Anda di halaman 1dari 53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.HASIL
4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian
Ruang Flamboyant RSUD D.r Harjono ponorogo bertempat
diklomplek gedung lantai dua sebelah selatan yang terletak disebelh
barat komplek gedung ICU RSUD Dr. Harjono ponorogo yang
beralamatkan dijalan raya ponorogo pacitan, kabubaten ponorogo,
provinsi jarwa timur.
Ruang flamboyant dilengakapi oleh beberapa ruangan maupun
peralatan yang menunjang pelayanan. Dari segi runangan, ruang
flamboyant dibagi menjadi beberapa ruangan yaitu:
a. Ruang perawatan
Ruang flamboyan merupakan ruang kelas 3 memiliki 4
ruangan untuk rawat inap yaitu ruang A, B, C, D. dimana ruang A
dan B terletak disisi kanan nurse station diperuntukkan pasien
yang menderita penyakit atau kasus bedah tulang dengan kapasitas
11 bed per ruang, sedangkan ruangan C dan D terletak disisi kiri
dari nurse station. Ruang C dengan untuk penyakit dalam dengan
kapasitas 11 bed, dan ruang D untuk penyakit THT dan mata
terdapat 9 bed dan didalam nya terdapat satu unit ruang isolasi
khusus penyakit tetnus dengan kapasitas 3 bed. Jika pasien
mengalami overload akan dirawat dilorong ruangan.
b. Ruang diskusi
Ruang diskusi berada di luar ruangan perawatan. Terdapat 2
ruang diskusi digunakan untuk berdiskusi atau membahas kasus
yang terjadi pada pasien oleh tim medis, para medis dan para
mahasiswa baik bidang kedokteran, keperawatan maupun
kebidanan yang sedang melakukan praktik klinik di ruang
flamboyant RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
c. Ruang Tim Medis dan Para Medis
Ruang dimana tim medis dan para medis melakukan
pemantauan sekaligus melakukan pendokumentasian tindakan
maupun perkembangan pasien pada masing masing sift (waktu
juga). Diruang ini pula biasanya dilakukan timbang terima pasien
antar para medis yang sedang dinas dengan para medis yang akan
dinas pada sift selanjutnya.
d. Ruang peralatan medis
Diruang ini terdapat lemari satu buah trolly injeksi dan
trolly rawat luka. Selain itu diruang ini terdapa beberapa rak
penyimpanan alat-alat medis dan trolly instrument yang digunakan
untuk tindakan medis. Diruang ini pula tersimpan satu unit syaksen
yang siap untuk digunakan apabila diperlukan.
e. Jumlah sumber daya manusia dan kualifikasi pendidikan
Table 4.1. sumber daya manusia dan kualifikasi ruang flamboyan.
No. Profesi Kualifikasi Jumlah
1. Dokter spesialis bedah S2 spesialis bedah 2
2. Dokter spesialis mata S2 spesialis penyakit mata 2
3. Dokter spesialis THT S2 spesialis THT 1
4. Dokter special orthopedic S2 spesialis orthopedi 1
5. Perawat S1 keperawatan 9
D3 keperawan 4
6. Tenaga administrasi D3 keperawan 1
7. Cleaning service SMA 3
Jumlah 23
f. Susunan organisasi di ruang flamboyant RSUD Dr. Harjono
ponorogo adlah sebagai berikut:

Kepala ruangan

Bagian administrasi

Ka Tim I Ka Tim II Ka Tim III Ka Tim IV

PA PA PA PA

RA RB RC RD

Bagan 4.2. susunan organisasi ruang flamboyan


g. Riwayat penelitian sebeleumnya
Menurut kepala ruang, ruang flamboyant RSUD Dr. Harjono
ponororgo pernah digunakan oleh peneliti lain untuk melakukan
penelitian baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.
Untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan strategi
penelitian case study research (study kasus) pada bidang
keperawatan, yang dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah asuhan
keperawatan secara umum, belum tefokus pa satu intervensi
masing-masing kasus yang diteliti.
4.1.2. Karakteristik partisipan
1) Pengkajian
a. Identitas Klien
1. Nama inisial klien : Tn. M
2. Umur : 58 tahun
3. Agama : Islam
4. Alamat : Ds. G Kec. M
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Wirasuwasta
7. Status : Kawin
8. Tanggal pengkajian/jam : 18 Februari 2019/Jam 09:00
WIB
9. Nomer Rekam Medis : 426855
10. Diagnosa : Fraktur Femur Sinistra
11. Tanggal MRS : 16 Februari 2019/Jam 09:00
WIB

b. Pengkajian 13 Domain Nanda


1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum :
1) Alasan MRS/Keluhan utama : Nyeri pada paha
sebelah kiri
2) Vital sign:
a) Tekanan darah : 130/80 mmHg
b) Nadi : 82 x/menit
c) Suhu : 36,2 0C
d) Respirasi : 20x/menit
3) GCS
E: 4 M: 6 V: 5
4) Pupil : isokor/anisokor
5) Reflek cahaya : +/+
6) Ukuran pupil : normal/midriasis/pin
(3.5 mm)
7) Gangguan motorik : parese/predi/tremor
8) Gangguan sensorik :
pelo/aphisia/confision/gelisah/kejang
9) Reflekfisiologis : tidak ada gangguan
10) Reflek patologis : tidak ada gangguan
11) Gangguan neurologislainnya: -
b. Riwayat penyakit sekarang :
1) Awal keluhan
Klien mengatakan memotong kayu di pekarangan
tetangga pada hari sabtu, 16 Februari 2019, pukul
08.00 WIB, sebelum klien mengarahkan untuk
menarik pohon teman klien sudah menarik duluan dan
pohon menimpa pijakan klien, sehingga klien jatuh
terpental hingga tak sadarkan diri. Pasien segera
dibawa oleh temannya ke RSUD Dr. Harjono
Ponorogo pukul 09.00 dan klien mengeluh nyeri pada
kaki sebeleh kiri, waktu di IGD diperksa dokter, dari
hasil pemeriksaan foto rontgen di dapatkan close
fraktur femur pada paha bagian kiri.
2) Saat MRS
Klien mengatakan masih nyeri pada paha sebelah kiri
dari pemeriksaan rontgen didapatkan fraktur femur
sinistra. Klien dianjurkan untuk rawat inap di ruang
flamboyan RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
3) Saat pengkajian
Klien hari ke-3 pre op. klien mengatakan nyeri pada
paha kiri, nyeri terasa cenut-cenut, cumpleng, nyeri
hilang timbul, hilang pada saat tidk bergerak dan
timbul pada saat klien melakukan pergerakan dengan
skala nyer 6. Paha kiri pasien terpasang skin traksi
dengan beban 5kg dan tampak bengkak tidak ada
luka. Klien hanya berbaring di tempat tidur dan hanya
diam
c. Riwayat penyakit masa lalu :
Keluarga mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat penyakit keluarga :
Keluarga mengatakan keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti hipertensi, DM, dan
tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TB dan
hepatitis.
e. Riwayat pengobatan :
Tidak ada riwayat pengobatan
f. Kemampuan mengontrol kesehatan :
g. Yang dilakukan bila sakit : berobat ke pelayanan terdekat
(puskesmas, mantri, bidan).
h. Pola hidup (konsumsi/alkohol/olahraga/dll) : klien
merokok, tidak pernah mengonsumsi alkohol, narkoba.
Klien tidak pernah mngonsumsi minuman energi.
i. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asumsi kesehatan,
dll). : klien bekerja, klien membiayai perawatan
menggunakan BPJS dari pemerintah
j. Pengobatan sekarang :
No. Nama obat Dosis Kandungan Manfaat
1. Cefotaksim 3x 1 gram Cefotaksim Antibiotik
2. Ranitidine 2x 50mg Ranitidine Mengurangi
produksi asam
lambung
3. Santagesik 3x 1000 Metanizol Na Antipiretik
mg/dL
4. Infuse RL 20tpm Ringer laktat Pengganti
cairan
k. Genogram

Tn. B Ny. T Tn.S Ny. P


74th
76th 71th 69th

Tn.H Ny.D Tn. M Ny. S Ny.A Tn.B Ny.P Tn.D Tn.T


85th 67th 78th 75th 81th 75th 78th 75th
66th

Tn.J Ny.J
82th 72th

Tn.A Tn.G Tn.M Ny. S


65th 54thA
49th 58th

Ny.D An.h An.B


27th 25th 21th

Keterangan :

: Laki – Laki/Perempuan

: Meninggal Dunia

: Klien

: Garis Perkawinan

: Garis Saudara
: Garis satu rumah

2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :
BB biasanya : 62kg dan BB sekarang 62kg
TB : 165cm
IMT : BB/TB2 = 62kg/(1.65)2m = 62kg/2.8m =
22.14 (normal)
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal:
PPT : L 9.0, SGOT : H 69, SGPT : H 41
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit,
mukosa bibir, conjungtiva anemis/tidak :
Pertumbuhan rambut baik, merata, warna rambut hitam
sedikit beruban, turgor baik, mukosa bibir kering,
konjungtiva pucat.
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang
diberikan selama sakit :
TKTP 3x1 hari, nafsu makan kurang habis setengah porsi
dan makanan tambahan dari luar seperti seneck dan buah.
e. E ( Energy )meliputi kemampuan klien dalam beraktivitas
selama sakit :
Klien hanya berbaring di tempat tidur.
f. F (Faktor) meliputi penyebab Masalah nutrisi (kemampuan
menelan, mengunyah, dll) : kemampuan menelan dan
mengunyah baik.
g. Penilaian status gizi (berdasarkan IMT : 22.14 (normal)
h. Pola asupan cairan : infuse RL, air putih, teh
i. Cairan masuk :
Infuse : 1000cc/24 jam
Minum : 300cc/24 jam
Air metabolic : 5cc x 62kg = 310cc/24 jam
j. Cairan keluar :
Urine : 900cc/24 jam
IWL : 15 x 62kg = 930cc/24 jam
k. Penilaian Status Cairan (balance cairan) :
Intake : 1610cc
Output : 1830cc
Kesimpulan : output – intake
: 1830 – 1610
: 220cc (balance)
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :bentuk simetris, tisdak ada lesi, tidak ada
asites
Auskultasi :8x/menit
Palpasi :tidak ada nyeri tekan, tidak ada skibala
Perkusi :hypertimpani
Masalah keperawatan :
Tidak ada Masalah

3. ELIMINATION AND CHANGE


a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine :
a) Frekuensi : 6-8x/24jam
b) Dowel katheter : memakai kateter
c) Jumlah : 900cc
d) Personal higyne : cukup disekitar genetelia
e) Ketidaknyamanan/keluhan : tidak ada keluhan
2) Riwayat kelainan kandung kemih :
Tidak ada kelainan misal, batu saluran kemih, infeksi
saluran kemih.
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau) :
Klien teerpasang kateter, jumlah urine 900ml/24jam,
warna kuning jernih, bau kas urine
4) Distensi kandung kemih / retensi urine :
Kandung kemih klien kosong, tidak ada retensi urine
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi :
Klien BAB 3 hari sekali dengan konsistensi agak keras
warna kuning
2) Konstipasi, pemeriksaan fisik dan faktor penyebab
konstipasi :
Pasien mengalami konstipasi
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas/hidrasi/turgor/warna/suhu)
a) Warna kulit : ikterik/sianosis/kemerahan/pucat
b) Turgor : baik/sedang/buruk
c) Edema : tidak/ada, lokasi = kaki kiri
d) Lesi : tidak ada luka

Deformitas, Masalah keperawatan :


Tidak ada Masalah

4. ACTIVITY / REST
a. Istirahat / tidur
1) Jam tidur : 8jam ; 22.00-05.00; dan jam 12.00-13.00
2) Insomnia : klien kadang-kadang terbangun karena
nhyeri
3) Pertolongan untuk merangsang tidur :
Menganjurkan klien untuk tarik nafas dalam dan berzikir
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : suwasta
2) Kebiasaan olahraga : tidak pernah
3) ADL
a) Toileting : dibantu, klien menggunakan kateter
b) Kebersihan : dibantu, klien di sibin oleh kelurga
c) Berpakaian : berpakaian, dibantu
4) Bantuan ADL : klien memerlukan bantuan penuh
5) Kekuatan otot :
5 5
5 3

6) ROM : ROM pasif, pergerakan kaki


sebelah kiri terganggu
7) Pemeriksaan ekstremitas (atas dan bawah) :
a. Atas :
Pergerakan bebas, tidak ada deformitas, tidak ada
kontraktur, terpasang infuse RL 20tpm ditangan kiri
Bawah :
b. Kaki kanan pergerakan aktif, kaki kiri pergrrakan
terbatas karena terpasang traksi
8) Resiko untuk cidera : tidak ada
c. Cardio respons
1) Capilarry refill : < 2 detik/ > 2 detik
2) Clubbing finger : ya/tidak
3) Akral :
hangat/kering/merah/dingin/basah
4) Edema : ya/tidak
5) Irama jantung : reguler/irregular
6) Nyeri dada : ya/tidak
7) Bunyi jantung : normal/gollop/mur-mur
8) Palpitasi : ya/tidak
9) Perdarahan : ya/tidak
10)Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : ictus cardis tidak nampak
b) Palpasi :teraba ictus cardis di ICS 5
midclavicula sinistra
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : BJ I tunggal. BJ 1 di ICS 5
midklavikula sinistra (katup trikuspi dalis-mitra) dan
BJ II tunggal, tidak ada suara tambahan gollop atau
mur-mur di ICS 3 (katup aortic-pulumonal).
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas :klien tidak memiliki
penyakit sistem pernapasan.
2) Kemampuan bernafas :klien bernapas secara
spontan tanpa ada keluhan saat bernapas
3) Pemeriksaanparu-paru:
1. Inspeksi
Bentuk dada :normal chest/barrel
chest funnel chest/pigeen chest
Tipe pernafasan :
dada/perut/hidung/mulut
Irama / polanafas : teratur/tidak teratur
Pernafasan cuping hidung : ya/ tidak
Nyeri saat bernafas : ya/tidak
Ekspansi dada : simetris/tidak
simetris
Retraksi dada : ya/tidak
Sesak nafas : ya/tidak
Batuk : ya (produktif/tidak
produktif)/tidak ; konsistensi;encer/kental
Sputum :ada/tidak ;
konsistensi ; encer/kental
Warna :……-…..bau…..-…..
Penggunaan alat bantu nafas : tidak/ya (jenis: nasal
kanul, flow : 3lpm).
Saturasioksigen (SpO2) : -%
2. Palpasi (vokal fremitus,dll) :
Getaran dada kiri dan kanan sama, simetris
3. Perkusi (pembesaran paru, dll) :
Sonor
4. Auskultasi (suara napas/suara napas tambahan) :
Vesikuler disemua lapang paru
Masalah keperawatan :
Hambatan mobilitas fisik

5. PERCEPTION / COGNITION
a. Orientasi/ kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMP
2) Tingkat pengetahuan : kurang
3) Orientasi : baik
b. Sensasi / persepsi
1) Riwayat penyakit jantung : tidak ada
2) Sakit kepala : tidak ada
3) Penginderaan : tidak ada
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : bahasa jawa
2) Kesulitan berkomunikasi : tidak ada
Masalah keperawatan :
Tidak ada Masalah

6. SELF PERCEPTION
a.Self-concept / self-esteem
1) Perasaan cemas / takut :klien mengatakan
tidak ingin sakit seperti ini
2) Perasaan putus asa/kehilangan :klien merasa tidak
berguna sebagai kepala keluarga
3) Keinginan untuk menciderai : tidak ada
4) Adanya luka/cacat : tidak ada
5) Harga diri :klien merasa tidak
berguna
6) Gambaran diri :
Pola persepsi dan konsep diri yang timbul pada klien
fraktur yaitu timbul ketidakkuatan akan fraktur, rasa
cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukukan
aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya
yang salah (gangguan body image). Perilaku memantau
tubuh.Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi.
Gukturangguan fungsi tubuh, ganguan struktur tubuh.
Masalah keperawatan :
Gangguan citra tubuh

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : menikah
2) Orang terdekat : keluarga
3) Perubahan konflik / peran :tidak ada perubahan
konflik/peran
4) Interaksi dengan orang lain :tidak ada perubahan gaya
hidup
Masalah keperawatan :
Tidak ada Masalah

8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah / disfungsi seksual : tidak ada
Masalah keperawatan :
Tidak ada Masalah

9. COPING / STRESS TOLERANCE


a.Coping respons
1) Rasa sedih/takut/cemas/putus asa/trauma: klien merasa di
perhatikan dan didukung oleh seluruh anggota keluarga.
Klien merasa di perhatikan dan mendapatkan perawatan
yang baik oleh tenaga kesehatan. Klien sesekali tampak
sedih ataupun takut dan juga cemas, klien diam.
2) Kemampuan untuk mengatasi (koping) :
Klien mengikuti perintah tenaga medis dan pasrah
terhadap Tuhan
3) Perilaku yang menampakkan cemas :
Selama menjalani perawatan klien tampak cemas
Masalah keperawatan :
Coping tidak efektif

10. LIFE PRINCIPLES


a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti :klien
beribadah dengan berdo’a serta berzikir
2) Kemampuan untuk berpartisipasi :klien
mengikuti pengajian di lingkungan tempat tinggalnya
3) Kegiatan kebudayaan :klien tidak
pernah mengikuti kegiatan kebudayaan
4) Kemampuan memecahkan Masalah :klien selalu
musyawarah dengan keluarga untuk mencari Masalah
Masalah keperawatan :
Tidak ada Masalah.

11. SAFETY / PROTECTION


a. Alergi :klien tidak memiliki
alergi obat atau makanan.
b. Penyakit autoimune :klien tidak memiliki
penyakit autoimune
c. Tanda infeksi :terdapat
pembengkakan pada paha sebelah kiri
d. Gangguan thermoregulasi :tidak ada gangguan
termoregulasi
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi), jatuh,
aspirasi, disfungsi neuromuscular peripheral, kondisi
hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, syndrome disuse,
gaya hidup yang tetap) : resiko
jatuh rendah
Masalah keperawatan :
Resiko infeksi

12. COMFORT
a. Kenyamanan/nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri): pembengkakan
pada paha kiri karena fraktur femur
2) Quality (bagaimana kualitasnya) :pasien
mengatakan nyeri terasa seperti cenut-cenut/cumpleng
3) Regio (dimana letaknya) :paha sebelah
kiri
4) Scale (berapa skalanya) :6
5) Time (waktu) :hilang timbul,
hilang pada saat tidak ada pergerakan, timbil pada
saat pasien ada pergerakan
b. Rasa tidak nyaman lainnya : kaku
c. Gejala yang menyertai : tidak ada
Masalah keperawatan :
Nyeri Akut

13. GROWTH / DEVELOPMENT


a. Pertumbuhan dan perkembangan:
Klien tumbuh sesuai usia pertumbuhan pada umumnya,
pola piker klien sesuai usia perkembangan.
Masalah keperawatan :
Tidak ada Masalah

DATA LABORATORIUM
Tanggal : 16-02-2019
Hasil
Jenis pemeriksaan Harga normal Satuan
pemeriksaan
PPT L 9.0 9.9 – 11.6 Detik
APTT 22.6 25.0 – 31.3 Detik

HBSAG NEGATIF NEGATIF


Ureum 37.80 10-50 Mg/dL
Kreatinin 0.83 0.6-1.3 Mg/dL
PPT L 9.0 1-37 U/L
SGOT H 69 1-40 U/L
Anti HIV NON REAKTIF NON REAKTIF
ANTI HIV TIDAK NON REAKTIF
DIKERJAKAN
ANTI HIV TIDAK NON REAKTIF
DIKERJAKAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama : Tn. M
Hari/Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil pemeriksaan
16-02-2019 Rontgen Fraktur femur CF fraktur femur dextra
20-02-2019 Rontgen Fraktur femur Close fraktur femur dextra
Heart rate :60 bp
PR Int:182 ms (normal sinus rhythm)
QRS Dur :76 ms (normal axis)
16-02-2019 EKG QT/QTc:390/390 ms (possible
anteroseptal MI)
P-RT axes : (markedly abnormal
ekg) 66 47 19
16-02-2019 GDA 135 mg/dL

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Nama : Tn. M No.RM : 426855

Tanggal Nama obat Cara pemberian Dosis


18 Februari 2019 Cefotaksim Iv 3x 1 gram
18 Februari 2019 Ranitidine Iv 2x 50mg
18 Februari 2019 Santagesik Iv 3x 1000 mg/dL
Cairan : infuse RL 20 tpm/24jam
Diet : TKPP

ANALISA DATA

Nama : Tn. M No.RM : 426855

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. Ds : Ganggu Hambatan mobilitas
Pasien mengagatakan dalam beraktivitas an fisik
tidak bisa mandiri dan membutuhkan muskol
bantuan, ROM terbatas oskeleta
Do :
c. K/u baik, kesadarn composmentis
d. Pasien nampak di bantu saat
beraktivitas
e. Pasien hanya berbaring di tempat
tidur
f. Seluruh aktivitas di bantu keluarga
g. Skala nyeri 6
h. Kekuatan otot 5 5
5 3
i. Hasil foto rontgen fraktur femur
2. Ds : Cidera Gangguan citra tubuh
Pasien mengatakan (nggih pripun meneh
mbak, niki sampun cobaan saking gusti
Allah, awak ku koyo ngene arep piye
neh).
Do :
a. Pasien tampak cemas
b. Klien banyak diam
c. Susah beraktifitas
d. Pasien mengalami fraktur femur
e. Perilaku memantau tubuh.
f. Trauma terhadap bagian tubuh yang
tidak berfungsi
g. Gangguan fungsi tubuh, ganguan
struktur tubuh

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Tn. M No.RM : 426855

No. Tanggal DiagnosaKeperawatan TanggalTeratasi Paraf


1. 18-02-2019 Hambatan mobilitas fisik 22-02-2019
berhubungan dengan
gangguam
musculoskeletal
2. 18-02-2019 Gangguan citra tubuh 22-02-2019
berhubungan dengan
.
cedera
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Tn. M No.RM : 426855


Hari/ Diagnosa NOC NIC
Tanggal keperawatan
18-02- Hambatan Setelah di lakukan Exercise therapy :
2019 mobilitas fisik tindakan Ambulation
berhubungan keperawatan selama 1. Monitoring vital sigm sebelum atau
dengan 5 x 24 jam di sesudah latihan
gangguan harapkan hambatan 2. Kaji kemampuan pasien dalam
moskoloskelet mobilitas fisik mobilisasi
al teratasi 3. Dampingi dan bantu pasien saat
- Joint movement mobilisasi
kriteria hasil : 4. Ajarkan pasien untuk teknik ambulasi
1. Klien a) Ajarkan pasin merubah posisis Hari
meningkat pertama pasien jangan terlalu banyak
dalam aktivitas bergerak, diam di tempat tidur atau
fisik menggunakan kursi roda
2. Mengerti tujuan b) Hari ke 2 melakukan latihan kaki
dari fleksi ekstensi pergelangan kaki serta
peningkatan jari-jari kaki
mobilitas c) Hari ke 3 anjurkan untuk miring
3. Memperagakan kekanan dan ke kiri, 6-12 jam bantu
penggunakan untuk bergerak dari posisi berbaring
alat bantu ke posisi duduk untuk melatih tonus
mobilisasi otot dan gerakan persendian.
d) Hari ke 4 anjurkan pasien untuk
menjuntai kaki disamping tempat
tidur, jika pasien tidak mengeluh
pusing bantu untuk berdiri di
samping tempat tidur sambil
berpegangan pada sisi tempat tidur
dengan kaki yang sehat sebagai
tumpuan
5. Damping pasien saat mobilisasi dan
pemenuhan kebutuhan ADL secara
mandiri
6. Berikan alat bantu jika perlu
7. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi
tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
18-02- Gangguan Setelah di lakukan Peningkatan Citra Tubuh
2019 citra tubuh tindakan 1. Diskusikan dengan klien tentang citra
berhubungan keperawatan selama tubuhnya saat ini dan dulu, perasaan
dengan 5 x 24 jam di tentang citra tubuhnya dan harapan
harapkan citra tubuh (berdo’a/berdzikir).
dapat meningkat 2. Bantu pasien untuk mendiskusikan
perubahan – perubahan bagian tubuh
Klien dapat disebabkan oleh adanya penyakit atau
meningkatkan citra pembedahan dengan cara yang tepat
tubuh dan dapat 3. Bantu pasien menetukan keberLanjutan
berinteraksinteraksi dari perubahan – perubahan actual dari
tanpa terganggu tubuh atau tingkat fungsinya
Kriteria hasil : 4. Bantu pasien untuk mendiskusikan
Citra tubuh dengan perubahan – perubanhan yang disebab
MBSRQ tinggi atau kan oleh penuaan dengan cara yang tepat
menghalaimi 5. Ajarakan pada pasien mengenai
peningkatan. perubahan-perubahan normal yang
Peningkatan terjadi dalam tubuhnya terkait denagan
kemampuan kondisi congenital cedera, penyakit, atau
pembedahan
6. Membantu klien untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh yang terganggu dan
membantu klien untuk mengoptimalkan
bagian tubuh yang masih normal
7. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
bagian dari tubuhnya yang memiliki
persepsi positif terkait dengan tubuhnya
8. Bantu dalam kebutuhan perawatan
yang diperlukan.
9. Kolaborasi : Rujuk pada konseling
psikiatri, mis : perawat spesialis
psikiatri, psikolog.
10. Kolaborasi : Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk, mis; anti ansietas
dan obat-obatan peningkat alam
perasaan.

IMPLEMENTASI

Nama : Tn. M No.RM : 426855


No. Hari/Tgl No. Jam Implementasi Jam Evaluasi Prf.
DX
18- 02- 2 09.50 1. Melakukan 11.20 S:
2019 pengkajian a. pasien mengatakan
(Pagi) kemampuan pasien masih sulit bergerak,
09.55 dalam mobilisasi nyeri semakin
10.00 2. Melakukan bertamabah jika
10.05 pemeriksaan fisik digunakan bergerak.
3. Memonitor vital sign b. Pasien mengatakan
4. Berikan pasien masih belum dapat
mendapatkan posisi melakukan aktivitas
10.10 tubuh yang optimal secara mansiri
10.15 untuk pergerakan c. Pasien mengatakan
sendi aktif maupun menggerakkan jari
10.20 pasif dan kaki sebelah
5. Mengajarkan pasin kanan agar tidak
merubah posisis kaku
6. Mengajarkan pasien O:
untuk teknik a. K/u baik,
ambulasi (fleksi composmentis
ekstensi bagian b. Skala nyeri 6
tubuh yang kaku c. TTV :
maupun yang TD : 130/80
normal) mmHg
7. Mendampingi dan N : 82x/menit
membantu pasien S : 36,20C
saat mobilisasi dan RR : 20x/menit
bantu penuhi ADL d. Pasien hanya
(memakai baju, berbaring di
membuang urin) tempat tidur
e. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
f. Pasien Nampak
menahan nyeri
g. Keku 5 5
atan 5 3
otot
18- 02- 3 10.25 1. Mengkaji tanda 11.30 S :
2019 gejala gangguan citra Pasien mengatakan
(Pagi) tubuh. Gunakan (nggih pripun meneh
pendekatan tenang mbak, niki sampun
10.30 dan menyakinkan cobaan saking gusti Allah,
2. Menentukan harapan awak ku koyo ngene arep
citra diri pasien di piye neh).
10.35 dasarkan pada tahap i. :
perkembangan
3. Mengajarkan pasien a. Pasien tampak
10.40 afirmasi positif cemas
(berdo’a dan b. Klien banyak diam
berdzikir) c. Susah beraktifitas
4. Mengajarkan pasien d. Pasien mengalami
10.45 nafas dalam dan fraktur femur
mengeluarkan nafas e. Perilaku memantau
dengan berdzikir tubuh.
secara pelan-pelan. f. Trauma terhadap
5. Memotivasi pasien bagian tubuh yang
dengan hal-hal yang tidak berfungsi
10.50 positif yang bisa h. Gangguan fungsi
dikerjakan pasien tubuh, ganguan
(membaca buku, struktur tubuh
mengobrol dengan A : Masalah teratai
pasien lain) sebagian (skor 73)
6. Membantu klien dan P : Lanjut intervensi
libatkan keluarga 1,2,3,4,5,6,7
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
10.55 yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
11.00 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
18 ember semangat
kepada pasien
8. Menjelaskan tentang
pengobatan,
perawatan, kemajuan
dan prognosis
penyakit
18- 02- 2 14.35 1. Melakukan observasi 16.15 S:
2019 kemampuan pasien a. Pasien mengatakan
(Siang) dalam mobilisasi masih sulit bergerak,
14.40 2. Melakukan nyeri semakin
pemeriksaan fisik bertamabah jika
14.45 3. Memonitor vital sign digunakan bergerak.
14.50 4. Berikan pasien b. Pasien mengatakan
mendapatkan posisi masih belum dapat
tubuh yang optimal melakukan aktivitas
untuk pergerakan secara mandiri
sendi aktif maupun c. Pasien mengatakan
pasif menggerakkan jari
14.55 5. Mengajarkan pasin dan kaki sebelah
merubah posisis kanan agar tidak
15.00 6. Mengajarkan pasien kaku
untuk teknik ambulasi O:
(fleksi ekstensi pada a. K/u baik,
bagian tubuh yang composmentis
kaku ataupun normal) b. Skala nyeri 6
15.15 7. Mendampingi dan c. TTV :
membantu pasien saat TD : 140/80 mmHg
mobilisasi dan bantu N : 80x/menit
penuhi ADL S : 36,50c
(memakai baju, RR : 20x/menit
membuang urin) d. Pasien hanya
berbaring di tempat
tidur
e. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
f. Pasien Nampak
menahan nyeri
g. Kekuata 5 5
n otot 5 3
18- 02- 3 15.20 1. Mengobservasi tanda 16.40 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan
(Siang) citra tubuh. Gunakan pasrah kepada Tuhan atas
pendekatan tenang dirinya. Dan senantiasa
dan menyakinkan berdo’a
15.25 2. Menentukan harapan Pasien mengatakan sulit
citra diri pasien di bergerak
dasarkan pada tahap O:
perkembangan a. Pasien tampak
15.30 3. Mengajarkan pasien cemas
afirmasi positif b. Klien banyak diam
(berdo’a dan c. Susah beraktifitas
berdzikir) d. Pasien mengalami
15.30 4. Mengajarkan pasien fraktur femur
nafas dalam dan e. Perilaku memantau
mengeluarkan nafas tubuh.
dengan berdzikir f. Trauma terhadap
secara pelan-pelan. bagian tubuh yang
15.35 5. Memotivasi pasien tidak berfungsi
dengan hal-hal yang g. Gangguan fungsi
positif yang bisa tubuh, ganguan
dikerjakan pasien struktur tubuh
(membaca buku, A : Masalah teratai
mengobrol dengan sebagian (skor 78)
pasien lain) P : Lanjut intervensi
15.40 6. Membantu klien dan 1,2,3,4,5,6,7
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
15.45 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
18- 02- 2 20.50 1. Melakukan observasi S:
2019 kemampuan pasien a. Pasien mengatakan
(Malam) dalam mobilisasi masih sulit bergerak,
20.55 2. Melakukan nyeri semakin
pemeriksaan fisik bertamabah jika
21.00 3. Memonitor vital sign digunakan bergerak.
21.05 4. memberikan pasien b. Pasien mengatakan
mendapatkan posisi masih belum dapat
tubuh yang optimal melakukan aktivitas
untuk pergerakan secara mandiri
sendi aktif maupun c. Pasien mengatakan
pasif menggerakkan jari
21.15 5. Mengajarkan pasin dan kaki sebelah
merubah posisis kanan agar tidak
21.20 6. Mengajarkan pasien kaku
untuk teknik ambulasi O:
21.25 7. Mendampingi dan a. K/u baik,
membantu pasien saat composmentis
mobilisasi dan bantu b. Skala nyeri 6
penuhi ADL c. TTV :
(memakai baju, TD : 130/90 mmHg
membuang urin) N : 76x/menit
S : 36,50c
RR : 20x/menit
Pasien hanya
berbaring di tempat
tidur
d. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
e. Pasien Nampak
menahan nyeri
f. Kekuata 5 5
n otot 5 3
18- 02- 3 21.40 1. Mengobservasi tanda S :
2019 gejala gangguan citra Pasien mengatakan
(Malam) tubuh. Gunakan senantiasa berd’a
pendekatan tenang dan O:
menyakinkan a. Pasien tampak
21.45 2. Menentukan harapan cemas
citra diri pasien di b. Klien banyak diam
dasarkan pada tahap c. Susah beraktifitas
perkembangan d. Pasien mengalami
21.50 3. Mengajarkan pasien fraktur femur
afirmasi positif e. Perilaku memantau
(berdo’a dan tubuh
berdzikir) f. Tidur tidak
22.00 4. Mengajarkan pasien nyaman
nafas dalam dan g. Trauma terhadap
mengeluarkan nafas bagian tubuh yang
dengan berdzikir tidak berfungsi
secara pelan-pelan.
h. Gangguan fungsi
22.`10 5. Memotivasi pasien
tubuh, ganguan
dengan hal-hal yang
struktur tubuh
positif yang bisa
A : Masalah teratai
dikerjakan pasien
sebagian (skor 80)
(membaca buku,
P : Lanjut intervensi
mengobrol dengan
1,2,3,4,5,6,7
pasien lain)
22.15 6. Membantu klien dan
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
22.20 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
19-02- 2 07.50 1. Melakukan observasi 10.10 S:
2019 kemampuan pasien a. Pasien mengatakan
(Pagi) dalam mobilisasi masih sulit untuk
Melakukan bergerak, nyeri
pemeriksaan fisik semakin bertambah
2. Memonitor vital sign jika digunakan untuk
08.00 3. Berikan pasien bergerak
08.05 mendapatkan posisi b. Pasien mengatakan
tubuh yang optimal takut untuk bergerak
untuk pergerakan dan terbatas
sendi aktif maupun O:
pasif a. K/u baik
4. Mengajarkan pasin b. Kesadaran compos
08.10 merubah posisis metis
5. Mengajarkan pasien c. TTV
untuk teknik d. TD : 130/80 mmHg
ambulasi (fleksi N : 74x/menit
ekstensi bagian S : 35.90c
tubuh yang kaku RR : 20x/menit
maupun yang e. Pasien hanya
normal) berbaring di tempat
6. Mendampingi dan tidur
08.20 membantu pasien f. Seluruh akltivitas
saat mobilisasi dan pasien dibantu
bantu penuhi ADL keluarga
(memakai baju, g. Pasien nampak
membuang urin) menahan nyeri
h. Kekuata 5 5
n otot 5 3

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
19-02- 3 08.30 1. Menggunakan 10.20 S :
2019 pendekatan tenag Pasien mengatakan
(Pagi) dan menyakinkan pasrah akan keadaannya
08.35 2. Mengobservasi tanda dan cemas karena mau
gejala gangguan operasi.
citra tubuh. Gunakan O :
pendekatan tenang a. Pasien tampak
dan menyakinkan cemas
08.40 3. menentukan harapan b. Klien banyak diam
citra diri pasien di c. Susah beraktifitas
dasarkan pada tahap d. Pasien mengalami
perkembangan fraktur femur
08.45 4. Mengajarkan pasien e. Perilaku memantau
afirmasi positif tubuh.
(berdo’a dan f. Trauma terhadap
berdzikir) bagian tubuh yang
08.50 5. Mengajarkan pasien tidak berfungsi
nafas dalam dan i. Gangguan fungsi
mengeluarkan nafas tubuh, ganguan
dengan berdzikir struktur tubuh
secara pelan-pelan. A : Masalah teratai
08.55 6. Memotivasi pasien sebagian (skor 86)
dengan hal-hal yang P : Lanjut intervensi
positif yang bisa 1,2,3,4,5,6,7
dikerjakan pasien
(membaca buku,
mengobrol dengan
pasien lain)
09.00 7. Membantu klien
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
09.10 8. Mengedukasi
keluarga untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
09.15 9. Jelaskan tentang
pengobatan,
perawatan, kemajuan
dan prognosis
penyakit
19-02- 2 15.50 1. Melakukan observasi 17.15 S:-
2019 kemampuan pasien O:
(Siang) dalam mobilisasi a. K/u baik
15.55 2. Melakukan b. Kesadaran compos
pemeriksaan fisik metis
16.00 3. Memonitor vital sign c. TD : 130/80 mmHg
16.10 4. Berikan pasien N : 92 x/menit
mendapatkan posisi S : 35.50C
tubuh yang optimal RR : 24x/menit
untuk pergerakan d. Pasien hanya
sendi aktif maupun berbaring di tempat
pasif tidur
16.15 5. Hari pertama pos op e. Seluruh akltivitas
menganjurkan/memb pasien dibantu
eri tahu pasien keluarga
jangan terlalu f. Pasien nampak
banyak bergerak, menahan nyeri
diam di tempat tidur g. Kekuata 5 5
16.25 6. Mendampingi dan n otot 5 3
membantu pasien
saat mobilisasi dan A : Masalah belum
bantu penuhi ADL teratasi
(memakai baju, P : Lanjutkan intervensi
membuang urin) 1,2,3,4,5
19-02- 3 16.30 1. Mengobservasi tanda 17.25 S :-
2019 gejala gangguan O :
(Siang) citra tubuh. Gunakan a. Pasien mengalami
pendekatan tenang fraktur femur
dan menyakinkan b. Gangguan fungsi
16.35 2. Menentukan harapan tubuh, ganguan
citra diri pasien di struktur tubuh
dasarkan pada tahap c. K/u baik
perkembangan d. Kesadaran compos
16.40 3. Mengajarkan pasien metis
afirmasi positif e. Pasien hanya
(berdo’a dan berbaring di tempat
berdzikir) tidur
16.45 4. Mengajarkan pasien A : Masalah teratai
nafas dalam dan sebagian (skor 60)
mengeluarkan nafas P : Lanjut intervensi
dengan berdzikir 1,2,3,4,5,6,7
secara pelan-pelan.
16.50 5. Memotivasi pasien
dengan hal-hal yang
positif yang bisa
dikerjakan pasien
(membaca buku,
mengobrol dengan
pasien lain)
17.00 6. Membantu klien dan
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien

19-02- 2 19.37 1. Melakukan pengkajian 21.15 S:-


2019 kemampuan pasien O:
(Malam) dalam mobilisasi a. K/u baik
19.42 2. Melakukan b. Kesadaran compos
pemeriksaan fisik metis
19.50 3. Memonitor vital sign a. TD : 140/90 mmHg
19.55 4. Berikan pasien N : 86 x/menit
mendapatkan posisi S : 36.50C
tubuh yang optimal RR : 22x/menit
untuk pergerakan c. Pasien hanya
sendi aktif maupun berbaring di tempat
pasif tidur
20.00 5. Mengajarkan pasin d. Seluruh akltivitas
merubah posisis pasien dibantu
20.07 6. Mengajarkan pasien keluarga
untuk teknik ambulasi e. Pasien nampak
20.15 7. Mendampingi dan menahan nyeri
f. Kekuata 5 5
membantu pasien saat
n otot 5 3
mobilisasi dan bantu
penuhi ADL A : Masalah belum
(memakai baju, teratasi
membuang urin) P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
19-02- 3 20.10 1. Mengobservasi tanda 21.30 S :-
2019 gejala gangguan O :
(Malam) citra tubuh. Gunakan f. Pasien mengalami
pendekatan tenang fraktur femur
dan menyakinkan g. Gangguan fungsi
20.20 2. Menentukan harapan tubuh, ganguan
citra diri pasien di struktur tubuh
dasarkan pada tahap h. K/u baik
perkembangan i. Kesadaran compos
20.25 3. Mengajarkan pasien metis
afirmasi positif j. Pasien hanya
(berdo’a dan berbaring di tempat
berdzikir) tidur
20.30 4. Mengajarkan pasien A : Masalah teratai
nafas dalam dan sebagian (skor 64)
mengeluarkan nafas P : Lanjut intervensi
dengan berdzikir 1,2,3,4,5,6,7
secara pelan-pelan.
20.35 5. Memotivasi pasien
dengan hal-hal yang
positif yang bisa
dikerjakan pasien
(membaca buku,
mengobrol dengan
pasien lain)
20.40 6. Membantu klien dan
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
20.45 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
20-02- 2 06.15 1. Melakukan observasi 07.55 S:
2019 kemampuan pasien a. Pasien mengatakan
(Pagi) dalam mobilisasi masih sulit untuk
06.20 2. Melakukan bergerak, nyeri
pemeriksaan fisik semakin bertambah
06.25 3. Memonitor vital sign jika digunakan untuk
06.30 4. Hari ke 2 melakukan bergerak
latihan kaki fleksi b. Pasien mengatakan
ekstensi pergelangan takut untuk bergerak
kaki serta jari-jari dan terbatas
kaki O:
06.40 5. Mendampingi dan a. K/u baik
membantu pasien b. Kesadaran compos
saat mobilisasi dan metis
bantu penuhi ADL c. TTV
(berpakaian, makan d. TD: 140/70 mmHg
minum) secara N: 76x/menit
mandiri sesuai S: 36.40c
kemampuan. RR: 22x/menit
e. Pasien hanya
berbaring di tempat
tidur
f. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
g. Pasien nampak
menahan nyeri
h. Kekuata 5 5
n otot 5 3

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
20-02- 3 06.45 1. Mengobservasi tanda 08.10 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan (kula
(Pagi) citra tubuh. Gunakan pasrah mbk, niki cobaan).
pendekatan tenang Pasien mengatakan sulit
dan menyakinkan bergerak dan takut untuki
06.50 2. Menentukan harapan bergerak
citra diri pasien di O :
dasarkan pada tahap a. Pasien tampak
perkembangan cemas
07.00 3. Mengajarkan pasien b. Klien banyak diam
afirmasi positif c. Susah beraktifitas
(berdo’a dan d. Pasien mengalami
berdzikir) fraktur femur
07.05 4. Mengajarkan pasien e. Perilaku memantau
nafas dalam dan tubuh.
mengeluarkan nafas f. Trauma terhadap
dengan berdzikir bagian tubuh yang
secara pelan-pelan. tidak berfungsi
07.10 5. Memotivasi pasien j. Gangguan fungsi
dengan hal-hal yang tubuh, ganguan
positif yang bisa struktur tubuh
dikerjakan pasien A : Masalah teratai
(membaca buku, sebagian (skor 102)
mengobrol dengan P : Lanjut intervensi
pasien lain) 1,2,3,4,5,6,7
07.15 6. Membantu klien
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
07.20 7. Mengedukasi
keluarga untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
07.30 8. Jelaskan tentang
pengobatan,
perawatan, kemajuan
dan prognosis
penyakit

20-02- 2 14.30 1. Melakukan observasi 16.15 S:


2019 kemampuan pasien c. Pasien mengatakan
(Siang) dalam mobilisasi masih sulit untuk
14.35 2. Melakukan bergerak, nyeri
pemeriksaan fisik semakin bertambah
14.40 3. Memonitor vital sign jika digunakan untuk
14.45 4. Berikan pasien bergerak
mendapatkan posisi d. Pasien mengatakan
tubuh yang optimal takut untuk bergerak
untuk pergerakan dan terbatas
sendi aktif maupun O:
pasif a. K/u baik
14.50 5. Mengajarkan pasin b. Kesadaran compos
merubah posisis metis
15.05 6. Hari ke 2 melakukan c. TTV
latihan kaki fleksi d. TD: 140/70 mmHg
ekstensi pergelangan N: 74x/menit
kaki serta jari-jari S: 360C
kaki RR: 22x/menit
15.10 7. Mendampingi dan e. Pasien hanya
membantu pasien berbaring di tempat
saat mobilisasi dan tidur kadang-kadang
bantu penuhi ADL menekuk kakinya
(memakai baju, dan menggerakkan
membuang urin) pergelangan kaki
f. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
g. Pasien nampak
menahan nyeri
h. Kekuata 5 5
n otot 5 3

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
20-02- 3 15.15 1. Mengobservasi tanda 16.30 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan agak
(Siang) citra tubuh. Gunakan cemas dengan tubuhnya
pendekatan tenang O:
dan menyakinkan a. Pasien tampak
15.20 2. Menentukan harapan cemas
citra diri pasien di b. Klien banyak diam
dasarkan pada tahap c. Susah beraktifitas
perkembangan d. Pasien mengalami
15.25 3. Mengajarkan pasien fraktur femur
afirmasi positif e. Perilaku memantau
(berdo’a dan tubuh.
berdzikir) f. Trauma terhadap
15.30 4. Mengajarkan pasien bagian tubuh yang
nafas dalam dan tidak berfungsi
mengeluarkan nafas g. Gangguan fungsi
dengan berdzikir tubuh, ganguan
secara pelan-pelan. struktur tubuh
15.430 5. Memotivasi pasien A : Masalah teratai
dengan hal-hal yang sebagian (skor 106)
positif yang bisa P : Lanjut intervensi
dikerjakan pasien 1,2,3,4,5,6,7
(membaca buku,
mengobrol dengan
pasien lain)
15.45 6. Membantu klien dan
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
15.50 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
20-02- 2 19.37 1. Melakukan 21.15 S:
2019 pengkajian a. Pasien mengatakan
(Malam) kemampuan pasien masih sulit untuk
19.42 dalam mobilisasi bergerak, nyeri
2. Melakukan semakin bertambah
19.50 pemeriksaan fisik jika digunakan untuk
19.55 3. Memonitor vital sign bergerak
4. Memberikan pasien b. Pasien mengatakan
mendapatkan posisi takut untuk bergerak
tubuh yang optimal dan terbatas
untuk pergerakan O:
sendi aktif maupun a. K/u baik
20.00 pasif b. Kesadaran compos
5. Mengajarkan pasien metis
20.07 merubah posisis c. TTV
6. Hari ke 2 melakukan TD: 130/70 mmHg
20.15 latihan kaki fleksi N: 76x/menit
ekstensi pergelangan S: 36.60C
kaki serta jari-jari RR: 22x/menit
kaki d. Pasien hanya
7. Mendampingi dan berbaring di tempat
membantu pasien tidur kadang-kadang
saat mobilisasi dan menekuk kakinya
bantu penuhi ADL dan menggerakkan
(memakai baju, pergelangan kaki
membuang urin) e. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
f. Pasien nampak
menahan nyeri
g. Kekuatan otot
5 5
A : Masalah 5 3
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
20-02- 3 20.10 1. Mengobservasi tanda 21.30 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan agak
(Malam) citra tubuh. Gunakan cemas dengan tubuhnya
pendekatan tenang Dan senatiasa hanya bisa
dan menyakinkan berdo’a
20.20 2. Menentukan harapan O :
citra diri pasien di a. Pasien tampak
dasarkan pada tahap cemas
perkembangan b. Klien banyak diam
20.25 3. Mengajarkan pasien c. Susah beraktifitas
afirmasi positif d. Pasien mengalami
(berdo’a dan fraktur femur
berdzikir) e. Perilaku memantau
20.30 4. Mengajarkan pasien tubuh dan sesekali
nafas dalam dan memegangi bagian
mengeluarkan nafas tubuhnya yang
dengan berdzikir
sakit
secara pelan-pelan.
20.35 5. Memotivasi pasien f. Trauma terhadap
dengan hal-hal yang bagian tubuh yang
positif yang bisa tidak berfungsi
dikerjakan pasien g. Gangguan fungsi
(membaca buku, tubuh, ganguan
mengobrol dengan struktur tubuh
pasien lain) A : Masalah teratai
20.40 6. Membantu klien dan sebagian (skor 109)
libatkan keluarga P : Lanjut intervensi
untuk meningkatkan 1,2,3,4,5,6,7
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
20.45 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien

21-02- 2 07.30 1. Melakukan observasi 09.20 S:


2019 kemampuan pasien a. Pasien mengatakan
(Pagi) dalam mobilisasi masih sulit untuk
07.35 2. Melakukan bergerak, nyeri
pemeriksaan fisik semakin bertambah
07.40 3. Memonitor vital sign jika digunakan untuk
07.50 4. Hari ke 3 anjurkan bergerak
untuk miring b. Pasien mengatakan
kekanan dan ke kiri, takut untuk bergerak
08.00 5. Intruksikan keluarga dan terbatas
untuk membantu O:
mendampingi a. K/u baik
08.05 6. Mendampingi dan b. Skala nyeri 6
membantu pasien kesadaran compos
saat mobilisasi dan metis
bantu penuhi ADL c. TTV :
(berpakaian, makan TD: 140/70
minum) secara N: 70x/menit
mandiri S:360c
rr: 20x/menit
d. Pasien hanya
berbaring di tempat
tidur
e. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
f. Pasien nampak
menahan nyeri
g. Kekuata 5 5
n otot 5 3

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
21-02- 3 08.10 1. Mengobservasi tanda 09.40 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan (kula
(Pagi) citra tubuh. Gunakan bar niki pun mboten
pendekatan tenang nyambut damel potong
dan menyakinkan kajeng maleh mbk, dek
08.15 2. Menentukan harapan mben pun nate kebacok
citra diri pasien di kula dereng kapok sak
dasarkan pada tahap niki kula pun ngeteniki
perkembangan kula bade dados tukang
08.20 3. Mengajarkan pasien pijet mawon amergi kula
afirmasi positif nnggih saget mijet).
(berdo’a dan O :
berdzikir) a. Pasien tampak
08.25 4. Mengajarkan pasien cemasnya mulai
nafas dalam dan hilang
mengeluarkan nafas b. Klien tampak santai
dengan berdzikir c. Klien mulai terbiasa
secara pelan-pelan. d. Susah beraktifitas
08.30 5. Memotivasi pasien e. Pasien mengalami
dengan hal-hal yang fraktur femur
positif yang bisa f. Perilaku memantau
dikerjakan pasien tubuh.
(membaca buku, g. Trauma terhadap
mengobrol dengan bagian tubuh yang
pasien lain) tidak berfungsi
08.35 6. Membantu klien k. Gangguan fungsi
untuk meningkatkan tubuh, ganguan
fungsi bagian tubuh struktur tubuh
yang terganggu dan A : Masalah teratai
membantu klien sebagian (skor 122)
untuk P : Lanjut intervensi
mengoptimalkan 1,2,3,4,5,6,7
bagian tubuh yang
masih normal
08.40 7. Mengedukasi
keluarga untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
08.45 8. Menjelaskan tentang
pengobatan,
perawatan, kemajuan
dan prognosis
08.50 penyakit
9. Menjelaskan
rehabilitasi bertahap
untuk adaptasi
terhadap perubahan,
misal menggunakan
tongkat jika belum
mamapu berjalan

21-02- 2 16.00 1. Melakukan observasi 17.45 S:


2019 kemampuan pasien a. Pasien mengatakan
(Siang) dalam mobilisasi masih sulit untuk
16.10 2. Melakukan bergerak, nyeri
pemeriksaan fisik semakin bertambah
16.15 3. Memonitor vital sign jika digunakan untuk
16.20 4. Berikan pasien bergerak
mendapatkan posisi b. Pasien mengatakan
tubuh yang optimal takut untuk bergerak
untuk pergerakan dan terbatas
sendi aktif maupun c. Pasien mrngatakan
pasif belum berani mika-
16.25 5. Mengajarkan pasin miki
merubah posisis O:
16.30 7. Hari ke 3 anjurkan a. K/u baik
untuk miring b. Skala nyeri 6
kekanan dan ke kiri, kesadaran compos
16.40 6. Mendampingi dan metis
membantu pasien c. TTV
saat mobilisasi dan d. TD: 130/80 mmHg
bantu penuhi ADL N: 74x/menit
(memakai baju, S:36,30C
membuang urin) RR: 20x/menit
e. Pasien hanya
berbaring di tempat
tidur, kadang-kadang
memfleksi ekstensi
kakinya dan
pergelangan kakinya
f. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
g. Pasien nampak
menahan nyeri
h. Kekuata 5 5
n otot 5 3

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
21-02- 3 16.50 1. Mengobservasi tanda 18.00 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan tidak
(Siang) citra tubuh. Gunakan ingin mengulanginya lagi
pendekatan tenang pekerjaannya yang
dan menyakinkan sekarang.
16.55 2. Menentukan harapan O :
citra diri pasien di a. Cemasnya mulai
dasarkan pada tahap hilang
perkembangan b. Klien tampak santai
17.00 3. Mengajarkan pasien c. Klien mulai terbiasa
afirmasi positif d. Susah beraktifitas
(berdo’a dan e. Pasien mengalami
berdzikir) fraktur femur
17.05 4. Mengajarkan pasien f. Perilaku memantau
nafas dalam dan tubuh.
mengeluarkan nafas g. Trauma terhadap
dengan berdzikir bagian tubuh yang
secara pelan-pelan. tidak berfungsi
17.10 5. Memotivasi pasien h. Gangguan fungsi
dengan hal-hal yang tubuh, ganguan
positif yang bisa struktur tubuh
dikerjakan pasien A : Masalah teratai
(membaca buku, sebagian (skor 121)
mengobrol dengan P : Lanjut intervensi
pasien lain) 1,2,3,4,5,6,7
17.15 6. Membantu klien dan
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
17.20 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
21-02- 2 20.50 1. Melakukan pengkajian 22.45 S:
2019 kemampuan pasien a. Pasien mengatakan
(Malam) dalam mobilisasi masih sulit untuk
20.55 2. Melakukan bergerak, nyeri
pemeriksaan fisik semakin bertambah
21.00 3. Memonitor vital sign jika digunakan untuk
21.05 4. Berikan pasien bergerak
mendapatkan posisi b. Pasien mengatakan
tubuh yang optimal hanya menekak
untuk pergerakan nekuk kaki dan
sendi aktif maupun pergelangan kaki
pasif c. Pasien mrngatakan
21.15 5. Mengajarkan pasin belum berani mika-
merubah posisis miki
21.20 6. Hari ke 3 anjurkan O:
untuk miring kekanan a. K/u baik
dan ke kiri b. Skala nyeri 5
21.25 7. Mendampingi dan kesadaran compos
membantu pasien saat metis
mobilisasi dan bantu c. TTV
penuhi ADL TD: 140/90 mmHg
(memakai baju, N: 68x/menit
membuang urin) S:36,80C
RR: 20x/menit
d. Pasien hanya
berbaring di tempat
tidur, kadang-kadang
memfleksi ekstensi
kakinya dan
pergelangan kakinya
e. Seluruh akltivitas
pasien dibantu
keluarga
f. Pasien nampak
menahan nyeri
g. Kekuata 5 5
n otot 5 3

A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
21-02- 3 21.40 1. Mengobservasi tanda 23.00 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan sabar
(Malam) citra tubuh. Gunakan dan ikhtiar dalam
pendekatan tenang menghadapi. Tidak perlu
dan menyakinkan dipikir pusing.
21.45 2. Menentukan harapan O :
citra diri pasien di a. Cemasnya mulai
dasarkan pada tahap hilang
perkembangan b. Klien tampak santai
21.50 3. Mengajarkan pasien c. Klien mulai terbiasa
afirmasi positif d. Susah beraktifitas
(berdo’a dan e. Pasien mengalami
berdzikir) fraktur femur
22.00 4. Mengajarkan pasien f. Perilaku memantau
nafas dalam dan tubuh.
mengeluarkan nafas g. Trauma terhadap
dengan berdzikir bagian tubuh yang
secara pelan-pelan. tidak berfungsi
22.`10 5. Memotivasi pasien h. Gangguan fungsi
dengan hal-hal yang tubuh, ganguan
positif yang bisa struktur tubuh
dikerjakan pasien A : Masalah teratai
(membaca buku, sebagian (skor 121)
mengobrol dengan P : Lanjut intervensi
pasien lain) 1,2,3,4,5,6,7
22.15 6. Membantu klien dan
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
22.20 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
22-02- 2 07.50 1. Melakukan observasi 09.40 S:
2019 kemampuan pasien Pasien mengatakan masih
(Pagi) dalam mobilisasi sulit untuk bergerak,
2. Melakukan nyeri semakin bertambah
pemeriksaan fisik jika digunakan untuk
3. Memonitor vital sign bergerak
08.00 4. Hari ke 4 O:
08.05 mendukung latihan - K/u baik
ROM pasif atau - Kesadaran compos
ROM dengan metis
bantuan, sesuai - TTV :
indikasi( melakukan TD: 140/80mmHg
latihan kaki fleksi N: 68x/menit
08.10 ekstensi pergelangan S: 36.70c
kaki serta jari-jari RR: 22x/menit
kaki, anjurkan untuk - Pasien hanya
miring kekanan dan berbaring di tempat
ke kiri) tidur tetapi sudah
5. Mengintruksikan bisa fleksi ekstensi
keluarga untuk kakinya dengan lues
membantu - Seluruh akltivitas
mendampingi pasien dibantu
08.20 6. Mendampingi dan keluarga
membantu pasien - Kekuata 5 5
saat mobilisasi dan n otot 5 3
bantu penuhi ADL
(makabn, minum, A : masalh belum teratasi
membantu P : Lanjutkan intervensi
membuang uri) 1,2,3,4,5
22-02- 3 08.30 1. Mengobservasi tanda 10.00 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan
(Pagi) citra tubuh. Gunakan (Alhamdulillah mbk
pendekatan tenang sakniki pun sekeco
dan menyakinkan perasaan kula, pun
08.35 2. Menentukan harapan mboten kula piker neme-
citra diri pasien di nemen. Kula teng mriki
dasarkan pada tahap golek tombo, insya Allah
perkembangan awakku mbalik koyo
08.40 3. Mengajarkan pasien ndisik).
afirmasi positif O :
(berdo’a dan a. Susah beraktifitas
berdzikir) b. Pasien mengalami
08.45 4. Mengajarkan pasien fraktur femur
nafas dalam dan c. Perilaku memantau
mengeluarkan nafas tubuh.
dengan berdzikir d. Trauma terhadap
secara pelan-pelan. bagian tubuh yang
08.50 5. Memotivasi pasien tidak berfungsi
dengan hal-hal yang e. Gangguan fungsi
positif yang bisa tubuh, ganguan
dikerjakan pasien struktur tubuh
(membaca buku, A : Masalah teratai
mengobrol dengan sebagian (skor 148)
pasien lain) P : Lanjutkan intervensi
08.55 6. Membantu klien
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
09.00 7. Mengedukasi
keluarga untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
09.10 8. Menjelaskan tentang
pengobatan,
perawatan, kemajuan
dan prognosis
penyakit
09.15 9. Menjelaskan
rehabilitasi bertahap
untuk adaptasi
terhadap perubahan,
misal menggunakan
tongkat jika belum
mamapu berjalan

22-02- 2 14.50 1. Melakukan observasi 16.25 S:


2019 kemampuan pasien Pasien mengatakan masih
(Siang) dalam mobilisasi sulit untuk bergerak,
14.55 2. Melakukan nyeri semakin bertambah
pemeriksaan fisik jika digunakan untuk
15.00 3. Memonitor vital sign bergerak
15.10 4. Berikan pasien O:
mendapatkan posisi a. K/u baik
tubuh yang optimal b. Kesadaran compos
untuk pergerakan metis
sendi aktif maupun c. TTV
pasif TD: 130/90mmHg
15.15 5. Mengajarkan pasin N: 72x/menit
merubah posisis S: 370C
7. Hari ke 4 RR: 20x/menit
mendukung latihan d. Pasien hanya
ROM pasif atau berbaring di tempat
ROM dengan tidur tetapi sudah
15.25 bantuan, sesuai bisa fleksi ekstensi
indikasi( melakukan kakinya dengan lues
latihan kaki fleksi e. Seluruh akltivitas
ekstensi pergelangan pasien dibantu
kaki serta jari-jari keluarga
kaki, anjurkan untuk f. Kekuata 5 5
miring kekanan dan n otot 5 3
ke kiri)
6. Mendampingi dan A : Masalh belum teratasi
membantu pasien P : Lanjutkan intervensi
saat mobilisasi dan 1,2,3,4,5
bantu penuhi ADL
(memakai baju,
membuang urin)
22-02- 3 15.30 1. Mengobservasi tanda 16.45 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan
(Siang) citra tubuh. Gunakan bersyukur atas keadaanya
pendekatan tenang sekarang
dan menyakinkan O :
15.35 2. Menentukan harapan a. Pasien mengalami
citra diri pasien di fraktur femur
dasarkan pada tahap b. Pasien bersemangat
perkembangan untuk pulih dari
15.40 3. Mengajarkan pasien sakitnya
afirmasi positif c. Pasien menemukan
(berdo’a dan kepercayaan dirinya
berdzikir) terhadap tubuhnya
15.45 4. Mengajarkan pasien d. Pasien berlatih untuk
nafas dalam dan menggerak-gerakkan
mengeluarkan nafas kakinya.
dengan berdzikir
e. Gangguan fungsi
secara pelan-pelan.
tubuh, ganguan
15.50 5. Memotivasi pasien
struktur tubuh
dengan hal-hal yang
A : Masalah teratai
positif yang bisa
sebagian (skor 151)
dikerjakan pasien
P : Lanjutkan intervensi
(membaca buku,
mengobrol dengan
pasien lain)
16.00 6. Membantu klien dan
libatkan keluarga
untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
22-02- 2 19.37 1. Melakukan pengkajian 21.15 S:
2019 kemampuan pasien Pasien mengatakan masih
(Malam) dalam mobilisasi sulit untuk bergerak,
19.42 2. Melakukan nyeri semakin bertambah
pemeriksaan fisik jika digunakan untuk
19.50 3. Memonitor vital sign bergerak
19.55 4. Berikan pasien O:
mendapatkan posisi a. K/u baik
tubuh yang optimal b. Kesadaran compos
untuk pergerakan metis
sendi aktif maupun c. TTV
pasif TD: 130/80mmHg
20.00 5. Mengajarkan pasin N: 68 x/menit
merubah posisi S: 36.50C
20.07 6. Hari ke 4 mendukung RR: 20x/menit
latihan ROM pasif d. Pasien hanya
atau ROM dengan berbaring di tempat
bantuan, sesuai tidur tetapi sudah
indikasi( melakukan bisa fleksi ekstensi
latihan kaki fleksi kakinya dengan lues
ekstensi pergelangan dan mulai mencoba
kaki serta jari-jari mila miki
kaki, anjurkan untuk e. Seluruh akltivitas
miring kekanan dan ke pasien dibantu
kiri) keluarga
20.15 7. Mendampingi dan f. Kekuata 5 5
membantu pasien saat n otot 5 3
mobilisasi dan bantu
penuhi ADL A : Masalah belum
(memakai baju, teratasi
membuang urin) P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
22-02- 3 20.10 1. Mengobservasi tanda 21.30 S :
2019 gejala gangguan Pasien mengatakan
(Malam) citra tubuh. Gunakan bersyukur atas keadaanya
pendekatan tenang sekarang, suatu cobaan
dan menyakinkan pasti ada jalanya. Dan
20.20 2. Menentukan harapan pasien ingin beralih
citra diri pasien di profesi agar bisa banyak
dasarkan pada tahap beristirahat dari pada
perkembangan bekerja berlebih karena
20.25 3. Mengajarkan pasien mengijak usianya yang
afirmasi positif sudah tua.
(berdo’a dan O :
berdzikir) a. Pasien mengalami
20.30 4. Mengajarkan pasien fraktur femur
nafas dalam dan b. Pasien bersemangat
mengeluarkan nafas untuk pulih dari
dengan berdzikir sakitnya
secara pelan-pelan. c. Pasien menemukan
20.35 5. Memotivasi pasien kepercayaan dirinya
dengan hal-hal yang terhadap tubuhnya
positif yang bisa d. Pasien berlatih untuk
dikerjakan pasien menggerak-gerakkan
(membaca buku, kakinya.
mengobrol dengan
e. Gangguan fungsi
pasien lain)
tubuh, ganguan
20.40 6. Membantu klien dan
struktur tubuh
libatkan keluarga
A : Masalah teratai (skor
untuk meningkatkan 151)
fungsi bagian tubuh P : Hentikan intervensi
yang terganggu dan
membantu klien
untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang
masih normal
20.45 7. Meningkatkan
dukungan keluarga
untuk tetap
mendampingi dan
mendukung serta
memberi semangat
kepada pasien
4.2. PEMBAHASAN
Pada BAB ini akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori dan
tinjauan kasus. Setelah melakukan Asuhan Keperawatan kepada Tn. M
berumur 58 tahun selama 5 hari maka penulis dapat menganalisis beberapa
kesenjangan yang terjadi antara teori dalam memberikan Asuhan Keperawatan
yang sesuai dengan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.2.1. Pengkajian
1. Identitas
Pada saat pengkajian klien bernama Tn. M berumur 58
bekerja sebagai wiraswasta. Klien mengatakan nyeri pada paha kiri
kareana terjatuh pada saat memotong kayu di pekarngan tetangga.
Dan oleh tetangganya tersebut klien dibawa ke IGD RSUD Dr.
Harjono Ponorogo dari hasil pemeriksaan dokter dan hasil foto
rontgen didpatkan close fraktur femur bagian paha kiri.
Fraktur femur atau patah tulang adalah rusaknya
kontinuitas tulang pangkal paha yang disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, dan kondisi tetentu (Nazarina & Bahri2,
2018). Femur atau tulang paha adalah tulang terberat, terpanjang,
dan terkuat yang terdapat di tubuh kita. Femur di tutupi oleh
lapisan otot-otot yang tebal oleh karena itu butuh kekuatan tekanan
yang besar pada femur untuk menyebabkan fraktur (Wattie,
Monoarfa, & Limpeleh, 2016).
Kasus fraktur femur yang terbanyak ditemukan pada jenis
kelamin laki-laki sebanyak 83 orang (71,5%). Laki- laki lebih aktif
dan lebih banyak melakukan aktivitas daripada perempuan.
Aktivitas di luar rumah untuk bekerja mempunyai risiko lebih
tinggi mengalami cedera. Fraktur femur lebih banyak terjadi kerana
kecelakaan lalu lintas. Tingginya kasus fraktur akibat kecelakaan
lalu lintas pada laki-laki dikarenakan laki-laki mempunyai perilaku
mengemudi dengan kecepatan yang tinggi sehingga menyebabkan
kecelakaan yang lebih fatal dibanding perempuan (Sagaran1,
Manjas, & Rasyid, 2017).
Telah diketahui bahwa jumlah keseluruhan pasien adalah
45 pasien tetapi jumlah keseluruhan kasus yang mencantumkan
jenis kelamin dan umur baik laki-laki maupun perempuan hanya 36
pasien (terdiri dari 26 pasien laki-laki dan 10 pasien perempuan).
Pasien yang mencantumkan umur dan jenis kelamin. Sisanya ada 9
(20.0%) pasien yang tidak mencantumkan umur dan jenis kelamin.
Pada 26 pasien laki-laki hanya didapatkan 2 pasien fraktur pada
anak laki-laki (4,4% dari 45 kasus)dan insiden meningkat pada
laki-laki remaja yaitu 8 pasien (21.7% dari 45 kasus). Pada pasien
laki-laki dewasa muda terjadi peningkatan insiden yang bermakna.
Pada kategori ini didapatkan 10 pasien fraktur (22.2% dari 45
kasus). Pada laki-laki dewasa tua insiden menurun menjadi 5
pasien (11,1%). Pada laki-laki usia lanjut didapati 1 kasus (2.2%).
Pada pasien perempuan hanya didapati 10 kasus fraktur diafisis
femur yang terdiri dari 2kasus pada remaja perempuan (4,4% dari
45 kasus), 1 kasus pada perempuan dewasa muda (2,2% dari 45
kasus), 5 kasus pada perempuan ewasa tua (11,1% dari 45 kasus),
dan 1 kasus (2,2% dari 45 kasus).
Dari teori dan juga fakta diatas dapat disimpulkan bahwa
tidak ada kesenjangan. Hal ini dikarenakan fraktur femur yang
dialami Tn. M akibat dari adanya riwayat benturan trauma tidak
langsung dan kemungkinan klien sudah mulai terjadi proses
degenerasi kepadatan tulang femur.
Dari hasil pengkajian klien berusia 58 tahun bahwa fraktur
femur tidak hanya mereka yang berusia dibahawah/diantara usia
anak-anak sampai dengan dewasa tua (8tahun-45tahun), tetapi pada
usia lanjut atau berbagai usia bisa mengalami fraktur femur karena
trauma tidak langsung. Dan pada semua jenis kelain pun menalami
kejadian tersebut, tetapi yang paling dominan adalah laki-laki
dikarenakan laki-laki lebih aktif dalam aktivitas mauipun
pekerjaannya.
2. Keluan utama
Klien mengatakan nyeri pada paha sebelah kiri.
Pada umumnya, keluhan utama pada kasus fraktur yaitu
rasa nyeri. Nyeri tersebut dapat menjadi akut atau kronis
tergantung lamanya serangan. (Asikin & Nasir, 2016)
Dari hal tersebut tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan juga fakta hal ini dikarenakan adanya cedera pada paha akibat
trauma tidak langsung. Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan
pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan atau tekanan
fisik maupun kimiawi.
3. Domain Activity / Rest
Pekerjaan klien adalah wiraswasta. Saat sakit kebutuhan ADL :
a) Toileting : dibantu, klien menggunakan kateter
b) Kebersihan : dibantu, klien di sibin oleh kelurga
c) Berpakaian : berpakaian, dibantu
dari hal tersebut klien butuh bantuan sepenuhnya dari keluarga.
Kekuatan otot klien: 5 5
5 3
ROM : ROM pasif, pergerakan kaki sebelah kiri terganggu
Pemeriksaan ekstremitas (atas dan bawah) :
1. Atas :
Pergerakan bebas, tidak ada deformitas, tidak ada kontraktur,
terpasang infuse RL 20tpm ditangan kiri
2. Bawah :
Kaki kanan pergerakan aktif, kaki kiri pergrrakan terbatas
karena terpasang skin traksi.
Karena keterbatasa gerak, maka bentuk kegitan klien
menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu
orang lain.
Menurut (Asikin & Nasir, 2016) 1) Pekerjaan : hal ini yang
perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama perkerjaan klien.
Karena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya
fraktur disbanding yang lain. 2) Kebiasaan olahraga, 3) ADL :
meliputi aktivitas makan, toileting, kebersihan, berpakaian, 4)
Bantuan ADL, adalah bantuan saat melakukan aktivitas. Pada
pasien fraktur biasanya bantuan orang lain saat berpakaian, makan,
dll, 5) Kekuatan otot : Pada umumnya pasien fraktur akan
mengalami penuruanan kekuatan otot pada daerah yang mengalami
fraktur, 6) ROM (range of motion), kemampuan pasien setelah
menghalami fraktur dalam melakukan ROM, 7) Pemeriksaan
ekstremitas (atas : Ektreemitas atas juga dilakukan pemeriksaan
fisik dengan cara inspeksi dan palpasi. Dan bawah : Ektremitas
bawah yaitu Inspeksi : pada kasus fraktur ditemukan adanya atropi
atau tidak, pergerakan aktif atau tidak, bagian mana yang terluka,
seberapa panjang luka, terdapat syndrome kompartemen atau tidak.
Palpasi : terdapat ritekan atau tidak, ada edema atau tidak,
kekuatan otot).
Berdasarkan pengkajian tersebut terdapat persamaan antara
fakta dan teori bahwa yang pertama, klien yang mengalami raktur
femur dari pekerjaanya yang membuat klien mengalami cedera
tersebut. Yang kedua, klien dalam ADL meliputi aktivitas makan,
toileting, kebersihan, berpakaian membutuhakan bantuan penuh
dari keluarga. Yang ketiga klien mengalami penurunan kekuatan
otot sehingga aktivitas apapun tidak terpenuhi secara mandiri. Dari
hal tersebut pasien mengalami hambatan mobilitas fisik.
4. Domain Self Perception
a. Self-concept / self-esteem
1) Perasaan cemas / takut :klien mengatakan
tidak ingin sakit seperti ini
2) Perasaan putus asa/kehilangan :klien merasa tidak
berguna sebagai kepala keluarga
3) Keinginan untuk menciderai : tidak ada
4) Adanya luka/cacat : tidak ada
5) Harga diri :klien merasa tidak
berguna
6) Gambaran diri :
Pola persepsi dan konsep diri yang timbul pada klien fraktur
ini yaitu timbul ketidakkuatan akan fraktur, rasa cemas,
rasa ketidakmampuan untuk melakukukan aktivitas secara
optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah
(gangguan body image). Perilaku memantau tubuh.Trauma
terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi. Gangguan
fungsi tubuh, ganguan struktur tubuh.
Menurut (Asikin & Nasir, 2016) pola persepsi dan konsep
diri yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakakuiatan
akan fraktur, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk
melakukukan aktivitas secara optimal, dan pandandangan terhadap
dirinya yang salah (gangguan body image).
Persamaan antara teori dan fakta di lapangan adalah Tn. M
yang berusia 58th mengalmi fraktur femur yang terpasang skin
traksi bahwa rasa cemas, perilaku memantau tubuh, trauma terhadap
bagian tubuh yang tidak berfungsi. Gangguan fungsi tubuh, ganguan
struktur tubuh.
Berbeda dengan penelitian Aryani, Nurhaeni, & Dinarti
(2014) bahwa fraktur dapat menyebabkan partisipan lain
menyatakan respons negatif terhadap body image-nya, terutama
jika harus bertemu dengan keluarga pasangan sehingga penderita
menarik diri dari lingkungan keluarga istri. Hal tersebut
disebabkan oleh cara berjalan yang tak lagi sempurna. Partisipan
ke-7 (sebagai pelajar) mengungkapkan pernah berpikir untuk
mengamputasi kakinya atas anjuran guru dan teman-teman di
sekolah, tetapi kakak partisipan menolak daterus memberikan
dukungan. Partisipan lain yang menceritakan pengalamannya yang
membutuhkan bantuan orang lain bahkan untuk aktivitas yang
sederhana sekalipun. Misalnya menyediakan air untuk mandi atau
peralatan keramas, pergi ke tukang jahit untuk memodifikasi
beberapa pakaian, membelikan pakaian atau membantu ketika
BAK/BAB.
Dampak negatif kedua dalam penelitian Aryani, Nurhaeni,
& Dinarti (2014) adalah kehilangan pekerjaan, contohnya pada
partisipan ke-2 yang semula bekerja sebagai penjual nasi uduk,
partisipan ke-3 sebagai supir, partisipan ke-4 sebagai pemulung
barang bekas, partisipan ke-5 dan 7 sebagai pelajar dan partisipan
ke-6 sebagai karyawan swasta. Penelitian lain mengungkapkan 26
partisipan dengan rata-rata pemasangan fiksasi eksterna sekitar 40
bulan menunjukkan gangguan menjalankan rutinitas sekolah atau
bekerja. Dampak negative keempat adalah interaksi sosial menjadi
terganggu.
Respons psikologis yang dialami oleh partisipan dalam
penelitian ini Aryani, Nurhaeni, & Dinarti (2014) adalah gangguan
body image. Adanya keinginan untuk menarik diri, malu keluar
rumah menggunakan tongkat, sering menyebut kaki pincang, tidak
bebas dalam bergerak, bahkan adanya keinginan mengamputasi
kaki, diungkapkan partisipan terkait dengan body image. Klien
dengan pemasangan fiksasi eksternal rentan terhadap gangguan
body image karena penempatan yangdapat dilihat oleh klien atau
orang lain atau karena fiksasi eksternal berada di tempat yang tidak
biasa. Klien yang mempunyai gangguan body image dan harga diri
akibat pemasangan fiksasi eksternal sering kali menanyakan
penampilan mereka dan apa reaksi orang lain terhadap mereka
serta mengalami gangguan psikologis yang berat,misalnya
anorexia nervosa.
Menurut penelitian Prasetyo & Rosa (2014) citra tubuh
negative dinyatakan oleh 6 orang partisipan. Hal ini dipersepsikan
partisipan sebagai sesuatu yang tampak aneh dan sebagai suatu
kecacatan. Hal yang sama dinyatakan bahwa fiksasi ekstenal
memberikan penerimaan citra tubuh negatif pada partisipan.
Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi
negatif tentang penampilan fisik mereka.
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori, peneliti
berasumsi ada kesenjangan antara teori dan fakta di lapangan
bahwa Tn. M mengalami gangguan citra tubuhnya dikarenakan
cedera yang terjadi dan mengakibatkan hambatan mobiklitas fisik.
4.2.2. Diangnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.M adalah
gangguan citra tubuh berhubungan dengan cedera yang
mengakibatkan klien mengalami hambatan mobilita fisik. dimana dari
penilaian indicator didapatkan hasil nilai/skor 78 sebagai nilai awal
dengan kriteria hasil meningkatkan citra tubuh dengan afirmasi positif
yang didukung latihan ambulation pada hambatan mobilitas fisik.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul meliputi oleh
beberapa teori/buku :
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, edema, kerusakan
jaringan, dan patah tulang (Suratun, Heryati, Manurung, &
Raenah, 2008).
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Kurang
pengetahuan tentang faktor pemberat (mis, merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas). Kurang
pengetahuan tentang proses penyakit (mis, diabetes,
hiperlipidemia)
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan cedera (Jitowijono &
Kristiyanasari, 2012)
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan kerusakan jaringan
(Suratun, Heryati, Manurung, & Raenah, 2008).
5. Resiko infeksi berhubungan dengan statis cairan tubuh, respon
inflamasi tekanan, prosedur infasif dan jalur penusukan,
luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan (Jitowijono &
Kristiyanasari, 2012).
6. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan tekanan,
perubahan status metabolic, kerusakan sirkuliasi, dan penurunan
sensai dibuktikan oleh terdapat luka/ulserasi kelemahan,
penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan
nekrotik (Jitowijono & Kristiyanasari, 2012)
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea,
kelemahan/keletihan, ketidakadekuatan oksigenasi, ansietas, dan
gangguan pola tidur (Jitowijono & Kristiyanasari, 2012).
8. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang
terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi (Jitowijono &
Kristiyanasari, 2012).
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori, peneliti
berasumsi tidak ada kesenjangan antara keduanya. Pada kasus Tn. M
ini peneliti berpendapat bahwa masalah yang dialami pasien sesuai
dengan diagnose yang yang terdapat dalam teori no.3 Gangguan citra
tubuh berhubungan dengan cedera (Jitowijono & Kristiyanasari,
2012). Pasien belum mampu untuk melakukan meningkatkan citra
tubuh dengan baik. Munculnya diagnose ini tidak serta merta tanpa
alasan. Diagnosa yang terdapat dalam teori merupakan diagnose yang
berhubungan satu sama lain, dimana diagnosa gangguan citra tubuh
ini muncul seiring dengan munculnya diangnosa-diagnosa yang ada
setelahnya seperti nyeri akut, perubahan perfusi jaringan, hambatan
mobilitas fisik, resiko infeksi kerusakan intregitas kulit, intoleransi
aktivitas, kurang pengetahuan tentang kondisi. Namun dari sekian
diagnose yang terumus peneliti akhirnya mengambil kesimpulan akhir
bahwa gangguan citra tubuh sebagai diagnose prioritas.
4.2.3. Intervensi
Dari hasil diagnosa yang muncul, peneliti memberikan rencana untuk
memenuhi kebutuhan tidur tidur klien dengan melakukan tindakan
keperawatan menurut NIC yaitu meningkatkan citra tubuh :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan dengan klien tentang citra tubuhnya saat ini dan dulu,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan (berdo’a/berdzikir).
3. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan – perubahan bagian
tubuh disebabkan oleh adanya penyakit atau pembedahan dengan
cara yang tepat
4. Bantu pasien menetukan keberLanjutan dari perubahan –
perubahan actual dari tubuh atau tingkat fungsinya
5. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan – perubanhan yang
disebab kan oleh penuaan dengan cara yang tepat
6. Ajarakan pada pasien mengenai perubahan-perubahan normal yang
terjadi dalam tubuhnya terkait denagan kondisi congenital cedera,
penyakit, atau pembedahan
7. Membantu klien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang
terganggu dan membantu klien untuk mengoptimalkan bagian
tubuh yang masih normal (ROM)
8. Bantu pasien untuk mengidentifikasi bagian dari tubuhnya yang
memiliki persepsi positif terkait dengan tubuhnya
9. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.
10. Kolaborasi : Rujuk pada konseling psikiatri, mis : perawat spesialis
psikiatri, psikolog.
11. Kolaborasi : Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas
dan obat-obatan peningkat alam perasaan.

Exercise therapy :
Ambulation
1. Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan
2. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
3. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi
4. Ajarkan pasin merubah posisis
5. Ajarkan pasien untuk teknik ambulasi
a) Ajarkan pasin merubah posisis Hari pertama pasien jangan
terlalu banyak bergerak, diam di tempat tidur atau
menggunakan kursi roda
b) Hari ke 2 melakukan latihan kaki fleksi ekstensi pergelangan
kaki serta jari-jari kaki
c) Hari ke 3 anjurkan untuk miring kekanan dan ke kiri, 6-12 jam
bantu untuk bergerak dari posisi berbaring ke posisi duduk
untuk melatih tonus otot dan gerakan persendian.
d) Hari ke 4 anjurkan pasien untuk menjuntai kaki disamping
tempat tidur, jika pasien tidak mengeluh pusing bantu untuk
berdiri di samping tempat tidur sambil berpegangan pada sisi
tempat tidur dengan kaki yang sehat sebagai tumpuan
6. Damping pasien saat mobilisasi dan pemenuhan kebutuhan ADL
secara mandiri
7. Berikan alat bantu jika perlu
8. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi tentang rencana ambulasi
sesuai dengan kebutuhan
Penelitian menambahkan rencana tindakan untuk meningkatkan
cirtra tubuh dengan mengajarkan pasien tekhnik distraksi dan relaksasi
menurut Gunawan (2012) :1) Ciptakan lingkungan aman dan nyaman,
2) Anjurkan klien untuk mengambil posisi tidur terlentang atau duduk
yang dirasakan paling nyaman, 3) Instruksikan pasien untuk
memejamkan mata dengan pelan tidak perlu untuk dipaksakan
sehingga tidak ada ketegangan, 4) Anjurkan klien untuk
merelaksasikan tubuhnya untuk mengurangi ketegangan otot, mulai
dari kaki sampai ke wajah, 5) Anjurkan klien mulai bernafas dengan
lambat dan wajar lalu tarik nafas melalui hidung, beri waktu 3 detik
untuk tahan nafas kemudian hembuskan nafas melalui mulut sambil
berzikir, 6) Kata yang diucapkan kalimat-kalimat untuk berzikir
seperti Astaghfirullah, Alhamdulillah, Subhanallah, Laa ilaa ha illallah
dan Allahu Akbar, 7) Lakukan selama kurang lebih 10 menit, 8)
Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan tetap
menutup mata selama 2 menit, lalu membukanya dengan perlahan.
Serta didukung oleh teori Handayani (2017) seluruh responden
di RSUD Dr. Soedirman Kebumen berjenis kelamin laki-laki,
berpendidikan SD hingga SMA, berusia remaja 15 tahun hingga 50
tahun. Seluruh responden mengalami harga diri rendah situasional
dengan diagnosa medis fraktur femur. Setelah dilakukan intervensi
terapi afirmasi positif, seluruh responden mengalami penurunan tanda
gejala harga diri rendah situasional baik aspek kognitif, afektif,
fisiologis, perilaku maupun sosial. Seluruh responden mengalami
peningkatan kemampuan sesudah dilakukan perlakuan penerapan
terapi afirmasi positif. Penerapan terapi afirmasi positif efektif
menurunkan tanda gejala harga diri rendah situasional dengan
diagnosa medis fraktur femur di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Afirmasi merupakan kata serapan dari bahasa inggris (Affirmation)
afirmasi secara harfiah diartikan penegasan atau penguatan.
Afirmasi hampir sama seperti doa, harapan atau cita-cita, hanya
saja afirmasi lebih terstruktur dibandingkan dengan doa dan lebih
spesifik. Afirmasi bisa juga merupakan kalimat pendek yang
berisi pikiran positif yang bisa mempengaruhi pikiran bawah sadar
untuk membantu mengembangkan persepsi yang positif.
Berdasarkan fakta dan teori diatas peneliti menyimpulkan tidak ada
kesenjangan antara keduanya. Peneliti menyusun rencana tindakan
keperawatan berdasarkan pada teori dan panduan yang ada dengan
beberapa modifikasi tentunya karena harus menyesuaikan keadaan
klien/pasien yang ditemui dilapangan. Selain itu pemilihan rencana juga
di pengaruhi oleh outcome yang akan dicapai dengan waktu yang
singkat.
4.2.4. Implementasi
Secara umum tidak semua tindakan pada rencana tindakan
keperawatan diaplikasikan pada pasien. Dalam penelitian ini, peneliti
memberikan implementasi untuk peningkatan citra tubuh dan
mengajarkan ambulation pada hambatan mobilitas fisik meliputi :
1. Mengkaji tanda gejala gangguan citra tubuh. Gunakan pendekatan
tenang dan menyakinkan
2. Menentukan harapan citra diri pasien di dasarkan pada tahap
perkembangan
3. Mengajarkan pasien afirmasi positif (berdo’a dan berdzikir)
4. Mengajarkan pasien nafas dalam dan mengeluarkan nafas dengan
berdzikir secara pelan-pelan.
5. Memotivasi pasien dengan hal-hal yang positif yang bisa
dikerjakan pasien (membaca buku, mengobrol dengan pasien lain)
6. Membantu klien dan libatkan keluarga untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh yang terganggu dan membantu klien untuk
mengoptimalkan bagian tubuh yang masih normal
7. Meningkatkan dukungan keluarga untuk tetap mendampingi dan
mendukung serta 51ember semangat kepada pasien
8. Menjelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit
Dan didukung oleh :
9. Melakukan pengkajian kemampuan pasien dalam mobilisasi
10. Melakukan pemeriksaan fisik
11. Memonitor vital sign
12. Berikan pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal untuk
pergerakan sendi aktif maupun pasif
13. Mengajarkan pasin merubah posisi
14. Mengajarkan pasien untuk teknik ambulasi : Hari pertama pasien
jangan terlalu banyak bergerak, diam di tempat tidur atau
menggunakan kursi roda. Hari ke 2 melakukan latihan kaki fleksi
ekstensi pergelangan kaki serta jari-jari kaki. Hari ke 3dan 4
anjurkan untuk miring kekanan dan ke kiri.
15. Mendampingi dan membantu pasien saat mobilisasi dan bantu
penuhi ADL (memakai baju, membuang urin, makan, minum)

Dari fakta implementasi yang telah dilakukan dan teori yang


ada terdapat tidak ada kesenjangan antar teori dan fakta di lapangan.
Peneliti menyimpulkan bahwa jika Tn. M hambatan mobilitas
fisiknya terpenuhi maka gangguan citra tubuh akan meningkat selama
tindakan keperawatan 5x24 jam.

4.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang menyangkut
pengumpulan data objektif dan data subjektif yang akan menunjukkan
apakah kriteria hasil atau indikator sudah tercapai atau belum, masalah
apa yang sudah terpecahkan dan apa yang perlu dikaji, direncanakan,
dilaksanakan, dan dinliai kembali. Peneliti melakukan asuhan
keperawatan selama 5 hari dengan aplikasi NIC (Nursing Intervention
Classification) didapatkan hasil yaitu klien dengan gangguan citra
tubuh kurang menjadi gangguan citra tubuh baik sesuai dengan grafik
4.1.
160

140

120

100
Pagi
80
Siang
60 Malam

40

20

0
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5

Grafik 4.1. Hasil Observasi

Kriteria skor:
Baik : >128
Cukup : 81 – 127
Kurang : <82

Berdasarkan grafik 4.1 tentang tingkat citra tubuh dapat diketahui


bahwa pada hari pertama (73-78-80) sampai hari ke 2 (86-60-64) klien
dengan kriteria citra tubuh kurang , tetapi mulai hari ke 3 (102-106-109)
sampai hari ke-4 sudah terjadi perubahan tingkat menjadi citra tubuh
sedang (122-121-121)sampai hari ke 5 semakin meningkat citra tubuh baik
(148-151-151).
Berdasarkan hasil observasi setelah dilakukan tindakan afirmasi
positif yang didukung ambulation pada hari pertama citra tubuh kurang.
Dan pada hari ke-2 klien menjalani operasi sehingga kecemasan meningkat
dan citra tubuh semakin kurang. Sehingga peniliti semakin meningkatkan
afirmasi positif tersebut pada hari ke-3 dan citra tubuh pun meningkat
dalam rentang sedang sampai hari ke-4 dengan didukung tindakan
ambulation. Sehingga pada hari ke-5 citra tubuh meningkat dengan kriteria
citra tubuh baik.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa gangguan
citra tubuh pada proses penyakit bisa saja terjadi oleh setiap orang. Faktor
yang mempengaruhi keberhasilan klien yaitu dengan afirmasi positif
dengan didukung tindakan ambulation sehingga semua perlu direncanakan
secara bertahap dan terencana serta terorganisasi. Peneliti beranggapan
bahwa dari hambat mobilitas fisik karena cidera tersebut membuat klien
mengalami ganguan citra tubuh sehinggapeneliti meningkatkan tindakan
ambulation agar dapat mengatasi gangguan citra tubuh dengan kriteria skor
151(citra tubuh baik).

Anda mungkin juga menyukai