Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG GIZI KLINIS

ASUHAN GIZI DI RUMAH SAKIT

DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI

Disusun oleh:
Agustina
472017402

Pembimbing:
Rehuel Christian, S.Gz.

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktik kerja lapangan gizi klinis dengan judul “LAPORAN PRAKTIK KERJA
LAPANG GIZI KLINIS ASUHAN GIZI DI RUMAH SAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KOMPLIKASI” telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
Mahasiswa yang mengajukan :

Nama : Agustina

NIM : 472017402

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program studi : Gizi

Universitas : Universitas Kriten Satya Wacana

Judul Laporan “LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG GIZI KLINIS ASUHAN GIZI DI
RUMAH SAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI”

Telah direvisi dan disetujui oleh pembimbing mata kuliah community internship untuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan Gizi Klinis tahun 2021.

Salatiga, 26 Febuari 2021

Mengetahui

Pembimbing Lapangan

Rehuel Christian, S.Gz.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia hingga saat ini.
Menurut laporan World Health Organization (WHO), kematian akibat penyakit degeneratif
diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi dinegara-
negara berkembang dan negara miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada
52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada tahun ini. Lebih dari
dua per tiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit degeneratif (Buletin
Kesehatan, 2011). Beberapa penyakit degeneratif yang banyak terjadi dimasyarakat adalah
penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker.
Penyakit tidak menular merupakan salah satu epidemi yang timbul dan menjadi penyebab
salah satu kematian tertinggi di Indonesia saat ini. Indonesia termasuk salah satu yang
dinyatakan epidemi khususya Diabetes Mellitus (DM) berdasarkan studi epidemilogi (Perkeni,
2011). Prevalensi penderita Diabetes Mellitus terus meningkat pesat setiap tahun diseluruh dunia
(Tabak, 2012). Data Riskesdas 2013 prevalensi diabetes di Indonesia diagnosis dokter yaitu
1,5% meningkat 2 kali lipat dari Riskesdas pada tahun 2007 (Riskesdas, 2013).
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2014). Diabetes militus adalah penyakit metabolik
yang memiliki ciri-ciri timbulnya hiperglikemia disebabkan adanya kelainan kerja insulin atau
sekresi insulin (Perkeni,2015). Penyakit Diabetes Melitus dikenal masyarakat sebagai penyakit
gula atau kencing manis, yaitu penyakit yang terjadi pada seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah sebagai akibat kekurangan insulin tau reseptor
insulin tidak berfungsi dengan baik.

Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak baik stroke
hemoragik maupun stroke non hemoragik. Di Indonesia sendiri, stroke menempati urutan ketiga
penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Dari data nasional yang didapat, angka
kematian yang diakibatkan oleh penyakit stroke sebesar 15,4%. Dari data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Kementerian Kesehatan Indonesia diketahui bahwa prevalensi stroke di
Indonesia berdasarkan yang terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 0,7% (Depkes, 2013).

1.2 Tujuan

Mahasiswa mampu:
1. Melakukan skrining gizi pada awal pasien masuk RS
2. Menilai status gizi pasien DM tanpa komplikasi berdasarkan food and nutritionrelated
histori/FH, antropometry data (AD), biochemical data (BD), Nutrition focused physical
findings/PD, client history (CH)
3. Membuat kesimpulan diagnosis gizi pasien DM dengan komplikasi
4. Merencanakan terapi diet, parameter yang dimonitor dan konseling gizi pasien DM dengan
komplikasi
5. Memonitor dan mengevaluasi status gizi dan terapi diet pasien DM dengan komplikasi
6. Menyusun laporan kasus DM tanpa komplikasi dan mempresentasikan kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2014). Diabetes militus adalah penyakit metabolik
yang memiliki ciri-ciri timbulnya hiperglikemia disebabkan adanya kelainan kerja insulin atau
sekresi insulin (Perkeni,2015). Penyakit Diabetes Melitus dikenal masyarakat sebagai penyakit
gula atau kencing manis, yaitu penyakit yang terjadi pada seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah sebagai akibat kekurangan insulin tau reseptor
insulin tidak berfungsi dengan baik.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan
kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat mengenai
banyak orang pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia (Waspadji, 2012). Diabetes
Mellitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan-gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein yang bertalian dengan defisiensi absolut atau relativ aktivitas dan atau sekresi
insulin. Karena itu meskipun diabetes asalnya merupakan endokrin, manifestasi pokoknya adalah
penyakit metabolik (Arisman,2011).

Definisi lain menyebutkan diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, disfungsi, atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung
dan pembuluh darah. World Health Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa
DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam suatu jawaban yang jelas dan singkat
tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi
akibat dari sejumlah faktor dimana dapat defisiensi insulin absolut atau relativ dan gangguan
fungsi insulin (Gustaviani, 2006)

Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa tanda-tanda
klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian yang disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah sub
arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark serebral (Nur’aeni Y R, 2017) Stroke adalah
gangguan yang menyerang otak secara mendadak dan berkembang cepat yang berlangsung lebih
dari 24 jam ini disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak sehingga pada keadaan
tersebut suplai oksigen keotak terganggu dan dapat mempengaruhi kinerja saraf di otak, yang
dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Penyakit stroke biasanya disertai dengan adanya
peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) yang ditandai dengan nyeri kepala dan mengalami
penurunan kesadaran (Ayu R D, 2018)

Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik ini merupakan
jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan sekitar lebih dari 80% kasus stroke di
seluruh dunia disebabkan oleh stroke non-hemoragik (Muttaqin, 2011).
BAB III
HASIL

A. Formulir MUST (Malnutrition Universal Screening Tool)

Formulir Skrining Lanjut

Diagnosis Medis: Stroke Non Hemoragik + DM tipe 2

BB: 68,3 kg TB: 161,3 cm IMT: 26,2 kg/m2


Tinggi Lutut: 49cm LLA: 28 Cm

Parameter
1. Skor IMT (kg/m2) Skor
 IMT> 20 (obesitas > 30) =0 ( 0 )
 IMT 18.5-20 =1
 IMT < 18,5 =2
2. Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3-6 bulan terakhir (0 )
 BB hilang< 5% =0
 BB hilang 5-10% =1
 BB hilang > 10% =2
3. Skor efek penyakit akut ( 0 )
 Ada asupan gizi > 5 hari =0
 Tidak ada asupan gizi > 5hari =2
Jumlah skor keseluruhan = 0 ( beresiko rendah : ulangi skrining setiap 7
hari)

Hasil

1 : berisiko rendah: ulangi skrining setiap 7 hari


2 : berisiko menengah: monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada peningkatan,
lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari
3 : berisiko tinggi: bekerjasama denga tim dukungan gizi/ panitia asuhan gizi. Upayakan
peningkatan asupan gizi dan memberikan makanan sesuai dengan daya terima.
Monitoring asupan makanan setiap hari. Ulangi skrining setiap 7 hari

Tanggal, 2 Maret 2021

Tanda Tangan

( Agustina )
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

NAMA : Tn. S TB : 161,3 Cm


UMUR : 46 Tahun BB : 68,3 Kg
JK : Laki-Laki AHLI GIZI : Agustina

ASSESSMENT DIAGNOSA GIZI INTERVENSI RENCANA


DATA DASAR IDENTIFIKASI TERAPI DIET TERAPI
MONEV
MASALAH EDUKASI/KONSELING
1.Diagnosa Medis - Kadar biokimia leukosit - NI-1.4 Kurangnya -Jenis Diet Tujuan -Monitoring :
Stroke Non Hemoragik + yang tinggi atau melebihi intake energy berkaitan Diet Diabetes Melitus V 1. Memotivasi pasien untuk Antropometri
Diabetes Melitus Tipe 2. batas normal. dengan badan lemas Rendah Garam III patuh terhadap diet yang Menurunkan status gizi
ditandai dengan hasil (DMRG) (1.900 kkal). diberikan yang gemuk tingkat
2.Keluhan Utama - Kadar biokimia ureum recall yang 2. Memperbaiki asupan ringan agar menjadi
Keluhan lemah anggota yang tinggi atau melebihi memunjukkan TKE - Bentuk Makanan: makanan khususnya normal
tubuh sebelah kiri, perut batas normal. 82,83% (deficit ringan). Lunak makanan sumber
kembung, tidak bisa BAB -NI – 2.1 Kurangnya karbohidrat sederhana dan Biokimia
5 hari, mual, muntah dan - Kadar biokimia asupan makanan peroral - Cara Pemberian: Oral natrium - Menurunkan kadar
demam. Neutrophil yang tinggi tidak adekuat berkaitan 3. Memotivasi pasien untuk Leukosit, Neurotrophil,
atau melebihi batas dengan lemah anggota - Frekuensi: Diberikan tetap menjalankan olahraga ureum dan GDS
3. Riwayat Penyakit normal. badan sebelah kiri, mual dengan porsi sedikit, pagi secara teratur hingga batas normal
Terdahulu muntah, dan perut namun sering (3 x makan 4. Meningkatakn
DM tipe 2 - Kadar biokimia GDS kembung ditandai utama dan 2 x selingan) pegetahuan pasien terkait - Menaikkan kadar
yang tinggi atau melebihi dengan TKE,TKP, TKL, makanan yang sehat dan eritrosit dan hematokrit
4. Riwayat Penyakit batas normal. TKKH deficit. -Tujuan Diet bergizi. hingga batas normal
Sekarang Membantu pasien
Stroke Non Hemoragik + -Kadar biokimia eritrosit memperbaiki kebiasaan Materi konseling Fisik
-NC-2.2 Perubahan nilai
Diabetes Melitus Tipe 2. yang rendah atau kurang makan dan olahraga - Pola makan seimbang -RR normal
laboratorium terkait zat
dari batas normal batas untuk mendapatkan - Terapi diet penderita DM -TD Normal
gizi khusus berkaitan
5. Antropometri normal kontrol metabolik yang RG (termasuk mengenai -Suhu normal
GDS tinggi, Leukosit
Lila 28 cm dan tinggi lebih baik, dengan cara: bahan makanan yang -KU normal
tinggi, ureum tinggi,
lutut 49 cm -Kadar biokimia 1.mempertahankan dianjurkan dan bahan
neuutrophil tinggi,
. Hematokrit yang rendah kadar glukosa darah makanan yang tidak Asupan makan
eritrosit rendah,
- Status Gizi atau kurang dari batas supaya mendekati dianjurkan) Perubahan asupan makan
hematokrit rendah yang
Berdasarkan Estimasi normal batas normal normal dengan - Pola hidup sehat yang cukup oleh pasien
disebabkan asupan
LiLA : menyeimbangkan - Menjelaskan nilai cut off Tn S dilihat dari recall.
makanan ditandai Pasien menghabiskan
% percentile LILA : - Keadan Fisik/Klinis asupan makanan normal dari leokosit,
dengan badan lemas. makanan yang
LILA x 100 ÷ Nilai KU kesakitan dengan insulin eritrosit, hematokrit,
Standar LILA (endogenous atau neutrophil, ureum, GDS. disiapkan oleh pihak
-NI 2.9 :Daya terima RS sebesar › 80% atau
= 28 x 100 ÷ 32, 2 -Keadaan Fisik/Klinis RR exogenous) dengan obat
makanan terbatas yang tersisa ‹ 20%
= 86,9 % (Gizi Baik) Meningkat atau melebihi penurun glukosa oral Keterangan Lain
disebabkan karena (Kemenkes, 2008).
Rentang normal: > 85% batas normal dan aktifitas fisik . - Sasaran : Pasien dan
pasien mengalami mual
(Sumber: Buku Azura keluarga
sehingga tidak dapat Evaluasi
Edisi 1). - Keadan Fisik/Klinis 2. Mencapai dan - Metode : Ceramah
makan ditandai badan - Kepatuhan diet
suhu Meningkat atau lemas. mempertahankan kadar - Alat : Leaflet dan food pasien
-BBA Berdasarkan melebihi batas normal lipida serum normal model -Nilai laboratorium
-NI 5.5 :
Estimasi LiLA : 3. memberi cukup - Waktu : ±30 menit pasien menuju arah
Ketidakseimbangan zat
-Keadan Fisik/Klinis energi untuk normal.
= - 93,2 + (3,29 x LiLA) gizi yang disebabkan
TD Meningkat atau mempertahankan atau - Menanyakan kembali
+ (0,43 x TB) disebabkan karena
melebihi batas normal mencapai berat badan apa yang telah
pasien mengalami mual
= - 93,2 + (3,29 x 28) +
normal dipaparkan dan
sehingga tidak dapat
(0,43 x161,3 )
- Berdasarkan hambatan yang
makan ditandai badan
= - 93,2 + 92,12 + 69,359 pemeriksaan, ditemukan 4. menghindari atau mungkin dialami
lemas.
bahwa Keluhan Utama menangani komplikasi pasien
= 68, 3 kg (Sumber:
pasien Tn. S lemah -NC 1.4 : Perubahan akut pasien yang - Melakukan
Buku Azura Edisi 1).
anggota tubuh sebelah fungsi gastro intestinal menggunakan insulin pengukuran
kiri, perut kembung, tidak yang disebabkan pasien seperti antropometri kembali

-TB Berdasarkan bisa BAB 5 hari, mual, mengalami perut hipoglikemia,komplikas - Meninjau asupan
muntah dan demam. kembung, tidak bisa i jangka pendek, dan pasien kembali dengan
Estimasi Tinggi Lutut :
BAB 5 hari, mual, jangka lama serta hasil recall. Pasien
=64,19 – (0,04 x usia) + muntah dan demam masalah yang menghabiskan
(2,02 x tinggi lutut) sehingga tidak dapat berhubbungan dengan makanan yang
= 64,19 – (0,04 x 46) + makan ditandai badan latihan jasmani. disiapkan oleh pihak
(2,02 x 49) lemas 5. meningkatkan derajat RS sebesar › 80% atau

-NC 3.3 : Overweight, kesehatan secara tersisa ‹ 20%


= 64,19 – 1,84 + 98,98
disebabkan kebiasaan keseluruhan melalui (Kemenkes, 2008).
= 161,3 cm makan pasien ditandai gizi yang optimal. -Membandingkan hasil
nilai IMT pasien yang data antropometri,data
- IMT = BB ÷ TB(m)2
melebihi batas normal -Tujuan diet garam biokimia dan data
= 68,3 ÷ 2,6 (masuk dalam kategori rendah adalah klinis dengan melihat

= 26,2 kg/m2 (Gemuk gemuk ringan berat). membantu data sebelumnya untuk

Tingkat Ringan) menghilangkan retensi melihat keberhasilan


-NB 1.3 : Tidak siap
garam atau air dalam tujuan intervensi
Rentang normal: 18,5 – untuk diet/merubah
jaringan tubuh dan
25,0 kg/m2 (Sumber perilaku, disebabkan
menurunkan tekanan
Kemenkes, 2017). dimana riwayat penyakit
darah pada pasien
dahulu yang lalu pasien
hipertensi.
6. Biokimia (Sumber: sudah di diagnosis DM
Buku Azura Edisi 1 dan TIPE 2 ditandai kondisi
-Syarat diet
ASDI) pasien yang hingga kini
1. energi cukup untuk
-Leukosit 23,91 UL masih mengalami
mencapai dan
Rentang normal: 5-10 DMT2.
mempertahankan berat
10^3/UL
NB 1.4 : Kurang dapat badan normal.
menjaga/memonitoring Kebutuhan energi
-Eritrosit 3,26 UL
diri, disebabkan dimana ditentukan dengan
Rentang normal: 4,5 – 5,5
riwayat penyakit dahulu memperhitungkan
juta/Ul
yang lalu pasien sudah kebutuhan untuk
di diagnosis DM TIPE 2 metabolisme basal
-Hb 13,7 g/dl
ditandai kondisi pasien
Rentang normal: 13 – 16 yang hingga kini masih sebesar 20-30 kkal/kg
g/dl. mengalami DMT2. BB normal, ditambah
kebutuhan untuk
-NB 1.5 : Gangguan
-Hematokrit 36,5% aktivitas fisik dan
pola makan yang
Rentang normal:40-48% keadaan khusus.
disebabkan karena
Misalnya kehamilan
timbulnya rasa mual
-MCV 85,7 Fl atau laktasi serta ada
pada pasien perut
Rentang normal: 80-96 fL tidaknya komplikasi.
kembung, tidak bisa
Makanan dibagi dalam
BAB 5 hari, muntah dan
-MCH 32,3 pg 3 porsi besar, yaitu
demam sehingga tidak
Rentang normal: 28-34 pg makan pagi (20%),
dapat makan ditandai
siang (30%), dan sore
badan lemas.
-MCHC 37,5 g/dl (25%), serta 2-3 porsi
Rentang normal: 32-36 pg -NB 1.6 : Tidak patuh kecil untuk makanan
mengikuti rekomendasi selingan (masing-
-Trombosit 323 UL gizi/diet, disebabkan masing 10-15%)
Rentang normal: 150-400 dimana riwayat penyakit
10^3/UL dahulu yang lalu pasien 2. kebutuhan protein
sudah di diagnosis DM normal, yaitu 10-15%
-Eosinophil 1,8% TIPE 2 ditandai kondisi dari kebutuhan energi
Rentang normal: 1-3 % pasien yang hingga kini total
masih mengalami
-Basophil 0,4 %
Rentang normal:<1 % DMT2. 3. kebutuhan lemak
sedang, yaitu 20-25%
-NB 2.1: Aktivitas fisik
-Limfosit 35% dari kebutuhan energi
kurang yang disebabkan
Rentang normal:20-40% total , dalam bentuk <
karena keluhan lemah
10% dari kebutuhan
anggota tubuh sebelah
-Monosit 4,2% energi total berasal dari
kiri, perut kembung,
Rentang normal:2-8% lemak jenuh, 10% dari
tidak bisa BAB 5 hari,
lemak tidak jenuh
mual, muntah dan
-Neutrophil 90,1% ganda, sedangkan
demam ditandai tidak
Rentang normal: 40–60% sisanya dari lemak
bisa beraktivitas secara
tidak jenuh tunggal.
normal
-GDS 419 mg/dl Asupan kolesterol
Rentang normal: <200 makanan dibatasi, yaitu
mg/dl ≤ 300 mg / hari

-Ureum 75 mg/dl 4.kebutuhan


Rentang normal: 10-50 karbohidrat adalah sisa
mg/dl dari kebutuhan energi
total, yaitu 60-70%
-Kreatinin 1 mg/dl
Rentang normal:<1,5 5. penggunaan gula
mg/dl murni dalam minuman
-Na 129 mmol dan makanan tidak
Rentang normal: 135-145 diperbolehkan kecuali
mmol/L jumlahnya sedikit
sebagai bumbu. Bila
-K 4,2 mmol kadar glukosa darah
Rentang normal: 3,5 -5 sudah terkendali,
mmol/L diperbolehlan
mengkonsumsi gula
-Cl 95 mmol/l. murni sampai 5% dari
Rentang normal: 94 -111 kebutuhan energi total.
mmol/l.
6. penggunaan gula
7. Fisik/Klinis (Sumber: alternaif dalam jumlah
WHO) terbatas. Gula alternatif
-KU kesakitan adalah bahan pemanis
-Suhu 38 °C selain sukrosa. Ada dua
Rentang normal:36,5- jenis gula alternatif
37,20 C yaitu yang bergizi dan
yang tidak bergizi.
-RR 22x/menit Gula alternatif bergizi
Rentang normal: 12-16 adalah fruktosa,gula
napas/menit alkohol berupa
-TD 145/89 mmHg sorbitol,manitol, dan
Rentang normal: 120/80 silitol, sedangkan gula
mmHg alternatif tidak bergizi
adalah aspartam dan
-Nadi 90x/menit. sakarin. Penggunaan
Rentang normal: 60- gula alternatif
100x/menit hendaknya dalam
jumlah terbatas.
8. Dietary History Fruktosa dalam jumlah
-Energi 1576,7 kkal 20% dari kebutuhan
-Protein 55,8 gram energi total dapat
-Lemak 34,8 gram meningkatkan
-Karbohidrat 269,5 gr kolesterol dan LDL,
sedangkan gula alkohol
 Kebutuhan : dalam jumlah
- TKE = 1576,7/1.903,36 berlebihhan
x 100 mempunyai pengaruh
= 82,83% laksatif.
(Defisit ringan) 7. asupan serat
dianjurkan 25 g/hari
-TKP = 55,8/71,3 x 100 dengan mengutamakan
= 78,26% serat larut air yang
(Defisit Tigkat sedang) terdapat didalam sayur
dan buah. Menu
-TKL = 34,8/42,2 x 100 seimbang rata-rata
= 82,46 % (Defisit memenuhi kebutuhan
Ringan) serat sehari.
8. pasien DM dengan
-TKKH = 269,5/309,2 x tekanan darah normal
100 diperbolehkan
= 87,16% (Defisit mengkonsumsi natrium
Ringan) dalam bentuk garam
(Sumber : Nurohmi, S., dapur seperti orang
& Amalia, L, 2012). sehat, yaitu 3000
mg/hari. Dalam
keadaan pasien ini dia
9. Kebiasaan makan Tn
menggunakan diet
S adalah Nasi 3x/hari
rendah garam yaitu :
(@1,5
1.000-1.200 mg/hari)
centong rice cooker),
9.Cukup vitamin dan
Lauk Nabati Tahu/Tempe
mineral. Apabila
2-3x/hari (@1 ptg
asupan dari makanan
sedang), Lauk Hewani
cukup, penambahan
Ikan Nila/Mujair
vitamin dan mineral
1x/minggu (@1 ekor
sedang), Sayuran dalam bentuk suplemen
Kangkung/Bayam/Kacan tidak diperlukan.
g
Panjang/Kubis/Labu Siam -Perhitungan
@ 3x/minggu (@1 sndok Kebutuhan
sayur). Tn S suka -BBI : (TB – 100)
mengonsumsi makanan = (161,3-100)-10%
yang di goreng, minum = 61,3 -10%
kopi manis >3x sehari. = 55,17 kg (Sumber:
Buku Azura Edisi 1).

-AMB : 30 x BBI
=30 x 55,17
= 1.655,1 kkal (Rumus
Konsesus PERKENI
2015).

-TEE/Energi : (AMB
+ Faktor Aktivitas) +
Faktor – Faktor Usia
= (1.655,1 + 10%
AMB) + 10 % AMB –
5% AMB
= (1.655,1 + 165,51) +
165,51-82,755
= 1.820,61+82,755
= 1.903, 36 Kkal (Rumus
Konsesus PERKENI
2015).

-Protein : (15% x
TEE )/4
=(15% x1.903,36)/4
=71,3 gr (Sumber:
Buku Penuntun Diet
Edisi Baru).

- Lemak : (20% x TEE)/9


= (20% x1.903,36)/9
= 42,2 gr (Sumber: Buku
Penuntun Diet Edisi
Baru).

- Karbohidrat: (65% x
1.903,36)/4
=309,2 gr (Sumber: Buku
Penuntun Diet Edisi Baru)

HASIL MONITORING DAN EVALUASI

Tanggal Monitoring Asesmen Gizi Monitoring Evaluasi dan


Antropometri Biokimia Fisik dan Klinis % Asupan
Diagnosis Gizi Tindak Lanjut
(Terapi Diet dan
Konseling Gizi)
-Lila 28 cm -Leukosit 20.08 UL -KU Kesakitan -Energi = 74,57% -NC-2.2 Perubahan nilai - Kepatuhan diet
-Tilut 49 cm Rentang normal: 5-10 (Defisit Sedang) laboratorium terkait zat gizi pasien dan memotivasi
10^3/UL - TD 140/86 mmHg khusus berkaitan GDS tentang diet yang
- Status Gizi Rentang normal: -Protein = 76,47 % tinggi, Leukosit tinggi, dijalankan pasien
Berdasarkan Estimasi -Eritrosit 4.09 UL 120/80 mmHg (Defisit Sedang) ureum tinggi, neuutrophil DMRG (1.900) Kkal
LiLA : Rentang normal: 4,5 – tinggi, eritrosit rendah,
% percentile LILA : 5,5 juta/Ul - Suhu 38 °C -Lemak = 98,41% hematokrit rendah yang -Nilai laboratorium
LILA x 100 ÷ Nilai Rentang (Normal) disebabkan asupan pasien menuju arah
Hari Rawat 2 Standar LILA -Hematokrit 37.6% normal:36,5-37,20 C makanan ditandai dengan normal.
= 28 x 100 ÷ 32, 2 Rentang normal:40- -KH = 71,89 % suhu badan yang masih
= 86,9 % (Gizi Baik) 48% - RR 23x/menit (Defisit Sedang) tinggi dan tidak ada - Menanyakan kembali
Rentang normal: > 85% Rentang normal: perubahan terkait nilai apa yang telah
(Sumber: Buku Azura -MCV 88.9 fL 12-16 napas/menit laboratorium. dipaparkan dan
Edisi 1). Rentang normal: 80-96 hambatan yang
fL - Nadi 90x/menit -NC 3.3 : mungkin dialami
-BBA Berdasarkan Rentang normal: pasien
Overweight, disebabkan
Estimasi LiLA : -MCHC 36.5 g/dl 60-100x/menit
kebiasaan makan pasien
Rentang normal: 32-36 - Melakukan
= - 93,2 + (3,29 x LiLA) ditandai nilai IMT pasien
pg pengukuran
+ (0,43 x TB) yang melebihi batas normal
antropometri kembali
= - 93,2 + (3,29 x 28) + -Neutrofil 80.8% (masuk dalam kategori

(0,43 x161,3 ) gemuk ringan berat).


Rentang normal: 40-
- Meninjau asupan
60% - NI-1.4 Kurangnya intake pasien kembali dengan
= - 93,2 + 92,12 +
69,359 energy berkaitan dengan hasil recall. Pasien
-GDS 419 mg/dl badan lemas ditandai
= 68, 3 kg (Sumber: Rentang normal: <200 dengan hasil recall yang menghabiskan
Buku Azura Edisi 1). mg/dl memunjukkan TKE makanan yang
74,57% (deficit sedang). disiapkan oleh pihak
-TB Berdasarkan
-Ureum 65 mg/dl RS sebesar › 80% atau
Estimasi Tinggi Lutut :
Rentang normal: 10-50 -NI – 2.1 Kurangnya tersisa ‹ 20%
=64,19 – (0,04 x usia) + mg/dl asupan makanan peroral (Kemenkes, 2008).
(2,02 x tinggi lutut) tidak adekuat berkaitan

= 64,19 – (0,04 x 46) + dengan lemah anggota -Membandingkan hasil

(2,02 x 49) badan sebelah kiri, mual data antropometri,data


muntah, dan perut biokimia dan data
= 64,19 – 1,84 + 98,98
kembung ditandai dengan klinis dengan melihat
= 161,3 cm TKE,TKP, TKL, TKKH data sebelumnya untuk
deficit. melihat keberhasilan
tujuan intervensi
- IMT = BB ÷ TB(m)2 -Monitoring
-Hasil pengukuran
= 68,3 ÷ 2,6 -Melakukan skrining
biokimia GDS 1 hari
ulang dalam 3 hari
= 26,2 kg/m2 (Gemuk sekali, media/cara
Tingkat Ringan) berdasarkan rekam medis.
Target Kadar GDS
Rentang normal: 18,5 –
menjadi normal (< 200
25,0 kg/m2 (Sumber
mg/dl).
Kemenkes, 2017).
-asupan makanan setiap
hari, media/cara Visual
Com Stock. Target Pasien
menghabiskan makanan
yang disiapkan oleh pihak
RS sebesar › 80% atau
tersisa ‹ 20% (Kemenkes,
2008).

- Melakukan konseling gizi


berdasarkan leaflet

-Lila 28 cm -Leukosit 20.08 UL -KU Kesakitan -Energi = 130,60 % -NC-2.2 Perubahan nilai - Kepatuhan diet
-Tilut 49 cm Rentang normal: 5-10 (Berlebih) laboratorium terkait zat gizi pasien dan memotivasi
- Status Gizi 10^3/UL - TD 142/90 mmHg khusus berkaitan GDS tentang diet yang
-Protein = 126,12%
Berdasarkan Estimasi Rentang normal: tinggi, Leukosit tinggi, dijalankan pasien
(Berlebih)
LiLA : -Eritrosit 4.09 UL 120/80 mmHg ureum tinggi, neuutrophil DMRG (1.900) Kkal
% percentile LILA : Rentang normal: 4,5 – -Lemak = 151,04% tinggi, eritrosit rendah,
LILA x 100 ÷ Nilai 5,5 juta/Ul - Suhu 38 °C (Berlebih) hematokrit rendah yang -Nilai laboratorium
Standar LILA Rentang disebabkan asupan pasien menuju arah
= 28 x 100 ÷ 32, 2 -Hematokrit 37.6% normal:36,5-37,20 makanan ditandai dengan normal.
-KH = 129,45%
Hari Rawat 3 = 86,9 % (Gizi Baik) Rentang normal:40- C suhu badan yang masih
Rentang normal: > 85% 48% (Berlebih) tinggi dan tidak ada - Menanyakan kembali
(Sumber: Buku Azura - RR 23x/menit perubahan terkait nilai apa yang telah
Edisi 1). -MCV 88.9 fL Rentang normal: laboratorium. dipaparkan dan
-BBA Berdasarkan Rentang normal: 80-96 12-16 napas/menit hambatan yang
Estimasi LiLA : fL -NC 3.3 : mungkin dialami
- Nadi 90x/menit pasien
= - 93,2 + (3,29 x LiLA) Overweight, disebabkan
-MCHC 36.5 g/dl Rentang normal:
+ (0,43 x TB) kebiasaan makan pasien
Rentang normal: 32-36 60-100x/menit - Melakukan
ditandai nilai IMT pasien
= - 93,2 + (3,29 x 28) + pg pengukuran
yang melebihi batas normal
(0,43 x161,3 ) antropometri kembali
(masuk dalam kategori
-Neutrofil 80.8%
= - 93,2 + 92,12 + gemuk ringan berat).
Rentang normal: 40- - Meninjau asupan
69,359
60% -Monitoring pasien kembali dengan
= 68, 3 kg (Sumber: -Hasil pengukuran hasil recall. Pasien
Buku Azura Edisi 1). -GDS 419 mg/dl biokimia GDS 1 hari menghabiskan
-TB Berdasarkan Rentang normal: <200 sekali, media/cara makanan yang
Estimasi Tinggi Lutut : mg/dl berdasarkan rekam medis. disiapkan oleh pihak
Target Kadar GDS RS sebesar › 80% atau
=64,19 – (0,04 x usia) +
-Ureum 65 mg/dl menjadi normal (< 200 tersisa ‹ 20%
(2,02 x tinggi lutut)
Rentang normal: 10-50 mg/dl). (Kemenkes, 2008).
= 64,19 – (0,04 x 46) + mg/dl
(2,02 x 49) -asupan makanan setiap -Membandingkan hasil
hari, media/cara Visual
= 64,19 – 1,84 + 98,98 Com Stock. Target Pasien data antropometri,data
menghabiskan makanan biokimia dan data
= 161,3 cm
yang disiapkan oleh pihak klinis dengan melihat
2
- IMT = BB ÷ TB(m) RS sebesar › 80% atau data sebelumnya untuk

= 68,3 ÷ 2,6 tersisa ‹ 20% (Kemenkes, melihat keberhasilan


2008). tujuan intervensi
= 26,2 kg/m2 (Gemuk
Tingkat Ringan)
- Melakukan konseling gizi -Melakukan skrining
Rentang normal: 18,5 – berdasarkan leaflet ulang dalam 3 hari
25,0 kg/m2 (Sumber
Kemenkes, 2017).
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil skrining pada pasien jumlah skor 0 (nol) yang artinya berisiko rendah:
ulangi skrining setiap 7 hari karena Skor IMT (kg/m 2) mendapat 0 (nol) karena kondisi pasien
IMT> 20 (obesitas > 30) , Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3 - 6 bulan terakhir
mendapat 0 (nol) karena kondisi pasien tidak mengalami kehilangan berat badan, Skor efek
penyakit akut mendapat 0 (nol) karena pasien berdasarkan data ada asupan sebesar energy 1576,7
kkal, protein 55,8 gram, lemak 34,8 gram, karbohidrat 269,5 gram.
Berdasarkan analisa hari pertama pasien masuk data antropometri BB 68,3 kg, TB 161,3
berdasarkan estimasi perhitungan LILA 28 cm dan tinggi lutut 49 cm cm dan IMT 26,2
Kg/m2(Gemuk Tingkat Ringan) karena Rentang normal 18,5 – 25,0 kg/m2 (Kemenkes, 2017).
Data biokimia kadar Leukosit tinggi, Neurotrophil tinggi, ureum tinggi dan GDS tinggi, kadar
eritrosit rendah dan hematokrit rendah. Data klinis pengkajian fisik menunjukkan KU kesakitan,
suhu 38 °C tinggi, RR 22x/menit meningkat, TD 145/89 mmHg meningkat , nadi 90x/menit
meningkat. Data riwayat gizi energy 1576,7 kkal, protein 55,8 gram, lemak 34,8 gram,
karbohidrat 269,5 gram hasil recal menunjukan deficit yaitu Energi 82,83% (Defisit ringan),
protein 78,26% (Defisit Tigkat sedang), lemak 82,46 % (Defisit Ringan), Karbohidrat 87,16%
(Defisit Ringan) . Berdasarkan food and nutrition related histori/FH Kebiasaan makan Tn S
adalah Nasi 3x/hari (@1,5 centong rice cooker), Lauk Nabati Tahu/Tempe 2-3x/hari (@1 ptg
sedang), Lauk Hewani Ikan Nila/Mujair 1x/minggu (@1 ekor sedang), Sayuran
Kangkung/Bayam/Kacang Panjang/Kubis/Labu Siam @ 3x/minggu (@1 sndok sayur). Tn S
suka mengonsumsi makanan yang di goreng, minum kopi manis >3x sehari.

Berdasarkan hasil analisa monitoring hari kedua data antropometri BB 68,3 kg, TB 161,3
berdasarkan estimasi perhitungan LILA 28 cm dan tinggi lutut 49 cm cm dan IMT 26,2
Kg/m2(Gemuk Tingkat Ringan) karena Rentang normal 18,5 – 25,0 kg/m2 (Kemenkes, 2017).
Data biokimia Leukosit tinggi, Eritrosit rendah, Hematokrit rendah, MCV normal, MCHC
Tinggi, Neutrifil tinggi, GDS tinggi. Data klinis KU Kesaakitan, TD tinggi, Suhu tinggi, Nadi
tinggi, RR tinggi. Data klinis pengkajian fisik menunjukkan KU kesakitan, suhu 38 °C tinggi,
RR 23x/menit meningkat, TD 140/86 mmHg meningkat , nadi 90x/menit meningkat. Data
riwayat gizi energy 1.419,34 kkal, protein 54,53 gram, lemak 41,53 gram, karbohidrat 202,81
gram hasil recal menunjukan yaitu Energi 74,57% (Defisit sedang), protein 76,47% (Defisit
Tigkat sedang), lemak 98,41 % (normal), karbohidrat 71,89% (Defisit sedang). Dalam hal ini
pasien sudah dikategorikan masih dalam keadaan yang sama seperti awal pertama pasien masuk
RS karena pasien mengkonsumsi makanan berdasarkan visual comstok kurang dari 80 %
berdasarkan sumber normal nya Pasien menghabiskan makanan yang disiapkan oleh pihak RS
sebesar › 80% atau tersisa ‹ 20% (Kemenkes, 2008). Terkait data biokimia pada pasien pun tidak
mengalami perubahan karena tekanan darah serta GDS masih tinggi.

Berdasarkan hasil analisa monitoring hari ketiga data antropometri BB 68,3 kg, TB 161,3
berdasarkan estimasi perhitungan LILA 28 cm dan tinggi lutut 49 cm cm dan IMT 26,2
Kg/m2(Gemuk Tingkat Ringan) karena Rentang normal 18,5 – 25,0 kg/m2 (Kemenkes, 2017).
Data biokimia Leukosit tinggi, Eritrosit rendah, Hematokrit rendah, MCV normal, MCHC
Tinggi, Neutrifil tinggi, GDS tinggi. Data klinis KU Kesakitan, TD tinggi, Suhu tinggi, Nadi
tinggi, RR tinggi. Data klinis pengkajian fisik menunjukkan KU kesakitan, suhu 38 °C tinggi,
RR 23x/menit meningkat, TD 142/90 mmHg meningkat , nadi 90x/menit meningkat. Data
riwayat gizi energy 2485,81 kkal, protein 89,93 gram, lemak 63,74 gram, karbohidrat 400,27
gram hasil recal menunjukan yaitu Energi 130,60% (berlebih), protein 126,12% (berlebih),,
lemak 151,04 % (berlebih), karbohidrat 129,45% (berlebih). Dalam hal ini pasien sudah
dikategorikan baik karena sudah mengkonsumsi makanan berdasarkan visual comstok Pasien
menghabiskan makanan yang disiapkan oleh pihak RS >80% bahkan sudah kategori berlebih,
berdaasarkan sumber normal nya Pasien menghabiskan makanan yang disiapkan oleh pihak RS
sebesar › 80% atau tersisa ‹ 20% (Kemenkes, 2008). Terkait data biokimia pada pasien pun tidak
mengalami perubahan karena tekanan darah serta GDS masih tinggi.
Berdasarkan hasil skrining dan asuhan gizi dalam hal ini perlu adanya rencana
monitoring dan evaluasi yaitu sebagai berikut Antropometri mempertahankan status gizi agar
tetap normal. Biokimia yaitu Menurunkan kadar Leukosit, ureum, neutrophil dan GDS hingga
batas normal. Menaikkan kadar eritrosit dan hematokrit hingga batas normal. Fisik yaitu RR
normal, KU normal, suhu normal, tekanan darah normal . Asupan makan Pasien menghabiskan
makanan yang disiapkan oleh pihak RS sebesar › 80% atau tersisa ‹ 20% (Kemenkes, 2008).
Evaluasi yaitu Kepatuhan diet pasien, Nilai laboratorium pasien menuju arah normal,
Menanyakan kembali apa yang telah dipaparkan dan hambatan yang mungkin dialami pasien,
Melakukan pengukuran antropometri kembali. Meninjau asupan pasien kembali dengan hasil
recall. Membandingkan hasil data antropometri,data biokimia dan data klinis dengan melihat
data sebelumnya untuk melihat keberhasilan tujuan intervensi.

Berdasarkan hasil skrining dan asuhan gizi saya melakukan Diet Diabetes Melitus V
Rendah Garam III (DMRG) (1.900 kkal). Hal ini saya lakukan untuk menurunkan kadar gula
darah dan tekanan darah pada pasien. Pada pasien ini diet yang saya berikan yaitu Diet Diabetes
Melitus V (1.900 kkal) karena berdasarkan hasil perhitungan perhitungan energy pasien masuk
dalam kategori ini. Sedangkan untuk Rendah Garam III (DMRG) ya itu pembatasan natrium
1.000-1.200 mg karena pada pasien ini termasuk kategori hipertensi tingkat 1 yang rentang
klasifikasinya 140-159 Tekanan sistolik (mmHg) dan 90-99 Tekanan Diastolic (mmHg) (Joint
National Commitle, U.S 1992).

Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa tanda-tanda
klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian yang disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah sub
arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark serebral (Nur’aeni Y R, 2017) Stroke adalah
gangguan yang menyerang otak secara mendadak dan berkembang cepat yang berlangsung lebih
dari 24 jam ini disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak sehingga pada keadaan
tersebut suplai oksigen keotak terganggu dan dapat mempengaruhi kinerja saraf di otak, yang
dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Penyakit stroke biasanya disertai dengan adanya
peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) yang ditandai dengan nyeri kepala dan mengalami
penurunan kesadaran (Ayu R D, 2018).

Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik ini merupakan
jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan sekitar lebih dari 80% kasus stroke di
seluruh dunia disebabkan oleh stroke non-hemoragik (Muttaqin, 2011).

Klasifikasi Stroke Gangguan peredaran darah otak atau stroke menurut Muttaqin (2008)
diklasifikasikan menjadi :
a. Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subaraknoid.Disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu.Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas
atausaat aktif, namun bisa terjadi saat istirahat.Kesadaran klien biasanya menurun. Perdarahan
otak dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Perdarahan intracranial
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi mengakibatkan
darah masuk kedalam jaringan otak membentuk masa yang menekan jaringan otak. Perdarahan
intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus,
pons, dan serebelum.
2) Pendarahan subaraknoid.
Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.Aneurisma yang pecah
in berasal dari pembuluh arah sirkulasi Willisi dan cabang - cabngnya yang terdapat diluar
parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub struktur mengakibatkan nyeri, dan
vasopasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (sakit kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase, gangguan hemi sensorik, afasia, dan lain-lain).
Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid mengakibatkan terjadinya
peningkatan TIK yang mendadak, merenggangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri
kepala hebat. Seringpula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan pendarahan subhialoid pada retina dan
penurunan kesadaraan.Pendarahan subaraknoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh
darah serebral.Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain).

b. Stroke non hemoragik


Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah
lama beristiahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.Tidak terjadi pendarahan namun terjadi
iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.Kesadaran
umumnya baik.
Pada pasien ini terjadi gangguan perubahan nilai pemeriksaan biokimia darah yaitu
Leukosit yang tinggi, Leukosit atau sel darah putih berperan penting dalam membantu tubuh
melawan infeksi atau penyakit lainnya. Jumlah leukosit tinggi bisa disebabkan oleh adanya
infeksi, tetapi bisa juga menandakan adanya penyakit tertentu yang perlu diwaspadai, seperti
kelainan darah atau kanker. Leukosit atau sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Leukosit merupakan bagian penting dari sistem
kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus, jamur,
bakteri, dan parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Tingginya kadar leukosit
bisa menjadi tanda ada masalah dengan kondisi tubuh. Secara umum, peningkatkan produksi
leukosit bisa terjadi saat tubuh berusaha melawan infeksi, efek samping konsumsi obat tertentu,
gangguan pada sistem kekebalan tubuh, hingga kemungkinan penyakit pada sumsum tulang.
Leukosit tinggi banyak ditemukan pada pengidap penyakit seperti leukimia atau kanker darah.
Infeksi juga bisa memicu peningkatan pada produksi leukosit, misalnya infeksi saluran
pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih, infeksi kulit atau bahkan tumor
juga bisa menjadi penyebab leukosit tinggi. Ada faktor lain yang juga bisa memicu kondisi ini,
seperti stres berat, alergi, masalah psikis, serta kebiasaan merokok (Black,2014).
Pada pasien ini terjadi gangguan perubahan nilai pemeriksaan biokimia darah yaitu
Neutrophil yang tinggi, Neutrofil adalah salah satu jenis sel darah putih yang ada di dalam tubuh
manusia. Tubuh membutuhkan neutrofil untuk membantu melawan infeksi, sekaligus
melindunginya dari ancaman penyakit. Sel darah putih memiliki peran yang besar dalam sistem
kekebalan tubuh. Dari beberapa jenis sel darah putih, neutrofil adalah jenis yang paling banyak
jumlahnya Jumlah neutrofil bisa meningkat jika Anda mengalami beberapa kondisi berikut:
Infeksi bakteri, virus, atau jamur, Cedera atau luka, misalnya saat pemulihan pascaoperasi,
Peradangan, misalnya pada penyakit radang usus, rheumatoid arthritis, atau demam reumatik,
Kanker darah atau leukemia, Kehamilan, terutama saat usia kandungan sudah mencapai trimester
terakhir atau menjelang persalinan, Stres atau olahraga berlebihan(Black,2014).
Pada pasien ini terjadi gangguan perubahan nilai pemeriksaan biokimia darah yaitu
Ureum yang tinggi, Kadar ureum tinggi bisa menandakan bahwa ginjal Anda tidak berfungsi
dengan baik. Idealnya, ginjal berfungsi menyaring dan membuang ureum dari darah melalui
urine. Jika menumpuk di darah, ureum dapat menimbulkan beragam keluhan dan gangguan
kesehatan. Ureum merupakan zat sisa dari pemecahan protein dan asam amino di dalam hati.
Kadar ureum dapat diukur melalui tes blood urea nitrogen (BUN). Batas normal kadar ureum
dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kadar
ureum tinggi, antara lain: Konsumsi makanan berprotein tinggi yang berlebihan, Dehidrasi berat,
Sumbatan pada saluran kemih, Penyakit gagal ginjal, Nefropati diabetik, Luka bakar berat,
Pendarahan di dalam saluran cerna, Konsumsi antibiotik tertentu, Kehamilan(Black,2014).
Pada pasien ini terjadi gangguan perubahan nilai pemeriksaan biokimia darah yaitu GDS
yang tinggi, Gula darah tinggi atau hiperglikema adalah kondisi ketika kadar glukosa di dalam
darah mengalami kenaikan. Kondisi yang umumnya sering dialami oleh mereka yang menderita
diabetes ini bisa berbahaya jika terjadi secara terus-menerus. Oleh karenanya, kenali gejala dan
cara mengatasi gula darah tinggi sebelum terlambat. Kondisi tersebut dapat terjadi pada mereka
yang mengalami serangan jantung, menderita infeksi yang cukup parah, stres berat, mengalami
gangguan pankreas, atau stroke. Bagi penderita diabetes, kadar gula darah tinggi dapat
disebabkan karena lupa mengonsumsi obat penurun glukosa atau menyuntikkan insulin. Stres,
infeksi, kurang berolahraga, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, atau melakukan aktivitas
fisik yang cukup berat di saat tingkat insulin rendah juga dapat menjadi pemicu gula darah tinggi
(Black,2014).
Pada pasien ini terjadi gangguan perubahan nilai pemeriksaan biokimia darah yaitu
eritrosit yang rendah, Eritrosit rendah adalah kondisi di mana kadar sel darah merah di dalam
tubuh berkurang hingga di bawah kisaran normal. Pada tahap awal, kondisi ini tidak
menimbulkan tanda atau gejala, sehingga baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan darah.
Eritrosit atau sel darah merah diproduksi di sumsum tulang. Sel ini mengandung protein yang
disebut hemoglobin dan berfungsi untuk mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh organ
dan jaringan tubuh. Kadar eritrosit yang rendah dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah perdarahan, misalnya akibat kecelakaan atau operasi. Menurunnya kadar eritrosit
juga sering terjadi pada wanita hamil, akibat bertambahnya jumlah cairan di dalam tubuh. Ada
beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan penurunan kadar eritrosit, yaitu: Kekurangan
asupan nutrisi, Menderita penyakit tertentu,Efek samping obat (Herdman,2015).
Pada pasien ini terjadi gangguan perubahan nilai pemeriksaan biokimia darah yaitu
hematokrit yang rendah, Hematokrit rendah bisa menandakan berbagai gangguan kesehatan.
Mulai dari gangguan sumsum tulang belakang, pendarahan internal, anemia, hingga penyakit
kronis bisa ditandai dengan hematokrit rendah. Nilai hematokrit dalam darah akan
menggambarkan besaran proporsi sel darah merah dalam total volume darah. Nilai hematokrit
rendah atau tinggi, menandakan gangguan yang sedang terjadi.Proporsi sel darah merah dalam
darah harus berada di angka yang tepat. Sebab, peranan komponen ini sangat penting untuk
tubuh. Sel darah merah, bisa diibaratkan sebagai sistem transportasi di tubuh yang membantu
mengedarkan oksigen serta nutrisi ke berbagai bagian tubuh. Nilai hematokrit rendah
menandakan persentase sel darah merah di dalam volume darah keseluruhan, yang lebih sedikit
dibandingkan kondisi ideal. Rendahnya nilai hematokrit ini bisa menandakan beberapa kondisi,
seperti: Gangguan sumsum tulang belakang, Defisiensi nutrisi, seperti zat besi, folat, dan vitamin
B-12, Perdarahan internal, Anemia hemolitik, Gagal ginjal, Leukimia, Limfoma, Anemia sel
sabit, Penyakit kronis. (Herdman,2015).
Pada pasien ini terjadi gangguan perubahan nilai pemeriksaan tekanan darah yang tinggi,
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan
tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin
(Marliani, 2007). Klasifikasi Hipertensi pada dibedakan atas (Darmojo, 1977):
 Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
 Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
 Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
 Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain Tingkat
hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tekanan sistolik Tekanan diastolik
Tingkat Jadwal kontrol
(mmHg) (mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99 -
Tingkat II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat III 180-209 110-119 1 minggu sekali
Tingkat IV ≥ 210 ≥ 120 Dirawat RS

Makanan yang dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 Bahan makanan yang
dianjurkan untuk Diet Diabetes Melitus adalah sebagai berikut: (1) Sumber karbohidrat
kompleks, seperti nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi, dan sagu. (2) Sumber protein rendah
lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, dan kacang-kacangan. 3) Sumber
lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama
diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar. Makanan yang tidak
dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk
Diet Diabetes Melitus adalah sebagai berikut: (1) Mengandung banyak gula sederhana, seperti:
a). Gula pasir, gula jawa. b). Sirop, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu
kental manis, minuman botol ringan, dan es krim. c. Kue-kue manis, dodol, cake, dan tarcis. (2)
Mengandung banyak lemak, seperti: cake, makan siap saji (fast food), goreng - gorengan. (3)
Mengandung banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan (Sumber :
Buku Penuntun Diet Edisi Baru).
Makanan yang dianjurkan beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkwe,
makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut tanpa garam dapur dan soda seperti makaroni,
mie, bihun, roti. Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur maksimal 1 butir sehari. Semua
kacang - kacangan dan hasil olahnya yang dimasak tanpa garam dapur. Semua sayuran dan buah
segar, yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat. Minyak goreng, margarin, dan
mentega tanpa garam. Teh dan kopi, bumbu kering yang tidak mengandung garam. Makanan
yang tidak dianjurkan Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau
baking powder dan soda. Otak, ginjal, sardin, lidah, makanan yang diawet dengan garam dapur,
seperti dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, dan lain - lain. Semua kacang-
kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya. Sayuran
dan buah yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya, seperti asinan, acar, sawi
asin, sayuran/buah kaleng. Margarin dan mentega biasa, Minuman ringan, Bumbu - bumbu yang
mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi, maggi, tomat ketchup, petis, dan tauco(Sumber :
Buku Penuntun Diet Edisi Baru).

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan dalam pembuatan laporan kali ini adalah Mahasiswa mampu Melakukan
skrining gizi pada awal pasien masuk RS. Menilai status gizi pasien DM dengan komplikasi
berdasarkan food and nutritionrelated histori/FH, antropometry data (AD), biochemical data
(BD), Nutrition focused physical findings/PD, client history (CH). Membuat kesimpulan
diagnosis gizi pasien DM dengan komplikasi. Merencanakan terapi diet, parameter yang
dimonitor dan konseling gizi pasien DM dengan komplikasi. Memonitor dan mengevaluasi status
gizi dan terapi diet pasien DM dengan komplikasi. Menyusun laporan kasus DM dengan
komplikasi dan mempresentasikan kasus. Berdasarkan hasil skrining pasien jumlah keselurahan
skor 0 (berisiko rendah: ulangi skrining setiap 7 hari).

DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan: Pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep
diri. PT. Refika Aditama. Burms, RB. Bandung.
Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arisman, D. (2011). Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes mellitus, & Dislipidemia. EGC:
Jakarta
Ayu Septiandini Dyah. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Stroke Non
Hemoragik Dengan Hambatan Mobilitas Fisik Di Ruang ICU RSUD Salatiga. Program
Studi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Jilid 3.
Elsevier. PT Salemba Medika. Singapura
Darmojo, R. (1977). Community Survey of Hypertention in Semarang. Buletin Penelitian
Kesehatan. Semarang
Herdman, H dan Shigemi, 2015, Diagnosis Keperawatan Definisi&Klasifikasi 2015-2017.
EGC. Jakarta.
Muttaqin, A. (2011). Asuhan Kperawatan Klien dengan gangguan kardiovaskuler. Jakarta.
Pengembangan Kesehatan. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013. Kemenkes RI. Jakarta.

Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta


Perkeni. 2015. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.
PB Perkeni. Jakarta
Persatuan Ahli Gizi Indonesia ASDI. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi. Edisi. Ke-4.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Rini Nur’aeni y.2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien Stroke Non Hemoragik dengan Masalah
ketidakefektifan Ferfusi Jaringan Celebral di Ruang Kenanga RSUD. Dr. Soedirman
Kebumen.Stikes Gombong
Suratman abdilah fajar. 2010. Handbook Azura Buku Saku Gizi. Edisi 1. Jakarta.
Suyono S, editor. 2014. Diabetes Melitus Indonesia.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (6th ed).
Jakarta: Interna Publishing.
Tabak, A.G., Herder, C., Rathmann, W., Brunner, E.J., & Kivimaki, M. 2012. Prediabetes:
High-Risk State For Diabetes Development. Thelancet online.
Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S,
editors.2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, edisi kelima. Interna
publishing. Jakarta

Lampiran
 Perhitungan Recall

Data Recall Pasien Makan Hari Ke 2 Rawat Inap


Berat Energi Protein Lemak KH
Waktu Menu Bahan
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
Beras putih
Bubur 75 275.3 5.1 0.5 60.5
giling

Sambel Tahu 10 8 1.09 0.47 0.08

goreng
Minyak
tahu 0.75 6.63 0 0.75 0
Pagi kelapa sawit

wortel 4 1.8 0.05 0.03 0.4


Tumis
wortel Utren 5 7.35 0.25 0.03 1.57
utren Minyak
0.625 5.52 0 0.62 0
kelapa sawit

Selingan Teh tawar Teh 1 3 0.27 0.048 0.54

Beras putih
Bubur 75 275.3 5.1 0.5 60.5
giling

Daging
15 223.5 13.65 18.75 0
Galantin ayam giling
ayam Tepung
7.5 24.97 0.67 0.07 5.79
terigu
Siang
Rolade Tahu putih 20 16 2.18 0.94 0.16
tahu Telur 44.5 77 6.2 5.4 0.35

Sup wortel wortel 12 5.4 0.15 0.09 1.18


kembang
kol Kembang
8.55 3.75 0.36 0.03 0.73
kol
Selingan Teh tawar Teh 1 3 0.27 0.048 0.54
Beras putih
Bubur 75 275.3 5.1 0.5 60.5
giling

Ikan lele 48 115 8.43 6.97 4.1


Lele
goreng Minyak
3 26.52 0 3 0
kelapa sawit

Tahu putih 50 40 5.45 2.35 0.4


Sore Bacem
takua Gula jawa
5 19 0 0 4.87
diit

Lodeh Terong 5 1.4 0.05 0.01 0.27


terong
kacang Kacang
4.6 1.55 0.11 0.005 0.26
panjang panjang
santan 1.25 4.05 0.05 0.42 0.07
Total 1419.34 54.53 41.531 202.81

Data Recall Pasien Makan Hari Ke 3 Rawat Inap


Berat Energi Protein Lemak KH
Waktu Menu Bahan
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
Beras putih
Bubur 150 550.5 10.2 0.9 121
giling

Balado Tempe bundar 30 60.3 6.24 2.64 4.05

tempe
Minyak
bundar 1.87 16.53 0 1.87 0
Pagi kelapa sawit

Daging giling 50 136.5 8.75 11 0


Daging bb
kelem Kecap diit 5 3.55 0.285 0.065 0.45

Kare Buncis 36 13.6 0.96 0.12 2.88


sayuran Wortel 32 14.4 0.32 0.19 2.53
Santan 5 16.2 0.21 1.71 0.28
Minyak
2.5 22.1 0 2.5 0
kelapa sawit

Teh tawar Teh 1 3 0.27 0.048 0.54


Selinga
n Kacang
Kacang ijo 11.25 36.33 2.58 0.17 6.39
ijo
Beras putih
Bubur 150 550.5 10.2 0.9 121
giling
Pepes
ayam Ayam giling 30 89.4 5.46 7.5 0
jamur
  Jamur 7.5 2.25 0.14 0.007 0.41
Siang
Bacem Tahu takua 33.37 30 4.08 1.76 0.3
takua Gula diit 3.75 14.8 0 0 3.5
Kacang
34.5 11.25 1.16 0.11 2.17
Sayur panjang
asem
Labu siam 30 9 0.18 0.03 2.01
Selinga
Teh tawar Teh 1 3 0.27 0.048 0.54
n
Beras putih
Bubur 150 550.5 10.2 0.9 121
giling

Daging ayam 24.65 23.75 7.73 10.02 0


Opor Santan 2.5 8.1 0.105 0.86 0.14
ayam Minyak
1.25 11.05 0 1.25 0
kelapa sawit
Sore
Tempe tempe 35 70.35 7.28 3.08 4.72
bacem Gula diit 5 19.7 0 0 1.7
Wortel 24 10.8 0.3 0.18 2.37
Sawi 26.1 7.3 0.59 0.07 1.04

Cap cay Kembang kol 11.4 2.85 0.027 0.02 0.55

Telur ayam 8.9 154 12.4 10.8 0.7


Minyak
5 44.2 0 5 0
kelapa sawit
Total 2485.81 89.937 63.748 400.27

Tingkat kecukupan asupan zat gizi Recall Hari ke 2:

1419,34
Energi = x 100 = 74,57% (Defisit Sedang)
1.903,36

54,53
Protein = x 100 = 76,47 % (Defisit sedang)
71,3

41,53
Lemak = x 100 = 98,41% (Normal)
42,2

202,81
Karbohidrat = x 100 = 71,89 % (Defisit Sedang)
309,2

Tingkat kecukupan asupan zat gizi Recall Hari ke 3:

2485,81
Energi = x 100 = 130,60 % (Berlebih)
1.903,36

89,93
Protein = x 100 = 126,12 % (Berlebih)
71,3

63,74
Lemak = x 100 = 151,04% (Berlebih)
42,2

400,27
Karbohidrat = x 100 = 129,45 % (Berlebih)
309,2

 Rekomendasi Menu Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi

 Leaflet

Anda mungkin juga menyukai