Anda di halaman 1dari 7

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana prinsip dari asidi
dan alkalimetri.

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah mengetahui dan mempelajari
prinsip dari alsidi dan alkalimetri.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Dasar Teori


Analisis kimia untuk sampel ada dua yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisis
kuantitatif yaitu analisis titrimetri yang didasarkan oleh terjadinya reaksi sampel
asam dan sampel basa dengan larutan standarnya biasa disebut analisis asidi-
alkalimetri. Analisis titrimetri ini dilakukannya titrasi suatu sampel dengan larutan
standar, larutan standar ini sudah diketahui konsentrasinya. Analisis asidimetri
merupakan analisis dengan menggunakan larutan asam sebagai larutan standarnya
sedangkan analisis alkalimetri merupakan analisis yang menggunakan larutan
basa sebagai larutan standarnya (Keenan, 2005).
Zat anorganik dibedakan menjadi tiga golongan yaitu asam, basa, dan
garam. Asam merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan terdisosiasi
dengan pembentukan ion hidrogen (H+) sebagai ion positif. Basa merupakan zat
yang apabila dilarutkan dalam air akan terdisosiasi dengan pembentukan ion
hidroksil (OH) sebagai ion negatif. Garam secara sederhana diartikan hasil reaksi
antara zat asam dan basa, proses semacam ini disebut netralisasi (Vogel, 1985).
Asam dan basa ketika dalam kuantitas ekuivalen secara kimiawi dicampur
menghasilkan reaksi penetralan dengan hasil suatu larutan garam dalam air.
Larutan ini netral apabila asam dan basa pereaksi sama kuat, sedangkan
pereaksinya lemah akan terbentuk larutan asam lemah atau basa lemah.
Konsentrasi larutan asam atau larutan basa dapat ditentukan dengan melakukan
titrasi dengan larutan yang diketahui konsentrasinya. Penentuan konsentrasi ini
disebut sebagai analisis volumetri (Keenan, 1986).
Volumetri merupakan salah satu analisis jumlah berdasarkan pengukuran
volume larutan pereaksi dengan konsentrasi tertentu dan larutan standar. Titran
adalah larutan yang ditambahkan dalam titrasi dari buret sedangkan titrat adalah
larutan yang ditambahkan titran. Titik akhir titrasi adalah pada saat titran telah
mencapai titik ekuivalen (dengan penambahan indikator) sehingga penambahan
titran harus dihentikan. Volume titran yang terukur dan konsentrasi yang
diketahui sehingga konsentrasi titrat dapat dihitung (Harjadi, 1990). Standarisasi
larutan dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi adalah suatu proses penentuan
konsentrasi suatu larutan dengan penambahan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya atau biasa disebut larutan standar (Syukri, 1999). Larutan standar
ini juga disebut standar primer karena menggunakan sampel yang ditimbang
dengan tepat dan dilarutkan dalam larutan yang volumenya diukur dengan tepat.
Hasil standarisasi ini digunakan dalam titrasi penentuan titik ekuivalen yang
digunakan sebagai larutan standarnya (Day, 1989).
Reaksi yang terjadi pada titrasi ada 3 macam yaitu asam dengan basa,
asam dengan garam, dan basa dengan garam. Asam dengan basa atau reaksi
penetralan supaya kuantitatif maka asam dan basanya harus kuat. Asam dan
garam atau reaksi pembentukan asam lemah, asam yang digunakan adalah asam
kuat dan garam ini hasil dari asam lemah. Basa dengan garam atau pembentukan
basa lemah supaya kuantitatif maka yang digunakan dari basa kuat dan garam
hasil dari basa lemah (Harjadi, 1987). Syarat supaya titrasi yang dilakukan
berhasil adalah konsentrasi titran atau larutan standar harus diketahui, reaksi titran
dan zat yang di analisa harus diketahui dengan tepat. Titik ekuivalen dengan
bantuan indikator harus diketahui. Indikator ini memberikan perubahan warna
sehingga digunakan untuk menentukan titik ekuivalen, titik pada saat indikator
berubah warna dinamakan titik akhir. Syarat terakhir, volume titran yang
dibutuhkan dalam titik ekuivalen harus diketahui dengan tepat (Sastrohamidjojo,
2005).
Asam lemah contohnya adalah asam asetat. Asam lemah ini yang terurai
hanya sebagian. Asam lemah ditentukan pH-nya dengan menggunakan konstanta
kesetimbangan (Ka). Persamaan konstanta kesetimbangan dapat dituliskan
sebagai berikut.
HOAc ⇌ H+ + OAc (2.1)
Ka = ¿ ¿ (2.2)
(Chang, 2005).
Cara untuk menentukan sifat asam atau basa suatu larutan yang
menggunakan pH larutan dalam pengukurannya merupakan derajat keasaman.
Suatu pH larutan diartikan sebagai suatu logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam mol per liter. Fungsi derajat keasaman atau pH adalah untuk
menunjukkan tingkat keasaman dari suatu zat atau larutan. Larutan asam memiliki
pH <7 sedangkan larutan basa memiliki pH >7 dan pH sama dengan 7 merupakan
larutan netral. Persamaan untuk nilai pH dapat dituliskan sebagai berikut.
pH =  log [H+] (2.3)
pOH =  log [OH] (2.4)
pH + pOH = 14 (2.5)
(Chang, 2005).
Indikator asam-basa merupakan zat yang berubah warna karena pH
lingkungannya berubah. Syarat indikator pH yang baik untuk menunjukkan titiik
akhir titrasi maka indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi
ekivalen dalam titrat. Syarat kedua yaitu perubahan warna harus terjadi secara
mendadak sehingga penghentian titrasi tidak ada keraguan. Perubahan warna
disebabkan resonansi isomer elektron. Indikator mempunyai tetapan ionisasi yang
berbeda pada masing-masing indikator akibatnya menunjukkan warna yang
berbeda pada range pH-nya (Khopkar, 2008). Indikator asam-basa mempunyai
trayek pH masing-masing dengan warna asam dan warna basa yang berbeda.
Indikator asam-basa dalam trayek pH nya memiliki intensitas warna yang berbeda
mengikuti pHnya. Indikator PP (phenolphtalein) memiliki satu macam warna
yaitu berwarna merah dalam keadaan basa sedangkan dalam keadaan asam tidak
berwarna. Indikator PP terletak pada pH 8-9,6. Warna larutan semakin tua apabila
pH semakin tinggi atau mendekati pH 9,6 dan semakin muda apabila pH semakin
kecil atau mendekati pH 8, sedangkan pH dibawah 8 maka larutan tidak berwarna
dan diatas 9,6 warna tetap merah. Indikator bromcresol green berada pada trayek
pH 3,8-5,4 dengan warna kuning pada pH 3,8 dan warna biru pada pH 5,4. Warna
semakin kuning apabila mendekati 3,8 dan semakin biru apabila mendekati 5,4
(Harjadi, 1990).
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan alsidi alkalimetri ini adalah buret 50
mL, Erlenmeyer, pipet volume dan pipet tetes, timbangan analitis, pemanas, labu
takar 100 mL.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan alsidi alkalimetri ini adalah
akuades, larutan HCl, NaOH kristal, asam oksalat 0,1N, indikator (PP,
bromcresol green).

3.2 Diagram Alir


3.2.1 Normalisasi NaOH
Kristal NaOH
 ditimbang 0,4 gram Asam oksalat
 dilarutkan dengan akuades 20 mL  dipipet 10 mL ke
erlenmeyer
 dimasukkan buret 50 mL  ditambahkan 2-3 tetes
hingga batas tanda indikator PP

Larutan NaOH Larutan asam oksalat


 ditritasi hingga titik ekivalen
 dicatat NaOH yang diperlukan
Larutan Natrium oksalat
 dihitung Normalitasnya

Hasil
3.3.2 Standarisasi HCl
Larutan HCl
dipipet 10 mL
ditambahkan 2 tetes indikator PP
dititrasi dengan NaOH
Larutan biru-kehijauan
diulangi 3 kali
dihitung konsentrasi HCl, rata-rata, dan simpangan
Hasil
3.3.3 Penentuan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Sampel soda kue
ditimbang tiga sampel masing-masing 0,3 gram
dilarutkan 60 ml air
ditambahkan indikator PP
dititrasi dengan 0,1M HCl
dicatat banyak HCl (mL) yang digunakan
Larutan merah-kuning
ditambahkan indikator bromocresol green
dititrasi kembali
Larutan biru-kehijauan
dididihkan 2-3 menit
diperhatikan perubahan warna
dititrasi sampai berubah biru kehijauan

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2005. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Day, R. A. dan Underwood, A. L. 1989. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT. Gramedia.
Keenan, Charles W. 1986. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Keenan, Charles W. 2005. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM Press.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung : ITB.
Ulfa, Ade M., Retnaningsih, A. dan Aufa, R. 2017. Penetapan Kadar Asam
Lemak Bebas pada Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit dan Minyak
Zaitun Kemasan Secara Alkalimetri. Jurnal Analisis Farmasi. Vol 2(4) :
242-250.
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi Kelima Bagian I. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal 5
    Jurnal 5
    Dokumen10 halaman
    Jurnal 5
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL2
    JURNAL2
    Dokumen7 halaman
    JURNAL2
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL6
    JURNAL6
    Dokumen8 halaman
    JURNAL6
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL1
    JURNAL1
    Dokumen6 halaman
    JURNAL1
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL4
    JURNAL4
    Dokumen8 halaman
    JURNAL4
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL2
    JURNAL2
    Dokumen7 halaman
    JURNAL2
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL1
    JURNAL1
    Dokumen6 halaman
    JURNAL1
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL4
    JURNAL4
    Dokumen8 halaman
    JURNAL4
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 5
    Jurnal 5
    Dokumen10 halaman
    Jurnal 5
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL4
    JURNAL4
    Dokumen8 halaman
    JURNAL4
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 5
    Jurnal 5
    Dokumen10 halaman
    Jurnal 5
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL6
    JURNAL6
    Dokumen8 halaman
    JURNAL6
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL1
    JURNAL1
    Dokumen6 halaman
    JURNAL1
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • JURNAL6
    JURNAL6
    Dokumen8 halaman
    JURNAL6
    ag zo
    Belum ada peringkat
  • Gravimetri
    Gravimetri
    Dokumen12 halaman
    Gravimetri
    ag zo
    Belum ada peringkat