Tugas
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Dosen Pengampu:.
1. Dr. Khumaedi, M.Si
2. Dr. Suharto Linuwih, M.Si
oleh:
1. Indah Beti Lestari (0402519013)
2. Ninda Yera Setyo N (0402519034)
PROGRAM PASCASARJANA
S2-PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI IPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Gelombang
Seismik dalam Bumi”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Universitas Negeri
Semarang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Dr. Khumaedi, M.Si dan Dr. Suharto Linuwih, M.Si selaku Dosen Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
3. Rekan-rekan satu rombel yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat adanya gempa bumi.
Sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena perambatan gangguan (usikan) dalam medium
sekitarnya. Gangguan ini mula-mula terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi
(pergeseran) kedudukan partikel- partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa.
Karena gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi energi.
Penjalaran gelombang seismik menembus struktur pelapisan bumi sangat bergantung
pada sifat elastisitas batu-batuan yang didaluinya. Dasar teori untuk menjelaskan kronologis
mekanisme maupun sifat fisis gelombang didasarkan pada teori deformasi dan elastisitas
media yang dilalui gelombang seismik.
Pada dasarnya, teori dasar gelombang seismik adalah mencari bentuk solusi dari
persamaan gerak yang didasarkan pada hubungan persamaan stress dan strain pada medium
elastik. Untuk meninjau penjalaran gelombang gelombang seismik pada media bumi,
terdapat dua asumsi dasar yang digunakan sebagai acuan dalam memandang bumi, yaitu:
Bumi dianggap sebagai media elastik sempurna yang terdiri dari berbagai lapisan dan semua
anggota lapaisan bumi merupakan media homogeny isotropis (Wahyu Triyoso, 1991).
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diajukan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana deskripsi gelombang seismik?
2. Bagaimana penjalaran gelombang seismik (gelombang badan) di dalam Bumi?
3. Apa saja struktur bagian dalam bumi berdasarkan bukti-bukti seimologi?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1. Menguasai konsep gelombang seismik.
2. Memahami penjalaran gelombang seismik (gelombang badan) di dalam Bumi.
3. Mengetahui struktur bagian dalam bumi berdasarkan bukti-bukti seimologi.
BAB II
PEMBAHASAN
dengan strain yang dihasilkan, apabila strain yang dihasilkan cukup kecil. Hukum ini
menyatakan bahwa strain akan berbanding lurus dengan stress yang menghasilkannya. Untuk
medium homogeny isotropis, hokum hooke’s dapat dinyatakan dalam bentuk yang
sederhana, yaitu:
Besaran 𝜆 dan 𝜇 disebut konstanta Lame’s, yang merupakan konvensi matematis
dalam teori elastisitas (Telford, W. M, et all, 1976). Dari persamaan 2 jika dituliskan 𝑒𝑖𝑗 =
𝑃𝑖𝑗 𝜇, membuktikan bahwa untuk 𝜇 semakin besar, 𝑒𝑖𝑗 semakin kecil. Jadi 𝜇 merupakan
ukuran untuk menahan regangan geser (shering strain) dan sering disebut sebagai modulus
rigidisitas atau modulus geserDisamping kosntanta Lame’s, beberapa kontanta lain yang
banyak digunakan adalah:
1. Modulus Young (E), pada dasarnya mengukur perbandingan stress dan strain untuk
model tension atau kompresi sederhana (1 dimensi)
2. Modulus Bulk (k), pada dasarnya adalah mengukur perbandingan stress dan strain
apabila elemen media dikenakan tekanan hidrostatis sederhana
3. Rasio Poisson’s (σ), pada dasarnya mengukur geometri perubahan bentuk. Hubungan
antara konstanta-konstanta sederhana tersebut dengan konstanta Lame’s dinyatakan
sederhana berikut:
2. Gelombang Permukaan
Gelombang permukaan merupakan gelombang yang kompleks dengan frekuensi yang
rendah dan amplitude besar, yang menjalar akibat adanya efek free surface dimana
terdapat perbedaan sifat elastic. Gelombang ini dapat menjelaskan struktur mantel atas
dua permukaan bumi (crust). Sifat dan gerak partikel media pada permukaan ada yang
mirip gelombang P atau gelombang S. Didasarkan pada sifat gerakan partikel media
elastic, terdapat dua tipe yaitu:
a. Gelombang Rayleigh
Gelombang Rayleigh merupakan gelombang permukaan yang gerakan partikel
medianya merupakan kombinasi gerakan partikel yang disebabkan oleh gelombang P
dan gelombang S. Orbit gerakan partikelnya merupakan gerakan elliptic dengan sumbu
mayor ellips tegak lurus dengan permukaan dan arah penjalarannya (gambar 4).
Kecepatan gelombang Rayleigh dirumuskan sebagai:
Hukum Snelius pada dasarnya menjelaskan perubahan arah berkas seismik apabila
gelombang seismik menjalar melalui lapisan-lapisan bumi dengan kuantitas kecepatan yang
berbeda-beda (terdapat bidang batas antar lapisan). Perubahan arah ini akan direalisasikan
dalam bentuk gelombang yang terpantul (gelombang refleksi) dan gelombang yang terbias
(gelombang refleksi)
Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang hokum Snellius, dalam gambar 7 ditunjukkan
kasus pemantulan dan pembiasan gelombang SV ketika melintas batas antara media 1 dan media 2.
Dari gambar tersebut ditunjukkan bahwa, ketika melintas bidang batas, gelombang SV akan
terpantulkan sebagai gelombang refleksi SV dan akan terbiaskan sebagai gelombang refleksi SV.
Di samping itu juga dibangkitkan gelombang refleksi P dan gelombang refleksi P.
Hal ini merupakan karakteristik dari gelombang SV apabila melewati bidang
batas dengan kontras elastisitas.
Gambar 7. Peristiwa pemantulan, pembiasan dan mode conversion yang terjadi pada saat
gelombang SV melewati bidang batas antara dua media (Stacey, 1977)
pada 0 (garis putus-putus) dan pada saat 0 + (garis solid). Pada gambar tersebut ditunjukkan
juga bahwa arah berkas seismik selalu tegak lurus terhadap muka gelombang.
Gambar 10. Seismograf dari gempa bumi berskala 5,9 SR yang berada di pantai barat
sumatera pada tanggal 21 Agustus 1967. Direkam di Chartes Towers, Quesnsland
(Stasiun CTA) pada jarak 6100 km, ∆= 59.00 (Stacey, 1977)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab 2, maka dapat disimpulkan bahwa :
oleh sifat-sifat elastik media yang dilewatinya. Parameter penjalaran yang secara
langsung berhubungan dengan karakteristik media adalah kecepatan penjalarannya.
Melalui perekaman terhadap gelombang-gelombang yang telah menembus bagian
bumi ini, dapat digali informasi tentang media yang dilewatinya.
2. Gelombang P dan S merupakan tipe gelombang seismik yang dapat menjalar menembus
bagian dalam bumi. Gelombang ini berperan penting dalam usaha untuk menelaah
struktur bagian dalam bumi. Kecepatan gelombang ini bervariasi terhadap kedalaman
yang ditembusnya. Berdasarkan analisa terhadap variasi kecepatan ini, bumi dapat
dipisahkan menjadi tiga bagian utama yaitu kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi.
3. Penentuan permukaan diskontunuitas dan lapisan transisi dilakukan melalui cara yang tidak
langsung. Sebagaimana kajian geofisika pada umumnya, dalam hal ini diperlukan pada
permasalahan inversi. Bukti-bukti langsung tidak didapatkan, tetapi hanya mengamati
gejala-gejala yang mungkin ditimbulkannya sehingga menimbulkan ambiguitas tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. 1985. Penentuan Hyposenter dan Origin Time Gempa Lokal dengan
Metode Geiger, Thesis. UGM
Stacey, F.D. 1977. Physics Of The Earth, 2th. NewYork: John Wiley dan Sons Susilawati.
(2008). Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Gempa Pada Penelaahan
Struktur Bagian Dalam Bumi. Medan: Jurusan FMIPA Universitas Sumatera Utara