Anda di halaman 1dari 14

Makalah

“Prinsip Ekologi dalam Konservasi ”

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah pada mata KSDA yang diampuh
oleh Dr. Marini Susanti Hamidun,S.Si, M.S.i)

Oleh

TITIN NUR SAPUTRI


431418039
Kelas B Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt,yang Maha Pemurah dan Lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah kewirausahaan yang berjudul “Prinsip
Ekologi dalam Konservasi” pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya.
Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang
sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Penyusun

Titin Nur Saputri

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II Pembahasan

2.1 Konsep Prisip Ekologi Yang Berhubungan Dengan Fluktuasi Populas ...........6

2.2 Prinsip Ekologi Yang Berhubungan Dengan Keanekaragaman .......................9


BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam


secara bijaksana dengan berpedoman pada asas pelestarian. Sumber daya alam
adalah unsur-unsur hayati yang terdiri dari sumber daya alam nabati
(tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) dengan unsur non hayati di
sekitarnya yang secara keseluruhan membentuk ekosistem.

Indonesia menduduki posisi ke 4 dari 20 negara yang potensial


mengalami ancaman atas keanekaragaman hayati yang dimiliki, dimana
terdapat 1126 spesies yang terancam punah (Darlington, 2010). Keberadaan
flora dan fauna terancam akibat fragmentasi habitat, pemanfaatan berlebihan,
perburuan dan perdagangan ilegal. Konversi hutan untuk perkebunan, tuntutan
pembangunan, illegal logging dan kebakaran hutan menyebabkan hilang dan
rusaknya habitat satwa. Kondisi ini diperburuk dengan adanya perburuan dan
perdagangan ilegal untuk memenuhi permintaan pasar akan tumbuhan dan
satwa sebagai peliharaan, konsumsi, obat-obatan dan lain sebagainya (Santosa
A. (Ed) 2008).

Ancaman terhadap kepunahan keanekaragaman hayati Indonesia


menggugah pemerintah untuk melakukan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari, selaras, serasi dan seimbang
untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia
pada umumnya. Diperlukan pemeliharaan dan perlindungan secara teratur
untuk mencegah kerusakan atau yang lebih dikenal dengan konservasi. Fauzi A
(2009) menyatakan kerusakan terhadap sumber daya alam dan lingkungan
dipicu oleh dua faktor yaitu pola konsumsi (consumption pattern) dan
kegagalan kebijakan (policy failure).
Secara sederhana, ilmu ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
ekosistem. Kata ekologi berasal dari kata Oikos yang berarti rumah atau tempat

4
tinggal dan Logos berarti ilmu. Pertama kali kata ekologi diperkenalkanoleh
Ernst Haecckel (1866) dengan pengertian: Ekologi adalah disiplin ilmu yang
mempelajari seluk beluk ekonomi alam, suatu kajian mengenai hubungan
anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya yang kemudian pengertian ini
diperluas, menjadi kajian mengenai hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Ekologi sering disebut sebagai ilmu dasar
lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas, sebenarnya ekologi meliputi studi
tentang populasi tanaman dan binatang, tanaman dan komunitas hewan dan
ekosistem. Ekosistem menggambarkan jaringan hubungan antara organism
pada skala yang berbeda organisasi. Pemenuhan kebutuhan manusia dapat
terpenuhi karena adanya pemanfaatan lingkungan yang berbentuk pengelolaan
lingkungan hidup. Melalui pengelolaan lingkungan hidup, terjadi hubungan
timbal balik antara lingkungan biofisik dengan lingkungan sosial. Ini berarti
sudah berkaitan dengan konsep ekologi, terutama tentang konsep hubungan
timbal balik antara lingkungan biofisik dengan lingkungan sosial. Dengan
demikian, apabila membicarakan lingkungan hidup, maka konsep ekologi akan
selalu terkait, sehingga permasalahan lingkungan hidup adalah permasalahan
ekologi.

5
1.2 Rumusan masalah
1. Menjelaskan Konsep Prisip Ekologi Yang Berhubungan Dengan
Fluktuasi Populasi
2. Menjelaskan Prinsip Ekologi Yang Berhubungan Dengan
Keanekaragaman
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Prisip Ekologi Yang
Berhubungan Dengan Fluktuasi Populasi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Prinsip Ekologi Yang Berhubungan
Dengan Keanekaragaman

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Prisip Ekologi Yang Berhubungan Dengan Fluktuasi Populasi

“Ecology” adalah kajian ilmiah tentang hubungan antara organisme dengan


organisme lainnya dan lingkungan hidupnya. “Human ecology” adalah kajian
interdisciplin tentang hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya,
lingkungan sosialnya, dan lingkungan binaannya. “Environmental science” adalah
kajian interdisciplin yang mengintegrasikan ilmu-ilmu fisik dan biologi (including
physics, chemistry, biology, soil science, geology, and geography) untuk mengkaji
lingkungan dan solusi permasalahan lingkungan. “Environmental science”
menyediakan pendekatan interdiscipliner terintegrasi untuk mengkaji sistem
lingkungan.

Menurut Agostini (2008) jumlah individu dalam suatu kelompok sangat


berhubungan dengan ketersediaan pakan. Rekrekan di hutan sekunder cenderung
memiliki anggota lebih sedikit namun jumlah kelompoknya lebih banyak. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kompetisi penggunaan habitat seperti mencari makan,
pergerakan harian dan berbagai aktivitas harian lainnya dengan individu lain dari
kelompok yang berbeda. Seperti diketahui bahwa rekrekan adalah primata dengan
ukuran yang relatif kecil dan jarang bertarung dengan spesies lainnya atau spesies
yang sama dari kelompok lainnya sehingga mereka lebih cenderung membentuk
kelompok yang relatif lebih kecil. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Isbel (1991)
bahwa faktor ketersediaan pakan dan buah merupakan faktor yang sangat sensitif
dalam menentukan jumlah anggota dalam kelompok primata. Jumlah anggota
rekrekan di hutan alami yang relatif lebih banyak dan stabil mungkin disebabkan
karena ketersediaan pakan yang melimpah dan jumlah kelompok yang mendiami
habitat tersebut juga relatif sedikit dibandingkan dengan hutan sekunder.

Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua


komponen alam. Terjadinya bencana alam merupakan contoh keseimbangan dan

7
keharmonisan alam terganggu. Ekologi memandang makhluk hidup sesuai dengan
perannya masing-masing. Semua makhluk hidup di alam memiliki peran yang
berbeda dalam menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam.

Walaupun fenomena fluktuasi populasi telah lama dikenal tetapi


pemahaman yang kurang oleh sebagian masyarakat menyebabkan semacam
kepanikan bila ada ledakan populasi menjadi seperti panik. Saya katakan
sebagian masyarakat sebab sebagian lain terutama yang tinggal lebih dekat
dengan alam menanggapi dengan lebih tenang. Walaupun hanya sebagian,
tetapi bila yang sebagian tersebut memiliki lebih banyak akses ke media massa,
maka fenomena yang seharusnya ditanggapi dengan tenang menjadi seolah-
olah bencana lingkungan.

2.2 Prinsip Ekologi Yang Berhubungan Dengan Keanekaragaman

Prinsip ekologi yang digunakan dalam mengolah lansekap adalah meniru


ekosistem alam yang mencirikan pola keanekaragaman hayati dan memperbaiki
ekosistem perairan yang rusak. Perancangan lansekap yang ekologis akan
memperhatikan program kegiatan masyarakat lokal. Sementara itu, dasar desain
elemen bangunan adalah penggunaan bahan ekologis estetika bentuk
lokal/tradisional dan kenyamanan ruang yang meresponi iklim (Shu-Yang,
Freedman, & Cote, 2004). Penggunaan bahan baku ekologis berasal dari sumber
alam lokal, mengutamakan penggunaan bahan yang dapat diperbaharui, dan
struktur yang memiliki daya tahan terhadap lingkungan setempat/perairan rawa.
Perancangan sistem utilitas bangunan menggunakan prinsip ekologi mengenai
sistem perubahan energi untuk dimanfaatkan (Mitsch, 2004).

Lingkungan atau bia juga disebut lingkungan adalah kombinasi antara


kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan dapat
didefinisikan sebagai elemen biologis dan abiotik yang mengelilingi organisme

8
individual atau spesies, termasuk banyak yang berkontribusi pada
kesejahteraannya. "Lingkungan" juga dapat didefinisikan sebagai semua komponen
alami Bumi (udara, air, tanah, vegetasi, hewan, dll.) Beserta semua proses yang
terjadi di dalam dan di antara komponen ini.

Lingkungan berkelanjutan memiliki prinsipprinsip dalam menekankan


kelestarian, diantaranya : 1.Melindungi sistem penunjang kehidupan 2.Melindungi
dan meningkatkan keanekaragaman biotik 3.Memelihara atau meningkatkan
integritas ekosistem, serta mengembangkan dan menerapkan ukuranukuran
rehabilitasi untuk ekosistem yang sangat rusak 4.Mengembangkan dan menerapkan
strategi yang preventif dan adaptif untuk menanggapi ancaman perubahan
lingkungan global.

Keanekaragaman hayati ialah suatu istilah yang mencakup semua bentuk


kehidupan yang mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme
serta ekosistem dan proses-proses ekologi. Adanya arus globalisasi dan efisiensi
menuntut suatu keseragaman,mengakibatkan krisis keragaman di berbagai bidang.
Saat ini keragamandianggap sebagai in-efisien dan primitif, dimana keseragaman
ialah efisien dan modern. Hal yang sama ini juga terjadi pada keragaman hayati
atau sering diistilahkan sebagai keanekaragaman hayati. Pada saat ini proses
penyeragaman sudah terjadi pada semua aspek, sehingga terjadi penekanan pada
perkembangan keragaman genetik.(Endarwati, 2005).

Keanekaragaman hayati terus menerus mengalami kemerosotan. Hutan


tropis sebagai salah satu gudang keanekaragaman hayati diduga telah menyusut
lebih dari setengahnya, bahkan lahan pertanian juga telah mengalami degradasi,
baik kualitas maupun kuantitasnya (Anonymous, 2006a). Upaya mengatasi
ancaman pada keragaman hayati telah dilakukan di Indonesia, antara lain secara
praktis mendorong proses suksesi ekologis untuk mewujudkan kondisilingkungan
yang heterogen sehingga memberikan kesempatan semua spesiesdapat berkembang
secara alami. Upaya tersebut dengan membentuk daerah cagar alam, konservasi
sumberdaya alam meliputi

9
tanah, air, tumbuhan dan hewan,melelestarikan plasma nutfah, rotasi lahan dan
tanaman, serta sosialisasi peranan dan fungsi keragaman hayati untuk
kelangsungan hidup manusia.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Apabila suatu saat terjadi ledakan populasi, tidak lama kemudian


keseimbangan alam akan mengaturnya kembali sehingga jumlahnya tetap dalam
keadaan seimbang. Pengaturan alam ini dapat terjadi melalui peningkatan
populasi.Keanekaragaman hayati ialah suatu istilah yang mencakup semua bentuk
kehidupan yang mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme
serta ekosistem dan proses-proses ekologi.Adanya

Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua


komponen alam. Terjadinya bencana alam merupakan contoh keseimbangan dan
keharmonisan alam terganggu. Ekologi memandang makhluk hidup sesuai dengan
perannya masing-masing. Semua makhluk hidup di alam memiliki peran yang
berbeda dalam menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam.

11
DAFTAR PUSTAKA

Lois, L., Suparno, S., & Handayani, K. N. (2018). Penerapan Ekologi Dalam
Perancangan Pusat Konservasi Rawa Pening Di Kabupaten
Semarang. Senthong, 1(2).

Irawan, B. (2013). PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DALAM


MEMAJUKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK
BANGSA.

Rahayu Effendi, DKK. 2018. PEMAHAMAN TENTANG LINGKUNGAN


BERKELANJUTAN. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. ISSN
(P)0853-2877 (E) 2598-327X.

Sri Nur Aminah Ngatimin,DKK. 2020. FLUKTUASI POPULASI WERENG


COKLAT (Nilaparvata lugens Stal.) PADA TIGA MACAM
VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.). Fakultas Pertanian,
Universitas Jenderal Soedirman. Volume 5 (2) : 161 t 168, Juli t
Desember 2020. ISSN : 2528 - 7168 (PRINTED) ; 2548 - 6659 (ON
LINE).

Sutoyo, S. (2010). KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA Suatu


Tinjauan: Masalah dan Pemecahannya. Buana Sains, 10(2), 101-106.

12
LAMPIRAN :

13
14

Anda mungkin juga menyukai