dipimpin oleh seorang Kepala Rumkit Tk II, disingkat Karumkit Tk II Putri Hijau
II Putri Hijau terdiri dari: Karumkit, Waka Rumkit, Komite Medik, Seksi Tata
Usaha dan Urusan Dalam disingkat Situud, Seksi Pelayanan Medik, disingkat
Departemen Penyakt Jantung dan Paru, Departemen Gigi dan Mulut, Departemen
Obgyn dan Ibu Kesehatan Anak, Departemen Mata, THT dan Kulkel, Departemen
Penyakit Syaraf dan Jiwa, Instalasi selaku Pelaksana Teknis, dan Para Tenaga
a) Rawat Jalan/Poliklinik
Tabel 4.1 Rawat Jalan/Poliklinik
No Fasilitas Pelayanan
1. Instalasi Gawat Darurat 24 jam
2. Poliklinik Gigi dan Laboratorium Gigi
3. Poliklinik HIV/AIDS
4. Unit Hemodialisa/Poliklinik Ginjal & Hipertensi
5. Poliklinik Onkologi / Kemotherapi
6. Poliklinik PKBRS
7. Poliklinik Kartika /VIP
8. Poliklinik Spesialis terdiri dari:
a. Pol. Penyakit Dalam
b. Pol. Bedah Umum, Ortopedi, Bedah Syaraf dan Digestif, Bedah
53
b) Rawat Mondok
Jumlah
No Nama Ruang Tempat Tidur Jenis Perawatan
(buah)
1. Ruang I 16 Perawatan Kasus Penyakit Dalam
Dan Bedah Wanita.
2. Ruang II 16 Perawatan Kasus Penyakit Dalam Pria
3. Ruang III 14 Perawatan Kasus Penyakit Anak.
4. Ruang IV 14 Tempat Tidur, Perawatan Kebidanan
Dan Kasus Penyakit Kandungan.
5. Ruang VI 18 Perawatan Kasus Penyakit Dalam
Dan Bedah.
6. Ruang VIII 24 Perawatan Kasus Bedah Pria
7. Ruang X-A 9 Perawatan Kasus Penyakit Dalam
(VIP) Dan Bedah VIP.
8. Ruang X-B 12 Perawatan Kasus Penyakit Dalam Dan
(VIP) Bedah VIP & Kelas I
9. Ruang XI 42 Perawatan Kasus Penyakit Dalam
Dan Bedah.
10. Ruang XII 14 Perawatan Kasus Penyakit Dalam Dan
Bedah
11. Ruang ICU 12 Perawatan Intensif.
12. Ruang 10 Perawatan Onkologi
Kemoterapi
13. Ruang NICU 4
14. Ruang 4
Kartika(VVIP)
54
c) Sarana Penunjang
Tabel 4.3 Sarana Penunjang
No Jenis Sarana Fasilitas
1. Penunjang a. Unit Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
medis b. Kamar Bedah
c. Unit Laboratorium Klinik
d. Unit Radiologi, USG dan CT-Scan
e. Apotik
2. Materiil / a. CT Scan 24 KW Type Aseion UP (TSX-021 B/th) Thosiba
piranti lunak Japan)(Ruang Radiologi)
b. USG Korea (Ruang Radiologi )
c. Elektro Surgeri FFPF (Poliklinik Bedah)
d. Haematology Analizer Tca Japan (Ruang Laboratorium )
e. Roche Opticca ( 1 unit ) (Ruang Laboratorium )
a. Jenway 6305 UV/Vis Spektophometer (Ruang
Laboratorium)
f. Accutrend Gct (Roche) (Ruang Laboratorium)
g. Pesawat RO Shimadsu Japan (Ruang Radiologi)
h. USG Korea (Ruang Radilogi)
i. EKG Fukuda & Schiler AT (2 unit) (Ruang ICU & UGD )
j. EKG 3 Channel (Ruang ICU )
k. EKG Fukuda ME (2 unit) ( Ruang ICU Dan Polkilinik
Jantung)
l. EKG Monitoring biolog/Dash Australia (1 unit) (Ruang
ICU )
m. EKG 1/3 Canel Fukuda Densi Japan (Ruang ICU )
n. Bedside Monitor (Cardiac Science Japan) (Ruang ICU)
o. Ro Photo elemen gigi (Ruang Radiologi )
p. Ultrascan Plus (Biometry) USG Mata (Ruang Poliklinik
Mata)
q. Endoscopy Larynk (Japan) (Ruang Poliklinik THT)
3. Penunjang a. Administrasi
Umum b. Instalasi Pendidikan
c. Dapur
d. Laundry
e. Kamar Jenazah
f. Aula 2 ruangan
g. Pergudangan
h. Kantin
55
2. Status kesehatan klien saat ini Status kesehatan klien saat ini
Keluhan utama klien masuk rumah Keluhan utama klien masuk
sakit yaitu klien mengatakan badan terasa rumah sakit yaitu klien mengatakan
lemas, mual dan muntah. Faktor pencetus badan terasa lemas, nyeri pada
penyakit klien adalah melakukan banyak kepala dan menjalar sampai ke
aktivitas dan memakan makanan yang tengkuk, terdapat luka pada sela jari
manis, hal ini dirasakan klien ± 3 hari tangan kiri dengan diameter 5 cm
yang lalu dan keluhan dirasakan secara dan bernanah. Faktor pencetus
bertahap, hal ini juga semakin berat penyakit klien adalah melakukan
dengan banyaknya beban pikiran klien, di banyak aktivitas dan memakan
rumah untuk mengatasi keluhan klien makanan yang manis, hal ini
beristirahat/tidur dirasakan klien ± 4 hari yang lalu
dan keluhan dirasakan secara
bertahap, hal ini juga semakin berat
dengan banyaknya beban pikiran
klien, dirumah upaya yang klien
lakukan untuk mengatasi keluhan
klien beristirahat/tidur
5. Muskuloskeletal Muskuloskeletal
Kekuatan otot: Kekuatan otot:
Eks. Sup. Sin 4 Eks. Sup. Dex 4 Eks. Sup. Sin 3 Eks. Sup. Dex 4
Eks. Inf. Sin 4 Eks. Inf. Dex 4 Eks. Inf. Sin 4 Eks. Inf. Dex 4
Tidak ada kekakuan pada bagian Tidak ada kekakuan pada bagian
ekstremitas pola latihan gerak aktif, klien ekstremitas pola latihan gerak aktif,
tampak lemas, didalam beraktivitas klien klien tampak lemas, didalam
dibantu oleh keluarga dan perawat beraktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat
6. Integumen Integumen
Warna kulit sawo matang, integritas Warna kulit kuning lansat,
kering, turgor kulit buruk (>2 detik), integritas kering, turgor kulit buruk
dengan suhu tubuh 36,5 ̊ C (>2 detik), dengan suhu tubuh 37 ̊ C
bulan belakangan ini, klien tahun yang lalu, klien tampak lem
mengatakan badan lemas, klien as, klien BAK ± 9-10 x sehari,
mengatakan mual dan muntah membran mukosa tampak kering,
tampak klien muntah di rumah turgor kulit buruk (> 2 detik),
sakit dengan karakteristik air balance cairan 450 cc, IVDF Rl
bercampur sisa makanan, klien 𝑔𝑡𝑡⁄
di ektremitas kiri 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
hanya menghabiskan 1⁄
2
porrsi makanannya, BB klien
44 kg dengan TB 155 cm,
RBW antara 49,5 sampai 60,5
kg, bising usus rendah (6 x/i),
intake 4318 cc, output 3810 cc,
dan balance cairan 508 cc,
klien tampak lemas, fungsi
motorik sedikit menurun karna
badan lemas, inj. Apidra dan
lantus sebanyak 12 dan 14 µi
3. Gangguan pemenuhan aktivitas 3. Gangguan pemenuhan kebutuhan
berhubungan dengan nutrisi b/d penurunan masukan
penurunan produksi energi oral d/d klien mengatakan tidak
metabolik sehingga terjadi selera makan, klien mengatakan
ketidakseimbangan cairan, BB turun 6 kg selama 6 bulan
elektrolit dan glukosa ditandai trerakhir , klien tampak lemas,
dengan klien mengatakan gula darah sewaktu 584 mg/dl,
badan terasa lemas, klien BB : 59 kg, TB: 170 cm, RBW :
mengatakan sebagian 63 - 77 kg, balance cairan: 450 cc
aktivitasnya dibantu oleh
keluarga, klien mengatakan
tidak mampu beraktivitas
berhubungan dengan
pemasangan infus di tangan
kanannya, klien tampak lemas,
tampak sebagian aktivitas klien
dibantu oleh keluarganya,
dengan hasil pemeriksaan TD:
130/80 mmHg, Pols: 65
𝑥⁄ 𝑥
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡, RR: 24 ⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡,
Temp: 36,5 ̊ C, pemeriksaan
laboratorium KGD sewaktu
511 mg/dl, infus terpasang di
tangan kanan RL 20
𝑔𝑡𝑡⁄
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡, fungsi motorik
sedikit menurun karna badan
lemas
4. Gangguan pemenuhan
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan
kebutuhan istirahat tidur
kebutuhan aktivitas b/d
berhubungan dengan
meningkatnya glukosa darah
hiperglikemia mengakibatkan
meningkat mengakibatkan
glukosuria diuresis osmotic dan
makro/mikroangiopati sehingga
62
mengupayakan pemberian
makanan yang lebih padat
sesuai dengan yang dapat
ditoleransi.
5. Identifikasi makanan yang 5. Jika makanan yang disukai
disukai/dikehendaki termasuk pasien dapat dimasukkan
kebutuhan etnik/kultural. dalam perencanaan makanan,
kerja sama ini dapat
diupayakan setelah pulang
6. Libatkan keluarga pasien pada 6. Meningkatkan rasa
perencanaan makan ini sesuai keterlibatannya: memberikan
dengan indikasi. informasi keda keluarga untuk
memahami kebutuhan nutrisi
pasien.
7. Observasi tanda-tanda 7. Karena metabolisme
hiperglikemia.Seperti karbohidrat mulai terjadi (gula
perubahan tingkat kesadaran, darah akan berkurang, dan
kulit lembab/dingin, denyut sementara tetap diberikan
nadi cepat, lapar, peka insulin maka hiperglikemia
rangsang, cemas, sakit kepala, dapat terjadi. Jika pasien
pusing, sempayangan. dalam keadaan koma.
Hiperglikemia mungkin terjadi
tanpa memperlihatkan
perubahan tingkat kesadaran.
Ini secara potensial dapat
mengancam kehidupan yang
harus dikaji dan ditangani
secara cepat melalui tindakan
Kolaborasi protokol yang direncanakan.
8. Lakukan pemeriksaan gula 8. Analisa ditempat tidur
darah dengan menggunakan terhadap gula darah lebih
65
glukosa/kebutuhan insulin,
menurunkan kadar kolestrol
darah dan meningkatkan rasa
kenyang. Pemasukan makanan
akan dijadwalkan sesui
karakteristik insulin yang
spesifik .
14. Berikan obat metoklopramid 14. Dapat bermamfaat dalam
(reglan):tetrasiklin. mengatasi gejala yang
berhubungan dengan neuropati
otonom yang mempengaruh
saluran cerna, yang
selanjutnya meningkatkan
pemasukan melalui oral dan
absorpsi zat makanan (nutrien)
Pasien II (Tn. B)
Tabel 4.11 Catatan Tindakan Keperawatan dan Perkembangan Hari I
Hari/ No Waktu Tindakan keperawatan Hari/ Evaluasi Paraf/
tanggal Dx tanggal nama
jelas
Rabu, III 14.00 1. Menimbang BB setiap hari dengan Kamis, S: Murni
20 juni wib timbangan yang sama 21 juni 1. Klien bertanya berapa berat jelita
2018 Hasil: BB klien 58 kg 2018 badannya
Respon: klien bertanya berapa berat 2. Klien mengatakan tidak selera
badannya makan
3. Klien mengatakan menyukai
14.20 2. Menentukan program diet dan pola makanan lembek
wib makan pasien dan bandingkan 4. Keluarga mengatakan akan selalu
dengan makanan yang dapat mengawasi menu makan klien
dihabiskan klien 5. Klien mengatakan badan terasa
Hasil: jenis diet DM2 lemas
Respon: klien mengatakan tidak 6. Klien bertanya hasil
Selera makan pemeriksaannya
7. Keluarga menanyakan menu
14.40 3. Mengauskultasi bising usus, catat makanan yang baik untuk klien
wib adanya nyeri abdomen/perut baik dirumah sakit atau setelah
kembung, mual, muntahan makanan dirumah
yang belum sempat dicerna 8. Klien mengatakan kebas saat
Hasil: bising usus rendah (7 x/i), disuntik
Nyeri abdomen(-), perut
kembung (- ), O:
mual(-), muntah(-) 1. BB klien 58 kg
Respon:klien mengatakan tidak 2. Jenis diet DM 2
selera makan 3. Bising usus(+), nyeri abdomen(-),
77
tambahan
Hasil: diet klien DM 2
Respon: klien mengucapkan
trimakasih
Kolaborasi
17.00 11. Memberikan pengobatan insulin
wib secara teratur
Hasil: klien diberikan suntikan
nevoravid 3cc x 18 jam dan
lantus sebanyak 14 µi 30
menit sebelum makan
Respon: klien mengucapkan
trimakasih
4.3 Pembahasan
pasien diabetes melitus Tipe II antara Ny. T dan Tn. B di Rumah Sakit Tingkat II
Putri Hijau Medan, selama 8 hari. Pasien I mulai dari tanggal 13 Juni 2018
sampai dengan 16 juni 2018 dan pasien ke II mulai dari tanggal 20 juni 2018
sampai dengan 23 juni 2018. Maka dalam bab ini penulis akan membahas
Adapun kesenjangan yang akan dibahas yaitu mulai dari tahap pengkajian,
tentang masalah klien agar dapat memberikan arahan dalam pembuatan intervensi
keperawatan. Dalam pengkajian ini ada beberapa kesenjangan yang terdapat pada
napas berbau aseton. Sama halnya dengan keluhan yang dirasakan oleh
selama di rumah sakit, kadar gula darah sewaktu klien 511 mg/dl.
Sedangkan Tn. B tidak terjadi mual dan muntah walaupun kadar gula
darah sewaktunya meningkat yaitu 584 mg/dl, itu karena masih adanya
simpanan kalori dalam tubuh, terbukti karna selama di rumah klien tidak
makanan, klien juga sering tidak patuh terhadap pola makanannya selama
di rumah.
pasien I (Ny. T) tidak ada mengalami nyeri. Pada Tn. B terdapat nyeri
pada daerah kepala menjalar sampai ketengkuk dan pada daerah tangan
kiri, terdapat luka pada tangan kiri dengan diameter 5 cm namun bernanah,
sampai ke tengkuk. Sama halnya pada Tn. B yang mengalami nyeri kepala
yaitu 584 mg/dl. Menurut Wijaya (2013), hiperglikemia yang lama akan
pada tangan kiri Tn. B dengan diameter 5 cm namun bernanah dan skala
adanya luka pada bagian tubuh klien dan terkadang tanda dari peningkatan
kadar gula darah klien tidak hanya nyeri pada kepala namun namun
penyakit diabetes melitus, hal ini dibuktikan dengan klien tampak gelisah,
Tn. B sudah menderita diabetes melitus ± 6 tahun yang lalu, dan selalu
diagnosa keperawatan, yang akan dibahas pada tahap ini adalah kesejangan
antara doagnosa Pasien I dan diagnosa Pasien ke II. Adapun diagnosa senjang
terjadi nekrosisi dan gangguan rasa nyaman nyeri pada Tn. B namun
tidak dijumpai pada Ny. T. Adapun alasan kenapa diagnosa ini tidak
walaupun kadar gula darah klien meningkat (511 mg/dl) dan hasil
itu kadar gula darah puasa, sewaktu, dan dua jam post prandial (2 jam
di jumpai pada Tn. B. Adapun alasan kenapa diagnosa ini tidak muncul
ansietas yang dialami klien. Hal tersebut juga sejalan dengan jurnal
T yang hanya tamatan SMP, sedangkan Tn. B tamat S1 dan selama sakit
merupakan suatu ciri khas dari pasien namun pada saat dilakukan
kesulitan karena keluarga dapat diajak bekerja sama dengan baik dalam
keperawatan klien.
mengakibatkan klien serta keluarga dengan berpedoman pada tinjauan teoritis saat
adalah:
normal itu dan bagaimana hal tersebut dibandingkan dengan kadar gula
serangan yang sama baik sekarang atau nanti setelah klien berada di
rumah
penggunaan yang tepat, algoritme dosis dibuat yang masuk jumlah dan
3) Berikan perawatan luka dengan teratur, jaga kulit tetap kering pada
dengan peningkatan nadi pada nyeri dan peningkatan nadi pada nyeri dan
koping
2) Tentukan program diet dan pola makan pada pasien dan bandingkan
(gula darah akan berkurang, dan sementara tetap diberikan insulin maka
direncanakan
Kolaborasi
urine yang tidak cukup akurat untuk mendeteksi fluktuasi kadar gula
insulin dosis optimal, glukosa kemudian dapat masuk kedalam sel dan
11) Berikan larutan glukosa, misalnya dektro dan setengah salin normal,
12) Lakukan perhitungan kalori yang tepat pada klien sesuai dengan rumus
13) Berikan diet kira-kira 60% karbohidrat, 20% protein, 20% lemak
Didalam studi kasus ini, peneliti membuat beberapa intervensi untuk setiap
masalah yang dialami klien. Namun, ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan
Pasien I (Ny. T)
oleh dokter
normal
𝑔𝑡𝑡⁄
laktat) 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Pasien II (Tn. B)
oleh dokter
normal
𝑔𝑡𝑡⁄
laktat) 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
tindakan yang mengacu pada rencana perawatan yang telah dibuat sebelumnya
dan selalu ada untuk klien menjadikan klien merasa ada yang
memperdulikannya.
utama, seperti: apakah kadar glukosa normal itu dan bagaimana hal
99
c) 13 juni 2018 pukul 19.40 wib: berdiskusi dengan klien tentang diet,
Pada pasien II
hasil lingkungan kamar klin tenang dan bersih, klien tampak tidur
102
pancreas.
c) 20 juni 2018 pada pukul 10.00 wib sampai dengan 22 juni 2018
didapat hasil luka masih basah dan klien tampak kesakitan saat
kulit tetap kering pada daerah yang tertekan karena jika bagian
infeksi.
pada daerah yang sakit. Didapat hasil klien tampak tenang, klien
Pasien I
a) 13 juni 2018 sampai dengan 15 juni 2018 pada pukul 10.00 wib :
klien.
b) 13 juni 2018 pada pukul 10.20 wib: menentukan program diet dan
usus 6 x/menit, nyeri abdomen (-), mual (+), muntah (+) dan pada
mempengaruhi intervensi.
akan lebih baik jika makanan diberikan melalui oral karna fungsi
g) 13 juni 2018 sampai dengan 15 juni 2018 pada pukul 12.50 wib:
mukosa kering, denyut nadi 65 𝑥⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡, dan pada hari ketiga (15
juni 2018) tampak membran mukosa klien lembab, dan kulit klien
µi, klien tampak lemas dan 14 juni 2018 pada pukul gula
darah sewaktu klien 376 mg/dl, pada 15 juni 2018 pada pukul
urine.
peningkatan
110
sakit klien hanya memakan makanan dari rumah sakit yaitu DM2,
k) 13 juni 2018 sampai dengan 15 juni 2018 pada pukul 11.30 wib
Pasien II (Tn. B)
a) 20 juni 2018 sampai dengan 22 juni 2018 pada pukul 14.10 wib :
hasil: BB klien 59 kg dan masih jauh dari RBW klien, namun saat
klien.
b) 20 juni 2018 pada pukul 14.20 wib : menentukan program diet dan
c) 20 juni 2018 sampai dengan 22 juni 2018 pada pukul 14.40 wib :
Didapat hasil: bising usus normal (9 x/i), nyeri abdomen (-), mual
fungsinya.
g) 20 juni 2018 sampai dengan 22 juni 2018 pada pukul 16.00 wib:
h) 20 juni 2018 sampai dengan 22 juni 2018 pada pukul 16.10 wib:
laboratorium, hasil gula darah sewaktu klien 584 mg/dl dan pada
sewaktu klien 360 mg/dl sedangkan 22 juni 2018 pada pukul hasil
117
urine.
yang tepat pada klien. Didapat hasil jumlah kebutuhan kalori klien
klien.
makan dan pada tanggal 21 juni 2018 pada pukul hasil: klien
4.3.5 Evaluasi
pada pasien I dan II, maka tahap evaluasi semua masalah teratasi semua di
terhadap pasien I (mulai dari tanggal 13 Juni 2018 sampai dengan 16 juni
2018 dan pasien ke II mulai dari tanggal 20 juni 2018 sampai dengan 23 juni
Data Subjektif:
4) klien mengatakan lebih rileks jika melakukan teknik napas dalam saat
banyak pikiran
Data objektif
4) klien diajarkan teknik tarik napas dalam selama 10 menit saat stress
Data subjektif :
Data objektif :
Pols : 75 𝑥⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
RR : 20𝑥⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Temp : 36 ̊C
teratasi setelah hari ke tiga perawatan. Dikatakan teratasi karna dilihat dari
Data subjektif:
Data objektif
1) BB klien 48 Kg
2) Jenis diet DM 2
4) Bising usus (+), nyeri abdomen (-), perut kembung (-), mual (-)
teratasi setelah hari ke tiga perawatan. Dikatakan teratasi karna dilihat dari
Data subjektif:
Data objektif
1) BB klien 62 kg
2) Jenis diet DM 2
Maka dari pernyataan klien dan observasi dari klien disimpulkan bahwa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
nutrisi pada pasien diabetes melitus Tipe II antara Ny. T dan Tn. B di Rumah
5.1 kesimpulan
dan pasien II (Tn. B) didapat data senjang bahwa Ny. T mengalami mual
diagnosa. Keempat diagnosa yang sama maka perencanaan yang dibuat sama
pasien I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang sesuai dengan prinsip “tepat 3J” yaitu tepat jumlah kalori dan zat
gizi, tepat jenis bahan makanan dan atu makanan, tepat jadwal makan dan
kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes melitus tipe II antara pasien I dan
5.2 Saran
segera.
melitus