BAB 2 Pembahasan JKN
BAB 2 Pembahasan JKN
PEMBAHASAN
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care) Pelayanan kesehatan jenis ini
diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat sehat untuk meningkatkan
kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu
populasi sangat besar (kurang lebih 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat
pelayanan kesehatan dasar (basib health services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah
jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) Pelayanan kesehatan ini
diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Dalam Buku Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang Badan
penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan tahun 2014 Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah
Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan seluruh fasilitas keseshatan.
Ketentuan Umum
2. Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan dasar yang diberi oleh fasilitas
dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik.
4. Pekayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan sub spesialistik yang dilakukan
oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan teknologi kesehatan sub
spesialistik.
5. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan tingakat pertama dan tingkat lanjutan
wajib melakukan sistem rujukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Peserta yang igin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan dapat dimasukkan
dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS
kesehatan.
7. Fasilitas kesehatan yang tidak menerapakan sistem rujukan makan BPJS kesehatan akan melakukan
recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan tersebut dan dapat berdampak pada lanjutan tingkat
pertama.
1960-1970
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 865 tahun 1960 memperkenalkan program pemeliharaan
kesehatan yang disebut "Jakarta Pilot Project" di Jakarta.
Menteri Kesehatan Prof. Dr. G.A Siwabessy mengeluarkan instruksi pembentukan komite dana sakit pada 1966.
Menteri Kesehatan Prof. Dr. G.A Siwabessy membentuk Badan Penyelenggara dana Pemeliharaan Kesehatan
(BPDPK) yang berada di departemen kesehatan untuk mengelola asuransi kesehatan pegawai negeri.
Menteri Tenaga Kerja Awaloedin Djamin membentuk tim Kerja Kesejahteraan Pegawai Negeri (TKKPN).
KePres No 122 tahun 1968 menetapkan potongan gaji pegawai negeri sebesar 5% untuk membiayai pemeliharaan
kesehatan.
1971-1980
Perpres No 8 tahun 1977 menetapkan iuran sebesar 2% gaji pokok berlaku kepada pegawai aktif dan
pensiunan
Sistem kapitasi kepada mulai diperkenalkan di puskesmas Jakarta
BPDPK membatasi jumlah anak yang ditanggung sebanyak 3 orang
1981-1990
PP 2No 22 dan 23 tahun 1984 mentapkan pengelolaan asuransi kesehatan PNS dipisahkan dari
Departemen Kesehatan
BPDBPK berubah menjadi perusahaan umum Husada Bahakti atau disingkat Perum PHB
1991-2000
Perum PHB ditingkatkan keleluasaannya menjadi PT Asuransi Kesehatan Persero atau PT
Askes melalui PP No 6 tahun 1992.
UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan mewajibkan Pemerintah menyelenggarakan program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
PerMenKes No 571 Tahun 1993 Pemerintah menyelenggarakan JPKM.
Kepmenkes No 1122 Tahun 1994 mengatur pemberian tanda pengenal bagi keluarga miskin dalam bentuk kartu
Sehat untuk berobat ke Puskesmas.
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dapat digunakan untuk pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan
milik pemerintah.
Pengembangan dokter keluarga dalam penyelenggaraan Program JPKM Berdasarkan KepMenkes No 56 Tahun
1996
Pemerintah mengembangkan program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK)
2000-2014
Berdasarkan KepMenKes No 781 tahun 2003, No 1099 tahun 2003, dan 1141 Tahun 2003 pemerintah
melaksanakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK Gakin) di 3 propinsi dan 13
kabupaten.
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (JKMM/Askeskin)
Pemerintah mengesahkan UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Pemerintah membentuk UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS).
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional melalui UU SJSN
PT Askes dibubarkan diganti dengan BPJS Kesehatan mulai beroperasi mulai 1 Januari 2014.
Selain di Kemenkes, anggaran kesehatan juga ada dalam Transfer ke Daerah & Dana Desa
(TKDD), Belanja Non KL (BUN), serta K/L lain sesuai fungsinya. Pemulihan ekonomi tahun
2021 akan sangat bergantung pada penanganan dan perkembangan pandemi Covid-19.Tidak
ketinggalan untuk memulihkan kesehatan dan ekonmi Indonesia dengan terus disiplin jalankan
protokol kesehatan 3M yaitu menggunakan masker, sering mencuci tangan, dan menjaga jarak.
(nr/ds)