Disusun oleh :
Cucu ipah (020619022)
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN ………………………....................... …………………….
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian……………………………………… ……………………………..
D. Mamfaat Penalitian……………………………………. ……………………………..
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………… …………………..
A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur……………. ………………………………..
B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan………………………………………………..
C. Tinjauan Konsep keluarga Berencana………………. ……………………………….
D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi………………………………………………
E. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik………. ……………………………….
BAB IIl. METODE PENELITIAN………………………………. …………………..
A. Jenis Penelitian………………………………………… …………………………….
B. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………. ……………………………..
C. Populasi dan Sampel………………………………….. ……………………………..
D. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………………..
E. Pengelolaan dan Penyajian Data……………………. ……………………………
F. Analisis Data……………………………………………. …………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit
terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah
mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati
peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk
mampu merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha
mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)
Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan
Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program KB di bagi menjadi 2
yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari usaha yang ingin di capai. Sasaran
langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak
lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, dan keluarga sejahtera.
Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok pembangunan
keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh pemerintah, maupun swasta maupun masyarakat
sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan yang berumur antara 20- 35 tahun dimana
pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang dalam segala hal terloebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Dari data yang diperoleh pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar jumlah Pasangan Usia
Subur yaitu pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.584 PUS, kemudian pada tahun 2010 tercatat
sebanyak 2.834 PUS dan Sebanyak 3.062 PUS pada tahun 2011.
4
Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya angka akseptor pemekai
suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Pasangan
Usia Subur Terhadap Alat Kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi
KB Suntik .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian kontrasepsi KB Suntik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan kontrasepsi KB Suntik.
c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra indikasi kontrasepsi KB
Suntik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Program
Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi penentu kebijakan
dan pelaksanaa program baik instansi Departemen Kesehatan maupun pihak di Rumah Sakit
Bhayangkara Mappaouddang Makassar.
2. Manfaat Ilmiah
5
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam mengembangkan
ilmu kebidanan.
4. Manfaat Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
tentang keluarga berencana.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian PUS
Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya
sudah berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga
berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan
kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaaan “what”
misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012 : 1)
7
Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Penelitian
menunjukkan bahwa semakin tiggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 : 104)
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta
kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang
tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah
kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya
(Http://www.posyandu.),
Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk merencanakan jumlah,
interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan
sosial, ekonomi, keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).
D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
a. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan
merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)
b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan kehamilan
(Priyanto A, 2009 : 114).
c. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan sakit dan
berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)
8
1). Tanpa alat atau obat, antara lain :
b). Kondom
c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.
d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vagina
suppositoria, vaginal tablet.
a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning After
9
Sumber : ( Hartanto H, 2004 : 42- 43).
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga (Handayani S, 2010 : 29).
Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang ( lama),
yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap
reversible (Hartanto H, 2004 : 163 ).
Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis kontrasepsi suntik KB, yaitu
kontrasepsi suntikkan progesteron dan kontrasepsi kombinasi, dengan profil umum sebagai
berikut :
Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya
progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik (BPPUK, 2002).
10
1). Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :
a). Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 DMPA, yang diberikan setiap
3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di dalam bokong).
b). Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung 200 mg Noristendron enantat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.
3). Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan/ tahun, asal penyuntikkan di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
4). Keuntungan
a). Sangat efektif
b).pencegahan kehamilan jangka panjang
c). Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri
d). Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
e) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause .
11
5). Keterbatasan
12
1). Jenis suntikan kombinasi, adalah :
a). 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg estrodiol spionat
yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem).
b). 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali.
2). Cara kerja
a). Menekan ovulasi
b). Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
c). Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.
3). Efektifitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan.
4). Keuntungan kontrasepsi
a). Resiko terhadap kesehatan kecil
b). Tidak mempenharuhi hubungan suami istri
c). Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
d). Pencegahan kehamilan jangka panjang
5). Keterbatasaan
a). Terjadinya pola haid tidak teratur.
b). Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntik kedua atau ketiga.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik umum yang dapat di
observasi (Sulistyaningsih, 2011 : 64). Semua akseptor KB di Rumah Sakit sentra medika
cikarang.
2. Sampel
15
Sampel adalah subset yang di cuplik dari populasi, yang akan diamati dan di ukur oleh peneliti
(Sulistyaningsih, 2011 : 65). Sehubungan dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki,
saya mengambil sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB yang menggunakan
kontrasepsi suntik sebanyak 382 orang pada Rumah Sentra Medika Cikarang Tahun 2021.
1. Pengumpulan data
Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
untu di jawabnya ( Sulistyaningsih, 2011 : 122).
Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi pengetahuan, sikap, tentang penggunaan alat kontrasepsi Kb suntik , semua data tesebut
diatas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data penunjang
dari data primer.
2. Data yang dikumpulkan adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari responden menggunakan
kuesioner dengan metode angket. Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasangan
usia subur terhadap KB Suntik.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang di peroleh dari instansi
terkait berupa : pencacatan dan pelaporan cakupan pasangan usia subur di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
16
1. Pengolahan data tersebut dengan tahap- tahap sebagai berikut :
a. Editing
Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan
data, memeriksa kesinambungan data, dan kseragaman data.
b. Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perluh
disederhanakan yaitu dengan simbol- simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).
Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel,
nama variabel, dan kode.
c. Tabulasi data
Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data kedalam satu tabel menurut
sifat- sifat yang di miliki yang mana sesuai dengan tujuan peneltian ini dalam hal I I dipakai
tabel untuk penganalisaan data.
2. Analisa Data
Keterangan :
F. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan barulah melekukan penelitian dengan menekankan masalah etika
yang meliputi :
17
1. Infoment Consent
Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang akan di teliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat
kontrasepsi diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika
pasangan usia subur (PUS) menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati hak- haknya.
Untuk menjaga kerahasian pasanag usia subur (PUS), peneliti tidak mencatumkan nama
koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada masing-
masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
KUESIONER PENELTIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT
KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
1. Identitas Responden
No. Responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap jawaban.
d. Tidak tahu
b. Kontrasepsi estrogen
c. Kontrasepsi Pil KB
d. Tidak tahu
a. Mencegah haid
c. Meningkatkan kesuburan
d. Tidak tahu
19
a. Menjaga kesehatan anak
b. Meningkatkan kesuburan
c. Mencegah kehamilan
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
20
a. Hamil atau di duga hamil
b. Melahirkan
c. Tidaak tahu
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
3. Apakah ibu dengan penyakit hepatitis dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
4. Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
21
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, Anggota
Ikapi
Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC
Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirhardjo
Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Priyanto A, 2009. Komunikasi Konseling : Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat
dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika
Http ://www. geogle com/search?q=artikel pasangan usia subur & ie , di akses tanggal 30 Januari 2013.
22
23