PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya zaman serta perubahan trend dan pola hidup
perubahan terhadap gizi. Namun, perubahan status gizi pada masyarakat utamanya
pada anak tidak terlalu dipermasalahkan. Bahkan setiap orang tua merasakan
senang apabila melihat anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik, sekalipun
anak tersebut mengalami berat badan lebih, karena setiap orang tua beranggapan
bahwa anak yang mengalami berat badan yang berlebih menunjukkan status gizi
yang baik, sehat serta menggemaskan [ CITATION Tot14 \l 1057 ]. Berat badan
atau berlebihan terkait usia atau jenis kelamin [CITATION Placeholder1 \l 1057 ].
diperkirakan kelebihan berat badan lebih dan obesitas, dan 92 juta beresiko
kelebihan berat badan. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas di seluruh dunia
meningkat dari 4,2% pada tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Tren ini
diperkirakan akan mencapai 9,1% atau 60 juta pada tahun 2020. Perkiraan
prevalensi kelebihan berat badan anak dan obesitas di Afrika pada tahun 2010
adalah 8,5% dan diperkirakan akan mencapai 12,7% pada tahun 2020.
1
2
Prevalensinya lebih rendah di Asia daripada di Afrika (4,9% pada 2010), tetapi
jumlah anak yang terkena dampak (18 juta) lebih tinggi di Asia [CITATION
Mer10 \l 1057 ].
Secara nasional masalah berat badan lebih (overweight) pada anak umur 5-12
tahun masih tinggi yaitu 18,8%, terdiri dari overweight 10,8% dan obesitas 8,8%.
Prevalensi berat badan lebih terendah terjadi di Nusa Tenggara Timur yaitu 8,7%
Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa
Data dari Dinkes Kota Madiun tahun 2013 didapatkan bahwa prevalensi anak
sekolah dasar yang mengalami berat badan lebih di Kota Madiun sebesar 7,05%.
Sedangkan berdasarkan hasil screening gizi anak sekolah dasar tahun 2012 dan
2013 bahwa presentase anak dengan status berat badan lebih paling tinggi berada
sebelumnya yajun 2012 sebesar 36,7% dan tahun 2013 menjadi 34,2%
positif dengan penyebab yang bersifat multifaktorial. Sebagian besar hal ini
diduga disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan.
Oleh karena itu penatalaksanaan berat badan lebih (overweight) pada anak dengan
cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik dan modifikasi pola hidup.
sertakan keluarga atau dukungan dari orang tua. Orang tua bertanggung jawab
terhadap kesehatan anak dan harus mengambil inisiatif untuk memberikan semua
jenis makanan yang dianggap dapat memenuhi gizi anak terutama orang tua yang
berpendapatan tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk memilih jenis
makanan tidak lagi berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan kesehatan tapi lebih
mengarah pada pertimbangan praktis (fast food) yang jika tidak di imbangi
tubuh. Peran orang tua dalam memantau penurunan berat badan anak sangat
efektif untuk dilakukan. Orang tua menyediakan nutrisi yang seimbang sesuai
dengan metode food rules. Seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam
tersebut. Tetapi sebagian para orang tua mengganggap berat badan lebih
(overweight) bukan masalah yang serius dan mengganggap bahwa anak nya
sehat–sehat saja. Disamping itu, ada beberapa orang tua yang mengatur pola
makan anak maupun kegiatan fisik seperti olah raga untuk upaya penurunan berat
Kebiasaan atau pola asuh orang tua yang dapat meningkatkan prevalensi
terjadinya berat badan lebih pada anak dikaitkan dengan beberapa faktor.
Beberapa faktor penyebab berat badan lebih pada anak antara lain asupan
makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman
soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog)
dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Selain itu, obesitas
4
dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi
air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu formula dengan jumlah asupan yang
kelebihan berat badan saat berusia 4-5 tahun. Hal ini diperparah dengan kebiasaan
tinggi tanpa disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat.
Anak yang berusia 5-7 tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi
lebih. Oleh karena itu, anak dalam rentang usia ini perlu mendapat perhatian dari
sudut perubahan pola makan sehari-hari karena makanan yang biasa dikonsumsi
sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya [ CITATION
Rat11 \l 1057 ].
Upaya untuk mengatasi masalah berat badan lebih adalah komponen penting
mengatasi berat badan badan lebih ada berbagai cara yaitu dengan membuat
keputusan tentang diet, aktivitas fisik, dan manajemen berat badan lebih
[CITATION Gal18 \l 1057 ]. Penurunan berat badan lebih tidak bisa dilakukan
secara dramatis karena sulit untuk dicapai dan dipertahankan sehingga perlu untuk
memulai konseling dan terapi dengan tujuan yang realistis yang menekankan pada
penting dalam pembangunan bangsa. Untuk itu, peran perawat keluarga utamanya
Peran perawat yang terpenting di dalam keluarga adalah sebagai care giver,
educator dan collaborator. Peran perawat dalam care giver yaitu dapat dilakukan
5
dengan memperhatikan pemberian menu dan makanan, pola perilaku makan anak
serta perilaku aktivitas yang sesuai pada anak dengan perkembangan anak. Untuk
peran educator ini dilakukan dengan membantu keluarga dan anak dalam
meningkatkan pengetahuan mengenai berat badan lebih, faktor dan dampak berat
badan lebih sehingga terjadi perubahan perilaku dari keluarga sesudah dilakukan
sama dengan tim kesehatan lain yaitu ahli gizi dan dokter dengan berupaya
ketiga peran dapat di terapkan secara optimal maka angka prevalensi dan dampak
berat badan lebih dapat terkendali bahkan dapat dihindari [ CITATION Car141 \l
lebih dan dampak yang ditimbulkan maka peneliti tertarik untuk menyusun studi
kasus dengan judul “Upaya Penurunan Berat Badan Berlebih pada Keluarga
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain meliputi tujuan umum dan
3) Menganalisis hasil upaya penurunan berat badan berlebih pada keluarga tahap
sebagai berikut:
Manfaat teoritis penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain meliputi
manfaat teoritis bagi Akademi Keperawatan Madiun dan manfaat teoritis bagi
peneliti, yaitu:
2) Bagi Peneliti
Madiun.
dengan berat badan lebih, terutama dalam mencegah dampak berat badan
lebih.