disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Fisika yang
diampu oleh :
disusun oleh:
Kelompok 5
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt., karena atas berkat rahmat dan hidayahnya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang perlu dididik karena manusia
lahir dalam keadaan tidak tahu. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan serta dapat mengembangkan kemampuan, sikap dan
tingkah laku, sehingga manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu. Maka dari itu
pendidikan dapat membantu manusia dalam menjalani kehidupan bagaimana dan apa
yang harus manusia lakukan.
Pendidikan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kehidupan
manusia, khususnya sebagai warga negara yang cerdas, berakhlak mulia dan
bermartabat. Untuk itu dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah
disebutkan salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan.
Pemerintah mengupayakan pendidikan untuk setiap warga negara dengan
menyelenggarakan wajib belajar 9 tahun.
Pendidikan diselenggarakan dalam bentuk pembelajaran di ruangan kelas
dimana terdapat guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Pembelajaran
memiliki metode, model, pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru di kelas. Disini kami akan memaparkan salah satu dari
berbagai macam jenis metode, model, dan pendekatan dalam pembelajaran yaitu
metode ceramah, model direct instruction, dan pendekatan konstruktivis.
BAB II
PEMBAHASAN
I.1 METODE CERAMAH
I.1.1 Pengertian Metode Ceramah
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “Metadhos”. Kata
ini berasal dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui dan “hodos” yang
berarti jalan atau cara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode adalah
cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiiatan guru mencapai tujuan yang
ditentukan. Dengan demikiran metoe dapat diartikan jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai sebuah tujuan.
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak
digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan
lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian
pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ini
digunakan sebagai alat komunikasi antara guru dengan siswa. (Paramita, 2015)
I.1.2 Karakteristik Metode Ceramah
1) Metode Ceramah digunakan apabila proses pembelajaran lebih bersifat pemberian
informasi berupa fakta atau konsep-konsep sederhana.
2) Proses pembelajaran secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak.
3) Bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara.
4) Memerlukan adanya dukungan yang efektif dari guru seperti suasana emosional
yang dapat membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa selama
mendengarkan materi pelajaran dengan metode ceramah. (idtesis.com, 2019)
Secara esensial setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan. Begitu pula metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
I.1.3 Kelebihan Metode Ceramah
1) Ceramah adalah metode yang mudah atau murah artinya dapat menampung
jumlah siswa yang banyak tanpa memerlukan peralatan-[eralatan yang lengkap
dan siswa mempunyai kesempatan untuk mendengarkan karena biaya yang
diperlukan relatif kecil.
2) Konsep yang diberikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada
siswa.
3) Fleksibel, yaitu jika waktu sedikit bahan dapat dipersingkat, diambil bagian yang
penting saja, jika waktu banyak dapat disampaikan sebanyak-banyaknya.
4) Guru dapat memberikan tekanan-tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga
waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.
5) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah siswa
cukup banyak.
6) Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana karena tidak memerlukan
setting yang beragam.
1.1.3 Kekurangan Metode Ceramah
1) Pelajaran berjalan membosankan, siswa-siswa menjadi pasif, karena tidak
berkesempatan menemukan sendiri konsep yang diajarkan. Biasanya siswa hanya
aktif membuat catatan saja.
2) Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
3) Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil ceramah hanya terbatas pada apa yang
dikuasai guru.
4) Pengetahuan yang diperoleh dari hasil ceramah biasanya akan cepat terlupakan
5) Melalui ceramah sangat sulit ditentukan apakah seluruh siswa sudah mengerti
mengenai materi yang dijelaskan.
6) Ceramah menyebabkan belajar siswa lebih banyak menghafal.
1.1.4 Langkah-Langkah Pembelajaran
1) Tahap persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Menentukan pokok-pokok materi yang akan disampaikan.
c) Mempersiapkan alat bantu mengajar.
2) Tahap pelaksanaan
a) Pembukaan, dapat berupa pengenalan awal mengenai poin utama materi
pembelajaran.
b) Penyajian, merupakan tahap penyampaian materi pembelajaran dengan tutur
dan susunan kata-kata yang baik dan benar agar metode ceramah yang
digunakan berkualitas. Guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah
pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
c) Penutupan, metode ceramah dalam pembelajaran dapat ditutup dengan
pengulangan kembali poin-poin penting materi pembelajaran, pemberian
kesimpulan mengenai materi pembelajaran yang disampaikan, dan sebagainya.
Agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan memungkinkan siswa untuk tetap
mengingat materi pembelajaran yang sudah disampaikan. (Paramita, 2015)
1.1.5 Metode Ceramah Plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari
satu macam metode. Sebelum metode ini digunakan oleh guru, tentu perlu melakukan
modifikasi atau penyesuaian seperlunya. Metode ceramah plus ini memiliki banyak
metode campuran, diantaranya Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas
(CPTT), Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas (CPDT), dan Metode Ceramah
Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL).
a) Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT)
Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas ini yaitu metode mengajar
gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode ini
idealnya dilakukan secara tertib, yaitu:
(1) Penyampaian materi pembelajaran oleh guru.
(2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa terkait materi
pembelajaran yang dibahas.
(3) Pemberian tugas kepada siswa.
Menurut Joyce (1992) dalam Trianto (2007) dalam Rahmawati (2015) model
pembelajaran adalah suatu pola perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di dalam kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-
buku, film, komputer, kurikulum dan lain-ain. Model pembelajaran biasanya disusun
berdasarkan berbagai prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya.
Menurut Joyce dan Weil dalam Prastowo (2013) dalam Rahmawati (2015)
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang,
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di dalam atau
di luar kelas.
Maka dari itu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pola atau
perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
Para guru boleh memilih model pembelajaran yang dianggap sesuai dan efisien untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Model Direct Instruction adalah model yang diraancang untuk mengembangkan
pengetahuan prosedural, kemampuan berpikir dan kemampuan psikomotorik siswa
melalui interaksi langsung dengan sumber beajar dan dilakukan secara bertahap.
(Khoeriyah, 2016)
1) Guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan
garis besar pelajaran dengan mendefinisikan dan menunjukkan keterkaitan
antarkonsep-konsep.
2) Guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan
dasar yang diperlukan dalam kegiatan yang berpusat pada siswa.
3) Guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
4) Siswa menghadapi kesulitan yang sama dan dapat diatasi dengan penjelasan yang
terstruktur. (Khoeriyah, 2016)
1.2.3 Sintak Model Direct Instruction
Pada model Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat penting yaitu:
1) Orientasi
Seama fase ini, guru menyampaikan tujuan, menjelaskan tugas-tugas dalam
pembelajaran, dan menentukan tanggung jawab siswa. Untuk mencapai tujuan
pada fase ini, langkah penting yang dilakukan guru adalah:
(1) Guru memaparkan maksud dari penjelasan dan tingkat-tingkat performa daam
praktik.
(2) Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya.
(3) Guru mendiskusikan proseur-prosedur pelajaran yakni bagian yang berbeda
antara pelajaran dan tanggung jawab siswa selama aktivitas-aktivitas
berlangsung.
2) Presentasi
Pada fase presentasi ini guru menjelaskan konsep atau keahlian baru dan
memberikan pemeragaan serta contoh. Tugas lain guru dalam tahap ini ialah
menguji apakah peserta didik telah memahami informasi baru sebelum mereka
mengaplikasikannya dalam praktik.
3) Praktik Terstruktur
Guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktik dan langkah-langkah di
dalamnya. Peran guru dalam tahap ini adalah memberi respon balik terhadap
siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun memperbaiki.
4) Praktik di Bawah Bimbingan
Guru memberikan siswa kesempatan untuk melakukan praktik dengan kemauan
mereka sendiri. Peran guru dalam tahap ini adalah mengontrol kerja siswa dan
memberikan respon korektif ketika dibutuhkan.
5) Praktik Mandiri
Praktik ini dimulai saat siswa telah mencapai level 85 hingga 90 persen dala
praktik di bawah bimbingan. Dalam praktik mandiri, siswa melakukan praktik
dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan respon balik dari guru. (Khoeriyah,
2016)
Rachmawati (2015) dalam Khoeriyah (2016) menjelaskan langkah-langkah
dalam Model Direct Instruction dalam tabel berikut:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Metode ceramah dalam pembelajaran sangat cocok digunakan untuk pembelajaran
dengan materi pelajaran yang cakupannya luas dan pembahasannya banyak.
Dengan menggunakan metode ceramah, pembelajaran seluruhnya berpusat pada
guru, sehingga peran siswa cenderung pasif.
2) Model Direct Instruction dalam pembelajaran merupakan model yang cocok
untuk menjalankan konsep dan keterampilan dengan mendengarkan dan
mengamati melalui demonstrasi.
3) Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan yang berpandangan bahwa
pengetahuan yang kita miliki adalah hasil dari proses konstruksi atau bentukan
kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan memiliki pengetahuan apabila kita terlibat
aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita.
Pada pendekatan konstruktivisme pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan
dikembangkan oleh siswa, guru hanya menciptakan kondisi dan situasi yang
memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan‐bahan pelajaran melalui
suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu‐waktu dapat
diproses dan dikembangkan lebih lanjut.
3.2 Saran
Disarankan agar menelusuri lebih lanjut penerapan metode, model, dan pendekatan
diatas dalam pembelajaran agar pembaca dapat lebih memahami bagaimana hakikat dari
metode, model, dan pendekatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Wahyuni, Esa. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
ArRuzzMedia Group
Cruickshank. D.R, Jenkin D. B., dan Metcalf. K. (2006). The Act of Teaching. New
York: Me Graw Hill.
Idtesis.com. (2019). Metode Pembelajaran Ceramah. [Online]. Diakses dari
https://idtesis.com/metode-pembelajaran-ceramah.
Khoeriyah, N. (2016). Pengaruh Model Direct Instruction terhadap Hasil Belajar
SBK Materi Membuat Karya Kolase Siswa Kelas IV SDN Gugus Kenanga
Kabupaten Kebumen. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang.
Sudjana, N., & Suryana, H. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru.