dengan kubah-kubah megah dan menara-menara menjulang
untuk meneriakkan nama Mu
menambah segan dan keder hamba-hamba kecil Mu
2. PERKENANKAN AKU MENCINTAIMU SEMAMPUKU Aku masih merangkai, menggapai permukaan bumi
oleh: KH. Ahmad Mustofa Bisri dan menegakkan jiwaku kembali.
Menatap, memohon dan menghiba-Mu ...
Tuhanku, Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai- Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,
Mu ... Percayalah aku mencintai-Mu, Semampuku
Lembar demi lembar kitab kupelajari ... Allahu Rahmaan, Ilaahi
Untai demi kata kata para ustadz kuresapi ... Rabii Percayalah aku mencintai-Mu Sebolehku
Tentang para para Nabi. Dengan segala kelemahanku.
Tentang Anda para sahabat. Ya Illahi,
Tentang mahabbah para sufi. Aku tak sanggup mencintai-Mu
Tentang kerinduan para syuhada. Dengan kesabaran menanggung derita
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam. Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al Musthafa.
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di Kerana itu izinkan aku mencintai-Mu
awan… Melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu
Tapi Ya Rabbi, Atas derita batin dan jasadku
Berbilang detik, menit, jam, hari, bulan dan kemudian tahun ... Atas sakit dan ketakutanku.
Aku berusaha mencintai-mu dengan cinta yang paling utama, tapi… Ya Rabbii,
Aku masih juga tidak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu ... Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar,
Aku makin merasakan gelisahku membadai… yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan
Dalam cita yang mengawang. Engkau
Sedang kakiku lipat, tiada menjejak bumi ... dan Rasul-Mu bagi diri dan keluarga.
Sampai aku terhempas dalam jurang Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad.
Dan kegelapan ... Atau Usman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan din-
Wahai Illahi, Mu.
Kemudian berbilang detik, minit, selai, hari, bulan dan tahun berlalu… Izinkan aku mencintai-Mu, melalui seringgit-dua yang dilakukan
pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal Sumayyah,
pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di tepi jambatan. yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya Din-Mu.
Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan. Seandai para syuhada, yang menjualnya sendiri dalam jihadnya bagi-
Ya Illahi, Mu.
Aku tak sanggup mencintai-Mu Maka perkenankanlah aku cinta-Mu dengan mempersembahkan
Dengan khusyuknya sholat shalat shahabat Nabi-Mu hingga tiada sedikit bakti
terasa dan pengorbanan untuk dakwah-Mu.
anak panah musuh menujah di soal. Maka izinkanlah aku mencintai-Mu dengan sedikit makna bagi
Karena itu Ya Allah, tumbuhnya
perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu, generasi baru.
dalam sholat yang coba kudirikan terbata-bata, Allahu Kariim,
meskipun kadang-kadang melayang ke berbagaiisasi dunia. Aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya,
Ya Rabbii, bagai Ibrahim yang rela menyerahkan putra dan zaujahnya,
Aku tak bisa beribadah ala para sufi dan rahib, dan patuh Dihargai pemuda biji gelap.
yang membaktikan segalanya malam untuk bercinta dengan-Mu. Maka izinkanlah aku mencintai-Mu di dalam segalanya.
Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rakaat lailku. Izinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku,
Dalam satu dua sunnah nafilah-Mu. dengan mencintai sahabat-sahabatku,
Dalam desah nafas kepasrange tidurku. dengan mencintai manusia dan alam semesta.
Yaa Maha Rahmaan, Allahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para al hafidz dan hafidzah, Peryaratanlah aku cinta-Mu semampuku.
yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam. Agar cinta itu mengalun dalam jiwa.
Percayalah aku mencintai-Mu, Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.
melalui selembar dua lembar tilawah harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.
Yaa Maha Rahiim,
3. YA RASULALLAH assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh
oleh: KH. Ahmad Mustofa Bisri salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat allah
tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
aku ingin seperti santri berbaju putih kau menjawab salamku
yang tiba-tiba datang menghadapmu bahkan apakah aku menyalamimu
duduk menyentuhkan kedua telapak tangannya di atas paha-pahamu ya Rasulallah
muliamu ragaku berpuasa
lalu aku akan bertanya ya rasulallah dan jiwaku kulepas bagai kuda
tentang islamku ya rasulallah
ya Rasulallah sekali-kali kubayar zakat dengan niat
tentang imanku dapat balasan kontan dan berlipat
ya Rasulallah ya Rasulallah
tentang ihsanku aku pernah naik haji
ya Rasulallah sambil menaikkan gengsi
mulut dan hatiku bersaksi ya Rasulallah, sudah islamkah aku?
tiada tuhan selain allah ya Rasulallah
dan engkau ya Rasul utusan Allah aku percaya Allah dan sifat-sifatnya
tapi kusembah juga diriku astaghfirullah aku percaya malaikat
dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah percaya kitab-kitab sucinya
ya Rasulallah percaya nabi-nabi utusannya
setiap saat jasadku salat aku percaya akherat
setiap kali tubuhku bersimpuh percaya qadla-kadarnya
diriku jua yang kuingat seperti yang kucatat dan kuhafal dari ustad
setiap saat kubaca salawat tapi aku tak tahu
setiap kali tak lupa kubaca salam seberapa besar itu mempengaruhi lakuku
ya Rasulallah, sudah imankah aku? 4. TANAH AIR MATA
ya Rasulallah Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
setiap kudengar panggilan
aku menghadap allah Tanah airmata tanah tumpah dukaku
tapi apakah ia menjumpaiku mata air airmata kami
sedang wajah dan hatiku tak menentu airmata tanah air kami
ya Rasulallah, dapatkah aku berihsan? di sinilah kami berdiri
ya Rasulallah menyanyikan airmata kami
kuingin menatap meski sekejab di balik gembur subur tanahmu
wajahmu yang elok mengerlap kami simpan perih kami
setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap di balik etalase megah gedung-gedungmu
ya Rasulallah kami coba sembunyikan derita kami
kuingin mereguk senyummu yang segar kami coba simpan nestapa
setelah dahaga di padang kehidupan hambar kami coba kuburkan duka lara
hampir membuatku terkapar tapi perih tak bisa sembunyi
ya Rasulallah ia merebak kemana-mana
meski secercah, teteskan padaku bumi memang tak sebatas pandang
cahyamu buat bekalku sekali lagi dan udara luas menunggu
menghampirinya namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung Kusebut itu sebagai ujian,
takkan bisa mengelak Kusebut itu sebagai petaka,
takkan bisa ke mana pergi Kusebut dengan panggilan apa saja
menyerahlah pada kedalaman air mata untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
5. MAKNA SEBUAH TITIPAN Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
WS. Rendra Aku ingin lebih banyak harta,
Ingin lebih banyak mobil,
Sering kali aku berkata, Lebih banyak rumah,
Ketika orang memuji milikku, Lebih banyak popularitas,
Bahwa sesungguhnya ini hanya titipan, dan kutolak sakit,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, Kutolak kemiskinan,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya, Seolah "derita" adalah hukuman bagiku.
Bahwa hartaku hanya titipan Nya, Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
Bahwa putraku hanya titipan Nya, Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Mengapa Dia menitipkan padaku? Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku? dan bukan Kekasih.
Dan kalau bukan milikku, Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
Apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini? dan menolak keputusanNya
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku? yang tak sesuai keinginanku,
Mengapa hatiku justru terasa berat, Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
ketika titipan itu diminta kembali oleh- Nya ? hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
Ketika diminta kembali, "Ketika langit dan bumi bersa
Kusebut itu sebagai musibah

Anda mungkin juga menyukai