Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PERUBAHAN BERENCANA DAN MANAJEMEN KONFLIK

Kelompok A3 :

1. Siti Nur Alfiah (1610201029)


2. Finy Nur Annisafitri (1610201030)
3. Bekti Saputri (1610201031)
4. Meilinda Ayu Ningtias (1610201032)
5. Yunita Kris Santi (1610201033)
6. Siska Krisdayanti (1610201034)
7. Putri Dwi Ermawati (1610201035)
8. Safitri Eka Mukti (1610201036)
9. Dwi Wahyu Wulandari (1610201037)
10. Zaini Anindawati (1610201038)
11. Mia Wulandari (1610201039)
12. Isna Ayu Herdayanti (1610201040)
13. Revy Eka Wati (1610201041)
14. Karina Ayu Damayanti (1610201042)
15. Irvan Kurniawan (1610201072)

UNIVERSITAS ‘AIYIYAH YOGYAKARTA

2019
TINJAUAN TEORI PERUBAHAN BERENCANA

A. Pengertian

Menurut Wibowo (2011) Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari
karena dorongan eksternal dan karena adanya kebutuhan internal. Perubahan adalah
transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang diharapkan dimasa ayang
akan datang. Perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu organisasi dari
kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi yang akan datang menurut yang diinginkan
guna meningkatkan efektifitas. Tujuan perubahan adalah untuk mencari cara baru atau
memperbaiki dalam menggunakan resources dan capabilities dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan organisasi dalam menciptakan nilai dan meningkatkan hasil
yang diinginkan kepada stakeholders.

B. Model Perubahan Berencan


1. Unfreezing
Unfreezing atau pencarian merupakan tahapan yang memfokuskan pada
penciptaan motivasi untuk berubah. Individu di dorong untuk mengganti perilaku dan
sikap yang lama dengan yang diinginkan manajemen. Unfreezing merupakan usaha
organisasi untuk mengatasi resistensi individual dan kesesuaian kelompok. Proses
pencaraian merupakan adu kekuatan antara faktor pendorong dan faktor penghambat
bagi perubahan dari status quo. Untuk dapat menerima adanya suatu perubahan,
diperlukan adanya kesiapan readiness individu. Pencaraian ini bertujuan agara
seseorang tdak terbelenggu dan bersedia membuka diri.
a. Terjadi ketikan pembaharu (change agent) meyakini anggota group harus
berubah, terjadi kesalahan, kecemasan, adanya persoalan.
b. Adanya ketidakpuasan dan terbuka akan kebutuhan untuk berubah.
c. Perubahan secara berkesinambungan tidak akan terjadi dalam organisasi
dengan perintah dari atas ke bawah, sebelum perubahan terjadi seseorang harus
percaya perubahan dibutuhkan.

Kegiatan Tahap Unfreezing:


1) Pengumpualn data.
2) Diagnosa masalah secra akurat.
3) Memutuskan bahwa perubahan diperlukan.
4) Membuat orang lain merasa penting akan perubahan, melibatakan kelompok
yang tidak puas, dan kebutuah berubah itu diterima oleh semua orang.

2. Movement

Movement atau Changing merupakan tahapan pembelajaran dimana pekerja


diberi informasi baru, model perilaku baru, atau cara baru dalam melihat sesuatu.
Movement atau Changing yaitu membantu pekerja belajar konsep atau titik
pandang baru untuk menyampaikan gagasan kepada pekerja bahwa perubahan
adalah seuatu proses pemberlajaran berkelanjutan dan bukan kejadian sesaat.

a. Change agent mengidentifikasi, merencanakan dan menetukan strategi yang


tepat untuk diimplementasikan, dan meyakini bahwa kekuatan pendorong
melebihi kekutan penghambat, karena perubahan adalah roses yang kompleks,
melibatkan perencanaan yang baik dan membutuhkan waktu.
b. Pengenalan/ pengakuan, membicarakan, mengatasi penolakan mungkin
membutuhkan waktu yang panjang.
c. Perubahan terkait perilaku seseorang atau persepsi, sikap dan nilai-nilai yang
mendasai perilaku. Beberapa perubahan membutuhkan waktu yang cukup
untuk terlibat dan menjadi asimilasi dalam perubahan.

Kegiatan Tahap Movement


1) Mengembangkan rencana.
2) Menentukan tujuan yang objektif.
3) Menentukan area yang mendukung dan menghambat.
4) Melibatkan semua orang yang adakan dipengaruhi oleh perubahan yang
direncanakan.
5) Menentukan kapan target harus terlaksana.
6) Mengembangkan strategi yang sesuai.
7) Mengimplementasikan perubahan.
8) Memberikan dukunga pada orang laian untuk melakukan perubahan.
9) Menggunakan strategi untuk mengatasi hambatan perubahan.

3. Refresing
Refresing adalah pembekuan kembali merupakan tahapan dimana
perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu pekerja mengintegrasikan
perilaku dan sikap yang telah berubah kedalam cara yang normal untuk melakukan
sesuatu. Hal ini dilakukan dengan memberi pekerja kesempatan untuk menunjukan
perilaku dan sikap yang baik. Sikap dan perilaku yang sudah mapan perlu
dibekukan, sehingga menjadi norma-norma baru yang diakui kebenarannya, dengan
terbentuknya perilaku dan sikap yang baru perlu diperhatikan apakah masih sesuai
dengan perkembangan lingkungan yang terus berlangsung.

a. Change agent (CA) membantu dalam stabilitas perubahan sistem sehingga


menjadi diintegrasikan dalam keadan yang tepat (status quo). Jikan refreshing
tidak lengkap, perubahan menjadi tidak efektif, perilaku awal akan terjadi lagi.
b. Agar refresing terjadi CA maka harus mendukung dan menguatkan usaha
adaptif individu dengan diaktifkannya dalam perubahan
c. Perubahan memerlukan waktu 3-6bulan sebelum perubahan dapat diterima
menjadi bagian dalam sistem. Change Agent harus meyakini bahwa orang yang
diajak berubah akan menghandel perubahan yang dilakukan sehingga
perubahan menjadi lengkap.

C. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan

Faktor yang merupakan kekuatan dibelakang kebutuhan akan perubahan, merkan


memisahkan antar perubahan yang terencana dan tidak terencana:

1. Perubahan Terencana

Perubahan terencana adalah aktivitas yang dimaksudnkan dan diarahkan dalam


sifat dan desainnya untuk memenuhi beberapa tujuan organisasi, antara lain: dalam
bidang perubahan, dalam bidang produk atau jasa, perubahan dalam ukuran dan struktur
organisasi, perubahan dalam sistem administrasi, dan intriduksi teknologi baru.

2. Perubahan Tidak Terencana


Perubahan tidak terencana adalah pergeseran dalam aktivitas organisasi karena
adanya kekuatan yang sifatnya eksternal, diluar kontrol organisasi, antara lain: pergeseran
demografi pekerja, kesenjangan kienerja, peraturan pemerintah, kompetisi global,
perubahan kondisi ekonomi, dan kemajuan dalam teknologi.
SKENARIO

Pada pagi hari di sebuah RS di Yogyakarta sedang dilakukan diskusi bersama kepala
ruang, ketua tim dan perawat pelaksana di ruang mars. Diskusi yang dilakukan karena
adanya pengamatan Karu bahwa perawat pelaksana di ruang mars didapatkan hasil
sebanyak 85% tidak melakukan handhygiene sesuai dengan teknik 6 langkah dan 5
moment kebersihan tangan.

Karu : Assalamualaikum wr.wb

All : Waalaikumusalam wr.wb.

Karu : Untuk mengawali rapat pada pagi hari ini mari kita buka dengan membaca basmalah.

All : Bismillahirahmanirohim

Karu : Pada rapat hari ini kita akan mendiskusikan tentang laporan pengamatan dari beberapa
hari terakhir. Mengenai kurangnya kesadaran handhygiene, perawat bangsal. Bagaimana hasil
pengamatan dari mbak bekti sebagai ketua tim?

Katim : menurut pengamatan saya akhir-akhir ini memang masih banyak tidak melakukan
hand hygine dengan teknik 6 langkah dan 5 moment kebersihan tangan.

Karu : baik terimakasih mbak, lalu bagaimana pendapat perawat pelaksana?

Mengapa rekan-rekan belum bisa menerapkan kesadaran hand hygiene ?

Putri : (angkat tangan) saya sebagai perawat pelaksana akan menyampaikan alasan tidak
melakukan handhygiene karena pasien yang saya tangani banyak sehingga saya terburu-buru
untuk melakukan handhygiene.

Karu : Bagaimana dengan yang lain?

Isna : Mohon maaf bu, akhir akhir ini saya tidak melakukan tehnik 6 langkah handhygiene
karena terburu-buru dan saya sudah memakai handscoon.

Wulan : Iya bu, karena sudah memakai handscoon, APD lainnya dan pasiennya banyak jadi
kami terburu-buru sehingga tidak melakukan tehnik 6 langkah mencuci tangan serta
melewatkan 5 momen kebersihan tangan.

Karu : baik saya terima pendapatnya, namun tehnik 6 langkah mencuci tangan sangat penting
dilakukan untuk menghindari paparan bakteri yang tersebar di rumah sakit ini. Kalau begitu,
rekan-rekan apakah bisa memberikan tanggapan mengenai hal tersebut ?

Katim : Menurut pendapat saya lebih baik dibuatkan poster mengenai cuci tangan 6 langkah
yang benar dan diletakkan diatas wastafel, agar kita selalu ingat untuk selalu mencuci tangan
dengan 6 langkah yang benar.

Karu : Baik, apakah ada yang ingin menambahkan atau menanggapi


Irvan : Sebelumnya saya juga meminta maaf bu karena saya masih sering mencuci tangan
tidak dengan teknik 6 langkah. Menurut pendapat saya bu, bagaimana jika meletakkan hand
scrub di dekat pintu bangsal disertai poster seperti yang tadi.

Putri : Sebelumnya saya juga meminta maaf bu atas kebiasaan hand hygiene yang belum
tepat. Saya ingin menambahkan pendapat dari Mas Irvan bu terkait hand scrub, lebih baik
disediakan handscrub per-bed sehingga memudahkan perawat untuk melakukan handhygiene
sebelum kontak dengan pasien ataupun setelah kontak dengan pasien.

Karu : Baiklah sarannya saya terima. Bagaimana dengan saran tersebut apakah ada yang
keberatan/memiliki saran yang lain?

Safitri : Mohon maaf bu saya ingin menanggapi mengenai handscrub yang dipasang per-bed,
menurut saya itu kurang efisien bu karena termasuk hal pemborosan.

Karu : Masalah boros/tidaknya nanti saya sendiri yang akan ke bagian pengadaan untuk
koordinasikan hal tersebut.

Bagaimana apakah ada yang lain??

All : Kami semua setuju bu dengan pendapat rekan-rekan.

Karu : Baik jika tidak ada dan rekan-rekan setuju, maka tetap kita tetapkan prinsip hand
hygiene menggunakan 6 langkah. Untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran, kira-kira
sanksi apa yang akan diberikan dan tentunya yang tidak memberatkan satu dengan yang lain.

Katim : Saya memberikn usulan bu, bagaimana jika salah satu dari kita melakukan
pelanggaran tersebut. Hal pertama diberikan peringatan terlebih dahulu. Jika tetap dilanggar
diberikan sanksi menambah jam jaga 3 jam.

Isna : Saya mempunyai saran bu, agar dapat memberikan efek jera bagaimana jika
pelanggaran yang ke 3 kita beri sanksi untuk membelikan makan rekan-rekan kita yang
berjaga dari shift pagi sampai shif malam.

Karu : Baik saya terima saran dan usulannya, menurut rekan-rekan yang sesuai dan yang
paling dapat memberi efek jera yang mana ?

Wulan : Kalau saya, saya lebih setuju dengan usulan bu katim bekti bu, karena sanksinya
lumayan berat dan sesuai dengan kita.

Putri : Saya juga setuju dengan bu katim

Irvan : Saya setuju dengan mbak isna bu, karena menurut saya sanksi yang diusulkan mbak
isna cukup berat jadi kemungkinan besar kita tidak ingin melanggar.

Karu : Baik, pendapat dan usulan kalian sangat bagus dan baik, karena sebagian besar dari
kalian memilih usulan dari bu katim, maka kita sepakati memakai usulan bu katim bekti.
Karu : Atas kesepakatan bersama, semoga diskusi ini bermanfaat dan tentunya dapat
meningkatkan kesadaran kita bersama mengenai pentingnya handhygiene. Baik saya kira
cukup untuk diskusi hari ini saya tutup ya.

Wassalamualaikum wr.wb

Hari berikutnya (Perawat memergoki perawat Safitri tidak mencuci tangan)

Wulan : Bu saya melihat perawat Safitri tidak melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien di bangsal no 05.

Katim : Baik, laporan saya terima. Terimakasih atas informasinya. Akan saya tindak lanjuti

Wulan : Baik bu, Terimakasih.

Katim memanggil perawat Safitri ke ruangannya. Perawat Safitri datang menghadap


Katim

Safitri : Assalamualaikum Bu permisi, Apakah ibu memanggil saya ?

Katim : Waalaikumsalam. Iya, silahkan duduk

Safit : Mohon maaf ibu memanggil saya terkait dengan hal apa nggih bu ?

Katim : Saya dapat laporan jika anda tidak melakukan handhygiene sesuai kesepakatan kita
kemarin dan apakah anda masih ingat sanksi apa yang sudah disepakati

Safit : Mohon maaf bu sebelumnya, Saya lupa bu karena terburu-buru harus melakukan
tindakan lagi dengan pasien yang lain.

Karu : Baik, saya terima untuk saat ini tetapi besuk jangan diulangi lagi.

Safit : Baik bu. Terimakasih bu

Hari berikutnya (Perawat memergoki perawat Safitri tidak mencuci tangan)

Isna : Bu saya melihat perawat Safitri langsung melakukan tindakan ke pasien, tidak
melakukan handhygiene

Katim : Baik, saya terima laporannya. Terimakasih, akan saya tindak lanjuti.

Isna : Baik bu. Terimakasih.

Katim memanggil perawat ke ruangannya. Perawat Safitri datang menghadap Katim

Safitri : Assalamualaikum Bu perimisi, Apakah ibu memanggil saya ?

Katim : Waalaikumsalam. Iya mbak, silahkan duduk

Safitri : Baik bu terimakasih. Mohon maaf bu sebelumnya ada perlu apa iya ibu memanggil
saya.
Katim : Baik mbak Safitri langsung saja. Maaf mbak sebelumnya saya mendapatkan laporan
lagi jika mbak Safitri tidak melakukan hand hygiene yang sudah kita sepakati. Ini sudah
kedua kalinya melakukan pelanggaran dan sesuai kesepakatan kita kemarin untuk sanksinya
apakah masih ingat?

Safitri : Iya bu, saya akan menambahkan jam kerja selama 3 jam untuk mentaati sanksi yang
sudah disepakati. Saya berjanji bu untuk tidak mengulangi kembali.

Katim : Baik mbak silahkan dilaksanakan, mohon jangan diulangi kembali ya....

Sejak saat itu, perawat yang bertugas di ruang mars selalu melakukan handhygiene
dengan disiplin. Kesepakatan yang telah di diskusikan bersama menjadi kebiasaan yang
baik sesuai dengan SOP yang berlaku di RS tersebut. Peran serta manajemen
keperawatan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang baik.

KETERANGAN:

Prolog dan epilog : zaini anindawati

Kepala ruangan : finy nur annisafitri

Ketua tim : bekti saputri

Perawat pelaksana : isna ayu herdayanti, dwi wahyu wulandari, safitri eka mukti,

putri dwi ermawati, irvan kurniawan

Anda mungkin juga menyukai