Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2407-7232

JURNAL PENELITIAN
KEPERAWATAN
Volume 4, No. 2, Agustus 2018

Studi Fenomenologi: Kehidupan Masyarakat Paska Erupsi Gunung Kelud Tahun


2014

Hubungan Mekanisme Cedera dan Trauma Organ Lain dengan Prognosis Pasien
Cedera Kepala Berat

Kandungan Fitokimia dan Zat Gizi Pada Formulasi Es Krim Jamu Kunyit Asam

Peran Manajer Keperawatan Dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat

Perkembangan Motorik Anak Usia Prasekolah di Posyandu Balita Mawar dan


Kenanga

Kompres Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam Efektif Menurunkan Nyeri Pasien
Reumatoid Artritis

Pengetahuan Pasien Pre Operasi dalam Persiapan Pembedahan

Adaptasi Psikologis Ibu Postpartum (Fase Taking- In)

Motivasi Penatalaksanaan Empat Pilar Diabetes Mellituspada Pasien dengan Diabetes


Mellitus

Pelatihan Penangganan Korban Tersedak Terhadap Pemahaman Tujuan, Prosedur,


Kewaspadaan, dan Evaluasi Tindakan

Diterbitkan oleh
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI

Jurnal Penelitian Hal Kediri


Vol.4 No.2 2407-7232
Keperawatan 88-187 Agustus 2018
2407-7232

JURNAL PENELITIAN
KEPERAWATAN
Volume 4, No. 2, Agustus 2018
Penanggung Jawab
Aries Wahyuningsih, S.Kep., Ns., M.Kes

Ketua Penyunting
Srinalesti Mahanani, S.Kep., Ns., M.Kep

Sekretaris
Desi Natalia Trijayanti Idris, S.Kep., Ns., M.Kep

Bedahara
Dewi Ika Sari H.P., SST., M.Kes

Penyunting Ahli:
Dr. Titih Huriah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom

Penyunting Pelaksana
Aries Wahyuningsih, S.Kep., Ns., M.Kes
Tri Sulistyarini, A.Per Pen., M.Kes
Dewi Ika Sari H.P., SST., M.Kes
Erlin Kurnia, S.Kep., Ns., M.Kes
Dian Prawesti, S.Kep., Ns., M.Kep
Maria Anita Yusiana, S.Kep., Ns., M.Kes

Sirkulasi
Heru Suwardianto, S.Kep., Ns M.Kep

Diterbitkan Oleh:
STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend Panjaitan No. 3B Kediri
Email: uuptppmstikesbaptis@gmail.com
Link: http://jurnalbaptis.hezekiahteam.com/jurnal
2407-7232

JURNAL PENELITIAN
KEPERAWATAN
Volume 4, No. 2, Agustus 2018
DAFTAR ISI
Studi Fenomenologi: Kehidupan Masyarakat Paska Erupsi Gunung Kelud 88-100
Tahun 2014
Lilik Setiawan

Hubungan Mekanisme Cedera dan Trauma Organ Lain dengan Prognosis Pasien 101-109
Cedera Kepala Berat
Nurul Fatwati Fitriana

Kandungan Fitokimia dan Zat Gizi Pada Formulasi Es Krim Jamu Kunyit Asam 110-116
Nurul Hidayah

Peran Manajer Keperawatan Dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat 117-125


Paramita Pasthikarini | Aries Wahyuningsih | Selvia David Richard

Perkembangan Motorik Anak Usia Prasekolah di Posyandu Balita Mawar dan 125-136
Kenanga
Yul Siskawati | Dewi Ika Sari Hari Poernomo | Srinalesti Mahanani

Kompres Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam Efektif Menurunkan Nyeri Pasien 137-146
Reumatoid Artritis
Dimas Alfana Bouries Doliarn’do | Sandy Kurniajati | Erva Elli Kristanti

Pengetahuan Pasien Pre Operasi dalam Persiapan Pembedahan 147-157


Andika Kurniawan | Erlin Kurnia | Akde Triyoga

Adaptasi Psikologis Ibu Postpartum (Fase Taking- In) 158-167


Ni Komang Gita Rasmi | Maria Anita Yusiana | Dian Taviyanda

Motivasi Penatalaksanaan Empat Pilar Diabetes Mellituspada Pasien dengan 168-177


Diabetes Mellitus
Nataliel Dwi Prayoga | Tri Sulistyarini | Erva Elli Kristanti

Pelatihan Penangganan Korban Tersedak Terhadap Pemahaman Tujuan, 178-187


Prosedur, Kewaspadaan, dan Evaluasi Tindakan
Heru Suwardianto | Erawati
117 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 4. (2) Agustus 2018 ISSN. 2407-7232

PERAN MANAJER KEPERAWATAN DALAM MENCIPTAKAN MOTIVASI


KERJA PERAWAT

NURSING MANAGER ROLE IN CREATING NURSE WORK MOTIVATION

Paramita Pasthikarini, Aries Wahyuningsih, Selvia David Richard


STIKES RS. BAPTIS KEDIRI Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri
Email: stikes_rsbaptis@yahoo.com

ABSTRAK

Manajer memegang peran penting dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan
organisasi. Figur seorang pemimpin harus memiliki karakter berpendidikan dan
berpengalaman dalam substansi tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan penelitian
menggambarkan peran manajer keperawatan dalam menciptkan motivasi kerja perawat
berdasarkan masa kerja dan tingkat pendidikan di instalasi rawat inap dan istalasi rawat
jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Desain penelitian adalah, Deskriptif. Populasi penelitian
semua perawat yaitu 83 responden, pengambilan subjek menggunakan teknik Cluster
sampling. Penelitian ini memiliki variabel tunggal yaitu peran manajer dalam menciptkan
motivasi kerja perawat. Pengumpulan menggunakan kuesioner. Analisis data penelitian
menggunakan uji statistik Distribusi Frekuensi. Hasil penelitian menunjukan gambaran
peran manajer keperawatan dalam menciptakan motivasi kerja adalah baik yaitu 50
responden (60,2%). Peran manajer keperawatan dalam menciptakan motivasi kerja
berdasarkan masa kerja dikatakan baik yaitu 30 responden (36,1%) pada masa kerja
kepala ruang adalah 6-10 tahun, dan peran manajer keperawatan dalam menciptakan
motivasi kerja dikatakan baik yaitu 44 responden (53,0%) pada tingkat pendidikan DIII.
Disimpulkan gambaran peran manajer keperawatan dalam menciptakan motivasi kerja
perawat adalah baik, dan semakin lama masa kerja dan semakin tinggi tingkat pendidikan
tidak berpengaruh pada kemampuan manajer dalan menciptakan motivasi kerja perawat.

Kata Kunci: Peran manajer keperawatan, motivasi kerja, Perawat

ABSTRACT

Managers play an important role in motivating staff to achieve organizational


goals. The figure of a leader must have an educated and experienced character in the
substance of his duties and responsibilities. The purpose of the study describes the role of
nursing managers in creating nurse work motivation based on the working period and the
level of education in inpatient and outpatient installation of Kediri Baptist Hospital. The
research design was descriptive. The population of study was all nurses namely 83
respondents, the subjects were taken used Cluster sampling technique. This study had one
variable namely nursing managers role in creating nurse work motivation. Data
collection used questionnaire. Analysis of research data used statistical test of Frequency
Distribution. The results showed nursing managers role in creating motivation was good
that were 50 respondents (60.2%). The role of nursing managers in creating work was
good that were 30 respondents (36.1%) based on working period at head of room were 6-
Hal: 117-125 Peran Manajer Keperawatan dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat
118

10 years, and the role of nursing managers in creating work motivation was good that
were 44 respondents (53.0%) at Diploma III education level. The conclusion was the
description of nursing managers role in creating nurse work motivation was good, and
the longer of the working period and the higher level of education did not affect the
ability of managers in creating nurse work motivation.

Keywords: Nursing manager role, Work motivation, Nurse

Pendahuluan dilakukan pada tanggal, 30 Januari


sampai tanggal, 01 Februari 2017 yang
dilakukan pada perawat diselurug
Menurut K.C. Laudon dan J.P. ruangan Rumah Sakit Baptis kediri yang
Laudon (2008) peran manajer berjumlah 22 perawat dengan
memainkan peran penting dalam menggunakan lembar kuesioner di
organisasi. Peran manajerial atau dapatkan hasil peran manajer dalam
managerial roles adalah perkiraan- menciptakan motivasi kerja cukup 86,3%
perkiraan aktivitas yang seharusnya khususnya dalam memberikan pujiaan
dilakukan para manajer dalam organisasi. kepada stafnya jika menyelesaikan
Mintzberg mendapati bahwa peran tugasnya dengan baik dan peran manajer
manajerial ini dibagi menjadi tiga berinovasi dalam menciptakan motivasi
kategori: interpersonal (Interpersonal bagi para staf.
role), informasi (Informasi role), dan Menurut Kuntoro, (2010) kegiatan
pengambil keputusan (Decisional role). seorang pemimpin merupakan faktor
Manajer memegang peran penting dalam yang cukup penting dalam menentukan
memotivasi staf untuk mencapai tujuan tingkat kinerja karyawan dan kualitas
organisasi (Nursalam, 2014). Figur pencapaian tujuan, yaitu motivasi.
seorang pemimpin harus memiliki Meningkatkan motivasi kerja perawat
karakter berpendidikan, berpengalaman maka, tingkat pendidikan berpengaruh
dalam substansi tugas dan tanggung pada pola pikir seseorang, sedangkan
jawabnya (Suarli, Bahtiar, 2009). pola pikir berpengaruh terhadap perilaku
Berdasarkan data yang di dapat saat seseorang, dengan demikian, dapat di
prapenelitian bahwa seorang manajer/ katakan bahwa pola pikir seseorang yang
kepala ruang kurang mampu berpendidikan tinggi akan berdampak
mencipatakan motivasi kerja perawat pada pertumbuhan dan perkembangan
dalam hal memberikan pujian kepada pula pada pertumbuhan dan
kerawat yang dapat menyelesaikan tugas perkembangan kualitas asuhan
dengan baik, dan dalam berinovasi dalam keperawatan yang tinggi akan berdampak
memberikan atau menciptakan motivasi pada pertumbuhan dan perkembangan
bagi perawat pada saat bekerja. (Asmadi, 2008). Menurut Yulihastin,
Penelitian yang dilakukan oleh (2009) Persyaratan untuk menjadi kepala
Firman, (2015) mengatakan bahwa perawatan instansi: 1. Sehat jasmani dan
motivasi kerja perawat dari jumlah rohani; 2. Pendidikan ahli madya
responden sebanyak 40 perawat keperawatan; 3. Kursus atau pelatihan
didapatkan hasil bahwa dalam fungsi administrasi atau menejemen
pengarahan motivasi yang diberikan oleh keperawatan; 4. Pengalaman kerja 3-5
kepala ruang kurang baik sebesar 55%, tahun sebagai kepala ruangan. Motivasi
dan dalam pelaksanaan komunikasi adalah merupakan suatu penggerak dari
kepala ruang kurang baik sebesar 65%, dalam hati seseorang untuk melakukan
dan pelaksanaan fungsi pengarahan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi
supervisi kepala ruang kurang baik juga bisa dikatakan sebagai rencana atau
sebesar 62,3%. Hasil pra penelitian yang keinginan untuk maju kesuksesan dan
119 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 4. (2) Agustus 2018 ISSN. 2407-7232

menghindari kegagalan hidup mengambaran peran manajer dalam


(Herlambang, 2012). Tingkat kinerja dan menciptakan motivasi kerja perawat di
kualitas implementasi sistem layanan di Rumah Sakit Baptis Kediri.
unit perawatan bergantung pada tingkat
motivasi karyawan yang akan
menstimulasi perawatan bergantung pada Metodologi Penelitian
tingkat motivasi karyawan yang akan
menstimulasi mereka untuk bekerja
sesuai standar, cerdas, dan fleksibel. Desain penelitian yang digunakan
Karyawan yang kurang termotivasi adalah deskriptif. Populasi penelitian
tampak seolah tidak bekerja, gagal yaitu semua perawat yang ada di Rumah
mencapai target kinerja yang sudah Sakit Baptis Kediri sejumlah 178
ditentukan, tidak tertarik pada ide-ide perawat. Subyek yang digunakan pada
pengembangan layanan keperawatan dan penelitian ini adalah perawat di Rumah
bahkan akan menentangnya, menciptakan Sakit Baptis Kediri 83 perawat. yang
konflik, dan memiliki pola komunikasi memenuhi kriteria inklusi yaitu Bersedia
yang buruk dengan karyawan lain menjadi responden, Perawat di Ruang
(Sugiharto, 2012). Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah
Pendidikan berpengaruh terhadap Sakit Baptis Kediri. Teknik sampling
pola pikir individu, sedangkan pola pikir yang digunakan adalah Cluster Sampling.
berpengaruh terhadap perilaku seseorang Penelitian ini memiliki variabel tunggal
(Asmadi, 2008). Figur seorang pemimpin yaitu peran manajer dalam menciptakan
harus memiliki karakter berpendidikan motivasi kerja perawat. Instrumen
dan berpengalaman dalam substansi penelitian yang digunakan adalah lembar
tugas dan tanggung jawabnya (Suarli, kuesioner tentang data demografi dan
Bahtiar, 2009). Menurut Yulihastin, lembar pertanyaan terstruktur tentang
(2009) Persyaratan untuk menjadi kepala peran manajer dalam menciptakan
perawatan instalasi pengalaman kerja 3-5 motivasi kerja perawat yang telah
tahun sebagai kepala ruangan. Peran dilakukan uji validitas dan reliabilitas
manajer keperawatan untuk memotivasi dengan nilai Alfa Cronbach pada peran
kerja pegawai khususnya perawat adalah manajer dalam menciptakan motivasi
menerapkan: 1. prinsip partisipasi dengan kerja perawat. Kemudian data yang
memberikan kesempatan kepada pegawai diperoleh di analisa menggunakan.
untuk ikut berpartisipasi menentukan Kemudian pengolahan data tenatang jenis
tujuan yang akan dicapai; 2. prinsip kelamin, umur, ruang kerja, dan peran
komunikasi yaitu dimana manajer selalu manajer keperawatan dalam menciptakan
memberikan informasi yang jelas guna motivasi kerja dengan menggunkanan uji
pencapaian tugas perawat; 3. Prinsip statistik distribusi frekuensi.
pengakuan: memberikan pengakuan
kepada perawat untuk pencapaian tujuan
bersama; 4. prinsip pendelegasian yaitu
dimana manajer memberikan wewenang
kepada perawat untuk dapat mengambil
keputusan terhadap keputusannya; 5.
Prinsip perhatian: manajer perawat
memberikan perhatian kepada perawat
dengan tujuan meningkatkan motivasi
bekerja. Secara tidak langsung jika 5
prinsip peran manajer keperawatan
dalam memotivasi kerja pegawai
dilakukan, dapat meningkatkan motivasi
kerja perawat, tujuan penelitian ini
Hal: 117-125 Peran Manajer Keperawatan dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat
120

Hasil Penelitian

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Gambaran Peran Manajer Keperawatan Dalam


Menciptakan Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Baptis Kediri. Tanggal 08
Mei 2017-22 Mei 2017 (n=83).
Kriteria Jumlah Presentase
Peran Manajer Baik 50 60,2 %
Peran Manajer Cukup 32 38,6 %
Peran Manajer Kurang 1 1,2 %
Total 83 100 %

Berdasarkan tabel 1 Tabel keperawatan dalam menciptakan


distribusi frekuensi gambaran peran motivasi kerja sebagian besar dikatakan
manajer keperawatan dalam menciptakan baik sebanyak 50 responden (60,2%)
motivasi kerja perawat di rumah sakit dalam menciptakan motivasi kerja
Baptis Kediri. Menunjukkan hasil perawat.
penelitian tentang peran manajer

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Peran Manajer Keperawatan dalam Menciptakan Motivasi


Kerja Perawat Berdasarkan Indikator di Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan
Rumah Sakit Baptis Kediri. Tanggal 08 Mei 2017-22 Mei 2017. (N=83).
Ketegori
Peran manajer dalam menciptakan
Baik Cukup Kurang Total %
motivasi kerja perawat
F % F % F %
Prinsip Partisipasi 53 63,9 25 30,1 4 6,0 83 100
Prinsip Komunikasi 44 53,0 36 43,4 3 3,6 83 100
Prinsip Pengakuan 56 67,5 27 32,5 0 0 83 100
Prinsip Pendelegasian 27 32,5 54 65,1 2 2,4 83 100
Prinsip perhatian 31 37,3 45 56,6 5 6,0 83 100

Berdasarkan Tabel 2 Distribusi motivasi kerja perawat berdasarkan


frekuensi peran manajer keperawatan indikatornya didapatkan hasil sebagian
dalam menciptakan motivasi kerja besar peran manajer keperawatan dilihat
perawat berdasarkan indikator di Instalasi pada indikator prinsip pengakuan baik
Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah yaitu 56 responden (67,5%) dalam
Sakit Baptis Kediri. Menunjukkan peran menciptakan motivasi kerja perawat.
manajer keperawatan dalam menciptakan

Tabel 3. Tabulasi Silang Gambaran Peran Manajer Keperawatan dalam Menciptakan


Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Baptis Kediri Berdasarkan Tingkat
Pendidikan. Tanggal 08 Mei 2017-22 Mei 2017. (n=83).
Peran manajer keperawatan dalam menciptakan
motivasi kerja
Tingkat Pendidikan Total %
Baik Cukup Kurang
F % F % F %
S1 6 7,2 8 9,6 0 0 14 100
DIII 44 53,0 24 28,9 1 1,2 69 100
Total 50 60,2 32 38,6 1 1,2 83 100

Berdarasarkan Tabel 3 Tabulasi keperawatan dalam menciptakan


silang gambaran peran manajer motivasi kerja perawat di rumah sakit
121 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 4. (2) Agustus 2018 ISSN. 2407-7232

Baptis Kediri berdasarkan tingkat sebagian besar dikatakan baik sebanyak


pendidikan. 44 responden (53,0%) dalam
Menunjukan hasil penelitian menciptakan motivasi kerja perawat
tentang peran manajer keperawatan dengan tingkat pendidikan kepala ruang
dalam menciptakan motivasi kerja DIII keperawatan.
perawat di Rumah Sakit Baptis Kediri

Tabel 4. Tabulasi Silang Gambaran Peran Manajer Keperawatan dalam Menciptakan


Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Baptis Kediri Berdasarkan Masa Kerja.
Tanggal 08 Mei 2017-22 Mei 2017. (n=83).
Peran manajer keperawatan dalam
menciptakan motivasi kerja
Masa Kerja Kepala Ruang Total %
Baik Cukup Kurang
F % F % F %
6-10 Tahun 30 36,1 26 31,3 1 1,2 17 100
11-15 Tahun 20 24,1 6 7,2 0 0 26 100
Total 50 60,2 32 38,6 1 1,2 83 100

Berdarasarkan Tabel 4 Tabulasi Laudon dan J.P. Laudon (2008) manajer


silang gambaran peran manajer bertindak sebagai pemimpin,
keperawatan dalam menciptakan memberikan motivasi, nasihat, dan
motivasi kerja perawat di rumah sakit mendukung bawahannya. Menurut
Baptis Kediri berdasarkan masa kerja. Suarli, Bahtiar (2009) manajer
Menunjukkan paling banyak peran memegang peranan penting dalam
manajer keperawatan dalam menciptakan memotivasi staf untuk mencapai tujuan
motivasi kerja perawat dikatakan baik, organisasi, untuk melaksanakan tugasnya
sebanyak 30 responden (36,1%) dengan tersebut manajer mempertimbangkan
masa kerja 6-10 tahun sebagai kepala keunikan atau karakteristik dari stafnya
ruang di rumah sakit Baptis Kediri. dan berusaha untuk memberikan tugas
sebagai suatu strategi dalam memotivasi
staf. Motivasi kerja adalah kondisi yang
Pembahasan berpengaruh untuk membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan
Peran Manajer Keperawatan dalam kerja. Motivasi kerja adalah sesuatu hal
Menciptakan Motivasi Kerja Perawat yang berasal dari internal individu yang
Berdasarkan Masa Kerja dan Tingkat menimbulkan dorongan atau semangat
Pendidikan. untuk bekerja (Lestari, 2015). Menurut
Nursalam (2014) manajer memegang
peran penting dalam memotivasi staf
Berdasarkan hasil penelitian dari untuk mencapai tujuan organisasi, untuk
jumlah 83 responden, sebanyak 50 melaksanakan tugas tersebut, manajer
responden (60,2%) menunjukkan peran harus mempertimbangkan keunikan atau
manajer sebagian besar dikatakan baik karakteristik stafnya dan berusaha untuk
dalam menciptakan motivasi kerja memberikan tugas sebagai suatu strategi
perawat di Rumah Sakit Baptis Kediri. dalam memotivasi staf. Peran manajer
Menurut Sugiharto (2012) Tugas dapat mempengaruhi faktor motivasi dan
manajer atau ketua tim lebih berfokus lingkungan. Secara umum peran manajer
pada menetapkan dan menciptakan nilai dapat di nilai dari kemampuan dalam
tambah suatu pekerjaan dengan saling memotivasi dan meningkatkan kepuasan
bantu bersama anggota tim dalam staf. Terdapat beberapa prinsip dalam
menyelesaikan tugasnya. Menurut K.C. memotivasi kerja pegawai: Prinsip
Hal: 117-125 Peran Manajer Keperawatan dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat
122

partisipasi yaitu dalam upaya memotivasi Menurut peneliti hal itu sesuai dengan
kerja, pegawai perlu diberi kesempatan peran manajer keperawatan dalam
untuk ikut berpartisipasi menentukan menciptakan motivasi kerja perawat di
tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin, Rumah Sakit Baptis Kediri sebagian
prinsip komunikasi yaitu pemimpin besar dikatakan baik 63 responden
mengkomunikasikan segala sesuatu yang (75,9%) dalam menciptakan motivasi
berhubungan dengan usaha pencapaian kerja perawat dengan tingkat pendidikan
tugas. Informasi yang jelas, kerja kepala ruang DIII keperawatan.
pegawai akan lebih mudah di motivasi, Pada indikator prinsip partisipasi
prinsip pengakuan yaitu pemimpin peran manajer atau kepala ruang
mengakui bahwa bawahan (pegawai) menunjukkan hasil paling banyak adalah
mempunyai andili didalam usaha baik 53 responden (63,9%). Hal tersebut
pencapaian tujuan. Pengakuan tersebut, dibuktikan dengan perawat lebih banyak
pegawai akan lebih mudah dimotivasi, paling banyak menjawab dengan jawaban
prinsip pendelegasian wewenang yaitu dengan skor baik pada soal nomor 1
pemimpin akan memberikan otoritas atau tentang kepala ruang dalam memberikan
wewenang kepada pegawai bawahan kesempatan pada perawat untuk
untuk dapat mengambil keputusan melakukan hal baru dalam pekerjaannya
terhadap pekerjaan yang dilakukannya mengenai tindakan keperawatan pada
sewaktu-waktu. Hal ini akan membuat pasien secara mandiri dikatakan cukup.
pegawai yang bersangkutan menjadi Manajer atau kepala ruang memiliki
termotivasi untuk mencapai tujuan yang peran penting dalam memberikan
diharapkan oleh pemimpin, prinsip motivasi kepada perawat yaitu untuk
perhatian yaitu pemimpin memberikan menciptakan keberhasilan tim atau
perhatian terhadap apa yang diinginkan organisasi. Prinsip partisipasi dalam
pegawai atau bawahannya, dan bawahan upaya memotivasi kerja, pegawai perlu
akan termotivasi bekerja sesuai dengan diberi kesempatan untuk ikut
harapan pemimpin. berpartisipasi menentukan tujuan yang
Menjadi seorang kepala ruang akan di capai oleh pemimpin, seperti
harus memiliki pengalaman kerja 3-5 yang diungkapkan Mangkunegara dalam
tahun sebagai kepala ruang, dan Nursalam, (2014), sedangkan perawat
pendidikan ahli madya keperawatan serta diberi kesempatan untuk berkembang,
memiliki banyak pengetahuan tantang meningkatkan karier, dan mendapat
tugasnya sebagai kepala ruang dan promosi sesuai dengan yang diungkapkan
mampu membaca keadaan anggotanya Suarli, Bahtiar, (2009). Perawat juga
seperti yang di ungkapkan Yulihastin, mempunyai peran dan tanggung jawab
(2009). Hal ini menunjukkan fungsi dalam mengelola layanan keperawatan
manajer dalam meningkatkan kepuasan semua tatanan layanan kesehatan, seperti
kerja staf didasarkan pada faktor-faktor yang diungkapkan Asmandi, (2008).
motivasi yaitu memiliki kemampuan Menurut peneliti perawat seharusnya
pengetahuan, keterampilan, dan nilai- memiliki dasar pengetahuan yang kuat
nilai yang diperlukan, seperti yang atau sudah pernah manjalani pelatihan
diungkapkan Suarli, Bahtiar, (2009). tentang hal baru dalam tindakan
Dibuktikan paling banyak peran manajer keperawatan yang diberikan kepada
keperawatan dalam menciptakan pasien, sehingga kepala ruang tidak ragu
motivasi kerja perawat dikatakan baik, dengan kualitas tindakan keperawatan
sebanyak 30 responden (36,1%) dengan yang perawat lakukan pada pasien.
masa kerja 6-10 tahun sebagai kepala Hasil penelitian pada indikator
ruang di rumah sakit Baptis Kediri. prinsip komunikasi yang dilakukan
Sebagai seorang manajer keperawatan kepala ruang di Rumah Sakit Baptis
memiliki persyaratan yaitu pendidikan Kediri dikatakan baik, menunjukkan hasil
ahli madya keperawatan, seperti yang paling banyak 44 responden (53,0%). Hal
diungkapkan oleh Yulihastin, (2009). tersebut dibuktikan dengan perawat
123 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 4. (2) Agustus 2018 ISSN. 2407-7232

mengatakan peran manajer keperawatan untuk melakukan tindakan keperawatan


dalam menciptakan motivasi kerja kepada pasien. Manajer telah berperan
perawat pada indikator prinsip dengan baik dalam memberikan motivasi
komunikasi dibuktikan rata-rata perawat kerja perawat. Hal ini menunjukkan
di Rumah Sakit Baptis Kediri yang kepala ruang memegang peran penting
menjawab pertanyaan dengan jawaban dalam memotivasi staf untuk mencapai
skor baik pada pertanyaan indikator tujuan bersama atau tujuan sebuah
prinsip komunikasi, tentang bagaimana organisasi. Kepuasan staf dapat dilihat
kepala ruang dalam menyampaikan hasil dari terpenuhinya kebutuhan psikis, dapat
evaluasi perawat tentang kinerja perawat terpenuhinya melalui peran manajer
di Rumah Sakit Baptis Kediri. Hal ini dalam memperlakukan stafnya, seperti
dibuktikan dengan sebagian besar diskriminasi saat bekerja, seperti yang
perawat menilai bahwa manajer masih diungkapkan Mangkunegara dalam
kurang dalam memberikan evaluasi Nursalam (2014). Pemimpin seharusnya
kinerja perawat. Kepala ruang dalam dapat mengakui bahwa bawahannya
menciptakan motivasi kerja dalam mempunyai andil di dalam usaha
prinsip komunikasi sangat penting pencapaian tujuan, dengan pengakuan
dilakukan yaitu untuk memberikan tersebut, pegawai akan lebih mudah
motivasi kerja dengan cara memberikan dimotivasi, dan adanya umpan balik atas
informasi yang jelas dan mudah di pekerjaan yang sudah di lakukan
pahami serta memberikan intruksi kerja perawat, adanya kesempatan untuk
dengan jelas kepada perawat saat mencoba pendekatan baru dalam
melakukan pekerjaan dan kepala ruang melakukan pekerjaan, Kesempatan untuk
memberikan pengarahan kepada perawat berkembang, meningkatkan karier, dan
ketika bekerja sehingga dapat mendapat promosi, dukungan untuk
meningkatkan motivasi kerja perawat, tumbuh dan berkembang, seperti
seperti yang diungkapkan Nursalam, pelatihan beasiswa untuk melanjutkan
(2014). Kemampuan berkomunikasi pendidikan, pelatihan manajemen bagi
adalah aspek mendasar dalam staf yang dipromosikan, seperti yang
keperawatan, seperti yang yang diungkapkan Suarli, Bahtiar (2009).
diungkapkan Asmadi, (2008). Peran Pada indikator prinsip
manajer adalah menjadi peran informasi pendelegasian wewenang dalam peran
bertindak sebagai pusat saraf dari manajer keperawatan dalam menciptakan
organisasi, menerima informasi terkini motivasi kerja perawat sebagian besar
yang paling konkret dan dikatakan cukup 54 responden (65,1%).
mendistribuaikan kembali kepada Peran pendelegasian cukup bisa
perawat, manajer adalah penyebar dikarenakan terdapat Case Manajer dan
informasi dan juru bicara dalam supervisor yang ada 24 jam sebagai
organisasi, seperti yang dikatakan K.C. pengganti kepala ruang ketika kepala
Laudon dan J.P. Laudon, (2008). ruang tidak dalam jam dinas dan
Menurut Mangkunegara, 2000 dalam menolong ketika terjadi masalah di ruang
Suarli, Bahtiar, (2009) Pemimpin kerja. Kepal ruang sudah memberikan
mengkomunikasikan segala sesuatu yang pendelegasian wewenang tapi perlu di
berhubungan dengan usaha pencapaian tingkatkan lagi untuk pendelegasian
tugas. Dengan informasi yang jelas, kerja kepada perawat. Hal ini membuktikan
pegawai akan lebih mudah di motivasi. bahwa prinsip pendelegaisan wewenang
Pada indikator pengakuan yang harus di lakukan kepala ruang yaitu
seharusnya dilakukan seorang kepala pemimpin akan memberikan otoritas atau
ruang adalah paling banyak dalam wewenang kepada perawat untuk dapat
kategori baik dari 56 responden (67,5%). mengambil keputusan pada pekerjaan
Sebagian besar menilai kepala ruang yang dilakukannya sewaktu-waktu. Hal
telah memberikan kepercayaan kepada ini akan membuat perawat menjadi
perawat untuk mengelola pasien dan termotivasi untuk mencapai tujuan yang
Hal: 117-125 Peran Manajer Keperawatan dalam Menciptakan Motivasi Kerja Perawat
124

diharapkan oleh pemimpin, seperti yang atau gaji yang bisa mencukupi kebutuhan
diungkapkan Mangkunegara dalam hidup,k ondisi kerja yang kondusif,
Nursalam, (2014). Hal yang perlu seperti yang diungkapkan Suari, Bahtiar,
dilaksanakan dalam menciptakan suasana (2009). Serta seorang manajer harus
yang memotivasi adalah mengambil mampu dalam menciptakan suasana kerja
keputusan dengan tepat dan sesuai, yang motivasif adalah harus mempunyai
mempunyai harapan yang jelas terhadap harapan yang jelas terhadap perawat dan
stafnya dan mengkomunikasikan harapan mengkomunikasikan harapan tersebut,
kepada perawat, meminta tanggapan dan harus adil dan konsisten terhadap semua
masukan dari staf mengetahui dampak perawat atau stafnya, mengakomodasikan
dari keputusan dan tindakan yang akan di kebutuhan dan keinginan perawat
buat dalam organisasi, menciptakan terhadap tujuan bersama, kepala ruang
situasi saling percaya dan kekeluargaan dapat memahami perbedaan-perbedaan
dengan perawat, memberikan dan keunikan masing-masing perawat,
kesempatan perawat untuk melakukan menghindarkan adanya kelompok atau
koreksi dan pengawasan terhadap tugas, perbedaan tugas kepada perawat,
seperti yang diungkapkan Suarli, Bahtiar, memberikan tantangan-tantangan baru
(2009), dengan demikian perawat dapat dan bermakna kepada perawat,
menjalankan fungsi manajerial menciptakan situasi kekeluargaan kepada
keperawatan yang meliputi planning, perawat atau stafnya, memberikan
organizing, acutuating, staffing, directing dukungan yang positif, seperti yang
dan controlling (Asmadi, 2008). diungkapkan Nursalam, (2014).
Hasil penelitian pada indikator
prinsip perhatian menunjukkan bahwa
peran manajer dalam menciptakan Simpulan
motivasi kerja perawat di Rumah Sakit
Baptis Kediri sebagian besar dikatakan
cukup 45 (56,6%). Hal ini dibuktikan Gambaran peran manajer
bahwa peran manajer keperawatan dalam keperawatan dalam menciptakan
menciptakan motivasi kerja perawat di motivasi kerja perawat di rumah sakit
Rumah Sakit Baptis Kediri pada Baptis Kediri adalah Baik, sedangkan
indikator prinsip perhatian adalah cukup, peran manajer keperawatan dalam
paling banyak perawat menilai dengan menciptakan motivasi kerja berdasarkan
jawaban dari pertanyaan dengan jawaban masa kerja dikatakan baik pada masa
dengan skor cukup pada soal nomor 17 kerja kepala ruang adalah 6-10, dan peran
tentang bagaimana manajer atau kepala manajer keperawatan dalam menciptakan
ruang dalam memberikan perhatian pada motivasi kerja dikatakan baik pada
karyawannya atau perawat pada saat tingkat pendidikan DIII. Jadi semakin
bekerja dan pertanyaan tentang seorang lama masa kerja kepala ruang tidak
manajer keperawatan dalam memberikan berpengaruh terhadap kemampuan
pujian kepada perawat ketika perawat manajer dalam menciptakan motivasi
dapat melakukan tugas dengan baik. Hal kerja perawat dan tingkat pendidikan
ini menunjukkan bahwa kegiatan yang tidak mempengaruhi kemampuan
perlu dilakukan seorang manajer yaitu manajer dalam menciptakan motivasi
pemimpin memberikan perhatian kerja.
terhadap apa yang diinginkan pegawai
atau bawahannya, dan bawahan akan
termotivasi bekerja sesuai dengan Saran
harapan pemimpin, Ketenangan dalam
bekerja, loyalitas organisasi terhadap
staf, penghargaan staf sesuai dengan Setelah dilakukan penelitian
agama dan latar belakang, keputuasan tentang gambar peran manajer
organisasi yang adil dan konsisten, upah keperawatan dalam menciptakan
125 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 4. (2) Agustus 2018 ISSN. 2407-7232

motivasi kerja perawat berdasarkan masa K.C. Laudon dan J.P Laudon, (2008).
kerja dan tingkat pendidikan di rumah Sistem Informasi Manajemen
sakit Baptis Kediri maka peneliti Keperawatan, Edisi 10. Jakarta:
mengajukan saran dari hasil penelitian ini Salemba Empat
yaitu pasien dapat mendapatkan Kuntoro Agus, (2010). Buku Ajar
pelayanan yang optimal dalam pelayanan Manajemen Keperawatan.
perawat sehingga pasien merasa puas Yogyakarta: Nuha Medika
ketika sakit dan di rawat di Rumah Sakit Nursalam, (2014). Manajemen
Baptis Kediri. Digunakan oleh manajer keperawatan Aplikasi dalam
keperawatan atau kepala ruang untuk praktik keperawatan profesional.
lebih meningkatkan kemampuan dalam Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
motivasi kerja perawat dengan cara Suarli dan Bahtiar Yanyan, (2009).
menerapkan prinsip-prinsip dalam Manajemen Keperawatan dengan
memberi memotivasi kerja kepada staf Pendekatan Praktis. Jakarta:
perawat yaitu pada prinsip pendelegasian Penerbit Erlangga
wewenang, prinsip perhatian sehingga Sugiharto Sigit Achmad, (2012).
perawat dapat termotivasi dan lebih Manajemen keperawatan aplikasi
semangat bekerja serta dapat mengurangi MAKP di Rumah Sakit. Jakarta:
dampak dari kurangnya termotivasi saat EGC
bekerja para perawat. Dapat digunakan Titik Lestari, (2015) Kumpulan Teori
oleh manajemen Rumah Sakit Baptis Untuk Kajian Pustaka Penelitian
Kediri untuk memberi motivasi kepada Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
kepala ruang untuk dapat meningkatkan Medika
peran kepemimpinan terutama dalam hal Yulihastin, (2009). Bekerja Sebagai
memberikan motivasi untuk Perawat. Jakarta: Penerbit
meningkatkan kinerja perawat. Penelitian Erlangga
dapat dijadikan referensi atau panduan
dalam melakukan penelitian tentang
peran manajer keperawatan dalam
menciptakan motivasi kerja dengan
menggunakan teknik peran manajer
sebagai mentor.

Daftar Pustaka

Asmadi, (2008). Konsep Keperawatan.


Jakarta: EGC
Firman, (2015). Hubungan Fungsi
pengaruh kepala ruangan dengan
pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan di ruang rawat inap
RSUD kepualauan mentawai tahun
2015. Universitas Andalas
Herlambang Susatyo dan Murwani Arita
(2012). Cara Mudah Memahami
Manajemen Kesehatan dan Rumah
Sakit, Yogyakarta: Gosyen
Publishing

Anda mungkin juga menyukai