Kelompok A3 :
2019
TINJAUAN TEORI PERUBAHAN BERENCANA
A. Pengertian
Menurut Wibowo (2011) Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari
karena dorongan eksternal dan karena adanya kebutuhan internal. Perubahan adalah
transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang diharapkan dimasa ayang
akan datang. Perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu organisasi dari
kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi yang akan datang menurut yang diinginkan
guna meningkatkan efektifitas. Tujuan perubahan adalah untuk mencari cara baru atau
memperbaiki dalam menggunakan resources dan capabilities dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan organisasi dalam menciptakan nilai dan meningkatkan hasil
yang diinginkan kepada stakeholders.
2. Movement
3. Refresing
Refresing adalah pembekuan kembali merupakan tahapan dimana
perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu pekerja mengintegrasikan
perilaku dan sikap yang telah berubah kedalam cara yang normal untuk melakukan
sesuatu. Hal ini dilakukan dengan memberi pekerja kesempatan untuk menunjukan
perilaku dan sikap yang baik. Sikap dan perilaku yang sudah mapan perlu
dibekukan, sehingga menjadi norma-norma baru yang diakui kebenarannya, dengan
terbentuknya perilaku dan sikap yang baru perlu diperhatikan apakah masih sesuai
dengan perkembangan lingkungan yang terus berlangsung.
1. Perubahan Terencana
Pada pagi hari di sebuah RS di Yogyakarta sedang dilakukan diskusi bersama kepala
ruang, ketua tim dan perawat pelaksana di ruang mars. Diskusi yang dilakukan karena
adanya pengamatan Karu bahwa perawat pelaksana di ruang mars didapatkan hasil
sebanyak 85% tidak melakukan handhygiene sesuai dengan teknik 6 langkah dan 5
moment kebersihan tangan.
Karu : Untuk mengawali rapat pada pagi hari ini mari kita buka dengan membaca basmalah.
All : Bismillahirahmanirohim
Karu : Pada rapat hari ini kita akan mendiskusikan tentang laporan pengamatan dari beberapa
hari terakhir. Mengenai kurangnya kesadaran handhygiene, perawat bangsal. Bagaimana hasil
pengamatan dari mbak bekti sebagai ketua tim?
Katim : menurut pengamatan saya akhir-akhir ini memang masih banyak tidak melakukan
hand hygine dengan teknik 6 langkah dan 5 moment kebersihan tangan.
Putri : (angkat tangan) saya sebagai perawat pelaksana akan menyampaikan alasan tidak
melakukan handhygiene karena pasien yang saya tangani banyak sehingga saya terburu-buru
untuk melakukan handhygiene.
Isna : Mohon maaf bu, akhir akhir ini saya tidak melakukan tehnik 6 langkah handhygiene
karena terburu-buru dan saya sudah memakai handscoon.
Wulan : Iya bu, karena sudah memakai handscoon, APD lainnya dan pasiennya banyak jadi
kami terburu-buru sehingga tidak melakukan tehnik 6 langkah mencuci tangan serta
melewatkan 5 momen kebersihan tangan.
Karu : baik saya terima pendapatnya, namun tehnik 6 langkah mencuci tangan sangat penting
dilakukan untuk menghindari paparan bakteri yang tersebar di rumah sakit ini. Kalau begitu,
rekan-rekan apakah bisa memberikan tanggapan mengenai hal tersebut ?
Katim : Menurut pendapat saya lebih baik dibuatkan poster mengenai cuci tangan 6 langkah
yang benar dan diletakkan diatas wastafel, agar kita selalu ingat untuk selalu mencuci tangan
dengan 6 langkah yang benar.
Putri : Sebelumnya saya juga meminta maaf bu atas kebiasaan hand hygiene yang belum
tepat. Saya ingin menambahkan pendapat dari Mas Irvan bu terkait hand scrub, lebih baik
disediakan handscrub per-bed sehingga memudahkan perawat untuk melakukan handhygiene
sebelum kontak dengan pasien ataupun setelah kontak dengan pasien.
Karu : Baiklah sarannya saya terima. Bagaimana dengan saran tersebut apakah ada yang
keberatan/memiliki saran yang lain?
Safitri : Mohon maaf bu saya ingin menanggapi mengenai handscrub yang dipasang per-bed,
menurut saya itu kurang efisien bu karena termasuk hal pemborosan.
Karu : Masalah boros/tidaknya nanti saya sendiri yang akan ke bagian pengadaan untuk
koordinasikan hal tersebut.
Karu : Baik jika tidak ada dan rekan-rekan setuju, maka tetap kita tetapkan prinsip hand
hygiene menggunakan 6 langkah. Untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran, kira-kira
sanksi apa yang akan diberikan dan tentunya yang tidak memberatkan satu dengan yang lain.
Katim : Saya memberikn usulan bu, bagaimana jika salah satu dari kita melakukan
pelanggaran tersebut. Hal pertama diberikan peringatan terlebih dahulu. Jika tetap dilanggar
diberikan sanksi menambah jam jaga 3 jam.
Isna : Saya mempunyai saran bu, agar dapat memberikan efek jera bagaimana jika
pelanggaran yang ke 3 kita beri sanksi untuk membelikan makan rekan-rekan kita yang
berjaga dari shift pagi sampai shif malam.
Karu : Baik saya terima saran dan usulannya, menurut rekan-rekan yang sesuai dan yang
paling dapat memberi efek jera yang mana ?
Wulan : Kalau saya, saya lebih setuju dengan usulan bu katim bekti bu, karena sanksinya
lumayan berat dan sesuai dengan kita.
Irvan : Saya setuju dengan mbak isna bu, karena menurut saya sanksi yang diusulkan mbak
isna cukup berat jadi kemungkinan besar kita tidak ingin melanggar.
Karu : Baik, pendapat dan usulan kalian sangat bagus dan baik, karena sebagian besar dari
kalian memilih usulan dari bu katim, maka kita sepakati memakai usulan bu katim bekti.
Karu : Atas kesepakatan bersama, semoga diskusi ini bermanfaat dan tentunya dapat
meningkatkan kesadaran kita bersama mengenai pentingnya handhygiene. Baik saya kira
cukup untuk diskusi hari ini saya tutup ya.
Wassalamualaikum wr.wb
Wulan : Bu saya melihat perawat Safitri tidak melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien di bangsal no 05.
Katim : Baik, laporan saya terima. Terimakasih atas informasinya. Akan saya tindak lanjuti
Safit : Mohon maaf ibu memanggil saya terkait dengan hal apa nggih bu ?
Katim : Saya dapat laporan jika anda tidak melakukan handhygiene sesuai kesepakatan kita
kemarin dan apakah anda masih ingat sanksi apa yang sudah disepakati
Safit : Mohon maaf bu sebelumnya, Saya lupa bu karena terburu-buru harus melakukan
tindakan lagi dengan pasien yang lain.
Karu : Baik, saya terima untuk saat ini tetapi besuk jangan diulangi lagi.
Isna : Bu saya melihat perawat Safitri langsung melakukan tindakan ke pasien, tidak
melakukan handhygiene
Katim : Baik, saya terima laporannya. Terimakasih, akan saya tindak lanjuti.
Safitri : Baik bu terimakasih. Mohon maaf bu sebelumnya ada perlu apa iya ibu memanggil
saya.
Katim : Baik mbak Safitri langsung saja. Maaf mbak sebelumnya saya mendapatkan laporan
lagi jika mbak Safitri tidak melakukan hand hygiene yang sudah kita sepakati. Ini sudah
kedua kalinya melakukan pelanggaran dan sesuai kesepakatan kita kemarin untuk sanksinya
apakah masih ingat?
Safitri : Iya bu, saya akan menambahkan jam kerja selama 3 jam untuk mentaati sanksi yang
sudah disepakati. Saya berjanji bu untuk tidak mengulangi kembali.
Katim : Baik mbak silahkan dilaksanakan, mohon jangan diulangi kembali ya....
Sejak saat itu, perawat yang bertugas di ruang mars selalu melakukan handhygiene
dengan disiplin. Kesepakatan yang telah di diskusikan bersama menjadi kebiasaan yang
baik sesuai dengan SOP yang berlaku di RS tersebut. Peran serta manajemen
keperawatan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang baik.
KETERANGAN:
Perawat pelaksana : isna ayu herdayanti, dwi wahyu wulandari, safitri eka mukti,