Anda di halaman 1dari 10

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Efektifitas Boreh Pada Pola Tidur Ibu Nifas


Rizka Fatmawati1*, Nur Hidayah2
1
D III Kebidanan /ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
2
DIII Kebidanan /ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
*Email: rizkafatmawati @itspku.ac.id

Abstrak
.Keywords: Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang bisa
Boreh, Pola Tidur, dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang akan
Ibu Nifas mempengaruhi gangguan pemenuhan tidur pada seseorang..
Kurang istirahat atau tidur pada ibu postpartum akan
mengakibatkan kurangnya suplai ASI, memperlambat proses
involusi uterus, dan menyebabkan ketidakmampuan merawat bayi
serta depresi. Salah satu terapi nonfarmakologi yang bisa
digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur adalah relaksasi.
Boreh merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi. Desain
penelitian yang digunakan adalah pre experimental (one group pre
test-post test desaign). Subyek penelitian adalah ibu nifas di wilayah
puskesmas nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta. Penelitian
dilakukan selama 9 minggu. Uji wilcoxon digunakan untuk
menganalisis Boreh terhadap pola tidur ibu nifas. Hasil Boreh efektif
mempengaruhi pola tidur siang ibu nifas dengan p value < 0,05.
Boreh efektif mempengaruhi pola tidur malam ibu nifas dengan nilai
p value < 0,05 Boreh tidak efektif mempengaruhi gangguan tidur ibu
nifas dengan nilai p value > 0,05. Dianjurkan untuk mengurangi
ganggun tidur dan meningkatkan pola tidur menggunakan terapi
relaksasi boreh.

1. PENDAHULUAN tidur. Faktor fisiologis, psikologis, dan


Kebutuhan dasar manusia adalah lingkungan yang bisa mempengaruhi
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh kualitas tidur salah satunya adalah pada
manusia dalam mempertahankan ibu postpartum (Walyani & Purwoastuti,
keseimbangan fisiologis maupun 2015).
psikologis, yang bertujuan untuk Masa postpartum, ibu membutuhkan
mempertahankan kehidupan dan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat
kesehatan (Asmadi, 2008). Tidur sangat penting untuk ibu menyusui, serta
merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk memulihkan keadaannya setelah
manusia yang bisa dipengaruhi oleh hamil dan melahirkan. (Bahiyatun, 2009).
berbagai macam faktor mempengaruhi Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui
gangguan pemenuhan tidur pada minimal 8 jam sehari, dapat dipenuhi
seseorang. melalui istirahat malam dan siang
Potter dan Perry (2010), (Sulistyawati, 2009). Kurang
mengemukakan faktor yang istirahat/tidur pada ibu postpartum akan
mempengaruhi tidur seperti faktor mengakibatkan kurangnya suplai ASI,
fisiologis, psikologis, dan lingkungan memperlambat proses involusi uterus,
sering mengubah kualitas dan kuantitas menyebabkan ketidakmampuan merawat

529
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

bayi serta depresi (Suhana, 2010). Selain boreh untuk anaknya yang terbuat dari
itu, kurang istirahat/tidur pada ibu beras , kencur dan garam. Cara
postpartum bisa berkembang menjadi membuatnya dengan diulek atau dengan
insomnia kronis, mengakibatkan rasa dikunyah , lalu dibalurkan pada kaki,
kantuk di siang hari, mengalami punggung dan kadang ditempelkan diatas
penurunan kognitif, kelelahan, cepat kepala si bayi. Begitu juga orang – orang
marah serta mempunyai masalah dengan tua dipedesaan bilamana merasa kaki sangat
tidur merupakan salah satu gejala dingin juga membuat boreh , ada yang
postpartum blues (Dorheim, Bondevik, dibuat seperti boreh bayi , atau ada juga
Eberhard-Gran, & Bjorvatn, 2009a). yang membuat boreh dengan rempah
Dorheim, Bondevik, Eberhard-Gran, rempah seperti cengkeh, kapulaga , mesoyi
& Bjorvatn (2009a) mengemukakan dan rempah lainnya. Dan hasilnya sudah
penyebab ibu postpartum mengalami dipercaya bertahun tahun bisa membantu
gangguan kualitas tidur adalah karena meringankan keluhan anda untuk berbagai
sulit menemukan waktu tidur di bulan penyakit.
pertama postpartum, depresi, masalah Setelah melihat informasi diatas maka
tidur sebelumnya, primipara, tidak penulis tertarik untuk meneliti tentang
memberikan ASI eksklusif, dan memiliki “Efektifitas boreh terhadap pola tidur ibu
bayi laki-laki. Penelitian yang dilakukan nifas”
Mindel, Sadeh, Kwon, & Goh (2013) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
diberbagai negara menunjukkan bahwa Efektivitas Boreh terhadap pola tidur ibu
lebih dari setengah (54%) ibu postpartum nifas.
memiliki kualitas tidur yang buruk, Telaah Pustaka
dengan rentang 50.9% (di Malaysia) Boreh
hingga 77.8% (di Jepang). Boreh adalah semacam ramuan yang
Fitri, Trisyani, dan Maryati (2012) dikenal masyarakat Bali, dan merupakan
mengemukakan 85.7% ibu postpartum warisan leluhur dari jaman dulu. Boreh
dengan sectio caesaria memiliki kualitas adalah ramuan yang dibuat halus yang
tidur yang buruk. Berbagai macam cara dioleskan (Memboreh) pada bagian tubuh
dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu, membiarkannya menjadi kering
kualitas tidur pada seseorang, baik setelah itu mengoleskannya (mengurut)
dengan terapi farmakologi maupun terapi untuk membersihkan lapisan boreh yang
non-farmakologi. Terapi farmakologi telah mengering tersebut tanpa
misalnya dengan bantuan obat tidur atau menggunakan air. Boreh ada bermacam
obat penenang lainnya (Harmanto & macam dan biasanya dibuat untuk orang
Subroto, 2007). Salah satu terapi sakit. misalnya Bayi yang sakit pilek dan
nonfarmakologi yang bisa digunakan flu maka sang ibu terutama didaerah
untuk meningkatkan kualitas tidur adalah pedesaan akan membuat boreh untuk
relaksasi. Boreh merupakan salah satu anaknya yang terbuat dari beras, kencur dan
bentuk terapi relaksasi. garam, dan cara membuatnya ada yang
Boreh adalah semacam ramuan yang diulek atau dikunyah, lalu dibalurkan pada
dikenal masyarakat Bali, dan merupakan kaki, punggung dan kadang ditempelkan
warisan leluhur dari jaman dulu yang dibuat diatas kepala si bayi.
halus yang dioleskan (Meboreh) pada Begitu juga orang – orang tua
bagian tubuh tertentu, membiarkannya dipedesaan bilamana merasa kaki sangat
menjadi kering setelah itu mengoleskannya dingin juga membuat boreh, ada yang
(mengurut) untuk membersihkan lapiran dibuat seperti boreh bayi, atau ada juga
boreh yang telah mengering tersebut tanpa yang membuat boreh dengan rempah
menggunakan air. rempah seperti cengkeh, kapulaga, mesoyi
Boreh ada bermacam-macam dan dan rempah lainnya. Dan hasilnya sudah
biasanya dibuat untuk orang sakit,Misalnya dipercaya bertahun tahun bisa membantu
Bayi yang sakit pilek dan flu maka sang ibu meringankan keluhan untuk berbagai
terutama didaerah pedesaan akan membuat penyakit.

530
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Boreh bisa dibuat dari : Jahe, kencur, homeostasis, meningkatkan fungsi


temulawak, mesoyi, cengkeh, pala, merica immunitas, dan regulasi suhu tubuh
hitam, kapulaga, kayu manis.beras merah, (Lumbantobing, 2008). Tidur
beras putih, kacang hijau, atau bahan lain. menggunakan kedua efek psikologis
Contoh ramuan boreh adalah sebagai pada jaringan otak dan organ-organ
berikut tubuh manusia. Tidur dalam beberapa
1. BOREH BERAS KENCUR (boreh cara dapat menyegarkan kembali
baas cekuh) aktifitas normal pada bagian jaringan
Boreh ini terbuat dari beras, otak (Kozier, 2010).
kencur dan garam. Boreh ini pada 3. Fisiologi Tidur
umumnya dibuat oleh para ibu untuk Setiap makhluk memiliki irama
melulur putra/i nya yang terkena kehidupan yang sesuai dengan masa
serangan masuk angin. rotasi bola dunia yang dikenal dengan
Cara pembuatannya : nama irama sirkadian yang bersiklus 24
bahannya direndam lalu diulek jam antara lain diperlihatkan oleh
sampai hancur menjadi tepung dicampur menyingsing dan terbenamnya matahari,
air lalu dibalurkan. atau di daerah layu dan segarnya tanam-tanaman pada
perkampungan, para ibu dalam membuat malam dan siang hari, waspadanya
boreh ini melakukannya dengan cara manusia dan binatang pada siang hari
mengunyah campuran beras dan kenceur dan tidurnya mereka pada malam hari.
tersebut lalu memborehkannya. Karena Sistem yang mengatur siklus atau
tidak terlalu panas, boreh ini sangat baik perubahan dalam tidur adalah reticular
digunakan untuk anak-anak dan balita activating system(RAS) dan bulbar
2. BOREH ANGET: Jahe , kencur, synchronizing regional(BSR) yang
temulawak, mesoyi, cengkeh, terletak pada batang otak (Potter &
pala,merica hitam, kapulaga, kayu Perry, 2010).
manis, beras merah/putih. Cara Ibu Nifas
pembuatannya sama dengan boreh bass Pengertian
cekuh. Boreh anget ditujukan untuk Masa nifas (puerperium) di mulai setelah
orang dewasa karena cenderung lebih kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
hangat (panas). Selain baik untuk alat kandungan kembali seperti kedaan
mengobati masuk angin, juga sangat sebelum hamil ( Prawirohardjo, 2009).
bermanfaat menghilangkan keletihan Tahapan dalam masa nifas
dan kram otot a. Peurperium Dini (immediate
Pola tidur puerperium) : waktu 0-24 jam post
1. Pengertian dan Fungsi Tidur partum.
Tidur adalah proses yang b. Peurperium Intermedial (early
berfungsi untuk memulihkan energi dan
puerperium) : waktu 1-7 haripost
kesejahteraan (Potter & Perry, 2010).
Tidur adalah proses yang diperlukan partum.
manusia untuk pembentukan sel-sel c. Remote Puerperium (later
tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh puerperium) : waktu 1-6 minggu post
yang rusak (natural healing mechanism), partum. (Anggraini, 2010)
memberi waktu organ tubuh untuk Tujuan asuhan masa nifas
istirahat maupun untuk menjaga a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
keseimbangan metabolisme dan baik fisik maupun psikologis
biokimia tubuh. Tidur adalah status b. Mendeteksi masalah, mengobari dan
perubahan kesadaran ketika persepsi dan merujuk bila terjadi komplikasi pada
reaksi individu terhadap lingkungan ibu maupun bayinya
menurun (Mubarak & Chayatin, 2012).
c. Memberikan pendidikan kesehatan
2. Fungsi tidur
Antara lain untuk melindungi tentang perawatan kesehatan diri,
tubuh, konservasi energi, restorasi otak, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui,

531
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

imunisasi, serta perawatan bayi sehari- 4) Pemberian ASI pada masa awal
hari menjadi ibu.
d. Memberikan pelayanan KB. 5) Mengajarkan cara mempererat
(Saleha, 2009; h.5) hubungan antara ibu dan bayi baru
Adaptasi psikologis pada masa nifas oleh lahir.
Reva Rubin yang terjadi pada 3 tahap 6) Menjaga bayi tetap sehat engan
berikut ini: cara mencegah hipotermi.
a. Taking in b. Enam hari setelah persalinan
Terjadi pada 2-3 hari setelah persalinan, 1) Memastikan involusi uteri berjalan
ibu masih pasif dan sangat bergantung normal, uterus berkontraksi, fundus
pada orang lain, focus perhatian dibawah umbilikus tidak ada
terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat perdarahan abnormal, dan tidak ada
pengalaman melahirkan dan persalinan bau.
yang dialami, serta kebutuhan tidur dan 2) Menilai adanya tanda-tanda
nafsu makan meningkat. demam, infeksi, atau kelainan pasca
b. Taking hold melahirkan.
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu 3) Memastikan ibu mendapat
lebih berkonsentrasi pada makanan, cairan, dan istirahat.
kemampuannya dalam menerima 4) Memastikan ibu menyusui dengan
tanggung jawab sepenuhnya terhadap baik dan tidak ada tanda-tanda
perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi penyulit.
sangat sensitif, sehingga membutuhkan 5) Memberikan konseling pada ibu
bimbingan dan dorongan perawat untuk mengenai asuhan pada bayi, cara
mengatasi kritikan yang dialami ibu. merawat tali pusat, dan bagaimana
c. Letting go menjaga bayi agar tetap hangat,
Dialami setelah ibu dan bayi tiba dirumah. menjaga pola tidur ibu.
Ibu mulai secara penuh menerima c. Dua minggu setelah persalinan
tanggung jawab sebagai “seorang ibu” 1) Sama seperti di atas (enam hari
dan menyadari atau merasa kebutuhan setelah persalinan)
bayi sangat bergantung pada dirinya. 2) Enam minggu setelah persalinan
(Saleha, 2009) 3) Menanyakan pada ibu tentang
Kunjungan masa nifas penyulit-penyulit yang dialami atau
Kunjungn masa nifas dilakukan paling bayinya.
sedikit empat kali, bertujuan untuk menilai 4) Memberikan konseling untuk KB
status ibu dan bayi baru lahir juga untuk secara dini.
mencegah, mendeteksi, serta menangani (Saleha, 2009)
masalah yang terjadi. Waktu dalam
Hipotesis Penelitian
kunjungan masa nifas yaitu:
Boreh efektif terhadap pola tidur ibu nifas
a. Enam sampai delapan jam setelah
persalinan
2. METODE
1) Mencegah terjadinya perdarahan
A. Desain Penelitian
pada masa nifas.
Desain penelitian yang digunakan
2) Mendeteksi dan merawat penyebab
adalah pre experimental. Rancangan atau
lain perdarahan dan memberi
desain penelitian ini adalah one group
rujukan bila perdarahan berlanjut.
pretest – posttest design yaitu desain ini
3) Memberikan konseling kepada ibu
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan
atau salah satu anggota keluarga
sehingga hasil perlakuan dapat diketahui
mengenai bagaimana mencegah
lebih akurat (Sugiyono, 2012). Rancangan
perdarahan masa nifas krena
penelitian ditunjukkan pada gambar berikut
antonia uteri.
ini.

532
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

O1 ----------X---------O2
Gambar 1. Desain Penelitian

Keterangan :
O1 : Pretest
X1 :Perlakuan dengan Boreh
O2 : Postest
B. Lokasi Penelitian (Rahman et al, 2002)
Penelitian dilaksanakan di Wilayah D. Tahapan Penelitian
Puskesmas Nusukan, Kec. Banjarsari, 1. Peneliti mengajukan ijin ke Dinas
Kota Surakarta. Waktu penelitian dilakukan Kesehatan Kota Surakarta dan
selama 12 minggu. Puskesmas Nusukan Kota Surakarta
C. Populasi dan Sampel Penelitian 2. Peneliti mendapatkan ijin dari Dinas
Populasi dalam penelitian ini adalah Kesehatan Kota Surakarta dan
semua ibu nifas normal. Sedangkan sampel Puskesmas Nusukan Kota Surakarta
dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas 3. Pertemuan dengan Petugas Puskesmas
normal. Sampel atau subyek penelitian serta kader untuk menyamakan persepsi,
yang diambil harus memenuhi kriteria maksud, serta tujuan mengenai
inklusi dan eksklusi. penelitian yang akan dilaksanakan
Kriteria inklusi sampel sebagai berikut 4. Peneliti mengidentifikasi subyek
: penelitian sesuai kriteria inklusi dan
1) Ibu Nifas Normal eksklusi.
2) Bersedia menjadi subyek 5. Subyek penelitian dari 32 subyek yang
penelitian yang bersedia sebanyak 21 orang dan 11
3) Tidak menderita cacat bawaan orang mengundurkan diri dari penelitian
4) Dapat membaca dan menulis 6. Peneliti melakukan pretest dengan
Selain kriteria inklusi, adapun mengukur pola tidur ibu nifas
kriteria eksklusi adalah Ibu Nifas Patologi 7. Peneliti memberikan terapi boreh
yang sedang sakit sehingga sulit untuk sebelum tidur
mengikuti penelitian. Subyek dinyatakan 8. Peneliti melakukan post test setelah
gugur atau drop out (DO) jika kepatuhan pelatihan boreh
dalam mengikuti penelitian < 80 %. 9. Peneliti melakukan analisis data.
Teknik sampling menggunakan E. Instrumen Penelitian
simple random sampling (Sugiyono, 2011). Menurut Arikunto (2010), instrumen
Besar sampel diestimasi dengan rumus penelitian adalah alat bantu yang dipilih
sebagai berikut : dan digunakan oleh peneliti dalam
  2 ( Z 1 / 2  Z 1  ) 2  kegiatannya mengumpulkan data agar
n=2   kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
 ( 1   2 ) 2 
  dipermudah olehnya. Dalam melaksanakan
Keterangan : studi kasus ini, penulis menggunakan alat-
n= jumlah sampel kelompok kasus alat sebagai berikut:
Z1-α/2 = nilai pada distribusi normal a. Dokumentasi Observasi
standar, pada tingkat kemaknaan α dimana 1) Lembar observasi
Z : 1.96 pada α 0.05 (dengan derajat 2) Tensimeter dan stetoskop
kepercayaan 95 %) 3) Thermometer
Z1-β = power penelitian 90 %, 4) Jam tangan dengan petunjuk detik
dimana Z = 1.282 5) Lulur Boreh
= 0.09 (standar deviasi TB/U) b. Wawancara
µ1 - µ2 = 0.10 (selisih rata-rata Alat yang digunakan
perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan) 1) Format pengkajian nifas
2) Buku tulis

533
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

3) Bolpoin terlebih dahulu diuji kenormalannya dengan


c. Dokumentasi uji Shapiro Wilk dengan α = 0.05.
1) Dari catatan Rekam Medik 2. Analisis Bivariat
(RM) pasien wilayah puskesmas Hasil penelitian menunjukkan data
nusukan. normalitas p value < 0,05 sehingga data
2) Alat tulis (buku dan bolpoin) berdistribusi tidak normal dan uji hipotesis
F. Analisis Data menggunakan wilcoxon.
Data yang terkumpul diolah dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
langkah-langkah menggunakan analisa HASIL
univariat dan bivariat. Gambaran Umum Lokasi
1. Analisis Univariat Puskesmas Nusukan terdapat 24 RW,
Dilakukan untuk mendeskripsikan penelitian dilakukan pada saat posyandu
berbagai variabel, yaitu usia, skor pre test, dan imunisasi BCG, jadwal posyandu setiap
skor post test. Dengan analisis hari selama 3 minggu yaitu awal bulan dan
menggunakan SPSS maka dapat diketahui imunisasi BCG dilakukan pada hari
nilai minimal, maksimal, rata-rata (mean) Selasa/Minggu.
dan standar deviasi. Sebelum dilakukan
pengujian terhadap data-data tersebut,
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik
1) Umur dan Persalinan
Tabel 3.1 Rerata Umur dan Persalinan Ibu Nifas
Karakteristik N min Maks Mean SD
Umur 21 23 35 28,6 3,64
Persalinan 21 1 2 1,5 0,51
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui rerata umur telah dilakukan ibu adalah dengan rerata
ibu nifas adalah 28,6 ± 3,64 tahun, 1,5±0,51 tahun dengan persalinan paling
sedangkan umur termuda 23 tahun dan sediit 1 dan paling banyak 2.
tertua 35 tahun. Jumlah persalinan yang
2) Pendidikan dan Pekerjaan
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pekerjaan Responden
Karakteristik Frekuensi %
Pendidikan
SMP 5 25
SMA 10 50
PT 6 25
Jumlah 21 100
PNS 3 12,5
Wiraswasta 7 29,2
Swasta 4 29,2
IRT 7 29,2
Jumlah 21 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan responden mayoritas wiraswasta, swasta
pendidikan responden mayoritas SMA dan IRT masing-masing sebanyak 7 orang
sebanyak 10 orang (50%). Pekerjaan (29,2%).
b. Tidur Siang
Tabel 3.3 Rerata Tidur Siang Pretest dan Postest Ibu Nifas
Tidur N min Maks Mean SD
Siang
Pretest 21 30 120 67,14 24,37
Postest 21 45 120 74,95 23,13
Sumber : Data Primer 2019

534
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Berdasarkan tabel 3.3 rerata tidur siang paling sebentar 45 menit dan paling lama
untuk pretest paling sedikit 30 menit dan 120 menit dengan rata-rata 74,95 ± 23,13
paling lama 120 menit, dengan rata-rata menit.
67,14±24,37 menit. Sedangkan postest
c. Tidur Malam
Tabel 3.4 Rerata Tidur Malam Pretest dan Postest Ibu Nifas
Tidur N min Maks Mean SD
Malam
Pretest 21 357 520 424,61 50,77
Postest 21 400 520 447,95 39,32
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 3.4 rerata tidur malam paling sebentar 400 menit dan paling lama
untuk pretest paling sedikit 357 menit dan 520 menit dengan rata-rata 447,95 ±39,32
paling lama 520 menit, dengan rata-rata menit.
424,61± 50,77 menit. Sedangkan postest
d. Gangguan Tidur
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Gangguan Tidur
Gangguan Pretest Postest
Tidur f % f %
Ada 21 100 19 90,5
Tidak 0 0 2 9,5
Jumlah 21 100 21 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa berdistribusi normal, p value post tidur
gangguan tidur sebelum diberikan boreh siang = 0,009 berdistribusi tidak normal.
100% responden mengalami gangguan. Pretest tidur malam dengan p value = 0,077
Sesudah diberikan boreh hanya 2 responden berdistribusi tidak normal dan post test
yang tidak mengalami gangguan tidur. tidur malam dengan nilai p value = 0,008
2. Uji Normalitas jadi data berdistribusi tidak normal
Hasil uji normalitas dengan menggunakan sehingga analisis data menggunakan uji
uji shapiro wilks dengan nilai p value wilcoxon.
pretest tidur siang = 0,384 jadi data
3. Analisa Bivariat
Tabel 3.6 Pengaruh Boreh terhadap Pola Tidur pada Ibu Nifas
Variabel Kelompok p Z
Siang Pretest 0,002 -3,089
Postest
Malam Pretest 0,002 -3,068
Postest
Gangguan Pretest 0,157 -1,414
Postest
*Data diolah Uji Wilcoxon
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan ini berarti boreh tidak efektif terhadap pola
boreh mempengaruhi pola tidur siang tidur pada ibu nifas
dengan nilai p value = 0,002 (p<0,05). Hal Pembahasan
ini berarti boreh efektif terhadap pola tidur Berdasarkan tabel 3.1 diketahui rerata
siang ibu nifas. umur ibu nifas adalah 28,6 ± 3,64 tahun,
Boreh mempengaruhi pola tidur sedangkan umur termuda 23 tahun dan
malam dengan nilai p value = 0,002 tertua 35 tahun. Hasil ini menunjukkan ibu
(p<0,05) hal ini berarti boreh efektif nifas termasuk dalam rentang umur 20-35
terhadap pola tidur malam pada ibu nifas. tahun. Makin bertambah umur seseorang
Boreh tidak mempengaruhi gangguan tidur semakin dapat mengatur dalam
dengan nilai p value = 0,157 (p>0,05), hal menggunakan koping terhadap masalah
yang dihadapi (Tamher dan Norrkasiani,

535
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

2012). Beberapa wanita memiliki pilihan rentang waktu 7-8 jam dan ada peningkatan
untuk melahirkan di umur 30 tahun, namun jam tidur tidur. Ibu nifas dijadwalkan
perlu diperhatikan bahwa seiring dengan istirahat malam kurang lebih 7 – 8 jam
bertambahnya umur fungsi reproduksi (Marmi, 2012).
wanita akan menurun (Detiana, 2012). Hasil ini sesuai dengan Dorheim,
Hamil dan melahirkan dengan umur Bondevik, Eberhard-Gran, & Bjorvatn
dibawah 20 tahun dapat menjadi risiko (2009a) mengemukakan penyebab ibu
dalam kehamilan karena organ reproduksi postpartum mengalami gangguan kualitas
yang belum matang. Umur untuk hamil dan tidur adalah karena sulit menemukan
melahirkan paling baik yakni antara 20–35 waktu tidur di bulan pertama postpartum,
tahun. Umur ini merupakan umur ideal depresi, masalah tidur sebelumnya,
sehingga dianggap memiliki risiko paling primipara, tidak memberikan ASI
rendah terjadinya komplikasi untuk ibu dan eksklusif, dan memiliki bayi laki-laki.
anak (Rasjidi, 2014). Jumlah persalinan 3.3. Gangguan Tidur
yang telah dilakukan ibu adalah dengan Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan
rerata 1,5±0,51 dengan persalinan paling bahwa gangguan tidur sebelum diberikan
sedikit 1 dan paling banyak 2. Hasil ini boreh 100% responden mengalami
menunjukkan ibu nifas merupakan ibu nifas gangguan. Sesudah diberikan boreh hanya 2
primipara dan multipara. responden yang tidak mengalami gangguan
3.1. Pola Tidur Siang tidur. Hasil ini menunjukkan ada
Berdasarkan tabel 3.3 rerata tidur siang penurunan gangguan tidur setelah
untuk pretest paling sedikit 30 menit dan diberikan boreh.
paling lama 120 menit, dengan rata-rata Gangguan tidur bisa menyebabkan
67,14±24,37 menit. Sedangkan postest masalah pada pola tidur, baik karena tidak
paling sebentar 45 menit dan paling lama bisa tertidur, sering terbangun pada malam
120 menit dengan rata-rata 74,95 ± 23,13 hari, atau ketidakmampuan untuk kembali
menit. Hasil ini menunjukkan rerata waktu tidur setelah terbangun. Gangguan tidur ini
tidur siang ibu nifas sebelum diberikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
boreh adalah 1 jam lebih 25 menit dan diantaranya yaitu nyeri jahitan perineum,
setelah diberikan boreh rerata tidur siang 1 rasa tidak nyaman pada kandung kemih
jam 30 menit. Data hasil penelitian serta gangguan/ tangisan bayi. (Sulisyawati,
menunjukkan pola tidur siang ibu nifas 2009)
termasuk dalam kategori normal karena Hasil ini sesuai dengan penelitian Hasna
dalam rentang 1-2 jam dan ada peningkatan (2018) menunjukkan responden yang
jam tidur. Marmi (2012) mengatakan ibu mengalami gangguan tidur ringan sebanyak
menjadwalkan waktu tidur 1 sampai 2 jam 14 orang (45,2%).
pada siang hari. Hasil ini sesuai dengan
3.4. Analisa Bivariat
penelitian Arif (2012) mengatakan
a. Pengaruh Boreh terhadap pola tidur
responden yang mengalami gangguan tidur
siang ibu nifas
ringan sebanyak 14 orang (45,2%).
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan
3.2. Pola Tidur Malam
boreh mempengaruhi pola tidur siang
Berdasarkan tabel 3.4 rerata tidur
dengan nilai p value = 0002 (p<0,05). Hasil
malam untuk pretest paling sedikit 357
penelitian menunjukkan ada pengaruh
menit dan paling lama 520 menit, dengan
boreh terhadap pola tidur siang ibu nifas.
rata-rata 424,61± 50,77 menit. Sedangkan
Istirahat dan tidur yang kurang pada ibu
postest paling sebentar 400 menit dan
nifas akan mempengaruhi beberapa hal,
paling lama 520 menit dengan rata-rata
diantaranya menyebabkan depresi dan
447,95 ±39,32 menit.
ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
Hasil penelitian menunjukkan ibu nifas
dirinya sendiri (Marmi, 2012).
sebelum diberikan boreh tidur selama 7 jam
Teoristres Selye menjelaskan
47,5 menit dan setelah diberikan boreh
efektifitas fisiologi dari relaksasi
hampir 8 jam lebih. Data ini menunjukkan
merupakan respon terpadu yang berasal dari
pola tidur ibu nifas normal karena dalam

536
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

hipotalamus yang mengarah kenaikan atau Hal ini sejalan dengan penelitian
penurunan gairah dari sistem saraf pusat. bahwa dukungan keluarga berpengaruh
Relaksasi dapat memproduksi endomorfin terhadap depresipostpartum (Wahyuni,
dengan mengurangi ketegangan otot adalah 2014). Seorang ibu sering mengalami
kebalikan dari respon stress sehingga dapat gangguan tidur beberapa hari setelah
meningkatkan pola tidur (Richard, 2012). melahirkan (Prawirohardjo,2010).
b. Pengaruh boreh terhadap pola tidur Perubahan yang mendadak dan
malam ibu nifas dramatis pada status hormonal
Boreh mempengaruhi pola tidur menyebabkan ibu yang berada dalam masa
malam dengan nilai p value = 0,002 nifas menjadi sensitif terhadap faktor-faktor
(p<0,05). Hasil ini berarti boreh efektif yang dalam keadaan normal mampu
mempengaruhi pola tidur malam ibu nifas. diatasinya. Disamping perubahan hormonal,
Hasil ini ditunjukkan dengan peningkatan cadangan fisiknya yang sudah terkuras oleh
lama tidur ibu nifas pada malam hari. Boreh tuntutan kehamilan serta persalinan,
merupakan salah stau terapi relaksasi. keadaan kurang tidur, lingkungan yang
Boreh menggunakan bahan-bahan asing bagi dirinya dan oleh kecemasan akan
tradisional yang dapat mengurangi bayi, suami atau anak-anak yang lain.
ketegangan otot dan kecemasan serta stress 4. KESIMPULAN
(Richard, 2010). Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Menurut Hidayat (2016), ibu setelah 1. Boreh efektif mempengaruhi pola tidur
melahirkan pola tidurnya menjadi tidak siang ibu nifas dengan p value < 0,05.
teratur yang dapat menyebabkan ibu 2. Boreh efektif mempengaruhi pola tidur
mengalami kurang tidur sehingga akan malam ibu nifas dengan nilai p value <
mudah terjadi perubahan suasana kejiwaan 0,05
yang dapat rentan terjadi gangguan tidur 3. Boreh tidak efektif mempengaruhi
karena tidak dapat beradaptasi dengan gangguan tidur ibu nifas dengan nilai p
perubahan psikologis maupun peran value > 005
barunya. Berdasarkan hasil penelitian maka
c. Pengaruh boreh terhadap gangguan tidur dianjurkan untuk meningkatkan pola tidur
ibu nifas ibu nifas menggunakan boreh sebelum tidur
Hasil penelitian menunjukkan boreh sebagai terapi non farmakologis untuk
tidak mempengaruhi gangguan tidur dengan mengatasi gangguan tidur
nilai p value = 0,157 (p>0,05). Hasil ini UCAPAN TERIMAKASIH (jika ada)
didukung dengan data penelitian hanya 2
Terimakasih pada semua pihak yang
orang setelah diberikan boreh tidak
telah membantu dalam penelitian ini mulai
mengalami gangguan tidur. Sedangkan 22
dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta,
orang masih mengalami gangguan tidur
Wilayah Puskesmas Nusukan, kader dan
Istirahat dan tidur yang kurang pada
ibu nifas serta RISTEKDIKTI yang sudah
ibu nifas akan mempengaruhi beberapa hal,
membiayai penelitian ini.
diantaranya menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
REFERENSI
dirinya sendiri (Marmi, 2012).
Ibu membutuhkan kesempatan untuk 1. Potter dan Perry (2010). Buku Ajar
mengekspresikan pikiran dan perasaan dari Fundamental Keperawatan Konsep,
situasi yang menakutkan. Dukungan dari Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC
dokter, bidan/perawat sangat diperlukan, 2. Walyani & Purwoastuti, (2015).
misalnya dengan cara memberikan Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
informasi yang memadai/ adekuat tentang Menyusui, Yogyakarta: Pustaka
perubahan-perubahan Amalia Nabillah Baru
Hasna, Hubungan Gangguan Tidur Ibu 3. Bahiyatun. (2009). Buku ajar
Nifas Dengan yang terjadi pasca persalinan kebidanan nifas normal. Jakarta:
dan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi EGC
oleh ibu pasca persalinan.

537
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

4. Sulistyawati, (2009). Buku Ajar ep_among_depressed_and_nondepre


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, ssed_postnatal_women
Yogyakarta: Andi Offset 7. Fitri, Trisyani, dan Maryati (2012)
5. Suhana, (2010). Konsep Strategi 8. Harmanto & Subroto, (2007).
Pembelajaran. Jakarta: Refika 9. Asmadi. (2008). Konsep dasar
6. Dorheim, Bondevik, Eberhard-Gran, keperawatan. Jakarta: EGC
& Bjorvatn, (2009a).Subjective and 10. Mubarak & Chayatin, (2008). Ilmu
objective sleep among depressed and Kesehatan Masyarakat Teori dan
non-depressed postnatal women. Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Acta Psychiatria Scandnavica, 119. 11. Lumbantobing, (2008). Gangguan
Diperoleh dari Tidur. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
http://www.researchgate.net/publicat 12. Kozier,(2010). Buku Ajar
ion/23288881_Subjecive_and_object Fundamental Keperawatan Konsep.
ive_sle Jakarta: EGC

538

Anda mungkin juga menyukai