Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN BELAJAR MANDIRI

Blok 21– Skenario B– Thalassemia Mayor

Nama: Nissa Daradinanti


NIM: 04011181823022
Kelas: Alpha 2018

Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorium :
Hemoglobin (Hb): 5,4 g/dL, Hematokrit (Ht): 20 vol%, leukosit
12.600/mm3,MCV: 63.8 fL, MCH: 18 pg, MCHC: 28%, Trombosit:
188.000/mm3, Diff.count: 1/1/38/54/6, retikulosit 3.50%, Laju Endap Darah
(LED): 32 mm/jam.

Bilirubin total 3 g/dl, bilirubin indirect 1.9 g/dl, bilirubin direct 1.1 g/dl, SGOT
25 U/L, SGPT 13 U/L, Besi serum 108 μg/L, Total Iron Binding Capacity
(TIBC) 178 μg/dL, Ferritin 224,1 ng/mL.
GDT :
Eritrosit mikrositer hipokrom dengan anisopoikilositosis (fragmentosit,
anulosit,eliptosit), sel pencil (+), target cell (+).
Leukosit jumlah cukup, bentuk normal
Trombosit: jumlah cukup, penyebaran merata,bentuk normal.
a) Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium?

Jenis Hasil Nilai normal Interpretasi


Hematologi
Hb 5,4 g/dL 13-16 mg/dL Menurun
Ht 20 vol%
Leukosit dalam
Leukosit 12.600/mm3 6000-17000 mm3
batas normal
MCV MCV: 63.8 fL
MCH MCH: 18 pg
MCHC MCHC: 28%
Trombosit 188.000/mm3
Basofil 0-1 %
Eosinofil 0-3%
N-Batang 5-11%
Hitung jenis 1/1/38/54/6
N-Segmen 15-35%
Limfosit 45-76%
Monosil 3-6%
Retikulosit 3.50%
LED 32 mm/jam 3-13mm/jam LED meningkat
Uji Fungsi Hati
Bilirubin Total 3 g/dl
Bilirubin Direk 1.9 g/dl
Bilirubin
1.1 g/dl
Indirek
SGOT 25 U/L
SGPT 13 U/L
Besi Serum 108 μg/L
TIBC 178 μg/dL
Ferritin 224,1 ng/mL
Gambaran Darah Tepi
mikrositer hipokrom
dengan Bikonkaf, normositer
anisopoikilositosis normokrom tanpa
Eritrosit (fragmentosit, anisopoikilositosis.
anulosit,eliptosit), sel sel pencil (-), target
pencil (+), target cell cell (-)
(+)
jumlah cukup,
jumlah cukup, bentuk penyebaran
Leukosit
normal merata,bentuk
normal.
jumlah cukup, jumlah cukup,
penyebaran penyebaran
Trombosit normal
merata,bentuk merata,bentuk
normal. normal.

a) Bagaimana mekanisme abnormal?


b) Bagaimana gambaran darah tepi dari hasil pemeriksaan laboratorium?

c) Bagaimana prosedur pewarnaan darah tepi?

ALAT DAN BAHAN


 Umum
–  Meja kerja
–  Tempat sampah biohazard
–  Tempat sampah biasa
–  Sabun cuci tangan
–  Wastafel
–  Sarung tangan
–  Marker/spidol/stiker nama
 Pengambilan darah
–  Tourniquet
–  Tabung
–  Objek gelas 2 buah
 Membuat pewarnaan giemsa
–  Rak pencuci objek gelas
–  Air dalam botol
–  Giemsa 3% dalam larutan phosphat buffer saline
–  Larutan metanol
–  Pinset
–  Pipet
 Pemeriksaan mikroskop
–  Mikroskop
–  Minyak emersi
–  Pembersih lensa mikroskop
–  Alat hitung
–  Pulpen dan kertas

A. Pengambilan Sampel Darah Vena


Cara kerja:
1. Posisi lengan pasien harus lurus dan siku jangan membengkok. Dipilih lengan
yang banyak melakukan aktivitas.
2. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.
3. Tourniquet dipasang ± 10 cm di atas lipat siku (tidak lebih dari 1 menit).
4. Dipilih bagian vena mediana cubiti.
5. Kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan kapas
alkohol 70% dan dibiarkan kering (jangan dipegang lagi).
6. Bagian vena tadi ditusuk dengan lubang jarum menghadap keatas dengan
sudut kemiringan antara jarum dan kulit adalah 15 derajat.
7. Tabung vakum ditekan sehingga darah terisap ke dalam tabung.
8. Tourniquet dilepaskan dan pasien diminta untuk melepaskan kepalan tangan.
9. Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai.
10. Jarum ditarik lalu kapas alkohol 70% diletakkan di atas bekas tusukan untuk
menekan bagian tersebut selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti, kemudian
bagian ini diplester selama ± 15 menit (Depkes RI, 2008).
11.
B. Membuat apusan darah tipis dan darah tebal pada sampel darah tepi
1. Letakkan objek gelas berisi darah dengan posisi mendatar diatas
meja/permukaan yang datar, tegak lurus terhadap badan pemeriksa.
2. Letakkan ujung jari telunjuk kiri diatas tanda identitas pasien untuk
memfiksasi objek gelas diatas meja
3. Dengan tangan kanan, letakkan objek gelas pendorong diatas tetesan darah
kedua, Buat sudut 45 derajat antara objek gelas yang berisi tetesan darah dan
objek gelas pendorong.
4. Biarkan darah menyebar keseluruh ujung gelas pendorong
5. Tarik gelas pendorong ke arah pemeriksa kira kira 5 mm, kemudian dorong
kearah depan dengan tetap mempertahankan sudut 45 derajat dan tidak pernah
terlepas dari objek gelas yang berisi tetesan darah
6. Apusan yang baik adalah apusan berbentuk lidah, rata dan makin mengecil
diujung
7. Biarkan apusan ini mengering dalam suhu kamar.
8. Apusan darah tipis dapat digunakan untuk:
o Identifikasi plasmodium dan menentukan spesies
o Melihat sel dan morfologi sel yang terdapat dalam darah misalnya
untuk melihat anemia mikrositik hipokrom akibat infestasi cacing
tambang.
o Menghitung jumlah trombosit pada pasien DHF
9. Untuk apusan darah tebal, gunakan salah satu ujung gelas pendorong untuk
menyebarkan darah
10. Ukuran apusan darah tebal kira kira 1.5-2 cm.
11. Apusan darah tebal dapat digunakan untuk:
o Identifikasi plasmodium
o Menghitung derajat parasitemia/ML darah
o Identifikasi cacing filaria
C. Membuat pewarnaan giemsa
1. Letakkan objek gelas berisi apusan darah yang sudah mengering diatas rak
objek gelas.
2. Celup apusan darah tipis kedalam larutan metanol untuk memfiksasi eritrosit,
hati hati jangan sampai apusan darah tebal ikut terfiksasi. Biarkan mengering.
3. Teteskan air keatas apusan darah tebal untuk hemolisis eritrosit, biarkan
selama 15 menit.
4. Tetesi kedua objek gelas dengan larutan giemsa 3% dan biarkan selama 30
menit.
5. Siram dengan air mengalir sampai bersih.
6. Setelah bersih letakkan dalam keadaan miring dan biarkan mengering.
D. Identifikasi dengan mikroskop
 Lihat kaca objek dengan lensa objektif 10 kali.
 Jika sudah fokus, tetes preparat dengan satu tetes minyak emersi
 Ganti lensa dengan lensa objektif 100 kali dan putarlah mikrometer sampai
fokus dimana akan nampak tampak latar belakang yang bersih dan
 Lakukan pemeriksaan pada 100 lapangan pandang dan catatlah apa yang
ditemukan
 Untuk mencegah pemeriksaan dilakukan pada 2x pada lapangan pandang yang
sama, lakukan pemeriksaa dengan metode zig zag.

Anda mungkin juga menyukai