Disusun oleh:
Agustina
472017402
Pembimbing:
Rehuel Christian, S.Gz.
Laporan praktik kerja lapangan gizi klinis dengan judul “LAPORAN PRAKTIK KERJA
LAPANG GIZI KLINIS ASUHAN GIZI DI RUMAH SAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KOMPLIKASI” telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
Mahasiswa yang mengajukan :
Nama : Agustina
NIM : 472017402
Judul Laporan “LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG GIZI KLINIS ASUHAN GIZI DI
RUMAH SAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI”
Telah direvisi dan disetujui oleh pembimbing mata kuliah community internship untuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan Gizi Klinis tahun 2021.
Mengetahui
Pembimbing Lapangan
Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak baik stroke
hemoragik maupun stroke non hemoragik. Di Indonesia sendiri, stroke menempati urutan ketiga
penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Dari data nasional yang didapat, angka
kematian yang diakibatkan oleh penyakit stroke sebesar 15,4%. Dari data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Kementerian Kesehatan Indonesia diketahui bahwa prevalensi stroke di
Indonesia berdasarkan yang terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 0,7% (Depkes, 2013).
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu:
1. Melakukan skrining gizi pada awal pasien masuk RS
2. Menilai status gizi pasien DM tanpa komplikasi berdasarkan food and nutritionrelated
histori/FH, antropometry data (AD), biochemical data (BD), Nutrition focused physical
findings/PD, client history (CH)
3. Membuat kesimpulan diagnosis gizi pasien DM dengan komplikasi
4. Merencanakan terapi diet, parameter yang dimonitor dan konseling gizi pasien DM dengan
komplikasi
5. Memonitor dan mengevaluasi status gizi dan terapi diet pasien DM dengan komplikasi
6. Menyusun laporan kasus DM tanpa komplikasi dan mempresentasikan kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2014). Diabetes militus adalah penyakit metabolik
yang memiliki ciri-ciri timbulnya hiperglikemia disebabkan adanya kelainan kerja insulin atau
sekresi insulin (Perkeni,2015). Penyakit Diabetes Melitus dikenal masyarakat sebagai penyakit
gula atau kencing manis, yaitu penyakit yang terjadi pada seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah sebagai akibat kekurangan insulin tau reseptor
insulin tidak berfungsi dengan baik.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan
kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat mengenai
banyak orang pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia (Waspadji, 2012). Diabetes
Mellitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan-gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein yang bertalian dengan defisiensi absolut atau relativ aktivitas dan atau sekresi
insulin. Karena itu meskipun diabetes asalnya merupakan endokrin, manifestasi pokoknya adalah
penyakit metabolik (Arisman,2011).
Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa tanda-tanda
klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian yang disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah sub
arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark serebral (Nur’aeni Y R, 2017) Stroke adalah
gangguan yang menyerang otak secara mendadak dan berkembang cepat yang berlangsung lebih
dari 24 jam ini disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak sehingga pada keadaan
tersebut suplai oksigen keotak terganggu dan dapat mempengaruhi kinerja saraf di otak, yang
dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Penyakit stroke biasanya disertai dengan adanya
peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) yang ditandai dengan nyeri kepala dan mengalami
penurunan kesadaran (Ayu R D, 2018)
Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik ini merupakan
jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan sekitar lebih dari 80% kasus stroke di
seluruh dunia disebabkan oleh stroke non-hemoragik (Muttaqin, 2011).
BAB III
HASIL
Parameter
1. Skor IMT (kg/m2) Skor
IMT> 20 (obesitas > 30) =0 ( 0 )
IMT 18.5-20 =1
IMT < 18,5 =2
2. Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3-6 bulan terakhir (0 )
BB hilang< 5% =0
BB hilang 5-10% =1
BB hilang > 10% =2
3. Skor efek penyakit akut ( 0 )
Ada asupan gizi > 5 hari =0
Tidak ada asupan gizi > 5hari =2
Jumlah skor keseluruhan = 0 ( beresiko rendah : ulangi skrining setiap 7
hari)
Hasil
Tanda Tangan
( Agustina )
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)
-TB Berdasarkan bisa BAB 5 hari, mual, mengalami perut hipoglikemia,komplikas - Meninjau asupan
muntah dan demam. kembung, tidak bisa i jangka pendek, dan pasien kembali dengan
Estimasi Tinggi Lutut :
BAB 5 hari, mual, jangka lama serta hasil recall. Pasien
=64,19 – (0,04 x usia) + muntah dan demam masalah yang menghabiskan
(2,02 x tinggi lutut) sehingga tidak dapat berhubbungan dengan makanan yang
= 64,19 – (0,04 x 46) + makan ditandai badan latihan jasmani. disiapkan oleh pihak
(2,02 x 49) lemas 5. meningkatkan derajat RS sebesar › 80% atau
= 26,2 kg/m2 (Gemuk gemuk ringan berat). membantu data sebelumnya untuk
-AMB : 30 x BBI
=30 x 55,17
= 1.655,1 kkal (Rumus
Konsesus PERKENI
2015).
-TEE/Energi : (AMB
+ Faktor Aktivitas) +
Faktor – Faktor Usia
= (1.655,1 + 10%
AMB) + 10 % AMB –
5% AMB
= (1.655,1 + 165,51) +
165,51-82,755
= 1.820,61+82,755
= 1.903, 36 Kkal (Rumus
Konsesus PERKENI
2015).
-Protein : (15% x
TEE )/4
=(15% x1.903,36)/4
=71,3 gr (Sumber:
Buku Penuntun Diet
Edisi Baru).
- Karbohidrat: (65% x
1.903,36)/4
=309,2 gr (Sumber: Buku
Penuntun Diet Edisi Baru)
-Lila 28 cm -Leukosit 20.08 UL -KU Kesakitan -Energi = 130,60 % -NC-2.2 Perubahan nilai - Kepatuhan diet
-Tilut 49 cm Rentang normal: 5-10 (Berlebih) laboratorium terkait zat gizi pasien dan memotivasi
- Status Gizi 10^3/UL - TD 142/90 mmHg khusus berkaitan GDS tentang diet yang
-Protein = 126,12%
Berdasarkan Estimasi Rentang normal: tinggi, Leukosit tinggi, dijalankan pasien
(Berlebih)
LiLA : -Eritrosit 4.09 UL 120/80 mmHg ureum tinggi, neuutrophil DMRG (1.900) Kkal
% percentile LILA : Rentang normal: 4,5 – -Lemak = 151,04% tinggi, eritrosit rendah,
LILA x 100 ÷ Nilai 5,5 juta/Ul - Suhu 38 °C (Berlebih) hematokrit rendah yang -Nilai laboratorium
Standar LILA Rentang disebabkan asupan pasien menuju arah
= 28 x 100 ÷ 32, 2 -Hematokrit 37.6% normal:36,5-37,20 makanan ditandai dengan normal.
-KH = 129,45%
Hari Rawat 3 = 86,9 % (Gizi Baik) Rentang normal:40- C suhu badan yang masih
Rentang normal: > 85% 48% (Berlebih) tinggi dan tidak ada - Menanyakan kembali
(Sumber: Buku Azura - RR 23x/menit perubahan terkait nilai apa yang telah
Edisi 1). -MCV 88.9 fL Rentang normal: laboratorium. dipaparkan dan
-BBA Berdasarkan Rentang normal: 80-96 12-16 napas/menit hambatan yang
Estimasi LiLA : fL -NC 3.3 : mungkin dialami
- Nadi 90x/menit pasien
= - 93,2 + (3,29 x LiLA) Overweight, disebabkan
-MCHC 36.5 g/dl Rentang normal:
+ (0,43 x TB) kebiasaan makan pasien
Rentang normal: 32-36 60-100x/menit - Melakukan
ditandai nilai IMT pasien
= - 93,2 + (3,29 x 28) + pg pengukuran
yang melebihi batas normal
(0,43 x161,3 ) antropometri kembali
(masuk dalam kategori
-Neutrofil 80.8%
= - 93,2 + 92,12 + gemuk ringan berat).
Rentang normal: 40- - Meninjau asupan
69,359
60% -Monitoring pasien kembali dengan
= 68, 3 kg (Sumber: -Hasil pengukuran hasil recall. Pasien
Buku Azura Edisi 1). -GDS 419 mg/dl biokimia GDS 1 hari menghabiskan
-TB Berdasarkan Rentang normal: <200 sekali, media/cara makanan yang
Estimasi Tinggi Lutut : mg/dl berdasarkan rekam medis. disiapkan oleh pihak
Target Kadar GDS RS sebesar › 80% atau
=64,19 – (0,04 x usia) +
-Ureum 65 mg/dl menjadi normal (< 200 tersisa ‹ 20%
(2,02 x tinggi lutut)
Rentang normal: 10-50 mg/dl). (Kemenkes, 2008).
= 64,19 – (0,04 x 46) + mg/dl
(2,02 x 49) -asupan makanan setiap -Membandingkan hasil
hari, media/cara Visual
= 64,19 – 1,84 + 98,98 Com Stock. Target Pasien data antropometri,data
menghabiskan makanan biokimia dan data
= 161,3 cm
yang disiapkan oleh pihak klinis dengan melihat
2
- IMT = BB ÷ TB(m) RS sebesar › 80% atau data sebelumnya untuk
Berdasarkan hasil analisa monitoring hari kedua data antropometri BB 68,3 kg, TB 161,3
berdasarkan estimasi perhitungan LILA 28 cm dan tinggi lutut 49 cm cm dan IMT 26,2
Kg/m2(Gemuk Tingkat Ringan) karena Rentang normal 18,5 – 25,0 kg/m2 (Kemenkes, 2017).
Data biokimia Leukosit tinggi, Eritrosit rendah, Hematokrit rendah, MCV normal, MCHC
Tinggi, Neutrifil tinggi, GDS tinggi. Data klinis KU Kesaakitan, TD tinggi, Suhu tinggi, Nadi
tinggi, RR tinggi. Data klinis pengkajian fisik menunjukkan KU kesakitan, suhu 38 °C tinggi,
RR 23x/menit meningkat, TD 140/86 mmHg meningkat , nadi 90x/menit meningkat. Data
riwayat gizi energy 1.419,34 kkal, protein 54,53 gram, lemak 41,53 gram, karbohidrat 202,81
gram hasil recal menunjukan yaitu Energi 74,57% (Defisit sedang), protein 76,47% (Defisit
Tigkat sedang), lemak 98,41 % (normal), karbohidrat 71,89% (Defisit sedang). Dalam hal ini
pasien sudah dikategorikan masih dalam keadaan yang sama seperti awal pertama pasien masuk
RS karena pasien mengkonsumsi makanan berdasarkan visual comstok kurang dari 80 %
berdasarkan sumber normal nya Pasien menghabiskan makanan yang disiapkan oleh pihak RS
sebesar › 80% atau tersisa ‹ 20% (Kemenkes, 2008). Terkait data biokimia pada pasien pun tidak
mengalami perubahan karena tekanan darah serta GDS masih tinggi.
Berdasarkan hasil analisa monitoring hari ketiga data antropometri BB 68,3 kg, TB 161,3
berdasarkan estimasi perhitungan LILA 28 cm dan tinggi lutut 49 cm cm dan IMT 26,2
Kg/m2(Gemuk Tingkat Ringan) karena Rentang normal 18,5 – 25,0 kg/m2 (Kemenkes, 2017).
Data biokimia Leukosit tinggi, Eritrosit rendah, Hematokrit rendah, MCV normal, MCHC
Tinggi, Neutrifil tinggi, GDS tinggi. Data klinis KU Kesakitan, TD tinggi, Suhu tinggi, Nadi
tinggi, RR tinggi. Data klinis pengkajian fisik menunjukkan KU kesakitan, suhu 38 °C tinggi,
RR 23x/menit meningkat, TD 142/90 mmHg meningkat , nadi 90x/menit meningkat. Data
riwayat gizi energy 2485,81 kkal, protein 89,93 gram, lemak 63,74 gram, karbohidrat 400,27
gram hasil recal menunjukan yaitu Energi 130,60% (berlebih), protein 126,12% (berlebih),,
lemak 151,04 % (berlebih), karbohidrat 129,45% (berlebih). Dalam hal ini pasien sudah
dikategorikan baik karena sudah mengkonsumsi makanan berdasarkan visual comstok Pasien
menghabiskan makanan yang disiapkan oleh pihak RS >80% bahkan sudah kategori berlebih,
berdaasarkan sumber normal nya Pasien menghabiskan makanan yang disiapkan oleh pihak RS
sebesar › 80% atau tersisa ‹ 20% (Kemenkes, 2008). Terkait data biokimia pada pasien pun tidak
mengalami perubahan karena tekanan darah serta GDS masih tinggi.
Berdasarkan hasil skrining dan asuhan gizi dalam hal ini perlu adanya rencana
monitoring dan evaluasi yaitu sebagai berikut Antropometri mempertahankan status gizi agar
tetap normal. Biokimia yaitu Menurunkan kadar Leukosit, ureum, neutrophil dan GDS hingga
batas normal. Menaikkan kadar eritrosit dan hematokrit hingga batas normal. Fisik yaitu RR
normal, KU normal, suhu normal, tekanan darah normal . Asupan makan Pasien menghabiskan
makanan yang disiapkan oleh pihak RS sebesar › 80% atau tersisa ‹ 20% (Kemenkes, 2008).
Evaluasi yaitu Kepatuhan diet pasien, Nilai laboratorium pasien menuju arah normal,
Menanyakan kembali apa yang telah dipaparkan dan hambatan yang mungkin dialami pasien,
Melakukan pengukuran antropometri kembali. Meninjau asupan pasien kembali dengan hasil
recall. Membandingkan hasil data antropometri,data biokimia dan data klinis dengan melihat
data sebelumnya untuk melihat keberhasilan tujuan intervensi.
Berdasarkan hasil skrining dan asuhan gizi saya melakukan Diet Diabetes Melitus V
Rendah Garam III (DMRG) (1.900 kkal). Hal ini saya lakukan untuk menurunkan kadar gula
darah dan tekanan darah pada pasien. Pada pasien ini diet yang saya berikan yaitu Diet Diabetes
Melitus V (1.900 kkal) karena berdasarkan hasil perhitungan perhitungan energy pasien masuk
dalam kategori ini. Sedangkan untuk Rendah Garam III (DMRG) ya itu pembatasan natrium
1.000-1.200 mg karena pada pasien ini termasuk kategori hipertensi tingkat 1 yang rentang
klasifikasinya 140-159 Tekanan sistolik (mmHg) dan 90-99 Tekanan Diastolic (mmHg) (Joint
National Commitle, U.S 1992).
Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa tanda-tanda
klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian yang disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah sub
arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark serebral (Nur’aeni Y R, 2017) Stroke adalah
gangguan yang menyerang otak secara mendadak dan berkembang cepat yang berlangsung lebih
dari 24 jam ini disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak sehingga pada keadaan
tersebut suplai oksigen keotak terganggu dan dapat mempengaruhi kinerja saraf di otak, yang
dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Penyakit stroke biasanya disertai dengan adanya
peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) yang ditandai dengan nyeri kepala dan mengalami
penurunan kesadaran (Ayu R D, 2018).
Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik ini merupakan
jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan sekitar lebih dari 80% kasus stroke di
seluruh dunia disebabkan oleh stroke non-hemoragik (Muttaqin, 2011).
Klasifikasi Stroke Gangguan peredaran darah otak atau stroke menurut Muttaqin (2008)
diklasifikasikan menjadi :
a. Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subaraknoid.Disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu.Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas
atausaat aktif, namun bisa terjadi saat istirahat.Kesadaran klien biasanya menurun. Perdarahan
otak dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Perdarahan intracranial
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi mengakibatkan
darah masuk kedalam jaringan otak membentuk masa yang menekan jaringan otak. Perdarahan
intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus,
pons, dan serebelum.
2) Pendarahan subaraknoid.
Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.Aneurisma yang pecah
in berasal dari pembuluh arah sirkulasi Willisi dan cabang - cabngnya yang terdapat diluar
parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub struktur mengakibatkan nyeri, dan
vasopasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (sakit kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase, gangguan hemi sensorik, afasia, dan lain-lain).
Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid mengakibatkan terjadinya
peningkatan TIK yang mendadak, merenggangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri
kepala hebat. Seringpula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan pendarahan subhialoid pada retina dan
penurunan kesadaraan.Pendarahan subaraknoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh
darah serebral.Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain).
Makanan yang dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 Bahan makanan yang
dianjurkan untuk Diet Diabetes Melitus adalah sebagai berikut: (1) Sumber karbohidrat
kompleks, seperti nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi, dan sagu. (2) Sumber protein rendah
lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, dan kacang-kacangan. 3) Sumber
lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama
diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar. Makanan yang tidak
dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk
Diet Diabetes Melitus adalah sebagai berikut: (1) Mengandung banyak gula sederhana, seperti:
a). Gula pasir, gula jawa. b). Sirop, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu
kental manis, minuman botol ringan, dan es krim. c. Kue-kue manis, dodol, cake, dan tarcis. (2)
Mengandung banyak lemak, seperti: cake, makan siap saji (fast food), goreng - gorengan. (3)
Mengandung banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan (Sumber :
Buku Penuntun Diet Edisi Baru).
Makanan yang dianjurkan beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkwe,
makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut tanpa garam dapur dan soda seperti makaroni,
mie, bihun, roti. Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur maksimal 1 butir sehari. Semua
kacang - kacangan dan hasil olahnya yang dimasak tanpa garam dapur. Semua sayuran dan buah
segar, yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat. Minyak goreng, margarin, dan
mentega tanpa garam. Teh dan kopi, bumbu kering yang tidak mengandung garam. Makanan
yang tidak dianjurkan Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau
baking powder dan soda. Otak, ginjal, sardin, lidah, makanan yang diawet dengan garam dapur,
seperti dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, dan lain - lain. Semua kacang-
kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya. Sayuran
dan buah yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya, seperti asinan, acar, sawi
asin, sayuran/buah kaleng. Margarin dan mentega biasa, Minuman ringan, Bumbu - bumbu yang
mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi, maggi, tomat ketchup, petis, dan tauco(Sumber :
Buku Penuntun Diet Edisi Baru).
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan dalam pembuatan laporan kali ini adalah Mahasiswa mampu Melakukan
skrining gizi pada awal pasien masuk RS. Menilai status gizi pasien DM dengan komplikasi
berdasarkan food and nutritionrelated histori/FH, antropometry data (AD), biochemical data
(BD), Nutrition focused physical findings/PD, client history (CH). Membuat kesimpulan
diagnosis gizi pasien DM dengan komplikasi. Merencanakan terapi diet, parameter yang
dimonitor dan konseling gizi pasien DM dengan komplikasi. Memonitor dan mengevaluasi status
gizi dan terapi diet pasien DM dengan komplikasi. Menyusun laporan kasus DM dengan
komplikasi dan mempresentasikan kasus. Berdasarkan hasil skrining pasien jumlah keselurahan
skor 0 (berisiko rendah: ulangi skrining setiap 7 hari).
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan: Pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep
diri. PT. Refika Aditama. Burms, RB. Bandung.
Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arisman, D. (2011). Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes mellitus, & Dislipidemia. EGC:
Jakarta
Ayu Septiandini Dyah. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Stroke Non
Hemoragik Dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Ruang ICU RSUD Salatiga. Program
Studi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Jilid 3.
Elsevier. PT Salemba Medika. Singapura
Darmojo, R. (1977). Community Survey of Hypertention in Semarang. Buletin Penelitian
Kesehatan. Semarang
Herdman, H dan Shigemi, 2015, Diagnosis Keperawatan Definisi&Klasifikasi 2015-2017.
EGC. Jakarta.
Muttaqin, A. (2011). Asuhan Kperawatan Klien dengan gangguan kardiovaskuler. Jakarta.
Pengembangan Kesehatan. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013. Kemenkes RI. Jakarta.
Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.
Lampiran
Perhitungan Recall
goreng
Minyak
tahu 0.75 6.63 0 0.75 0
Pagi kelapa sawit
Beras putih
Bubur 75 275.3 5.1 0.5 60.5
giling
Daging
15 223.5 13.65 18.75 0
Galantin ayam giling
ayam Tepung
7.5 24.97 0.67 0.07 5.79
terigu
Siang
Rolade Tahu putih 20 16 2.18 0.94 0.16
tahu Telur 44.5 77 6.2 5.4 0.35
tempe
Minyak
bundar 1.87 16.53 0 1.87 0
Pagi kelapa sawit
1419,34
Energi = x 100 = 74,57% (Defisit Sedang)
1.903,36
54,53
Protein = x 100 = 76,47 % (Defisit sedang)
71,3
41,53
Lemak = x 100 = 98,41% (Normal)
42,2
202,81
Karbohidrat = x 100 = 71,89 % (Defisit Sedang)
309,2
2485,81
Energi = x 100 = 130,60 % (Berlebih)
1.903,36
89,93
Protein = x 100 = 126,12 % (Berlebih)
71,3
63,74
Lemak = x 100 = 151,04% (Berlebih)
42,2
400,27
Karbohidrat = x 100 = 129,45 % (Berlebih)
309,2
Leaflet