TEKNIK MESIN
Disusun
Oleh :
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
2020
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
ABSTRAK
Danail firmansyah,
NPM: 02.2016.1.09198
Ir. H. Suheni, MT., NIP: 941041
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Industri danailfirmansyah313@gmail.com
Pengecoran adalah suatu proses penuangan material cair seperti logam yang
dimasukkan kedalam cetakan, lalu dibiarkan membeku di dalam cetakan,
kemudian dikeluarkan untuk dijadikan komponen mesin. Temperatur tuang adalah
salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam produk pengecoran yang
berkualitas tinggi, karena faktor ini sangat berpengaruh terhadap kualitas coran
yang meliputi mikrostruktur dan sifat mekanis sehingga di dapatkan hasil coran
yang mempunyai sifat fisik yang baik.
Material yang digunakan pada penelitian ini adalah aluminium 96 % dan
timah hitam. Aluminium 96 % dan timah hitam yang sudah dipotong berbentuk
kecil-kecil dicampur dengan perbandingan berat. Ada 2 variabel penambahan
yaitu variasi temperatur tuang dan penambahan timah hitam, yang pertama ada 3
variasi temperatur tuang 750˚C, kedua temperatur 775˚C dan yang ketiga 800˚C.
Dan variabel yang kedua yaitu 3 variasi penambahan paduan yang pertama
dengan penambahan timah hitam 7 %, paduan kedua 14 %, dan paduan ketiga 20
%. Masing-masing variasi penambahan paduan timah hitam diaduk secara merata
didalam tungku dan dituangkan pada tiap-tiap variasi waktu tuang kedalam
cetakan, pengujian yang dilakukan adalah pengujian impak metode charpy dan
pengamatan struktur mikro.
Kata Kunci : Aluminium, pengecoran, timah hitam, temperatur tuang, uji impak,
uji struktur mikro
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Danail Firmansyah,
Student ID: 02.2016.1.09198
Ir. H. Suheni, M.T., Advisor ID: 941041
Department of Mechanical Engineering,
Facult of Industrial Technology
danailfirmansyah313@gmail.com
ABSTRACT
Casting refers to a process of pouring liquid material like metal into the mold.
After that, it will freeze inside the mold and then be taken out to be a machine
component. Basically, pouring temperature belongs to one of vital elements that
must be considered to yield high quality casting product having good physical
structure. It is extremely influential to the quality of casting comprising micro
structure and mechanical feature.
This research utilized materials of aluminum 96 % and black tin that had been
cut into smaller pieces mixed with weight comparison. There were two variables
added in this research namely pouring temperature and additional black tin.
Three variations of pouring temperatures were treated i.e. 750˚C, 775˚C, and
800˚C. Meanwhile, additional alloy as the second variable varied in additional
black tin 7%, 14%, and 20%. Each variation of black tin was stirred evenly on the
furnace and then poured into the mold for each variation of pouring time. The
researcher involved impact test by charpy method and micro structure observation.
Keywords: aluminum, casting, black tin, pouring temperature, impac test, micro
structure test
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teknik produksi logam tertua yang dikenal manusia merupakan teknik
pengecoran logam. Dengan metode masih sangat sederhana, yaitu menuangkan
secara langsung logam cair ke dalam cetakan. Hingga saat ini pengecoran logam
masih dipakai manusia untuk menunjang kegiatan produksi dan industri yang dari
tahun ke tahun perkembangannya semakin meningkat. Alumunium merupakan logam
ringan yang yang mempunyai kekuatan tinggi, tahan terhadap korosi dan merupakan
konduktor listrik yang cukup baik. Aluminium sering dipakai untuk bahan dasar pengecoran
sebab mendapatkannya mudah dan untuk harganya tidak terlalu mahal. Aluminium
digunakan secara luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga, tetapi juga dipakai untuk
keperluan material pesawat terbang, otomif, kapal laut, konstruksi, dll.
Cetakan pasir adalah suatu cetakan pada teknik pengecoran yang terbuat dari pasir
dimana sebelumnya sudah diberi tambahan atau campuran berupa bahan pengikat dan air
dengan kadar yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini pasir yang digunakan adalah pasir
silika. Sedangkan bahan pengikat pada penelitian-penelitian ataupin praktikum pengecoran
yang lazim digunakan adalah bentonite karena memang sudah teruji dan menghasilkan
produk yang bagus.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh campuran timah hitam sebesar 7%, 14% dan 20%
terhadap pengaruh kekerasan pada aluminium?
2. Bagaimana pengaruh temperatur tuang terhadap perubahan struktur
mikro pada campuran aluminium timah hitam?
3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh penambahan unsur 7%, 14%, dan 20% terhadap
kekerasan pada paduan aluminium timah hitam
2. Mengetahui pengaruh temperature tuang pada struktur mikro pada
pengecoran aluminium timah hitam
4. Batasan Masalah
1. Bahan utama yang digunakan adalah aluminium dengan kemurnian
mencapai 96%
2. Menggunakan bahan paduan timah hitam 7%, 14%, dan 20%
3. Proses pengecoran menggunkan dapur krusibel dengan cetakan pasir dan
pemanasan menggunakan kompor gas LPG.
4. Temperatur tuang 750°C, 775°C, dan 800°C
5. Proses pendinginan dianggap ideal dan tidak akan dibahas.
6. Pengujian mekanik menggunakan sistem uji impak.
7. Pengujian struktur mikro dilakukan dengan mikroskop.
5. Manfaat Penelitian
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
1. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan diantaranya,
(Endy Sidik Wacono, 2019) berjudul pengaruh penambahan timah hitam(Pb)
sebesar 20% pada pengecoran menggunakan bahan aluminium ukuran
10x10x1 cm terhadap nilai kekerasan dengan media cetakan permanen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan aluminium
dengan paduan timah hitam terhadap nilai kekerasan, struktur mikro, dan
komposisi kimia. Bahan penelitian ini adalah aluminium, timah hitam,
cetakan permanen, dan pasir merah, aluminium yang telah dilebur kemudian
dituang kedalam cetakan permanen yang telah dilapisi pasir merah bagian
dalamnya agar tidak lengket kemudian dilakukan proses pendinginan. Dari
hasil pengujian brinel nilai kekrasan aluminium tanpa campuran timah hitam
lebih rendah 20%, dari hasil pengujian struktur mikro ukuran butir aluminium
paduan timah hitam lebih besar dan berjumlah sedikit hal ini dikarenakan
oleh sifat timah hitam yang mampu melindungi logam dari porositas.
(Wahyu Setyo, 2019) Pengaruh dimensi serap aluminium terhadap
campuran timah hitam sebesar 400 gram terhadap kekerasan dari hasil
pengecoran dengan menggunakan cetakan permanen. Berbagai dimensi scrab
yang digunakan adalah 10x10x1cm, 7,5x7,5x1cm, 5x5x1cm dan hasil dari
pengujian struktur mikro 10x10x1cm & 7,5x7,5x1cm diameter butir lebih
besar dan untuk coran 5x5x1cm diameter butir lebih kecil. Semakin besar
diameter butir kekerasan material semakin rendah dan lunak, sedangkan
semakin kecil diameter butir maka kekerasan semakin tinggi dan getas. Dari
hasil pengujian brinel bahan ukuran 5x5x1cm adalah 98,559 BHN, bahan
ukuran 7,5x7,5x1cm adalah 88,832 BHN, dan bahan ukuran 5x5x1cm adalah
83,82 BHN yang dapat diartikan nilai kekerasan bahan dengan ukuran
5x5x1cm lebih tinggi dibandingkan ukuran 7,5x7,5x1cm & 10x10x1cm.
2. Aluminium
Menurut Soedarmadji, 2011 bahwa aluminium merupakan unsur yang
paling berlimpah di bumi ini dan terdapatnya selalu berupa kombinasi dengan
unsur lain, seperti besi, oksigen, dan silikon. Aluminium digunakan secara luas
sebagai bahan industri, juga dalam industri pengecoran logam. Peranan
aluminium semakin dominan setelah dikembangkannya sistem paduan
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
i) Mudah dibentuk.
Gambar diagram fasa Al-Pb
3. Timah Hitam
Timah hitam atau disebut juga timbal adalah unsur kimia dengan
lambang Pb dan nomor atom 82. Unsur ini merupakan logam berat dengan
massa jenis yang lebih tinggi daripada banyak bahan yang ditemui sehari-hari.
Timbal memiliki sifat lunak, mudah ditempa, dan bertitik leleh rendah. Saat
baru dipotong timbal berwarna perak mengkilat kebiruan, tetapi jika terpapar
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
4. Pengecoran
Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan
logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk
geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke
dalam cetakan yang memiliki rongga cetak (cavirity) sesuai dengan bentuk
atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan
tersolidifikasi, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan
untuk proses sekunder.
Untuk Menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan pola yang
berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan
kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada
umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan disekitar
pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara
ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain kasus terdapat pula cetakan
yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi kimia dari perekat pasir
tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas
(cup) dan bagian bawah (drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai
pola akan dapat dicabut dengan mudah dari cetakan.
5. Uji impak
Menurut Dieter, George E (1988) dalam jurnal, Yopi Handoyo (2013), uji
impak digunakan dalam menentukan kecenderungan material untuk rapuh
atau ulet berdasarkan sifat ketangguhannya. Hasil uji impak juga tidak dapat
membaca secara langsung kondisi perpatahan batang uji, sebab tidak dapat
mengukur komponen gaya-gaya tegangan tiga dimensi yang terjadi pada
batang uji. Hasil diperoleh dari pengujian impak ini, juga tidak ada
persetujuan secara umum mengenai interoretasi atau pemanfaatannya.
Prinsip kerja uji impak adalah memberikan pembebanan pada kecepatan
tinggi, sehingga terjadi penyerapan energi yang besar ketika beban
menumbuk benda uji. Penyerapan energi akan menyebabkan terjadinya
kerusakan material berupa patah atau bengkok. Dengan mengacu pada jenis
kerusakan makan dapat didefinisikan ketahanan material tersebut.
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Alat uji impak charpy diginakan untuk untuk menguji kekuatan impak
material. Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau
energi yang diserap benda uji sampai patah menggunakan persamaan :
ΔE = w . g . 1 (
Dimana :
ΔE = Energi yang diserap (joule)
W = Berat pendulum (kg)
g = Gravitasi 9,81 m/s2
l = Jarak lengan pengayun (m)
cos β =Sudut akhir lengan beban
cos α = Sudut awal lengan beban
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
6. Metalography Test
Ilmu logam secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu matalurgi dan
metalography. Metalurgi yaitu ilmu yang mempelajari tentang perpaduan
logam dengan unsur-unsur tertentu seperti titanium, copper, yang bertujuan
memperkuat atau menambah ketangguhan logam, yang digunakan untuk
berbagi kebutuhan khusus seperti engine blok piston dll.
1. Diagram Alir
mulai
Mempersiapkan Spesimen
(Aluminium ingot 96%)
Uji Impact
Kesimpulan
selesai
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2. Rancangan Percobaan
Dalam penelitian ini saya menggunakan 2 faktor sebagai variable bebas
yaitu variabel temperatur tuang dan variabel jumlah penambahan timah
hitam. Pembagian variable bebas untuk temperature penuangan terbagi atas 3
sub variable yaitu 750°C, 775°C, dan 800°C, sementara untuk variabel bebas
yang kedua untuk variasi penambahan timah hitam juga terbagi atas 3 sub
variable yaitu 7%, 14%, dan 20%.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini akan dijelaskan secara lengap proses pelaksanaan peleitian
yang dimulai dari preparasi material hingga proses pengujian kekerasan.
Pengujian impak
Tujuan dari pengujian impak adalah untuk mengukur harga ketangguhan
suatu material uji. Pelaksanaan impak dapat diperoleh grafik ketangguhan impak,
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
dari grafik ini dapat dilihat jenis-jenis perpatahan pada specimen uji, adapun
langkah-langkah dari proses pengujian impak ini yaitu sebagai berikut :
1. Menyiapkan peralatan dan mengeset alt setelah itu specimen dijepit pada
ragum uji impak, sebelumnya telah diketahui penampangnya, panjangawal dan
ketebalannya.
2. Mengkondisikan mesin penguji dalam kondisi standart yaitu dengan
melakukan kalibrasi sesuai dengan ukuran standar.
3. Menyiapkan specimen uji impak sebanyak 9 buah dengan perincian 3 buah 7%,
3 buah 14%, dan 3 buah 20%.
4. Setelah specimen uji dijepit, kemudian tarik bandul pada mesin uji, kemudian
lepaskan. Dilepaskan dengan menarik pengunci lengan, maka bandul akan
berayun mematahkan benda uji.
5. Perhatikan ukuran yang ada pada skala mesin uji.
6. Lakukan semua sampai specimen terakhir.
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Harg
a Permu
h A
P L t T Energi Impa kaan
No Bahan (m o (mm2
(mm) (mm) (mm) ( C) (joule) k Pataha
m) )
(joule n
/mm2)
Al 93% patah
1 55,05 14 14 8,9 750 124,6 96,119 0,771
Pb 7% getas
Al 93% 55,01 patah
2 13,8 15,8 5,5 750 75,90 96,043 1,265
Pb 7% 1 getas
Al 93% 105,1 patah
3 56 14,6 15 7,2 750 96,119 0,914
Pb 7% 2 getas
Al 86% patah
4 55 12,8 12,7 6 775 76,80 96,063 1,250
Pb 14% getas
Al 86% patah
5 52,8 12,3 14,8 7,8 775 95,94 94,507 0,985
Pb 14% getas
Al 86% patah
6 56,5 11,6 14,6 8,2 775 95,12 96,082 1,010
Pb 14% getas
Al 80% patah
7 58,1 14,2 14,3 5,1 800 72,42 96,063 1,325
Pb 20% getas
Al 80% patah
8 55,1 13 14,8 5,2 800 67,6 96,082 1,421
Pb 20% getas
Al 80% 132,8 patah
9 56,7 14,6 13,8 9,1 800 96,119 0,723
Pb 20% 6 getas
Tabel Hasil perhitungan Impact Strength.
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Grafik impact
1. strength
5
0.
5
0 75 77 80
0 5 0
7% 14%
20%
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Pada gambar diatas terlihat perbedaan yang cukup menonjol dari dua
gambar sebelumnya yaitu dari partikel timah hitam terlihat cenderung
berdekatan dan bergerombol dan hanya sedikit yang tidak bergerombol bahkan
partikel tersebut terlihat berbentuk seperti kristal, hal ini dikarenakan pada
besarnya penambahan timah hitam dan meratanya campuran timah hitam pada
paduan Al-Pb.
Pembahasan Hasil Uji Struktur Mikro
Berdasarkan dari beberapa pengujian yang telah dilakukan dalam uji struktur
mikro pada paduan aluminium-timah hitam maka dapat diketahui bahwa variasi
penambahan timah hitam berpengaruh pada tingkat kegetasan dan keuletan suatu
material. Pada gambar 4.14 pada campuran Al-Pb 7% temperatur 750ᴼC unsur
campuran timah hitam berwarna gelap berbentuk garis dan terlihat sedikit jarang,
kemudian pada gambar 4.15 pada campuran Al-Pb 14% temperature 775ᴼC unsur
campuran timah hitam berwarna lebih gelap dengan partikel saling berdekatan serta
bentuk garis lebih Panjang, pada gambar terakhir gambar 4.16 pada campuran Al-Pb
20% temperature 800ᴼC partikel timah hitam lebih berdekatan bahkan saling
berhubungan hingga membentuk pola seperti kristal dan tersebar merata diseluruh
permukaan spesimen.
KESIMPULAN
Dari data hasil pengujian Analisa penambahan unsur dan temperature tuang
dengan timah hitam terhadap uji impak yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan semakin tinggi penambahan Campuran Timah Hitam yaitu 7%, 14%,
20% maka nilai impak Strenght memiliki trend yang naikdan dapat diliat pada
grafik 4.1. Demikian dengan semakin tinggi temperatur tuang yaitu 750°C, 775
°C, 800 °C maka semakin tinggi nilai Impact strenght.
2. Data yang telah diperoleh dari pengujian struktur mikro seperti yang terlihat
pada gambar 4.14 sampai 4.16 semakin tinggi paduan timah hitam maka
semakin Panjang dan saling berdekatan struktur mikronya bahkan dapat
berkaitan satu dengan yang lain dan membentuk pola tertentu hal ini tentunya
juga akan berkaitan dengan tinggi rendahnya impact strength spesimen tersebut.
SARAN
beberapa saran dan masukan yang dapat digunakan untuk mengembangkan
penelitian antara lain :
1. ketika memulai proses pembuatan produk coran, alangkah baiknya agar
mempelajari teknik-teknik dasar prosedur yang akan digunakan pada saat proses
pengecoran logam, agar pada saat melakukan pembuatan produk tidak terjadi
kekeliruan dan kerusakan yang tidak diinginkan.
2. Dalam proses pembuatan cetakan kayu sebaiknya menggunakan bahan yang lebih
kuat untuk menghindari perubahan dimensi pada cetakan.
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
3. Setiap peralatan uji harap dipastikan terlebih dahulu kondisi dan standarisasinya
agar mendapatkan hasil yang akurat.
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyu Setyo and , Agus Yulianto, ST, MT (2019) Pengaruh Dimensi
Scrap Aluminium(Al) dengan Campuran Timah Hitam (Pb) Sebesar 400
Gram terhadap Kekerasan Dari Hasil Pengecoran dengan Menggunakan
Cetakan Permanen.
Nanda Rizki Acmad Diasa Putra1), Putut Murdanto2), dan Wahono3) (2018)
Analisis Sifat Mekanik dan Permeabilitas Pasir Cetak Menggunakan Bahan
Campuran Kaolin Pada Sand Casting.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jtmp/article/download/6131/3302
Endy Sidik Wacono (2019) Pengaruh Penambahan Timah Hitam (Pb) Sebesar
20% Pada Pengecoran Menggunakan Bahan Aluminium Ukuran 10 x 10 x 1
cm Terhadap Nilai Kekerasan Dengan Media Cetakan Permanen
http://eprints.ums.ac.id/71624/
Soedarmadji W, (2011), Pengaruh penambahan Mg (0,5-1,3%) pada paduan Al-Si
terhadap
sifat mekanis dalam cetakan logam berlapis hardchrom, Jurnal Cyber Techn Vol.5
No.2
April 2011, STT Pomosda Nganjuk.
Dionisius Younggi, (2015), Teknik Mesin Manufaktur, diakses pada tanggal 15
april 2015.
Zulaina S. Rahmawati dan Bondan T. Sofyan, AnalisisPengaruh Sr dan Ti
Terhadap Ketahanan Korosi Paduan AC4B,Prosiding Seminar Material dan
Metalurgi, Serpong, 3 November (2011).
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/132994-T%2027820-
Analisis%20pengaruh-HA.pdf
Yopi Handoyo (2013). Perancangan alat uji impak metode charpy kapasitas 100
joule http://media.neliti.com/media/publications/97950-ID-none.pdf
Yudi Surya Irawan, 2013, Diktat Material Teknik, Universitas Brawijaya.
Dieter, George E.. Metalurgi Mekanik. Jilid 1 (1987).
http://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=20352856
Duta Kristianto (2011). Patah Getas, Patah Ulet & Ductile to Brittle Tension
https://blog.ub.ac.id/dutak/2011/12/29/patah-getas-patah-ulet-ductile-to-
brittle-tension/
Ardian Yudo (2012). Patah Ulet, Patah Getas dan Fenomena Ductile to Brittle
Tension http://blog.ub.ac.id/yudoardian/2012/01/02/patah-ulet-patah-getas-
dan-fenomena-ductile-to-brittle-tension/
Muhammad Zuchry M, (2012) pengaruh temperatur dan bentuk takikan terhadap
kekuatan impak logam
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Mektek/article/download/1029/824/
DANAIL FIRMANSYAH
02.2016.1.09198