Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

JurnalIlmiah
IlmiahPermas:
Permas:Jurnal
JurnalIlmiah
IlmiahSTIKES
STIKESKendal
KendalVolume
Volume99No
No2,2,Hal
Hal79
79- -84,
84,April
April2019
2019 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Sekolah
SekolahTinggi
TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal ISSN 2549-8134 (Online)

PERBEDAAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA RUANG SEBELUM DAN


SESUDAH PELATIHAN MANAJEMEN BANGSAL
Priyanto1, Sakbani2
1
Fakultas Keperawatan, Universitas Ngudi Waluyo
2
RSUD Kabupaten Temanggung
priyanto_araaf@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kemampuan manajerial kepala ruang merupakan kemampuan untuk memimpin, mengelola,
menggerakkan dan mengarahkan bawahan agar mencapai tujuan bersama dalam organisasi.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan manajerial kepala ruang di RSUD
Kabupaten Temanggung dengan intervensi pelatihan manajemen. Penelitian ini menggunakan
desain pre eksperimental dengan pendekatan one group pre post test. Populasi penelitian
adalah kepala ruang dan staf perawat di RSUD Kabupaten Temanggung, dengan jumlah
sampel 15 responden kepala ruang.Hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon signed rank
test (α =5%) menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kemampuan manajerial kepala
ruang sebelum dan sesudah pelatihan manajemen bangsal (p value = 0,001). Pelatihan
manajemen bangsal dapat meningkatkan kemampuan manajerial kepala ruang. Perlu
dilakukan tindak lanjut pelatihan tentang kemampuan manajerial kepala ruang berupa
implementasi hasil pelatihan.

Kata kunci : Kemampuan manajerial kepala ruang, pelatihan manajemen bangsal.

DIFFERENCE OF MANAGERIAL CAPABILITIES IN THE ROOM BEFORE AND


AFTER AFTER BANGSAL MANAGEMENT TRAINING
.
ABSTRACT
Managerial capability of head nurses is the ability to lead in mobilizing and directing subordinates to
achieve common goals in an organization. The study aimed to determine the managerial capability of
head nurses at Temanggung General Hospital with the managerial intervention. This study used pre
experimental design with one group pre post test. The study population were the head nurses at
Temanggung general hospital, the number of samples of head nurses were 15 samples. The results of
the Wilcoxon signed rank test (α = 5%) show significant differences between managerial capability of
head nurses before and after the training of ward management (p value = 0.001). The training of ward
management can improve the head nurses’ managerial capability. It is necessary to follow up the
training of the head nurses managerial capability in the form of the implementation of training result.

Keywords: Managerial capability of head nurses, the training of ward management

PENDAHULUAN Menurut Pasuraman (2001) dalam Nursalam


Kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (2016) mengemukakan bahwa inti dari konsep
sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, kualitas layanan adalah menunjukkan segala
jenis tenaga yang tersedia, obat dan alat bentuk aktualisasi kegiatan pelayanan yang
kesehatan, serta proses pemberian pelayanan. memuaskan orang-orang yang menerima
Oleh karena itu peningkatan kualitas faktor- pelayanan sesuai dengan daya tanggap
faktor tersebut termasuk sumber daya manusia (responsiveness), menumbuhkan adanya
dan profesionalisme harus terus diupayakan jaminan (assurance), menunjukkan bukti fisik
agar pelayanan kesehatan yang bermutu dan (tangible) yang dapat dilihatnya, menurut
pemerataan pelayanan kesehatan dapat empati (empathy) dari orang-orang yang
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat memberikan pelayanan sesuai keandalannya
(Triwibowo, 2013). (reliability) menjalankan tugas pelayanan yang
diberikan secara konsekuen untuk memuaskan
yang menerima.

79
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 79 - 84, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Muninjaya (2004) dalam Triwibowo (2013) Studi pendahuluan mengenai pelaksanaan


mengemukakan bahwa pelayanan keperawatan fungsi manajemen kepala ruang yang
di rumah sakit menuntut adanya peningkatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner
kualitas serta profesionalisme sumber daya kepada 19 orang kepala ruang di RSUD
manusia kesehatan termasuk di dalamnya Kabupaten Temanggung. Hasil analisis
sumber daya manusia keperawatan. frekwensi kuesioner tersebut menunjukkan
Keperawatan merupakan ujung tombak bahwa 78,9% menjawab melakukan fungsi
pelayanan yang menghadapi klien selama 24 perencanaan (planning), 10,5% menjawab
jam selama terus menerus selama menjalani melakukan fungsi pengorganisasian
perawatan dalam upaya membantu mengatasi (organizing), 73,3% menjawab melakukan
masalah klien dalam aspek biologis, fungsi ketenagaan (staffing), 36,8% menjawab
psikologis, sosial spiritual dalam bentuk melakukan fungsi pengarahan (actuating/
asuhan keperawatan. directing), 78,9% menjawab melakukan fungsi
pengawasan (controlling). 9 dari 19 orang
Menurut Margaretha (2003) dalam Nursalam kepala ruang sudah pernah mengikuti pelatihan
(2013) mengatakan bahwa jaminan atas manajemen kepala ruang.
pelayanan yang diberikan oleh pegawai sangat
ditentukan oleh performance atau kinerja METODE
pelayanan, sehingga diyakini bahwa pegawai Penelitian ini menggunakan desain pre-
tersebut mampu memberikan pelayanan yang eksperimental dengan pendekatan pra-pasca
handal, mandiri dan profesional yang mampu tes dalam satu kelompok (one-group pra post
berdampak pada kepuasan pegawai dan test design). sampel dalam penelitian ini adalah
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan. kepala ruang di RSUD Kabupaten
Penelitian Wuryanto (2010) menunjukkan ada Temanggung dengan besar sampel sebanyak
hubungan antara Kualitas Kepemimpinan dan 15 responden. Teknik sampling dalam
Gaya Manajemen dengan Kepuasan Kerja penelitian ini adalah total sampling. Kriteria
Perawat. eksklusi penelitian ini: kepala ruang yang
sedang menjalani pendidikan lanjutan, kepala
Hasil penelitian Sutriyanti. Bakara & Warsit ruang yang sedang menjalani cuti, kepala
(2014) menunjukan ada pengaruh pelatihan ruang yang tidak bersedia menjadi responden.
terhadap kepemimpinan pelaksanaan standar Penelitian ini menggunakan instrumen
kepala ruangan (Karu) terhadap komitmen penelitian berupa soal evaluasi untuk
perawat dalam mengimplementasikan MPKP. mengukur pengetahuan tentang kemampuan
Divshali, Amrollahimishavan & Firouzkhouhi manajerial kepala ruang yang terdiri dari 40
(2016). mengatakan kurangnya kepuasan kerja pertanyaan. Analisis univariat dilakukan untuk
perawat menyebabkan sekitar 30-40% mengetahui distribusi frekwensi variabel
keinginan berniat untuk meninggalkan kemampuan manajerial kepala ruang sebelum
organisasi dan profesi perawat. Berdasarkan dan sesudah pelatihan manajemen bangsal.
hasil penelitian terkait dengan hal tersebut Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan kemampuan manajerial kepala ruang sebelum
dalam kepuasan kerja staf perawat (dalam grup dan sesudah pelatihan manajemen bangsal di
yang diteliti) terhadap kepemimpinan kepala RSUD Kabupaten Temanggung.
ruang, dengan hasil kepuasan kerja sebesar
25% sebelum dilakukan pemberdayaan HASIL
kepemimpinan kepala ruang meningkat Kemampuan manajerial kepala ruang sebelum
menjadi 76% setelah dilakukan pemberdayaan dan sesudah pelatihan manajemen bangsal di
kepemimpinan kepala ruang. Hasil penelitian RSUD Kabupaten Temanggung disajikan pada
Tampilang. Tuda & Warouw (2013) tabel 1 dan 2, sedangkan perbedaan
menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan manajerial kepala ruang sebelum
supervisi kepala ruangan dengan kepuasan dan sesudah pelatihan manajemen bangsal
perawat pelaksana di RSUD Liunkendage disajikan pada tabel 3 berikut ini:
Tahuna.

80
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 79 - 84, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 1.
Kemampuan Manajerial Kepala ruang sebelum pelatihan manajemen bangsal (n=15)
Kemampuan Manajerial f %
Sangat kurang 0 0
Kurang 9 60
Baik 6 40
Sangat baik 0 0

Tabel 2.
Kemampuan Manajerial Kepala ruang sesudah pelatihan manajemen bangsal (n=15)
Kemampuan Manajerial f %
Sangat kurang 0 0
Kurang 0 0
Baik 14 93,3
Sangat baik 1 6,7

Tabel 3.
Perbedaan Kemampuan Manajerial Kepala ruang sebelum dan sesudah pelatihan manajemen bangsal
(n=15)
Perlakuan Mean Min Max Z Sig (2-Tailed)
Pra test 18,87 16 23 -3,413 0,001
Post test 24,13 21 31

PEMBAHASAN Pengalaman mampu meningkatkan


Kemampuan manajerial kepala ruang kemampuan pemahaman seseorang.
sebelum pelatihan manajemen bangsal
Kemampuan manajerial kepala ruang sebelum Terdapat 6 orang responden kepala ruang
pelatihan manajemen bangsal adalah sebanyak (40%) pada kategori kemampuan manajerial
9 responden (60%) yang memiliki kemampuan baik, hal ini dibuktikan dari jawaban
manajerial kurang, 6 responden (40%) yang responden terhadap 40 soal pertanyaan pre test
memiliki kemampuan manajerial baik, dan mendapatkan skor nilai pada rentang 20
tidak ada responden yang memiliki sampai 23. Dari 6 orang responden tersebut
kemampuan manajerial sangat kurang maupun pernah terpapar tentang workshop pengelolaan
kemampuan manajerial sangat baik. ruangan perawatan dalam kurun waktu kurang
Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai dari dua tahun. Sehingga mereka telah
kemampuan manajerial kepala ruang sebelum memiliki informasi sebelumnya tentang
pelatihan manajemen bangsal menunjukkan pengelolaan ruangan dengan baik. Informasi
bahwa 9 orang responden kepala ruang (60%) menjadi factor penting dalam pengetahuan dan
pada kategori kemampuan manajerial kurang, pemahaman seseorang (Widodo, 2015) Dari 6
hal ini dibuktikan dari jawaban responden orang responden tersebut rata-rata telah
terhadap 40 soal pertanyaan pre test memiliki pengalaman menjadi kepala ruangan
mendapatkan skor nilai pada rentang antara 16 selama lebih dari 10 tahun. Hal ini
sampai 19. Dari 9 responden 8 diantaranya menunjukkan bahwa pengalaman merupakan
belum pernah terpapar oleh informasi tentang salah satu faktor penting dalam mempengaruhi
pelatihan pengelolaan ruangan. Peranan kepala pengetahuan atau pemahaman (Triwibowo,
ruang tidak hanya terfokus pada peran fungsi 2013).
manajemen tetapi kepala ruang masih terlibat
dalam fungsi pelayanan secara langsung Tidak ada responden yang berada pada
memberikan asuhan keperawatan pada pasien. kategori sangat baik karena tidak ada
Masih tingginya beban kerja kepala ruang akan responden yang mendapatkan skor nilai pada
berpengaruh pada kemampuan fungsi rentang 30 sampai 40. dan tidak ada responden
manajerial secara umum (Nursalam, 2016). 5 yang berada pada kategori sangat kurang
dari 9 responden memiliki pengalaman karena tidak ada responden yang mendapatkan
menjadi kepala ruang kurang dari 5 tahun. skor nilai pada rentang 0 sampai 9.

81
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 79 - 84, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa upaya menumbuhkan


sebagian besar kemampuan manajerial kepala jiwa kepemimpinan yang baik dan handal
ruang di RSUD Kabupaten Temanggung merupakan suatu proses yang tidak singkat,
sebelum pelatihan manajemen bangsal adalah tidak hanya berdasarkan paparan materi dan
pada kategori kurang. diskusi singkat tetapi harus melalui paparan
terhadap berbagai permasalahan, sehingga
Kemampuan manajerial kepala ruang akan ada proses pembelajaran dalam proses
sesudah pelatihan manajemen bangsal penyelesaian masalah, hal ini yang akan
Kemampuan manajerial kepala ruang sesudah semakin meningkatkan kemampuan dalam
pelatihan manajemen bangsal adalah sebanyak kepemimpinan. Kemampuan kepala ruang
14 responden (93,3%) yang memiliki dalam memimpin staf memiliki peranan yang
kemampuan manajerial baik, 1 responden sangat penting dalam menciptakan
(6,7%) yang memiliki kemampuan manajerial kemampuan manajerial secara keseluruhan.
sangat baik, dan tidak ada responden yang
memiliki kemampuan manajerial kurang Penguasaan pengetahuan dan pemahaman
maupun kemampuan manajerial sangat kurang. yang baik merupakan modal yang mendasar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 orang seseorang dalam menerapkan fungsi
responden (93,3%) pada kategori kemampuan manajemen. Kecepatan berpikir, analisis dan
manajerial baik, hal ini dibuktikan dari pemahaman akan nilai-nilai yang berlaku
jawaban responden terhadap 40 soal dalam organisasi perlu dimiliki seorang
pertanyaan post test mendapatkan skor nilai manjerial. Demikian juga termasuk
pada rentang 21 sampai 27. Terdapat 1 orang ketrampilan komunikasi yang baik sangat
responden (6,7%) pada kategori kemampuan dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan
manajerial sangat, hal ini dibuktikan dari manajerial. Faktor pengalaman relatif dapat
jawaban responden terhadap 40 soal post test meningkatkan kemampuan manajemen bila
mendapatkan skor nilai 31. Tidak ada dibarengi dengan etos kerja yang baik. Hal ini
responden pada kategori kurang karena tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
ada responden yang mendapatkan skor nilai Sutriyanti. Bakara & Warsit. (2014) yang
pada rentang 10 dampai 19, dan tidak ada menyatakan bahwa kompetensi kepemimpinan
responden pada kategori sangat kurang karena kepala ruang dipengaruhi oleh faktor internal
tidak ada responden yang mendapatkan skor dan eksternal. Faktor internal merupakan
nilai pada rentang 0 sampai 9. faktor yang ada dalam diri pemimpin yang
terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat nilai, sedangkan faktor ekternal terdiri dari
disimpulkan bahwa kemampuan manajerial faktor bawaan (pendidikan) dan faktor
kepala ruang sesudah pelatihan manajemen organisasi.
bangsal di RSUD Kabupaten Temanggung
sebagian besar pada kategori baik. Hasil Perbedaan kemampuan manajerial kepala
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa ruang sebelum dan sesudah pelatihan
metode pelatihan manajemen bangsal yang manajemen bangsal
dilakukan dapat menambah dan meningkatkan Hasil perhitungan Wilcoxon Signed Ranks Test
pengetahuan dan kemampuan manajerial diketahui nilai Z sebesar -3,413 dengan p value
kepala ruang, sesuai dengan hasil penelitian sebesar 0,001. Karena p-value di bawah taraf
Pratiwi dan Utami (2010) yang mengatakan kritis penelitian α (0,05), maka hipotesis Ho
bahwa hasil pelatihan kepemimpinan dalam ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
keperawatan secara kualitatif menunjukkan perbedaan bermakna antara kemampuan
adanya peningkatan pengetahuan kepala ruang manajerial kepala ruang sebelum dan sesudah
tentang materi yang diajarkan. Meskipun pelatihan manajemen bangsal di RSUD
sebagian besar kepala ruang mengalami Kabupaten Temanggung. Hal ini dibuktikan
peningkatan pengetahuan dam pemahaman dengan hasil pada semua responden
mengenai aspek-aspek kemampuan manajerial mengalami peningkatan nilai kemampuan
yang diajarkan namun penguasaan sebagian manajerial sesudah pelatihan manajemen
besar responden mengenai aspek bangsal, ditunjukkan dengan nilai ranks
kepemimpinan belum sepenuhnya, hal ini positive sebesar 15 (post test > pre test), yang
dibuktikan dari jawaban sebagian besar berarti ada 15 responden yang mengalami
responden terhadap 18 soal pertanyaan aspek peningkatan, dengan peringkat rata-rata ranks
kepemimpinan masih salah. Keadaan ini positive sebesar 8. Tidak ada responden yang
82
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 79 - 84, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

mengalami penurunan nilai kemampuan peneliti melakukan kunjungan secara


manajerial sesudah pelatihan manajemen bergantian kepada masing-masing kepala
bangsal (post test < pre test), dan tidak ada ruang diruangannya, untuk bersama-sama
responden dengan hasil yang sama antara pre mendiskusikan tentang bagaimana melakukan
test dan post test (pre test = post test). identifikasi permasalahan di ruangan, serta
melakukan analisis penyebab dan menyusun
Peningkatan hasil kemampuan manajerial skala prioritas dalam penyusunan PoA (plan of
kepala ruang tersebut tidak terlepas dari action) di tahun 2018. Hasil identifikasi
program pelatihan manajemen bangsal yang masalah di ruangan sudah bervariasi namun
dilakukan selama 16 jam efektif selama 2 hari. sebagian besar menyoroti tentang pelaksanaan
Pelatihan manajemen bangsal yang dilakukan dokumentasi keperawatan, ketepatan waktu
menggunakan metode ceramah, diskusi timbang terima (hand over), komunikasi antara
interaktif, diskusi refleksi kasus dan simulasi staf dengan staf maupun antara staf dengan
praktek. Dengan metode tersebut pimpinan, komunikasi dengan DPJP (dokter
memungkinkan para responden untuk mampu penanggung jawab pasien), supervisi klinis
menyampaikan pendapatnya dan mampu kepala ruang. Pembuatan PoA (plan of action)
membuat rencana kegiatan terkait dengan oleh kepala ruang sebagian besar hanya
program masing-masing ruangan kemudian membuat 1 sampai 2 rencana program untuk
dapat didiskusikan. tahun 2018, namun pembuatan PoA (plan of
action) sudah berdasarkan skala prioritas
Metode ceramah merupakan metode yang masalah.
maish dibutuhkan dalam pelatihan ini untuk
meningkatkan sharing ilmu dari pembicara SIMPULAN DAN SARAN
kepada peserta. Hal ini juga sesuai dengan Simpulan
penelitian yang dilakukan Sutriyanti, Bakara & Kemampuan manajerial kepala ruang sebelum
Warsit (2014) bahwa ada pengaruh pelatihan pelatihan manajemen bangsal, sebagian besar
kepemimpinan terhadap pelaksanaan standar pada kategori kurang baik. Sedangkan sesudah
manajemen pelayanan keperawatan pada pelatihan manajemen bangsal, sebagian besar
kepala ruang. Sejalan dengan penelitian yang pada kategori baik. Ada perbedaan yang
dilakukan Divshali, Amrollahimishavan & bermakna antara kemampuan manajerial
Firouzkhouhi (2016). yang mengatakan bahwa kepala ruang sebelum dan sesudah pelatihan
program pemberdayaan kepala ruang dapat manajemen bangsal.
meningkatkan kemampuan manajerial kepala
ruang. Metode diskusi interaktif akan dapat Saran
meningkatkan peran peserta dalam Perlu dilakukan tindak lanjut pelatihan tentang
mempercepat pencapaian kompetensi kemampuan manajerial kepala ruang berupa
pelatihan. Metode diskusi refleksi kasus implementasi hasil pelatihan dan monitoring
mampu meningkatkan kesadaran peserta akan kinerja kepala ruang.
pengalaman dalam mengelola kasus serta
meninkatkan instink dalam pengambilan DAFTAR PUSTAKA
keputusan. Demikian juga simulasi praktek Divshali, M.B., Amrollahimishavan, F. &
akan membantu memberikan gambaran secara Firouzkhouhi, M. (2016). Effect of Head
nayata serta mempermudah dalam pemahaman Nurse Empowerment Program on Staff
peserta pelatihan. Nurses Job Satisfaction at two
Eduacational Hospitals in Rasht, Iran.
Pelatihan manajemen bangsal dilakukan Iranian Journal of Nursing and
dengan cara memberikan tambahan wawasan Midwifery Research.
tentang 7 aspek kemampuan manajerial yaitu
kepemimpinan, konsep dasar manajemen, Jaafarpour & Khani. (2012). Evaluation of
pengelolaan sumber daya manusia, manajemen Nurses Job Satisfaction and Its
mutu, evaluasi kinerja mutu, dan pemecahan Association with Their Moral
masalah dalam waktu 2 hari dengan 16 jam Sensitiveness and Well-being. Journal of
efektif mampu memberikan wawasan dan Clinical and Diagnostic Research.
tambahan pengetahuan secara mendalam pada
semua aspek, dengan pelatihan diberikan Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen
dengan metode ceramah, diskusi refleksi kasus Keperawatan. Cetakan pertama. Nuha
dan praktek. Dalam rentang waktu 9 minggu Medika, Yogyakarta
83
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 79 - 84, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Lapau. (2013). Metode Penelitian Kesehatan : Sutriyanti. Bakara & Warsit. (2014). Pengaruh
Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, Pelatihan Kepemimpinan Terhadap
dan Disertasi. Yayasan Pustaka Obor Pelaksanaan Standar Manajemen
Indonesia. Jakarta. Pelayanan Keperawatan Karu dalam
Komitmen Perawat Meng
Lorber & Savic. (2011). Job Satisfaction of implementasikan MPKP. Jurnal
Nurses and Identifying Factors of Job Kesehatan. Volume V. Nomor
Satisfaction in Slovenian Hospitals. 2,Oktober 2014. hlm 186-192
University of Maribon Faculty of Health
Sciences. MariboI. Siovenia. Tampilang. Tuda & Warouw. (2013).
Hubungan Supervisi Kepala Ruangan
Mugianti. (2016). Manajemen dan dengan Kepuasan Perawat Pelaksana di
Kepemimpinan dalam Praktek RSUD Liunkendage Tahuna. Jurnal e-
Keperawatan. Cetakan pertama. Badan NERS (eNS). Volume 1. Nomor 1.
Pengembangan dan Pemberdayaan Maret 2013. hlm. 21-26
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Desember. Jakarta Triwibowo, C. (2013). Manajemen Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit, cetakan
Musiana, M. (2012). Mutu Pelayanan pertama. TIM, Jakarta.
Keperawatan pada Ruang Rawat Inap
dengan Metode Tim di Rumah Sakit Widodo, S.E. (2015). Manajemen
Imanuel Bandar Lampung. Jurnal Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Keperawatan. Volume VIII. No. 1. April Cetakan kedua. Pustaka Pelajar.
2012 Yogyakarta

Negussie & Demessie. (2013). Relationship Wuryanto, E. (2010). Hubungan antara


between Leadership Styles of Sures Kualitas Kepemimpinan dan Gaya
Managers and Nurses Job Satisfaction Manajemen dengan Kepuasan Kerja
in Jimma University Specialized Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Hospital. Ethiop Jurnal Health Sciences. Tugurejo Semarang. Jurnal Keperawatan
Department of Nursing, College of Vol 3 no 2. September 2010.
Public Health and Medical Sciences,
Jimma University. Jimma, Ethiopa.

Notoatmodjo. (2014). Metodologi Penelitian


Kesehatan. Edisi Revisi Cetakan Kedua.
Rineka Cipta. Jakarta.

Priyono & Marnis. (2008). Manajemen


Sumber Daya Manusia Cetakan I.
Zifatama Publisher. Sidoarjo.

Priyono. (2010). Manajemen Sumber Daya


Manusia. Cetakan 2. Zifatama Publisher.
Sidoarjo.

Rahadi & Riyanto, D. (2010). Manajemen


Kinerja sumber Daya Manusia. Cetakan
I. Tunggal Mandiri Publishing. Malang.

Roostyowati. Candrawati & Rahayu. (2017).


Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala
Ruang dengan Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksana. Nursing News Volume 2.
Nomor 2. 2017.

84

Anda mungkin juga menyukai