PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembanguanan
kesehatan diselenggarakan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan,
dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain Ibu, bayi, Anak, lanjut
usia dan keluarga Miskin. Dampak keberhasilan pembangunan kesehatan
ditandai dengan meningkatnya Umur harapan Hidup, menurunnya tingkat
kematian bayi dan ibu melahirkan.
Berdasarkan Data Biro statistik tahun 2014, umur harapan hidup (UHH) di
Indonesia untuk Wanita adalah 73 tahun dan untuk Pria adalah 69 tahun.
Badan perencanaan pembangunan memproyeksikan umur harapan hidup di
Indonesia pada tahun 2025 dapat mecapai 73, 6 tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Terselenggaranya Pelayanan Lanjut Usia/Geriatri Secara Terpadu dan
nyaman di RSU Pratama HJ Zubaedah Bantilan Malala.
2. Tujuan Khusus :
a. Terselenggaranya Pelayanan Lanjut Usia Dirawat Jalan
b. Terselenggaranya Pelayanan Lanjut Usia Kujungan Rumah
( Home Care )
C. Ruang lingkup
Berdasarkan Kemampuan Pelayanan Geriatri, Pelayanan Geriatri di bagi
menjadi :
a. Tingkat Sederhana
Jenis Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana Paling sedikit terdiri Atas
rawat Jalan dan Kunjungan Rumah ( Home Care)
b. Tingkat Lengkap
Jenis Pelayanan Geriatri Tingkat Lengkap Paling Sedikit terdiri atas
Rawat jalan, Rawat Inap Akut, dan Kunjungan Rumah ( Home Core)
c. Tingkat Sempurna
Jenis Pelayanan Geriatri Tingkat Sempurn paling sedikit terdiri atas
Rawat jalan, Rawat iNap Akut, kunjungan Rumah ( Home Care), dan
Klinik asuhan Siang.
d. Tingkat Paripurna
Jenis Pelayanan Geriatri Tingkat Paripurna terdiri atas Rawat Jalan,
Klinik Asuhan Siang, Rawat Inap Akut, Rawat Inap Kronik, Rawat Inap
PsikoGeriatri, Penitipan Pasien Geriatri (Respite Care), kunjungan
Rumah ( Home Care), dan Hospice
2 PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI RSU HJ. ZUBAEDA BANTILAN
Tingkatan Sebagaimana dimaksud tersebut ditetapkan berdasarkan :
1. Jenis Pelayanan
2. Sarana dan Prasarana
3. Peralatan
4. Ketenagaan
D. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam Pelayanan Geriatri adalah proses
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien geriatri di unit
pelayanan rawat jalan, meliputi asesmen geriatri, tugas konsultatif
kuratif (sederhana) serta melaksanakan rujukan ke dan dari tim/
departemen/KSMF lain bila perlu.
E. Landasan Hukum
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 79 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri.
B. Distribusi Ketenagaan
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling
sedikit terdiri atas:
1. Dokter spesialis penyakit dalam
2. Dokter
3. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau
pelatihan keterampilan inteligensia
4. Apoteker
5. Tenaga gizi
6. Fisioterapis
7. Okupasi terapi
A. Denah Ruangan
Keterangan:
: Meja
: Kursi
: Bed Pasien
: Lemari
: Sampiran
: Tempat sampah
: Westafel
: Pintu
B. Standar Fasilitas
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik akan dilakukan triase apakah
tergolong kedalam pasien geriatri. Apabila tergolong pasien geriatri (misalnya memiliki:
penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitif-demensia, jatuh-
ostoeporosis dan inkontinensia) akan dilakukan assessment geriatric komprehensif oleh
Tim Terpadu Geriatri.
Alur Pelayanan di RSU Hj. Zubaeda Bantilan dengan Pelayanan Geriatri Tingkat
Sederhana.
PASIEN DATANG
PENDAFTARAN
(LOKET)
JKN UMUM
POLI GERIATRI
LABORATORIUM
APOTIK
POLI GIGI
PULANG
POLI BEDAH
IGD
Keselamatan pasien rumah sakit adalah sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada beberapa standar yang harus
dilaksanakan dalam keselamatan pasien :
1. Ketepatan identifikasi pasien
Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pendaftaran, pemberian obat,
pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
2. Peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
pasien/keluarga pasien akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun
dan air mengalir, dan penggunaan alat pelindung diri.
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi setiap petugas yang memberikan pelayanan
kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit, maka petugas dalam
melaksanakan pelayanan diharapkan setiap petugas medis maupun non medis dapat
menerapkan sistem keselamatan kerja di antaranya :
1. Tersedianya APD yang memenuhi standar serta dapat menggunakannya dengan benar
baik itu masker, penutup kepala, hanscoon, Kacamata atau Goun.
2. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan Non Infeksius
serta terdapatnya tempat pembuangan Khusus unruk pembuangan jarum ataupun Spuit
bekas.
3. Setiap Petugas medis dan kesehatan menganggap bahwa setiap pasien dapat
menularkan penyakit sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus dilaksanakan.