Anda di halaman 1dari 17

1

Kegiatan ke 2
Keanekaan Sel, Struktur dan Fungsi

A. Tujuan
1) Mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman sel, struktur dan fungsi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana keanekaragaman bentuk
sel, namun pada dasarnya semua sel mempunyai pola struktur yang
sama.

B. Kajian Pustaka
1. Sejarah sel
Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert Hooke (1635-
1703), seorang ilmuwan inggris, untuk menjelaskan struktur potongan
tipis gabus di bawah mikroskop. Setelah beberapa abad kemudian
istilah sel tersebut digunakan untuk menyatakan satuan dasar
minimum suatu jasad hidup yang mampu melakukan perbanyakan
sendiri (self-duplication). Satuan dasar tersebut menentukan struktur
maupun fungsi semua jasad hidup, baik jasad tingkat rendah maupun
jasad tingkat tinggi (Yuwono, 2008: 7).
2. pengertian sel
Sel merupakan satuan dasar kehidupan; semua organisme hidup
terdiri dari sel yang memiliki nukleus (inti) yang terbungkus membran
atau struktur serupa tapi tanpa membran. Tak ada kehidupan dalam
satuan yang lebih kecil daripada sel. Sel hanya terjadi dari
pembelahan sel yang ada sebelumnya (Salisbury dan Ross, 1995: 2).
Sel adalah satuan unit terkecil dari kehidupan. Seluruh makhluk
hidup tersusun atas sel. Kata “sel” dikemukakan oleh Robert Hooke
yang berarti “kotak-kotak kosong”, setelah ia mengamati sayatan
gabus dengan mikroskop (Maritalia dan Riyadi, 2012: 11).
2

Bagian yang penting dari sel bukanlah dinding selulosa yang


dilihat oleh Hooke, melainkan isi dari sel itu. Dalam tahun 1839
fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” bagi zat
hidup dari sel. Setelah pengetahuan kita mengenai struktur dan fungsi
sel meningkat, maka menjadi jelas bahwa isi yang hidup dari sel
merupakan suatu sistem yang kompleks dari bagian-bagian yang
heterogen. Dalam tahun yang sama 1839 seorang botaniwan Matthias
Schleiden, dan Zoologiwan Theodor Schwann, keduanya bangsa
jerman, merumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang
menjadi teori sel: Tubuh semua hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-
sel, yaitu unit dasar dari kehidupan. Sel adalah unit struktural dan
fungsional dari semua organisme. Unit dasar yang mempunyai semua
ciri khas benda hidup (Yowono, 2008: 35).
Ciri utama sel sebagai suatu unit biologis terkecil yang otonom
adalah adanya kemampuan berikut: tumbuh kembang, pengelolaan,
perbaikan, dan reproduksi. Pada aspek tumbuh kembang sel tergabung
dalam suatu jalinan komunikasi lingkungan yang membentuk suatu
jaringan, dimana aspek-aspek spesifisitas, durasi siklus sel,
penyesuaian morfologi (struktur) dengan fungsi dan pemenuhan
kebutuhan jaringan beserta respon terhadap efek eksternal merupakan
aspek-aspek yang mutlak perlu diakomodir oleh sistem sel sebagai
dasar acuan (Azhar, 2008: 23).

Menurut Harti (2014: 4-5), sifat sel yaitu sebagai berikut:


a. Penyusun utama / building blocks makhluk hidup.
b. Unit terkecil setiap makhluk hidup.
c. Fungsi pertumbuhan reproduksi, penggunaan
energy, adaptasi, respon terhadap lingkungannya.
d. Tidak dapat dilihat secara kasat mata atau
mikroskopis.
3

e. Tipe dasar dan jenis dari sel bervariasi.


3. Macam-macam sel
Jasad hidup selular yang ada di alam dapat digolongkan menjadi
jasad bersel tunggal (unicellular organism), dan jasad bersel banyak
(multicellular organism). Penggolongan jasad selular dapat didasarkan
atau struktur dan organisasi sel yaitu jasad prokaryot dan jasad
eukaryote (Yuwono, 2008: 8).

Tabel 1. Penggolongan jasad selular.


Satuan Dasar Organisasi sel Contoh
Sel tunggal Prokaryot Escherichia coli
Eukaryot Saccharomyces
cerevisiae
Sel banyak (multisel) Eukaryot Tanaman tingkat tinggi,
manusia, dan hewan
Sumber: Yuwono, 2008: 8

Menurut Harti (2014: 5,7-9), berdasarkan intinya maka sel terbagi 2


macam yaitu:
a. Sel Prokariot
Prokariotik (Bahasa yunani pro, “sebelum” dan karyon, “inti”).
1) Merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan
diameter dari 1-10µm.
2) Belum ada pembagian ruang yang jelas diantara komponen-
komponen selnya. Semua komponen dan bahan genetiknya terletak
didalam sitoplasma dan belum ada membran inti sel (nukleoid) dan
organel spesifik.
3) Struktur selnya diselimuti oleh membran plasma (membran sel)
yang tersusun dari lemak lapis ganda/ fofolipid bilayer.
a) Kebanyakan prokariotik juga memiliki dinding sel yang kuat di
luar membrane plasma untuk melindungi sel dari lisis terutama
ketika sel berada didalam lingkungan dengan osmolaritas
rendah.
4

b) Permukaan sel prokariotik ada kalanya membawa sejumlah


struktur berupa rambut-rambut pendek yang dinamakan pili
dan beberapa struktur rambut panjang yang dinamakan
flagella.
c) Bagian dalam sel secara keseluruhan dinamakan sitoplasma
atau sitisol.
d) Kadang-kadang dapat juga dijumpai adanya plasmid (molekul
DNA sirkuler di luar kromosom).
4) Prokariot dibagi menjadi dua subdivisi yaitu Eubacteria dan
Archaebacteria atau Archaea.
5) Penelitian terakhir menunjukkan bahwa sifat-sifat molekuler
Archaea lebih mendekati Eukariot sehingga Archaea merupakan
kelompok peralihan.
b. Sel Eukariot
Eukariot (Bahasa yunani eu,”sejati” dan karyon,”inti”) secara
taksonomia eukariotik dikelompokkan menjadi empat kingdom, yaitu:
1) Hewan (animalia)
2) Tumbuhan (plantae)
3) Jamur (fungi)
4) Protista, yang terdiri atas Alga dan Protozoa.

Salah satu ciri sel eukariotik adalah adanya organel-organel


subseluler dengan fungsi-fungsi yang lebih terspesialisasi. Ciri lain:
1) Sel tersusun 3 bagian utama: nukleus, yang mengandung DNA dan
protein, membran sel, sitoplasma dengan organel bermembran.
2) Membran plasma, terikat sebagai lipid bilayer yang flexible,
selektif permeable terhadap senyawa polar dan berfungsi sebagai
transport dan penerima rangsangan.
3) Sitoplasma, mengandung cairan aquaeous partikel tersuspensi dan
organel.
4) Sel eukariot pada umumnya lebih besar dari pada sel prokariot,
diameter 10-100µm, meliputi sel hewan, tumbuhan dan jamur.
5

5) Pada tumbuhan dan kebanyakan fungi serta Protista terdapat juga


dinding sel yang kuat disebelah luar membran plasma.
6) Didalam sitoplasma selain terdapat organel dan ribosom terdapat
adanya serabut-serabut protein yang disebut sitoskeleton.
7) Sebagian besar organisme eukariot bersifat multiseluler.
4. Struktur sel
Sel terdiri dari struktur-struktur internal yang masing-masing
dipisahkan oleh membrane semipermeable. Berbagai struktur internal
tersebut dibungkus bersama sama menjadi satu oleh sebuah membran
sel sehingga membentuk sebuah unit tunggal. Meskipun fungsi setiap
sel berbeda-beda dalam tubuh, semua sel memiliki struktur internal
yang sama (Corwin, 2009: 3).

Gambar 1: struktur umum sel dengan organelnya. (Dari Bullock, B.A.,&


Henze,R.L.[2017] Fokus on pathophysiology. Philadelphia: Lippincott
Wiliams & Wilkins) sumber: Corwin, 2018: 4
6

Secara struktural, sel merupakan penyusun pada makhluk hidup


uniseluler (bersel satu) atau multiseluler (bersel banyak). Sel memiliki
tiga bagian utama, yaitu membran sel, nukleus (inti sel) dan
sitoplasma (Ferial, 2013: 3).

Menurut Ferial (2013: 5-11), sel memiliki bagian utama yaitu:


a. Membran Sel (Membran Plasma, Selaput Plasma)
Membran sel merupakan membran yang membatasi isi sel
dari sekelilingnya. Membran ini tersusun dari membran dua lapis
yang terdiri dari fospolipid dan protein (lipoprotein). Membran sel
bersifat semipermeable, artinya permeable secara selektif,
berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan
ke luar sel.
Setiap sel dibungkus oleh sebuah membran sel. Membran sel
adalah suatu sawar semipermeable dan tersusun dari sebuah lapisan
ganda (bilayer) fosfolipid yang mengambang dan di dalamnya
mengandung molekul-molekul protein yang berpencar dan dapat
bergerak bebas. Molekul-molekul protein tersebut memanjang
menembus membran secara total atau parsial (Corwin, 2009: 5).
b. Nukleus (Inti Sel)
Nukleus berbentuk bulat panjang dan dilindungi oleh
membran nukleus (membran inti, selaput inti). Nukleus memiliki
susunan molekul yang sama dengan membran sel yaitu berupa
lipoprotein. Di dalam nukleus terdapat:
1) Nukleolus (anak inti) yang berfungsi mensintesis berbagai
macam molekul RNA (ribonucleic acid, asam ribonukleat)
yang digunakan dalam perakitan ribisom.
2) Nukleoplasma (cairan inti), merupakan zat yang tersusun dari
protein.
c. Sitoplasma
Sitoplasma terdapat didalam sel, tetapi diluar nukleus dan
organel-organel sel. Sitoplasma bersifat transparan, penyusun
7

terbesarnya terdiri atas air yang didalamnya terlarut banyak


molekul kecil-kecil, ion, dan juga sejumlah besar protein.
d. Organel-organel
Organel-organel sel terdapat di dalam sitoplasma.
1) Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma (RE) merupakan perluasan
membran-membran yang saling berhubungan dengan
membentuk saluran pipih seperti tabung didalam sitoplasma.
Saluran-saluran tersebut berfungsi untuk membantu gerakan
substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
Didalam sel terdapat dua tipe RE, yaitu retikulum endoplasma
kasar (REK) dan retikulum endoplasma halus (REH).
2) Badan Golgi (Aparatus Golgi/ Kompleks Golgi)
Fungsi badan golgi antara lain adalah:
a) Membentuk kantong (vesikula) untuk sekresi, terjadi
terutama pada sel-sel kelenjer.
b) Membentuk membran plasma.
c) Membentuk dinding sel tumbuhan.
d) Dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim untuk memecah dinding sel telur, dan pembentukan
lisosom.
3) Ribosom
Ribososm berupa organel kecil ynag tersusun oleh RNA
ribosom dan protein. Ribosom terdapat bebas di sitoplasma dan
melekat pada REK. Ribosom mmepunyai fungsi dalam sintesis
protein.
4) Lisosom
Pada tahun 1955, para ahli biologi menemukan partikel-
partikel yang sangat halus disalam sitoplasma dengan
menggunakan teknik ultrasentrifungasi. Oleh Christian de Duve,
8

partikel halus yang ternyata berbentuk kantong-kantong kecil ini


dinamakan lisosom.
5) Plastida
Plastida adalah organel khas pada sel tumbahan. Ada tiga
macam kloroplas yaitu:
a) Kromoplas, yaitu plastida berwarna yang mengandung
pigmen selain klorofil.
b) Leukoplas, yaitu plastida yang berwarna putih berfungsi
menyimpan amylase (amiloplas), minyak (elailoplas) dan
protein (laueorplas).
c) Kloroplas, yaitu plastida yang berwarna hijau karena
mengandung klorofil.
6) Vakuola (Rongga Sel)
Vakuola adalah organel sitoplasma yang berisi cairan,
dibatasi oleh selaput yang disebut tonoplas.
7) Sentriol
Sel hewan/ manusia dan sel berbagai mikroorganisme da
tumbuhan tingkat rendah mengandung dua sentriol yang
terdapat dalam plasma di dekat permukaan sebelah luar nukleus.
Sentriol merupakan hasil perkembanan sentrosom, berupa
kumpulan dari mikrotubulus yang beperan sebagai kutub-kutub
pembelahan sel secara tidak langsung baik secara mitosis atau
meiosis.
8) Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut
yang berbeda, yaitu mikrofilamen, mikrotubul, dan filament
intermediate.
5. Bagian-bagian sel
Secara garis besar sel terdiri atas bagian sel yang hidup dan bagian
sel yang mati.
9

a. Bagian-bagian sel yang hidup


1) Membran plasma. Sel-sel manusia maupun sel hewan dilapisi
oleh membran (selaput) plasma berupa selaput tipis. Begitu
tipisnya tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Fungsi
selaput plasma adalah untuk mengatur keluar masuk zat dalam
mengadakan respon terhadap perubahan lingkungan.
2) Inti sel. Bahan luarnya dibatasi oleh selaput inti yang berpori
dan mengandung plasma inti, anak inti, dan benang-benang
kromatin sebagai pembawa sifat genetis.
3) Mitokondria. Merupakan tempat berlangsungnya pernapasan sel
dan pembentukan tenaga (energi).
4) Ribosom. Merupakan tempat sintesis protein, misalnya asimilasi
nitrogen dalam tumbuhan hijau.
5) Lisosom. Bagian ini disebut juga badan penghancur.
b. Bagian-bagian sel yang mati
1) Dinding sel. Terdapat pada sel tumbuhan yang merupakan
lapisan rangkap di luar selaput plasma. Lapisan dinding sel
tersusun atas dinding sekunder, dinding primer, dan lamela
tengah.
2) Vakuola (rongga sel). Merupakan bagian mati dibatasi oleh
selaput yang memisahkan dengan sitoplasma.
6. Sel hewan dan sel tumbuhan
Penggambaran sel hewan secara umum ini menampilkan struktur-
struktur sel hewan yang paling umum ditemukan (sebenarnya tidak
ada sel yang tampak persis seperti ini). Seperti yang ditunjukkan
dalam gambar irisan, sel ini memiliki berbagai komponen, termasuk
organel (‘organ kecil’), yang dibatasi oleh membran. Organel yang
paling menonjol dalam sel hewan biasanya nukleus. Sebagian besar
aktivitas metabolisme sel terjadi dalam sitoplasma, keseluruhan
wilayah antara nukleus dan membran plasma. Dimiliki sel hewan
namun tidak ada dalam sel tumbuhan: lisosom, sentrosom, dengan
10

sentriol flagella (namun ada pada beberapa jenis sperma tumbuhan)


(Campbell dkk, 2008: 109).
Penggambaran sel tumbuhan secara umum ini mengungkapkan
kemiripan dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan. Selain
sebagaian besar ciri yang erdapat pada sel hewan, sel tumbuhan
memiliki organel yang disebut plastid. Jenis plastid terpenting adalah
kloroplas, yang melaksanakan fotosintesis. Dimiliki sel tumbuhan,
namun tidak ada dalam sel hewan: kloroplas, vakuola sentral, dinding
sel, plasmodesma (Campbell dkk, 2008: 110).

Pada sel tumbuhan terdapat membrane sel berfungsi untuk


mengatur keluar masuknya zat. Dengan pengaturan itu sel akan
memperoleh pH yang sesuai. (Yahya, 2015: 1).

7. Deskripsi bahan
a. Methylene Blue (MB)
Methylene blue (MB) merupakan zat warna dasar yang
sangat penting dan relatif murah dibandingkan dengan pewarna
lainnya. Zat warna ini paling sering dipakai dalam industri tekstil,
sutra, wool dan kosmetik. Dosis tinggi dari MB dapat
menyebabkan mual, muntah, nyeri pada perut dan dada, sakit
kepala, keringat berlebihan dan hipertensi [4] (Fitriani, dkk, 2015:
1091-1092).
b. Bawang Merah (Allium cepa)
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu
tanaman hortikultura yang populer dalam dunia kuliner, sebagai
bumbu masakan (flavor), sayuran (acar dan salad) dan produk
olahan (bawang goreng), saat ini ekstrak umbi bawang merah
sedang dipelajari sebagai obat tradisional (antimicrobial,
anticancer dan anti-inflammatory) (Shinkafi dan Dauda, 2013;
Motlagh, 2011. Budidaya bawang merah yang telah berlangsung
lama dengan kondisi agroekosistem Indonesia yang beragam
11

dapat menyebabkan tingginya keragaman genetik bawang merah


sehingga melahirkan varietas-varietas lokal. Indonesia memiliki
banyak varietas lokal bawang merah sebagai sumber plasma
nutfah yang penting untuk tujuan pemuliaan varietas unggul dan
pemilihan genotipe penting yang akan dikonservasi. Namun
penelitian dan informasi tentang keragaman genetik bawang
merah lokal Indonesia masih terbatas, untuk itu perlu dilakukan
penelitian tentang keragaman genetik pada tanaman bawang
merah. Keragaman genetik bawang merah dapat dianalisis
menggunakan marka morfologi dan molekuler. Marka morfologi
merupakan karakter yang paling cepat dan mudah diamati.
Namun, karakter morfologi merupakan hasil interaksi gen dan
lingkungan sehingga marka morfologi memiliki keterbatasan
yaitu bersifat tidak konsisten karena dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
keragaman genetik tanaman bawang merah menggunakan marka
morfologi dan ISSR yang diharapkan dapat dijadikan informasi
dasar dalam pengelolaan sumber daya genetik dan perakitan bibit
unggul bawang merah (Sari, dkk, 2016: 175-176).
c. Manihot utilissima
Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat penting disamping
gandum, padi, jagung, dan ubijalar. Ubi kayu mempunyai banyak
variasi untuk dapat dibuat sebagai bahan pangan atau bentuk lain.
Dalam ubikayu segar mengandung beberapa nutrisi penting,
diantaranya kandungan kalori, kandungan karbohidrat, dan berat
yang dapat dikonsumsi. Tanaman ubikayu memiliki tingkat
keragaman yang tinggi, banyaknya spesies pada genus Manihot
yang mencapai 98 spesies, dan pada spesies Manihot utilissima
L., yang biasa dijadikan sebagai tanaman pangan, selebihnya
sebagai kerabat dekat maupun kerabat liarnya. Keragaman
genetika sangat diperlukan dalam pemuliaan tanaman, hal ini
12

disebabkan dalam keragaman genetik merupakan dasar dalam


menduga perbaikan genetik dengan seleksi. Penelitian ini
bertujuan untuk mendokumentasi dan mengidentifikasi beberapa
karakter kualitatif maupun karakter kuantitatif, yang digunakan
sebagai penciri dari suatu klon serta mengetahui potensi
produksinya (Rosyadi,.dkk, 2014: 59-60).
d. Epitel Rongga Mulut
Mukosa rongga mulut adalah jaringan yang melapisi
rongga mulut, terdiri dari dua bagian yaitu epitel dan lamina
propia. Lamina propia mengandung serabut kolagen, serabut
elastik, retikulin, dan jaringan penghubung. Lapisan di bawah
lamina propia adalah lapisan submukosa, yang merupakan
jaringan ikat kendor yang mengandung lemak, pembuluh darah,
limfe, dan saraf. Epitel rongga mulut tersusun dari sel squamos
bertingkat, mirip dengan epitel squamous bertingkat yang
ditemukan di bagian tubuh lain, yaitu memiliki aktivitas turn over
yang dimulai dari sel basalis. Turn over atau indeks maturasi
adalah perbandingan antara sel basal-parabasal, sel intermediet,
dan sel superfisial. Sel basalis yang matur akan berdiferensiasi
menjadi sel intermediet, kemudian akan berdiferensiasi lagi
menjadi sel superfisial. Sel superfisial adalah lapisan terluar dari
epitel dan yang paling mudah terlepas dari permukaan. Ketebalan
mukosa bukal mencapai 40-50 lapisan sel, yaitu sekitar 500-800
µm4. (Santoso,.dkk. 2013: 148-149).
e. Aquades
Akuades merupakan pelarut yang jauh lebih baik
dibandingkan hampir semua cairan yang umum dijumpai.
Senyawa yang segera melarut di dalam akuades mencakup
berbagai senyawa organik netral yang mempunyai gugus
fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton.
Kelarutannya disebabkan oleh kecenderungan molekul akuades
13

untuk membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil gula


dan alkohol atau gugus karbonil aldehida dan keton (Lehninger,
1982). Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari
zat-zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
Akuades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa.
Akuades biasa digunakan untuk membersihkan alatalat
laboratorium dari zat pengotor (Petrucci, 2008) (Khotimah, 2017:
34-35).
14

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop cahaya 1 unit
b. Cutter atau silet 1 buah
c. Kaca objek 1 buah
d. Kaca penutup 1 buah
e. Gelas Kimia 1 buah
f. Tusuk Gigi 1 buah
g. Tissue 1 buah
2. Bahan
a. Batang singkong muda (Manihot utilissima)
b. Bawang merah (Allium cepa)
c. Sel epitel rongga mulut
d. Metilan blue

D. Cara kerja
1. Sel Gabus
a. Irisan gabus (batang singkong muda) diletakkan pada kaca objek dan
ditutup dengan kaca penutup.
b. Irisan gabus (batang singkong muda) diamati dengan perbesaran
lemah 40 kali.
c. Irisan gabus (batang singkong muda) diamati bagaimana bayangan
benda, dan digambarkan di kertas.
d. Preparat digeser dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah, sambal
memandang ke dalam lensa okuler. Diamati kemana bayangan
bergerak.
e. Lensa obyektif diubah ke perbesaran yang lebih besar. Diamati
apakah ada perubahan luas bidang pandang.
2. Sel Hewan
a. Kaca objek disiapkan dan dibersihkan permukaannya dengan tissue
halus permukaannya.
15

b. Dengan menggunakan tusuk gigi, digarus permukaan dalam pipi


anda dengan hati-hati.
c. Bahan tersebut diulaskan pada permukaan kaca objek, kemudian
diteteskan Metilan Blue lalu ditutup dengan kaca penutup.
d. Bahan tersebut diamati dengan perbesaran lemah 40 kali.
e. Melalui pengamatan dengan perbesaran kuat, digambar 2 atau 3 sel
dan diberi keterangan dari bagian sel yang tampak.
3. Sel Tumbuhan
a. Kaca objek disiapkan dan dibersihkan permukaannya dengan tissue
halus.
b. Satu suing bawang merah dipotong lalu diambil bagian yang
berdaging.
c. Satu suing bawang merah dipotong persegi sesuai keperluan lalu
diambil selaput epidermis bagian dalam suing.
d. Selaput epidermis diletakkan pada kaca objek.
e. Pada selaput bawang diteteskan aquades, kemudian ditutup dengan
kaca penutup.
f. Selaput bawang diamati dengan perbesaran lemah 40 kali, kemudian
dengan perbesaran yang lebih kuat.
g. Bentuk sel digambar dan diberi keterangan.
16

Daftar Rujukan

Azhar, T.N. 2008. Dasar-dasar Biologi Molekuler. Bandung: Widya Padjajaran.

Campbell, A. N.,dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Ferial, E. W. 2013. Biologi Reproduksi. Jakarta: Erlangga.

Fitriani,.dkk. 2015. Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Adsorben Zat Warna


Methylene Blue. 11(2): 1091-1092.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gradien/article/view/895.Diakses
pada tanggal 13 Oktober 2019.

Harti, A. S. 2014. Biokimia Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Yrama Widya.

Khotimah,.dkk. 2017. Karakteristik Hasil Pengolahan Air Ari Setianingsih


Menggunakan Alat Destilasi. 1(2): 35.
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/TK/article/download/1143/985.

Maritalia, D. dan Sujono, R. 2012. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: pustaka


Pelajar.

Rosyadi,.dkk, 2014. Karakterisasi Ubikayu Lokal (Manihot utilissima L.)


Gunung Kidul The Characterization of Gunung Kidul Landraces
Cassava (Manihot utilissima L). 3(2): 60
https://jurnal.ugm.ac.id/jbp/article/view/5152/4228. Diakses pada tanggal
13 Oktober 2019.
Salisbury, F. B. dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit
ITB.
17

Santoso, dkk. 2013. Pengaruh Pemakaian Breket terhadap Maturasi Sel Epitel
Mukosa Bukal pada Pasien Anak Periode Gigi Bercampur. 4(4): 249
https://journal.ugm.ac.id/jkg/article/download/27639/16917.
Diakses pada 16 Oktober 2019.

Sari,.dkk. 2016. Keragaman Genetik Bawang Merah (Allium cepa L.)


Berdasarkan Marka Morfologi dan ISSR. 45(2): 176.
https://dx.doi.org/10.24831/jai.v45i2.11665. Diakses pada 13 Oktober
2019.

Yahya, 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solonum


Tuberosum dan Doucus Carota. 4(1): 1.
https://anzdoc.com/jurnal-biology-education-vol-4-no-1-april-2015.html.
Diakses pada 7 oktober 2019.

Yuwono, T. 2008. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai