Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman serta perubahan trend dan pola hidup

yang kurang sehat, berpengaruh terhadap kebutuhan bahan makanan yang

semakin beragam. Dengan perubahan kebutuhan bahan makanan akan

berpengaruh terhadap kebiasaan pola makan yang dapat mengakibatkan

perubahan terhadap gizi. Namun, perubahan status gizi pada masyarakat utamanya

pada anak tidak terlalu dipermasalahkan. Bahkan setiap orang tua merasakan

senang apabila melihat anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik, sekalipun

anak tersebut mengalami berat badan lebih, karena setiap orang tua beranggapan

bahwa anak yang mengalami berat badan yang berlebih menunjukkan status gizi

yang baik, sehat serta menggemaskan [ CITATION Tot14 \l 1057 ]. Berat badan

lebih merupakan suatu kondisi individu mengalami penumpukan lemak abnormal

atau berlebihan terkait usia atau jenis kelamin [CITATION Placeholder1 \l 1057 ].

Pada tahun 2010, 43 juta anak-anak (35 juta di negara berkembang)

diperkirakan kelebihan berat badan lebih dan obesitas, dan 92 juta beresiko

kelebihan berat badan. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas di seluruh dunia

meningkat dari 4,2% pada tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Tren ini

diperkirakan akan mencapai 9,1% atau 60 juta pada tahun 2020. Perkiraan

prevalensi kelebihan berat badan anak dan obesitas di Afrika pada tahun 2010

adalah 8,5% dan diperkirakan akan mencapai 12,7% pada tahun 2020.

1
2

Prevalensinya lebih rendah di Asia daripada di Afrika (4,9% pada 2010), tetapi

jumlah anak yang terkena dampak (18 juta) lebih tinggi di Asia [CITATION

Mer10 \l 1057 ].

Secara nasional masalah berat badan lebih (overweight) pada anak umur 5-12

tahun masih tinggi yaitu 18,8%, terdiri dari overweight 10,8% dan obesitas 8,8%.

Prevalensi berat badan lebih terendah terjadi di Nusa Tenggara Timur yaitu 8,7%

dan tertinggi di DKI Jakarta sebesar 301%. Sebanyak 15 provinsi dengan

prevalensi obesitas di atas nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Banten,

Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau,

Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa

Timur [CITATION Kem13 \l 1057 ].

Data dari Dinkes Kota Madiun tahun 2013 didapatkan bahwa prevalensi anak

sekolah dasar yang mengalami berat badan lebih di Kota Madiun sebesar 7,05%.

Sedangkan berdasarkan hasil screening gizi anak sekolah dasar tahun 2012 dan

2013 bahwa presentase anak dengan status berat badan lebih paling tinggi berada

di wilayah Puskesmas Banjarejo, Kecamatan Taman. Prevalensi ini menurun dari

sebelumnya yajun 2012 sebesar 36,7% dan tahun 2013 menjadi 34,2%

[ CITATION Erf14 \l 1057 ].

Berat badan lebih (overweight) terjadi disebabkan oleh keseimbangan energi

positif dengan penyebab yang bersifat multifaktorial. Sebagian besar hal ini

diduga disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan.

Oleh karena itu penatalaksanaan berat badan lebih (overweight) pada anak dengan

cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik dan modifikasi pola hidup.

Penatalaksanaan ini sebaiknya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut


3

sertakan keluarga atau dukungan dari orang tua. Orang tua bertanggung jawab

terhadap kesehatan anak dan harus mengambil inisiatif untuk memberikan semua

jenis makanan yang dianggap dapat memenuhi gizi anak terutama orang tua yang

berpendapatan tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk memilih jenis

makanan, adanya peluang tersebut mengakibatkan pemilihan jenis dan jumlah

makanan tidak lagi berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan kesehatan tapi lebih

mengarah pada pertimbangan praktis (fast food) yang jika tidak di imbangi

dengan aktivitas fisik seimbang akan mempengaruhi jumlah pembakaran kalori

tubuh. Peran orang tua dalam memantau penurunan berat badan anak sangat

efektif untuk dilakukan. Orang tua menyediakan nutrisi yang seimbang sesuai

dengan metode food rules. Seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam

program diet, mengubah perilaku makan dan aktivitas yang mendukung

keberhasilan anak, serta menjadi bagian dari keseluruhan program komprehensif

tersebut. Tetapi sebagian para orang tua mengganggap berat badan lebih

(overweight) bukan masalah yang serius dan mengganggap bahwa anak nya

sehat–sehat saja. Disamping itu, ada beberapa orang tua yang mengatur pola

makan anak maupun kegiatan fisik seperti olah raga untuk upaya penurunan berat

badan anak yang berlebihan [CITATION Dia16 \l 1057 ].

Kebiasaan atau pola asuh orang tua yang dapat meningkatkan prevalensi

terjadinya berat badan lebih pada anak dikaitkan dengan beberapa faktor.

Beberapa faktor penyebab berat badan lebih pada anak antara lain asupan

makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman

soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog)

dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Selain itu, obesitas
4

dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi

air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu formula dengan jumlah asupan yang

melebihi porsi yang dibutuhkan bayi/anak. Akibatnya, anak akan mengalami

kelebihan berat badan saat berusia 4-5 tahun. Hal ini diperparah dengan kebiasaan

mengkonsumsi makanan jajanan yang kurang sehat dengan kandungan kalori

tinggi tanpa disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat.

Anak yang berusia 5-7 tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi

lebih. Oleh karena itu, anak dalam rentang usia ini perlu mendapat perhatian dari

sudut perubahan pola makan sehari-hari karena makanan yang biasa dikonsumsi

sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya [ CITATION

Rat11 \l 1057 ].

Upaya untuk mengatasi masalah berat badan lebih adalah komponen penting

untuk mencegah berbagai penyakit lainnya yang mungkin terjadi. Dalam

mengatasi berat badan badan lebih ada berbagai cara yaitu dengan membuat

keputusan tentang diet, aktivitas fisik, dan manajemen berat badan lebih

[CITATION Gal18 \l 1057 ]. Penurunan berat badan lebih tidak bisa dilakukan

secara dramatis karena sulit untuk dicapai dan dipertahankan sehingga perlu untuk

memulai konseling dan terapi dengan tujuan yang realistis yang menekankan pada

proses pengurangan berat badan secara bertahap [CITATION Agr15 \l 1057 ].

Anak sebagai generasi penerus bangsa, kualitas hidupnya berkontribusi

penting dalam pembangunan bangsa. Untuk itu, peran perawat keluarga utamanya

memegang peran penting, baik upaya preventive, curative, maupun promotive.

Peran perawat yang terpenting di dalam keluarga adalah sebagai care giver,

educator dan collaborator. Peran perawat dalam care giver yaitu dapat dilakukan
5

dengan memperhatikan pemberian menu dan makanan, pola perilaku makan anak

serta perilaku aktivitas yang sesuai pada anak dengan perkembangan anak. Untuk

peran educator ini dilakukan dengan membantu keluarga dan anak dalam

meningkatkan pengetahuan mengenai berat badan lebih, faktor dan dampak berat

badan lebih sehingga terjadi perubahan perilaku dari keluarga sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan. Sedangkan untuk peran collaborator, perawat bisa bekerja

sama dengan tim kesehatan lain yaitu ahli gizi dan dokter dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau

tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Sehingga, apabila

ketiga peran dapat di terapkan secara optimal maka angka prevalensi dan dampak

berat badan lebih dapat terkendali bahkan dapat dihindari [ CITATION Car141 \l

1057 ] dan [CITATION Glo16 \l 1057 ].

Berdasarkan uraian di atas, dengan semakin meningkatnya kasus berat badan

lebih dan dampak yang ditimbulkan maka peneliti tertarik untuk menyusun studi

kasus dengan judul “Upaya Penurunan Berat Badan Berlebih pada Keluarga

Tahap IV di Wilayah Kerja Puskemas Banjarejo Kota Madiun”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat

dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Upaya Penurunan

Berat Badan Berlebih pada Keluarga Tahap IV di Wilayah Kerja Puskesmas

Banjarejo Kota Madiun?”

1.3 Tujuan Karya Tulis Ilmiah


6

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain meliputi tujuan umum dan

tujuan khusus, yaitu:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui upaya penurunan berat badan berlebih pada keluarga

tahap IV di wilayah kerja Puskesmas Banjarejo Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus terdiri dari tiga tujuan yaitu:

1) Mengidentifikasikan karakteristik masalah berat badan berlebih pada keluarga

tahap IV di wilayah kerja Puskemas Banjarejo Kota Madiun.

2) Mengidentifikasi upaya penurunan berat badan berlebih pada keluarga tahap

IV di wilayah kerja Puskesmas Banjarejo Kota Madiun dengan cara

melakukan aktifitas fisik yang cukup.

3) Menganalisis hasil upaya penurunan berat badan berlebih pada keluarga tahap

IV di wilayah kerja Puskemas Banjarejo Kota Madiun.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini diharapkan mempunyai manfaat

sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain meliputi

manfaat teoritis bagi Akademi Keperawatan Madiun dan manfaat teoritis bagi

peneliti, yaitu:

1) Bagi Akademi Keperawatan


7

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan

bahan pembelajaran dan bentuk pengembangan pengabdian masyarakat

khususnya dalam pencegahan dan membantu proses menurunkan angka berat

badan lebih pada anak.

2) Bagi Peneliti

Merupakan kesempatan untuk menambah wawasan tentang permasalahan

yang ada pada anak dengan kelebihan berat badan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Bagi Puskesmas Banjarejo Kota Madiun

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan penentu kebijakan

dalam pembuatan prosedur tetap keperawatan terhadap penurunan berat badan

berlebih pada keluarga tahap IV di wilayah kerja Puskemas Banjarejo Kota

Madiun.

2) Bagi Profesi Keperawatan

Menambah referensi dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak

dengan berat badan lebih, terutama dalam mencegah dampak berat badan

lebih.

Anda mungkin juga menyukai