Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT VIRUS CORONA

(COVID-19)

Disusun oleh :

Nama : Nur Iftita Anisa Sani

Kelas : X MIPA 5

No Absen : 30

SMA NEGERI 2 MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas laporan saya.

Dalam penulisan laporan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam proses pembuatan laporan

ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Magelang, 5 November

2020

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................ii

Daftar Isi..........................................................................................................iii

A) Sejarah Penemuan Virus Covid-19.............................................................1

B) Struktur Anatomi Covid-19........................................................................4

C) Cara Penularan Covid-19............................................................................5

D) Gejala Seseorang Yang Terinfeksi Virus Covid-19...................................7

E) Cara Pencegahan Virus Covid-19...............................................................8

iii
iv
A) Sejarah Penemuan Virus Covid-19

Virus korona punya sejarah panjang. Semula, virus ini teridentifikasi dari

penderita flu biasa. Belakangan, virus semakin ganas, menimbulkan penyakit parah,

karena virus lompatan hewan ke manusia.

Saat ini, manusia dan perekonomian dunia nyaris berhenti bergerak akibat

virus korona. Tak berdaya menghadapi makhluk berukuran 80-150 nanometer. Tak

tahu pasti kapan bisa bergerak leluasa kembali.

Sejarah virus korona pada manusia dimulai tahun 1965, saat DA Tyrrell dan

ML Bynoe dari Rumah Sakit Harvard, Inggris, mengisolasi virus dari saluran

pernapasan orang dewasa dengan flu biasa. Pada waktu yang sama dan setelah itu,

para peneliti lain yang mirip dengan virus-virus yang berhubungan dengan orang-

orang yang kena flu.

Akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi meneliti virus

pada manusia dan sejumlah binatang. Virus itu, antara lain, virus bronkitis, virus

hepatitis pada tikus, virus penyebab radang lambung pada babi. Semua virus itu

secara morfologi mirip jika dilihat dengan mikroskop elektron. Kelompok virus

tersebut lantas dinamakan virus korona berdasarkan bentuk permukaan yang mirip

mahkota. Belakangan, korona resmi diterima sebagai genus baru virus.

Kajian Jeffrey S Kahn dan Kenneth McIntosh yang dimuat di Pediatric

Infectious Disease Journal , November 2005, menyatakan, korona menimbulkan

infeksi saluran pernapasan .berupa pneumonia pada bayi dan anak. Virus itu juga

operasi asma pada anak-anak dan orang dewasa serta infeksi saluran pernapasan pada

orang lanjut usia.

1
Selain pada manusia, kemajuan penelitian ragam virus korona pada hewan

juga meningkat pesat. Virus diketahui menimbulkan berbagai penyakit pada hewan,

seperti tikus, ayam, kalkun, anak sapi, anjing, kucing, kelinci, dan babi.

Virus-virus itu ada yang hanya terjadi pada populasi hewan, tapi ada yang

menular ke manusia. Karena itu, korona kemudian dikenal sebagai virus zoonotik atau

bisa menular dari hewan ke manusia.

Tidak mengherankan, penyebab sindrom pernapasan akut parah ( sindrom

pernapasan akut parah / SARS) tahun 2002-2003 di China Selatan adalah virus korona

yang berasal dari hewan. Epidemi SARS melayani di 26 negara di Asia, Eropa,

Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, virus korona

SARS (SARS-CoV) yang diidentifikasi pada 2003 terkait dari hewan. Sumbernya

diperkirakan kelelawar yang menular ke luwak lantas menginfeksi manusia pertama

kali di Provinsi Guangdong, China, pada 2002.

Gejala SARS mirip influenza, seperti demam, menggigil, lemah, nyeri otot,

sakit kepala. Batuk kering, napas pendek, dan diare tampak pada minggu pertama dan

kedua, kemudian menjadi parah secara cepat sehingga perlu perawatan intensif.

Penularan virus dari manusia ke manusia lewat percikan cairan dan batuk serta

tinja pada umumnya terjadi di fasilitas kesehatan. Setelah penerapan pengendalian

yang tepat, akhirnya wabah SARS.

Gelombang virus korona berikutnya adalah Sindrom Pernapasan Timur

Tengah ( Middle East Respiratory Syndrome / MERS). Penyakit yang disebabkan

virus MERS ‐ CoV ini diindetifikasi di Arab Saudi tahun 2012. Sumber virus ini

2
adalah unta. Belum dipastikan rute penularan dari unta ke manusia. Yang pasti, wabah

yang terjadi akibat penularan dari manusia ke fasilitas kesehatan.

Orang yang terinfeksi bisa tanpa gejala, tapi ada yang batuk ringan, demam,

napas pendek, penyakit pernapasan parah yang perlu ventilator, bahkan kematian.

Diare dan pneumonia juga dilaporkan.

Virus pada umumnya menyebabkan penyakit parah pada orang lanjut usia,

orang dengan tubuh lemah, serta yang memiliki penyakit penyakit ginjal, penyakit,

gangguan paru, dan diabetes.

Sejak September 2012, ada 27 negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika,

melaporkan kasus MERS. Wabah besar terjadi di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan

Korea Selatan. Meski wabah sudah berhenti, kasus MERS masih terus terjadi. Hingga

kini dilaporkan ada 2.494 kasus positif MERS dengan 858 kematian.

Wabah terbaru virus korona terjadi sejak akhir tahun 2019, bermula di Wuhan,

Provinsi Hubei, China. Virus diduga bersumber dari kelelawar yang menular ke

hewan lain sebelum ”cerita” ke manusia.

Meski bentuknya mirip, virus ini memiliki perbedaan karakter sehingga

dinamakan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 (penyakit akibat virus korona

2019).

Perlakuan infeksi korona lain, gejala penyakit, gangguan pernapasan,

gangguan pernapasan parah, gagal ginjal serta kematian. Penularan juga lewat

percikan cairan dari bersin dan batuk. Masa inkubasi sekitar 2-14 hari, rata-rata gejala

tampak pada hari ke-5.

3
Berbeda dengan SARS dan MERS yang menular saat penyakit mulai parah,

pada Covid-19 orang sudah bisa menularkan pada tiga hari pertama kena virus.

Namun, berbeda dengan SARS dan MERS yang menular saat penyakit mulai

parah, pada Covid-19 orang sudah bisa menularkan pada tiga hari pertama kena virus.

Akibatnya, laju penularan Covid-19 sangat tinggi. Jika SARS sekitar 3, MERS kurang

dari 1, laju penularan Covid-19 adalah 1,4-2,5.

Pengendalian wabah sangat tergantung dari kewaspadaan, kesigapan dan

kesiapan infrastruktur kesehatan sejak dari manajemen pemerintah pusat dan daerah

dalam menerapkan kesehatan masyarakat, hingga ke fasilitas dan tenaga kesehatan

dalam merawat penderita. Dunia telah menjadi satu kesatuan akibat kerusakan

mobilitas manusia dan barang. Karena itu, tidak ada lagi penyakit negara lain, kita

semua bisa terkena dampak.

Hal lain, kita harus melakukan tugas utama manusia, menjaga keseimbangan

alam. Dengan mengonsumsi segala sesuatu secukupnya, makan hanya yang benar-

benar aman dan sehat. Dengan demikian, bisa mengurangi kemungkinan lompatan

virus dari hewan pembohong ke manusia.

B) Struktur Anatomi Covid-19

4
Struktur virus biasanya hanya terdiri atas RNA atau DNA saja termasuk untuk

virus corona. Virus ini memiliki genom RNA positif atau biasa disebut RNA saja.

Panjang genom virus corona sekitar 27-32 kilobasa yang kemudian membentuk

protein penyusun tubuh virus. Misal fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E,

protein S, dan glikoprotein HE, serta enzim lain untuk perbanyakan virus.

Adanya protein S, yang mirip paku atau tanda panah di permukaan organisme,

menjadikan struktur virus corona lebih khas dibanding yang lain. Dikutip dari Live

Science, protein S ini menempel pada reseptor di sel pernapasan yang disebut

angiotensin-converting enzyme 2 atau ACE 2.

“Jika kita berpikir tubuh manusia adalah rumah dan virus corona adalah karet,

maka ACE 2 adalah pegangan pintu menuju rumah. Saat protein S di struktur virus

5
corona menempel di ACE 2, maka pintu menuju tubuh manusia langsung terbuka,”

kata Liang Tao seorang peneliti dari Westlake University.

C) Cara Penularan Covid-19

Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan

bahwa penyebaran virus Corona bisa terjadi melalui udara. Dalam pedoman

terbarunya yang dirilis di laman resminya, WHO akhirnya memasukkan udara sebagai

salah satu transmisi atau cara penularan virus Corona.

Selain udara, ada beberapa mode atau cara yang menjadi jalur penyebaran virus Corona,

yaitu:

1. Penyebaran virus Corona melalui droplet

Penularan virus Corona bisa terjadi melalui droplet saat seseorang batuk,

bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas. Saat melakukan hal-hal tersebut, udara

yang keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol dalam

jarak dekat.

2. Penyebaran virus Corona melalui udara

Setelah mendapat kritikan dari ratusan ilmuwan terkait penyebaran virus Corona

melalui udara, akhirnya WHO pun mengakuinya. Organisasi tersebut mengakui adanya

bukti bahwa virus Corona itu bisa menyebar melalui partikel-partikel kecil yang

melayang di udara.

3. Penyebaran virus Corona melalui permukaan yang terkontaminasi

Cara penularan virus Corona ini terjadi saat seseorang menyentuh permukaan yang

mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin. Lalu virus itu

6
berpindah ke hidung, mulut, atau mata yang disentuh setelah menyentuh permukaan yang

terkontaminasi tersebut.

Mengutip WebMD, virus Corona bisa bertahan selama 2-3 hari di permukaan tertentu.

Untuk mencegah cara penularan virus ini, bisa dengan membersihkan berbagai

permukaan tersebut dan hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci

tangan.

4. Penyebaran virus Corona melalui fecal-oral atau limbah manusia

Sebuah studi menunjukkan bahwa partikel virus Corona ditemukan juga pada fecal-

oral orang yang terinfeksi, seperti urine dan feses. Namun WHO mengatakan hingga saat

ini masih belum ada laporan yang dipublikasi terkait cara penularan virus Corona melalui

cara ini dan bukan menjadi upaya transmisi utama virus.

Dalam laman resmi WHO, selain melalui fecal-oral tersebut, penyebaran virus Corona

juga bisa terjadi melalui darah, dari ibu ke anak, hingga dari hewan ke manusia.

Selain cara penularan virus Corona, WHO pun juga menyinggung beberapa tempat

yang rawan menjadi tempat penyebaran virus Corona, seperti:

1. Tempat ramai

2. Tempat yang sempit

3. Ruangan yang terbatas dan tertutup

Contoh-contoh tempatnya seperti, restoran, klub malam, tempat ibadah,

tempat bekerja atau kantor, tempat latihan paduan suara, dan kelas kebugaran.

Penyebaran virus Corona ini tentunya bisa dicegah dengan menaati protokol

kesehatan, seperti menggunakan rajin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak minimal

7
satu meter, hindari tempat-tempat ramai, menghindari ruangan tertutup dengan

ventilasi yang buruk, dan bila diperlukan pakai face shield.

WHO juga berpesan pada masyarakat agar semakin paham bahwa COVID-19

bukan penyakit main-main. COVID-19 bisa berakibat fatal bila tidak dicegah, jangan

panik, dan terus ikuti saran yang diberikan terkait pencegahan penyebaran virus

Corona.

D) Gejala Seseorang Yang Terinfeksi Virus Covid-19

Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19.

Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga

sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

Gejala yang paling umum:

 Demam  Diare

 Batuk kering  Konjungtivitis (mata merah)

 Kelelahan  Sakit kepala

 Gejala yang sedikit tidak  Hilangnya indera perasa atau

umum: penciuman

 Rasa tidak nyaman dan nyeri  Ruam pada kulit, atau

 Nyeri tenggorokan perubahan warna pada jari

tangan atau jari kaki

Gejala serius:

1. Kesulitan bernapas atau sesak napas

2. Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada

3. Hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak

8
4. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala serius. Selalu hubungi

dokter atau fasilitas kesehatan yang ingin Anda tuju sebelum mengunjunginya.

5. Orang dengan gejala ringan yang dinyatakan sehat harus melakukan perawatan

mandiri di rumah.

6. Rata-rata gejala akan muncul 5–6 hari setelah seseorang pertama kali terinfeksi

virus ini, tetapi bisa juga 14 hari setelah terinfeksi.

E) Cara Pencegahan Virus Covid-19

Cara mencegah dan menghindari virus Corona dapat dilakukan dengan menerapkan

perilaku hidup bersih sehat. Pencegahan ini dianggap cara terbaik untuk menghindari

penyakit karena sampai sekarang belum ada obat dan vaksinnya.

 Untuk mencegah penyebaran COVID-19:

1. Cuci tangan Anda secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan

berbahan alkohol.

Beberapa kasus penularan diprediksi terjadi ketika tangan yang menyentuh

permukaan terkontaminasi oleh virus lalu tak sengaja memegang wajah. Virus Corona lalu

berpindah dari tangan ke hidung atau mulut.

Biasakan diri rajin mencuci tangan dengan sabun dan sebisa mungkin jangan sering-

sering menyentuh wajah.

2. Selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin.

Social distancing adalah jarak jarak dengan yang lainnya. Social distancing yang

disarankan setidaknya 1 meter antara kamu dan orang lain.

9
Kenapa demikian? Karena ketika seseorang batuk atau bersin, mereka

menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin

mengandung virus. Jika terlalu dekat, kamu bisa menghirup tetesan air, termasuk virus

COVID-19 jika orang tersebut sedang batuk. Selain itu kamu peraturan social distancing

lainnya yakni isolasi diri selama 14 hari. Hal ini penting untuk pencegahan virus Corona.

3. Kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan.

Masker masih menjadi salah satu alat pelindung diri yang penting digunakan untuk

mencegah penyebaran virus Corona COVID-19. Meski sebelumnya hanya disarankan untuk

orang yang sakit saja, tapi kini masyarakat juga diimbau untuk menggunakannya.

4. Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut Anda.

5. Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan lengan atau tisu.

Pencegahan virus Corona juga bisa dilakukan dengan kesadaran diri untuk selalu

menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk. Tujuannya agar kuman penyakit apapun

yang mungkin ada tidak mudah tersebar menjangkit orang lain.

6. Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan.

7. Jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.

8. Istirahat cukup dan makan bergizi

Tidak semua orang yang terinfeksi virus Corona baru ini meninggal. Ada orang yang

berhasil sembuh berkat kondisi imunnya dan layanan kesehatan baik. Untuk menjaga

imunitas tubuh tetap dalam kondisi prima maka jangan sampai kita kurang istirahat dan

makan makanan bergizi.

10

Anda mungkin juga menyukai