Anda di halaman 1dari 43

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas tentang konsep berat badan lebih, konsep anak usia

sekolah, konsep dasar keluarga tahap IV dan konsep asuhan keperawatan keluarga

dengan berat badan lebih.

2.1 Konsep Berat Badan Lebih

Sakit atau risiko sakit terjadi saat individu tidak mampu memenuhi salah satu

atau lebih kebutuhan dasar mereka secara mandiri. Hal ini didukung oleh pendapat

Maslow yang mengatakan bahwa kebutuhan dasar manusia itu ada beberapa

kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologi, keamanan, kecintaan (sosial), penghargaan dan

aktualisasi diri. Berdasarakan beberapa kebutuhan didapatkan bahwa kebutuhan

tingkat pertama yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan bertahan hidup dan kebutuhan

primer. Tanpa kebutuhan tersebut manusia atau hewan akan mati. Kebutuhan tersebut

mendahului kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan primer harus

dipenuhi untuk melanjutkan hidup contohnya kebutuhan dasar manusia dalam

pemenuhan makan (nutrisi) [ CITATION Car14 \l 1057 ].

2.1.1 Definisi Berat Badan Lebih

Berat badan lebih adalah suatu kondisi individu mengalami penumpukan lemak

abnormal atau berlebihan terkait usia atau jenis kelamin (PPNI, 2017).

2.1.2 Etiologi Berat Badan Lebih

Etiologi dari berat badan lebih adalah sebagai berikut:

8
9

1) Kurang aktivitas fisik harian. Masa anak usia sekolah identik dengan masa

bermain. Dulu permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang

mengharuskan anak berlari, melompat, atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu

telah tergantikan dengan game elektronik, komputer, internet, atau televisi

yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus

bergerak, hal ini menjadi salah satu penyebab peningkatan berat badan

[ CITATION Agr15 \l 1057 ].

2) Kelebihan konsumsi gula. Konsumsi gula berlebihan akan menghambat

hormon leptin, yang berfungsi sebagai sinyal bahwa kita sudah kenyang.

Gula yang menghambat fungsi leptin akan membuat kita terus merasa lapar [

CITATION Ste15 \l 1057 ].

3) Kebiasaan makan. Sadar atau tidak, gaya hidup orang tua tentang kebiasaaan

makan yang diterapkan pada anak sedari kecil, serta kecenderungan anak

untuk meniru perilaku orang tuanya menjadi sekian faktor penyebab berat

badan lebih [ CITATION Akb18 \l 1057 ].

4) Gangguan persepsi makan.

5) Penggunaan energi kurang dari asupan.

6) Sering mengemil.

7) Sering memakan makanan berminyak/ berlemak.

8) Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi,

aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis).

9) Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi)

10) Asupan kalsium rendah (pada anak-anak).


10

11) Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi,

termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama.

12) Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan

[ CITATION Placeholder2 \l 1057 ].

2.1.3 Gejala dan Tanda Berat Badan Lebih

Menurut (PPNI, 2017) gejala dan tanda dari berat badan lebih ada dua yaitu

untuk gejala mayor/yang harus ada adalah IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat

dan panjang badan lebih dari presentil 95 (pada anak <2 tahun) atau IMT pada

presentil ke 85-95 (pada anak 2-18 tahun). Sedangkan untuk gejala minor/yang tidak

harus ada adalah Tebal lipatan kulit trisep >25 mm.

2.1.4 Patofisiologi

Kelebihan berat badan terjadi ketika kelebihan kalori disimpan dalam bentuk

lemak. Penyebab kelebihan berat badan tidak sesederhana kelebihan asupan kalori

terkait dengan pengeluaran energi. Hal ini disebabkan oleh asupan kalori yang

berlebihan dan penurunan pengeluaran energi yang diatur oleh interaksi kompleks

dari endokrin dan sinyal saraf serta faktor emosi. Ketika tidak ada pengaruh luar

mekanisme pengaturan ini meningkatkan nafsu makan dan pengurangi pengeluaran

energi. Sehingga pusat lapar yang terletak di hipotalamus merangsang nafsu makan

sebagai respon terhadap stimuli sebagai hipoglikemi dan peptida yang diproduksi

dalam usus. Ketika kadar nutrien tinggi pusat kenyang (juga terpusat di hipotalamus)

mnegirimkan pesan untuk menghentikan makan. Pengisian gastrointestinal dan faktor

hormonal juga memberikan sinyal satiety (sensasi rasa kenyang) sedangkan pada saat
11

tubuh mengalami depresi atau stres tubuh berkompensasi dengan meningkatkan nafsu

makan [ CITATION Pri16 \l 1057 ].

2.1.5 Komplikasi

Berat badan lebih merupakan faktor risiko kesehatan utama karena

meningkatkan risiko mortalitas dari semua penyebab pada orang yang berat badannya

normal. Ketika berat badan lebih meningkat, maka risiko kematian juga meningkat

[ CITATION Pri16 \l 1057 ].

1) Penyakit kardiovaskuler

Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang signifikan untuk terjadinya

penyakit kardiovaskuler, termasuk hipertensi, penyakit jantung koroner (PJK), dan

gagal jantung. Hal ini disebabkan karena adanya resistensi natrium di dalam tubuh,

banyaknya timbunan lemak pada abdomen yang menyebabkan aterosklerosis serta

biasanya terjadi akibat timbunan lemak tersebut dapat mengakibatkan sindrom

metabolik [ CITATION Pri16 \l 1057 ].

2) Penyakit pernafasan

Kelebihan berat badan dan obesitas meningkatkan risiko terjadinya asma baik

pada orang dewasa maupun anak. Hubungan antara kelebihan berat badan dan asma

tidak jelas, tetapi dapat dihubungkan dengan faktor genetik dan hubungan antara

kelebihan berat badan dan peradangan. Kelebihan berat badan merupakan faktor

risiko utama terjadinya apnea tidur obstruktif, obstruksi jalan napas intermiten akibat

kolaps jalan napas pada waktu tidur [ CITATION Pri16 \l 1057 ].


12

3) Diabetes Melitus

Kelebihan berat badan meningkatkan risiko resisten insulin dan diabetes tipe 2.

Memang tidak semua orang dengan kelebihan berat badan mengalami diabetes tetapi

80% orang dengan diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan. Peningkatan

berat badan pada masa dewasa dan obesitas sentral abdomen secara positif

berhubungan dengan risiko terjadinya diabetes tipe 2 [ CITATION Pri16 \l 1057 ].

4) Gangguan lain

Berat badan lebih (overweight) bahkan obesitas mempengaruhi fungsi reproduksi

pria dan wanita. Kadar androgen (hormon seks pria) menurun pada pria dengan berat

badan lebih atau obesitas. Ketidakteraturan haid dan sindrom ovarium polikistik

(polycystic ovarian syndrome, PCOS) lebih lazim terjadi wanita dengan obesitas.

PCOS merupakan faktor risiko terjadinya hiperinsulinemia dan resisten insulin.

Kenaikan berat badan meningkat risiko terjadinya batu empedu pada pria maupun

wanita. Risiko terjadinya beberapa kanker yang meliputi kanker kolon, payudara dan

endometrium dapat meningkat pada berat badan lebih (overweight) dan obesitas.

Kenaikan berat badan memberikan tekanan abnormal pada sendi yang menahan berat

badan (terutama sendi lutut) [ CITATION Pri16 \l 1057 ].

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

Meskipun berat badan dapat digunakan untuk mengidentifikasi berat badan

lebih (overweight) dan obesitas, lemak tubuh merupakan tolok ukur yang akurat.

Idealnya, berat badan pria memiliki komposisi 10-20% lemak tubuh sedangkan lemak

tubuh wanita sekitar 20-30% [ CITATION Pri16 \l 1057 ]. Selain itu, ada bebrapa

cara untuk mengukur berat badan lebih dan obesitas sebagai berikut:
13

1) Indeks Masa Tubuh (IMT) digunakan untuk mengidentifikasi kelebihan jaringan

adiposa. IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kg) dengan tinggi

dalam m2. Perhitungan IMT ini mungkin tidak secara akurat mencerminkan

ketebalan jaringan adiposa pada individu yang memiliki masa otot yang besar

(mis, binaragawan) atau orang-orang yang memiliki masa otot kurang misalnya

lansia.

2) Antropometri meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, kurang tulang dan

lipatan kulit untuk memperkirakan lemak subkutan.

3) Penimbangan berat badan dalam air (hidrodensitometri) dianggap merupakan cara

yang paling akurat untuk menentukan lemak tubuh. Teknik ini mengharuskan

tubuh untuk berendam seluruhnya kemudian diukur berapa air yang tumpah.

4) Lingkar pinggang merupakan cara menentukan distribusi lemak tubuh. Pria

dengan ukuran pinggang 102 cm atau lebih dan wanita dengan ukuran pinggang 88

cm atau lebih berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi obesitas.

2.1.7 Penatalaksanaan

Dilaksanakan setiap tahun melalui kegiatan penjaringan kesehatan di sekolah

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Langkah-langkah kegiatan:

1) Pengukuran Antropometri

a) Penimbangan Berat Badan

b) Pengukuran Tinggi badan

Setelah dilakukan pengukuran antropometri oleh petugas gizi atau tenaga

kesehatan lainnya bersama guru UKS. Selanjutnya data yang diperoleh dilaporkan ke

puskesmas,untuk ditentukan status gizinya dan tindak lanjut.


14

2) Penentuan Status Gizi (di Puskesmas)

a) Menghitung nilai IMT

IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan

kuadrat.  Cara pengukurannya adalah pertama ukur berat badan dan tinggi

badannya.  Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu:

                           Berat badan (kg)


    IMT =
                         Tinggi badan 2 (meter)

b) Membandingkan nilai IMT dengan Grafik IMT/U berdasarkan [ CITATION

Kem10 \l 1057 ].

c) Menentukan status gizi anak :

(1) Sangat kurus bila Z-score < -3 SD

(2) Kurus bila Z-score -3 SD s/d < -2 SD

(3) Normal bila Z-score terletak -2 SD s/d 1 SD

(4) Gemuk bila Z-score > 1 SD 2 SD

(5) Obesitas bila Z-score > 2 SD

Penilaian status gizi antropometri menggunakan rumus standar deviasi unit

atau disebut juga Z-Score :

Nilai individu subjek – Nilai median baku rujukan


Z-Skor =
Nilai Simpang Baku rujukan

Keterangan :

1) Nilai individu subjek : Nilai individu subjek meliputi usia, tinggi


15

badan serta berat badan.

2) Nilai median baku rujukan : Nilai baku yang menjadi standar gizi

(nilai tengah).

3) Nilai simpang baku rujukan : Selisih kasus dengan standar deviasi,

jika nilai rujukan lebih dari median +1 SD dan jika nilai rujukan

kurang dari median -1 SD. Jika apabila IMT/U pada kasus lebih

besar daripada median, maka nilai simpang baku rujukannya

diperoleh dengan mengurangi +1 SD dengan median. Tetapi jika

IMT/U kasus lebih kecil daripada median, maka nilai simpang

baku rujukannya menjadi median dikurangi dengan – 1 SD.

3) Terapi

Bagi keluarga yang memiliki masalah anak dengan berat badan lebih, hendaknya

tidak memaksakan diet ketat untuk anak karena hal ini dapat mengganggu

pertumbuhan dan kesehatannya. Dalam masalah ini hal yang tepat untuk mengatasi

berat badan lebih anak atau mencegah anak agar tidak mengalami berat badan lebih,

keluarga dapat melalakukan berbagai cara, seperti[ CITATION Ade12 \l 1057 ]:

a) Perhatikan makanan yang diberikan untuk anak.

Keluarga harus lakukan dengan mengurangi konsumsi makanan cepat saji atau

fast food, makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, camilan manis atau

makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging dan sayuran

segar. Perbanyak konsumsi buah dan susu yang baik untuk pertumbuhan anak.

Berikan porsi yag sesuai dan jangan terlalu berlebihan.

b) Berikan sarapan dan bekal untuk anak.


16

Sarapan merupakan awal baik untuk anak saat memulai aktivitas hariannya. Ini

diperlukan agar anak adapat kuat saat beraktivitas di sekolah dan mencegah makan

berlebihan setelahnya. Dengan membawa makanan dari rumah, orang tua dapat

mengontrol gizi anak dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar.

c) Perbaiki teknik mengolah makanan.

Sebaiknya pada saat proses memasakan keluarga lebih memperhatikan teknik

dalam memasak. Jangan terlalu banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu

banyak lemak yang dikonsumsi. Keluarga dapat mencoba untuk mengukus, merebus

atau memanggang makanan agar makanan lebih sehat.

d) Tetapkan aturan makan.

Dalam hal ini keluarga harus membuat peraturan agar anak senantiasa disiplin.

Artinya, biasakan agar anak makan di meja bukan di depan televisi atau komputer.

Banyak orang akan tidak menyadari berapa banyak makanan yang sudah disantapnya

bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di depan komputer.

e) Batasi kegiatan menonton televisi, video game atau penggunaan komputer.

Melakukan kegiatan tersebut akan membuat anak malas bergerak, maka

diperlukan aturan tegas tentang berapa lama kegiatan ini boleh dilakukan.

Selanjutnya, orang tua dapat membantu anak agar menyenangi hiburan lain seperti

bersepeda, bermain bola atau sekedar lompat tali.

f) Lakukan kegiatan yang memerlukan aktivitas.

Kita sebagai orang tua harus mengarahkan anak agar anak tidak asal dalam

melakukan aktivitas. Aktivitas apa pun bukan hanya olahraga bersama seperti
17

jogging, lari pagi, berenang, badminton atau olahraga lainnya. Selain itu, rencanakan

liburan bersama di pantai, kebun binatang atau taman sehingga orang tua dan anak

dapat lebih berjalan kaki.

2.1.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lebih

Didalam pemenuhan kebutuhan nutrisi terdapat beberapa faktor-faktor yang

dapat mengalami berat badan lebih, seperti:

1) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi

pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi

sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi. Kurangnya

pemantuan orang tua disekolah pada anak yaitu senang mengonsumsi makanan

ringan dalam kemasan, dan minuman ringan merupakan beberapa makanan yang

digemari anak sehingga meningkatkan risiko berat badan lebih [ CITATION

Dav14 \l 1057 ].

2) Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita

pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9

kkal/kgBB/jam. Sehingga anak laki-laki lebih rentan terjadinya berat badan lebih

serta di usianya pertumbuhan dan perkembangan yang cepat [ CITATION Ary17 \l

1057 ].

3) Tinggi dan berat badan.


18

Untuk mengetahui ambang batas gizi baik maupun gizi lebih terlebih dahulu

mengukur IMT (Indeks Masa Tubuh). Didalam pengukuran IMT, Tinggi dan berat

badan berpengaruh untuk menentukan rentang nilai normal gizi anak. Menurut

(Kemenkes, 2010) ada beberapa acuan pengukuran antropometri berdasarkan tinggi

dan berat badan menurut usia.

4) Ekonomi.

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Beberapa anak dari

golongan keluarga dengan sosial ekonomi baik juga mengalami berat badan lebih,

hal ini karena pola makan dan gaya hidup keluarga itu yang disukai anak tanpa

pembatasan dan banyak tersedia perminan game maupun internet yang membuat

aktivitas fisik kurang [ CITATION Ary17 \l 1057 ].

5) Status kesehatan.

Ada beberapa penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya berat badan lebih,

yaitu: hipotiroidisme, beberapa kelainan saraf yang dapat menyebabkan sesorang

menjadi banyak makan, serta obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan

terjadinya berat badan lebih [ CITATION Saj15 \l 1057 ].

6) Faktor Psikologis.

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu

tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Banyak orang yang memberikan

reaksinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri

yang negatif. Gangguan emosi ini merupakan masalh serius pada anak perempuan

usia sekolah yang mengalami berat badan lebih, dan dapat menimbulkan kesadaran
19

berlebih tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial

[ CITATION Saj15 \l 1057 ].

7) Alkohol dan Obat.

Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada

defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alkohol daripada makanan.

Alkohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan

yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan

juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di

dalam intestine [ CITATION Dav14 \l 1057 ].

2.2 Konsep Anak Usia Sekolah

Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai konsep anak usia sekolah (6-

12 tahun).

2.2.1 Pengertian Anak Usia Sekolah

Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun yang artinya sekolah menjadi

pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab

atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya,

dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar

pengethauan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan

memperoleh keterampilan tertentu [CITATION Don08 \l 1057 ].

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah


20

Aspek pertumbuhan meliputi kenaikan tinggi badan, berat badan, pertumbuhan

gigi dan jaringan lemak. Rata-rata kenaikan tinggi badan anak usia 6-12 tahun

bertambah sekitar 6-8 cm/tahun, kenaikan berat badan bertambah rata-rata 3-3.5 kg

dan tumbuh gigi molar pertama pada usia 6-7 tahun, insisor pada usia 7-9 tahun,

premolar pada usia 9-11 tahun dan kaninus pada usia 10-12 tahun. Sedangkan

jaringan lemak akan bertambah pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak

laki-laki umur 10 tahun sampai menjelang awal pubertas [ CITATION Soe17 \l

1057 ].

Aspek perkembangan meliputi perkembangan psikologis seperti perkembangan

emosional, perkembangan moral, dan perilaku lainnya. Adapun fungsi biologis

meliputi aspek fisiologis tubuh, metabolisme tubuh, kemampuan fungso organ, dan

sistem tubuh [ CITATION Mer16 \l 1057 ]. Perkembangan anak adalah segala hal

yang terjadi pada anak yang terjadi pada anak dilihat dari berbagai aspek, antara lain

aspek fisik (motorik), emosi, kognitif dan psikososial (bagaimana anak berinteraksi

dengan lingkungannya). Dapat terjadi pada usia anak (infancy toddlerhood usia 0-3

tahun, early childhood usia 3-6 tahun dan middle childhood usia 6-12 tahun)

[ CITATION Mer16 \l 1057 ].

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lebih Pada Anak Usia Sekolah

Ada tiga faktor yang diketahui berperan besar meningkatkan risiko terjadinya

kegemukan dan obesitas pada anak [ CITATION Agr15 \l 1057 ] yakni :

1) Genetik (keturunan)

Anak yang mengalami berat badan lebih biasanya berasal dari keluarga yang

mengalami berat badan lebih. Jika kedua orang tua memiliki berat badan lebih, maka
21

sekitar 80% anak-anak mereka akan mengalami berat badan lebih. Jika salah satu dari

orang tua yang mengalami berat badan lebih, maka kejadian berat badan lebih pada

anakanak menjadi 40%, dan jika kedua orang tua tidak mengalami berat badan lebih,

maka angka kejadian berat badan lebih pada anak-anak mereka turun menjadi 14% .

2) Aktivitas fisik

Masa anak usia sekolah identik dengan masa bermain. Dulu permainan anak

umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat, atau

gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer,

internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa

harus bergerak. Suatu penelitian kohort menyatakan bahwa anak-anak yang

menonton televisi lebih dari lima jam dapat meningkatkan angka kejadian terjadinya

berat badan lebih sebesar 18% pada usia 6-12 tahun [ CITATION Agr15 \l 1057 ].

3) Pola makan

Pola makan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan resiko

kegemukan pada anak seperti : apa yang biasa dimakan dan berapa kali dia makan.

Makanan cepat saji, makanan ringan dalam kemasan, dan minuman ringan

merupakan beberapa makanan yang digemari anak yang dapat meningkatkan resiko

kegemukan. Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebabnya.

Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji padahal makanan seperti itu

umumnya mempunyai kadar lemak dan gula tinggi yang dapat menyebabkan berat

badan lebih. Orang tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang

mudah dihidangkan untuk dihidangkan kepada anak mereka, walaupun kandungan

gizinya buruk untuk anak mereka [ CITATION Saj15 \l 1057 ].


22

Makanan cepat saji walaupun rasanya enak namun tidak mempunyai cukup gizi

untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat

saji sering disebut junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak pada

makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut

diperhatikan. Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti

memiliki gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila

mengkonsumsi makanan ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-

anak sangat menggemari minuman ini [ CITATION Saj15 \l 1057 ].

Kemudahan akses terhadap makan tanpa limitasi waktu dan ruang juga

memperberat kasus berat badan lebih. Dalam hal ini telah dikembangkannya berbagai

aplikasi makanan secara online.

2.2.4 Perilaku Pemenuhan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah dengan Berat Badan

Lebih dan Cara Mengatasinya.

Untuk memahami status kesehatan seseorang, penting untuk mengetahui

perilaku kesehatannya. Perilaku didefisinisikan sebagai respon yang dapat diamati

dari seseorang terhadap rangsangan eksternal. Konsep penting yang perlu diingat

ketika merawat klien adalah bahwa semua perilaku mempunyai makna. Dengan kata

lain, perilaku adalah upaya untuk mencapai pemenuhan kebutuhan. Perawat harus

mengidentifikasi kebutuhan yang mendasari perilaku klien. Penilaian menyeluruh

merupakan kunci bagi para perawat untuk menentukan makna dari perilaku klien.

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan [ CITATION SNo14 \l 1057 ].


23

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan

yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi fisik, durasi dan tujuan baik disadari

ataupun tidak [ CITATION AWa10 \l 1057 ]. Salah satu bentuk perilaku adalah

perilaku gizi yang merupakan respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan

vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik

seseorang terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalam makanan,

pengolahan makanan yang berhubungan dengan kebutuhan tubuh kita.

Perilaku pemenuhan nutrisi pada anak usia sekolah identik dikaitkan dengan

kebiasaan jajan. Kebiasaan jajan anak usia sekolah masuk dalam indikator jajanan

yang baik dan tidak baik. Salah satunya perilaku pemilihan jajanan yang tidak baik

sebanyak 64.5% terkait dengan faktor personal. Diantaranya terkait rasa (flavor) dan

aroma (tekstur) didapatkan hasil sebanyak 93.6% anak cenderung memilih jenis

makanan yang mengandung vetsin berlebihan yang menimbulkan rasa sangat gurih

dan anak juga memilih makanan-makanan pedas yang mengandung saos sambal yang

berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada organ pencernaan [ CITATION NIk17

\l 1057 ]. Selain itu jajanan yang paling sering dipilih oleh siswa adalah minuman

berasa yaitu sebanyak 59.3% yang dijual dan disajikan dengan berbagai warna

menarik, hal ini terjadi karena anak usia sekolah memiliki aktivitas yang tinggi

seperti bermain dan olahraga sehingga membuat mereka lebih cenderung untuk

membeli minuman jajanan [ CITATION NIk17 \l 1057 ].

Perilaku yang bisa dikembangkan untuk menurunkan BB pada anak berat badan

lebih usia sekolah adalah dengan cara teraupetik, seperti perilaku dan kebiasaan

makan yang baik. Karena secara umum penggunaan farmakoterapi pada anak belum
24

tuntas penelitiannya dan tidak diizinkan pemakainnya pada anak oleh United State

Food and Drug Administration sampai saat ini. Upaya melakukan modifikasi gaya

hidup, memperbanyak latihan dan aktivitas fisik seperti renang, dan jogging.

Meskipun tidak ada program pengobatan yang meyakinkan untuk direkomendasikan,

gabungan intervensi gaya hidup sehat menghasilkan penurunan berat badan yang

signifikan [ CITATION Agr15 \l 1057 ].

2.3 Konsep Keluarga Tahap IV

2.3.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan [CITATION Jho10 \l 1057 ].

2.3.2 Ciri-Ciri Keluarga

Menurut [ CITATION Jho10 \l 1057 ] ciri keluarga sebagai berikut:

Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong,

dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran, umumnya dipimpin oleh suami meskipun

proses pemutusan dilakukan secara musyawarah, merupakan satu kesatuan yang utuh,

bertanggung jawab dan berbentuk monogram.

2.3.3 Tugas Keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 39 Tahun 2016, adalah sebagai berikut:

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya

2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.


25

3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarganya.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

2.3.4 Tugas Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga merupakan suatu proses perubahan sistem keluarga

yang terjadi dari waktu ke waktu yang meliputi perubahan interaksi dan hubungan

diantara anggota keluarga. Perkembangan ini melalui beberapa tahap. Pada setiap

tahapan memiliki tugas perkembangan dan resiko atau masalah kesehatan yang

berbeda-beda. Menurut Duvall (1985) dan Mc. Godrick (1989), tahap perkembangan

kehidupan keluarga dapat dibagi menjadi delapan tahap yaitu, Tahap I (Pasangan

Keluarga Baru/ Keluarga Pemula), Tahap II (Keluarga Anak Pertama/ Child

Bearing), Tahap III (Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah), Tahap IV (Keluarga

Dengan Anak Usia Sekolah), Tahap V (Keluarga Dengan Anak Remaja), Tahap VI

(Keluarga dengan Anak Dewasa Muda/ Tahap Pelepasan), Tahap VII (Keluarga Usia

Pertengahan), Tahap VIII (Keluarga Usia Lanjut) [ CITATION Yoh13 \l 1057 ].

Pada bagian ini hanya difokuskan konsep keluarga tahap IV yaitu keluarga

dengan anak usia sekolah. Keluarga pada tahap ini dimulai ketika anak pertama

berusia 6 tahun dan mulai sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun dimana

merupakan awal dari masa remaja. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai

anggota keluarga yang maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Anak-anak

mempunyai kegiatan dan keinginan masing-masing disamping kegiatan-kegiatan

wajib dari sekolah. Demikian pula dengan orang tua mempunyai aktivitas yang
26

berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai tugas

perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan

anak dan memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas

disekolah maupun diluar sekolah.

Tugas perkembangan:

1) Keluarga beradaptasi terhadap pengaruh teman dan sekolah anak

2) Membantu sosioalisasi anak terhadap lingkungan diluar rumah, sekolah, dan

lingkungan yang lebih luas

3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

4) Menyediakan aktivitas untuk anak

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan

anggota keluarga

6) Meningkatkan komunikasi terbuka [ CITATION Yoh13 \l 1057 ].

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Berat Badan Lebih

2.4.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan pengumpulan data analisis informasi

secara sistematis serta berkelajutan mengenai pasien. Pengkajian dimulai dengan

mengumpulkan data dan menempatkan ke dalam format yang terorganisir

[ CITATION Car14 \l 1057 ].


27

2.4.1.1 Data Umum

1) Pekerjaan Kepala Keluarga

Anak yang berasal dari latar belakang keluarga berpendapatan rendah mempunyai

resiko lebih besar untuk mengalami berat badan lebih. Karena mereka tidak pernah

memperhatikan apakah makanan mereka sehat atau tidak, yang terpenting bagi

keluarga kurang mampu adalah mereka bisa makan tanpa memprioritaskan mana

makanan yang sehat. Beberapa anak dari golongan keluarga dengan sosial ekonomi

baik juga mengalami kegemukan. Hal ini karena pola makan dan gaya hidup keluarga

itu yang kurang baik, memberikan akses makanan yang disukai anak tanpa

pembatasan dan banyak tersedia permainan game maupun internet yang membuat

aktivitas fisik kurang [ CITATION Saj15 \l 1057 ].

2) Pendidikan Kepala Keluarga.

Tingkat pendidikan orang tua merupakan gambaran seberapa tinggi pengetahuan

yang dimilki orang tua. Seperti halnya, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki

orang tua tentu sesuai tingkat pendidikan yang diikutinya misalnya pengambilan

keputusan dalam pengetahuan nutrisi dan pemberian sesuai status gizi seimbang

[ CITATION Ard17 \l 1057 ].

3) Tipe Keluarga.

Tipe keluarga pada tahap ini adalah nuclear family (keluarga inti) yakni dengan

prevalensi berat badan lebih dalam kategori kecil sebanyak 11.1% lebih sedikit

dibanding dengan keluarga dengan status gizi normal sebanyak 37.6% [ CITATION

NWi14 \l 1057 ].
28

2.4.1.2 Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga

Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah, tahap ini dimulai saat anak

yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.

Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi

kesempatan anak untuk bersosialisasi, baik aktivitas disekolah maupun diluar sekolah

[ CITATION Har16 \l 1057 ].

Pada kondisi ini akan menimbulkan beberapa dampak yang disebabkan oleh berat

badan lebih. Namun dampak tersebut yang lebih dirasakan apabila terjadi pada anak-

anak karena anak mengalami berat badan lebih maka anak akan berisiko mengalami

penyakit kronis yang dapat menyumbang angka kematian pada anak [ CITATION

Pri16 \l 1057 ]. Sehingga pada kondisi ini tahap perkembangan keluarga masuk

dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2) Tugas perkembangan keluarga.

Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah yaitu keluarga

mempertahankan hubungan yang harmonis, dapat membagi waktu individu dengan

istri dan anak. Keluarga juga dapat menyediakan waktu aktivitas untuk anak dalam

usia perkembangannya [ CITATION Har16 \l 1057 ].

Selain itu, keluarga dalam tugas perkembangan ini biasanya selalu

memperhatikan kondisi kesehatan pada anggota keluarga terutama anak. Namun,

apabila dalam keluarga kurang memperhatikan kesehatan anggota keluarga maka

akan menyebabkan keluarga menuju kesehatan yang tidak baik atau keadaan yang

buruk.
29

2.4.1.3 Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Adanya perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktivitas fisik,

seperti: berangkat kerja atau sekolah dengan naik kendaraan dan kurangnya aktivitas

bermain/berolahraga dan berekreasi dengan teman serta lingkungan rumah atau tidak

memungkinkan anak-anak bermain diluar rumah, menyebabkan anak lebih senang

bermain komputer/games, play station, nonton TV atau video dibanding melakukan

aktivitas fisik atau olahraga [ CITATION FNu11 \l 1057 ].

2) Karakteristik tetangga dan komunitas

Faktanya terjadinya berat badan lebih di masyarakat semakin luas dan semakin

mengkhawatirkan terutama pada keluarga dengan anak yang mengalami berat badan

lebih. Pasalnya pada masyarakat dengan anak berat badan lebih beranggapan bahwa

anak dengan postur tubuh gemuk sangat lucu dan sehat. Sehingga dari anggapan

tersebut masyarakat lebih memperbanyak makanan dengan tinggi kalori dan makanan

cepat saji dalam menunjang pemenuhan nutrisi pada anak. Selain itu, budaya yang

diserap pada kebiasaan konsumsi makanan juga akan berdampak pada kesehatan

tubuh [ CITATION Ade12 \l 1057 ].

2.4.1.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga meliputi, pola komunikasi , struktur kekuatan, struktur

peran, dan struktur nilai atau norma keluarga.

1) Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi

ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota
30

keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti. Kurangnya pengawasan

dan keterbatasan waktu pertemuan orang tua dengan anak karena pekerjaan, anak

lebih banyak berada disekolah sehingga pengawasan atau kontrol perilaku anak

serta pola komunikasinya semakin berkurang (Hesketh et al, 2005) dalam

[ CITATION ELe10 \l 1057 ].

2) Struktur kekuatan keluarga

Menjelaskan bagaimana keluarga mempengaruhi dan mengendalikan anggota

keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan untuk

penurunan berat badan. Misalnya, kekuatan yang didapat dari seorang ibu

mungkin disadari sebagai seseorang yang memberikan dukungan emosi yang

hanya bisa diterima anaknya atau seorang suami merupakan satu-satunya yang

memberikan dukungan keuangan.

3) Struktur peran

Strukur peran keluarga menggambarkan peran masing-masing anggota dalam

keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan

informal.Penyebab kurangnya kontrol perilaku anak dan adanya perbedaan antara

pengetahuan dan perilaku orang tua terkait dengan upaya (perilaku) pencegahan

berat badan lebih seringkali tidak konsisten. Sehingga peran orang tua dalam

struktur keluarga tidak berjalan dengan baik. (Hesketh et al, 2005) dalam

[ CITATION ELe10 \l 1057 ].


31

4) Struktur nilai atau norma keluarga.

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang berhubungan dengan kesehatan dan

sesuai dengan nilai dan norma pada prinsip keluarga serta masyarakat

[ CITATION Har16 \l 1057 ].

2.4.1.5 Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.

Dalam memberikan asupan makan dan membagi waktu bersama kepada anaknya

orang tua bisa memperhatikan dan memberi nasehat mengenai makanan-makanan

yang baik dikonsumsi untuk anak (Sutikno, 2011 : Soentjiningsih, 2012) dalam

[ CITATION ZAG16 \l 1057 ].

2) Fungsi Sosialisasi

Tugas kesehatan yang dilakukan oleh keluarga salah satunya membantu

perawatan kepada anggota keluarga yang mengalami sakit. Sehingga apabila

dalam satu keluarga ada yang mengalami berat badan lebih maka anggota

keluarga dapat membantu dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gizi

lebih. Menurut penelitian (Khasanah, 2012) dalam [ CITATION ZAG16 \l 1057 ]

dikatakan bahwa ada pola asuh yang baik memiliki kaitan erat dengan status gizi

anak karena orang tua akan memberikan perlindungan, pendidikan dan merawat

anaknya dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi akan

pentingnya peran keluarga bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain tiu,
32

tingkat pendidikan orang tua dapat menunjang berbagai macam pengetahuan

mengenai informasi gizi yang dibutuhkan anak.

3) Fungsi Reproduksi

Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk

keberlangsungan hidup masyarakat. Berat badan lebih ada hubungannya dengan

faktor keturunan yaitu apabila kedua orang tua memiliki riwayat gizi lebih maka

anak juga aka mengalami gizi lebih [ CITATION Ade12 \l 1057 ].

4) Fungsi Ekonomi

Fungsi keluarga untuk memnuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat

untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan

dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga. Keluarga dengan ekonomi rendah

makan akan menyebabkan pola makan seadanya dan tanpa mementingkan itu

sehat atau memenuhi syarat status gizi seimbang [ CITATION Mer16 \l 1057 ].

5) Fungsi Perawatan Kesehatan

Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas perawatan kesehatan keluarga

meliputi :

a) Kemampuan mengenal masalah.

(1) Kemampuan keluarga mengenal tanda, gejala dan faktor penyebab dari

berat badan lebih.

Pada kemampuan banyak keluarga belum mengetahui tanda, gejala dan

faktor penyebab dari berat badan lebih. Masyarakat beranggapan bahwa

berat badan lebih pada anak itu sehat, menggemaskan dan menunjukkan

status kesehatan yang baik.


33

(2) Sumber yang diperoleh dari keluarga.

b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan yang tepat.

(1) Masalah kesehatan dirasakan keluarga atau tidak.

(2) Pengetahuan keluarga tentang sifat dan luasnya masalah kesehatan.

(3) Persepsi keluarga terhadap masalah berat badan lebih.

(4) Tindakan keluarga yang dilakukan kepada salah satu anggota keluarga

yang mengalami berat badan lebih.

c) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit.

(1) Pola nutrisi

(a)Makanan

Terdapat beberapa makanan yang menjadi faktor penyebab berat badan

lebih, seperti membiasakan anak-anak dengan makanan cepat saji atau

bahkan fast food sehingga sebagian anak-anak menyukai makanan

tersebut. Padahal pada makanan tersebut mengandung gizi yang

kurang di didalamnya lebih banyak mengandung gula dan lemak yang

dapat mengakibatkan berat badan lebih [ CITATION Ade12 \l 1057 ].

b) Minuman

Hampir sama dengan kandungan makanan cepat saji. Pada minuman

instan banyak digemari oleh anak-anak terutama minuman yang

nengandung banyak gula dan pemanis buatan. Padahal diketahui

bahwa minuman yang mengandung gula berlebih makan akan

menyebabkan berat badan lebih [ CITATION Ade12 \l 1057 ].


34

(2) Pola aktivitas atau latihan dan rekreasi.

Pada anak dengan berat badan lebih banyak ditemukan bahwa salah satu

faktor tersebut akibat dari kurangnya aktivitas. Pada jaman anak-anak

sekarang apabila dalam waktu senggang atau ingin bermain tidak

melakukan permainan seperti aktivitas yang mengeluarkan energi

melainkan lebih menekankan permainan elektronik misal game online dan

sebagainya [ CITATION Agr15 \l 1057 ].

(3) Pola tidur dan istirahat.

Berat badan lebih juga dapat berpengaruh terhadap pola tidur dan istirahat.

Pada anak yang mengalami berat badan lebih biasanya mengalami

gangguan pernapasan saat tidur seperti mengorok (snoring). Selain itu,

kebiasaan pola istirahat dan tidur tidak teratur sehingga menyebabkan

gangguan metabolisme tubuh dan berdampak pada berat badan lebih

[ CITATION Ade12 \l 1057 ].

(4) Pola penggunaan obat.

Pada beberapa kasus ada beberapa obat biasanya menimbulkan efek

penambah nafsu makan seperti insulin dan antibiotik bahkan beberapa

efek membuat berat badan bertambah sehingga tanpa disadari anak

tersebut mengalami berat badan lebih. Selain itu, pada orang tua yang

khawatir dalam pemenuhan nutrisi biasanya memberikan penambah nafsu

makan secara terus menerus dapat menimbulkan efek berat badan lebih

(Nurmalina, 2011).
35

(5) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

(a) Pengetahuan tentang kondisi darurat dari berat badan lebih.

Berat badan lebih dapat menimbulkan beberapa efek penyakit salah

satunya terjadinya sesak nafas bahkan anak dapat pingsan saat

beraktivitas.

(b) Pengetahuan tentang penanganan darurat dari berat badan lebih.

Dalam menangani keadaan sesak nafas secara tiba-tiba yang terjadi

pada anak berat badan lebih dapat memposisikan anak untuk setengah

duduk saat tidur. Selain itu, pada kondisi anak yang mengalami

kelelahan bahkan pingsan saat beraktivitas maka dapat dilakukan

dengan memberikan minyak angin dan mengatur pola makan serta

melatih aktivitas secara bertahap.

c) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang menunjang

kesehatan

Biasanya keluarga memenuhi segala kebutuhan terutama memelihara

lingkungan yang dapat menunjang kebersihan, mencegah terjadinya

penyakit dan penyebarannya serta meningkatkan pengetahuan dalam

kesehatan terutama nutrisi pada anggota keluarga. Namun, beberapa

keluarga ada yang kurang berfungsi dengan baik dalam melakukan

tugas sehingga banyak keluarga yang kurang tahu akan tugas keluarga

[ CITATION Agr15 \l 1057 ].


36

d) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Anggota keluarga terkait anaknya yang mengalami obesitas oleh pihak

sekolah dapat disampaikan orang tua jika ditemukan status gizi

gemuk/obesitas maka dianjurkan rujuk puskesmas untuk pemeriksaan

lebih lanjut (Kemenkes, 2012).

2.4.1.6 Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Riwayat kesehatan keluarga.

Dapat dikaji dalam keluarga keluarga terdapat generasi yang mengalami berat

badan lebih yang dipengaruhi oleh faktor genetik/keturunan.

2) Riwayat penyakit keluarga sebelumnya.

Dilihat dari riwayat obesitas menunjukkan bahwa anak yang mengalami berat

badan lebih memiliki ayah gemuk sebanyak 6.6%, ibu gemuk 2.9% kedua orang

tua gemuk 3.7% dan sisanya nenek/kakek atau saudara kandung yang gemuk

[ CITATION NWi14 \l 1057 ]. Adanya faktor perilaku pola makan yang tidak

sehat ditambah dengan konsumsi serat (buah dan sayur) tidak mencukupi, fisik

yang tidak aktif, dan merokok [ CITATION Rat11 \l 1057 ].

3) Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik pada salah satu anggota keluarga yang mengalami obesitas

dapat dilakukan seperti :

a) Keadaan umum

Ditemukan postur tubuh yang baik sedikit kurang bersemangat, kurang

beraktivitas, serta tampilan badan terlihat gemuk. Selain itu, terdapat rambut

dibagian wajah berlebih [ CITATION Agr15 \l 1057 ].


37

b) Sistem integument.

Keadaan sistem integumen pada anak berat badan lebih biasanya mengalami

tonus otot yang tidak seimbang, banyaknya timbunan lemak di jaringan

subkutan atau jaringan adiposa. Adanya toleransi terhadap dingin dan kulit

kering [ CITATION Agr15 \l 1057 ].

c) Sistem pernapasan.

Pada sistem pernapasan biasanya dijumpai dengan napas dangkal dan cepat.

Hal ini disebabkan karena banyaknya timbunan lemak yang menyebabkan

kebutuhan oksigen tubuh tidak tersalur dengan baik [ CITATION Agr15 \l

1057 ].

d) Sistem kardiovaskuler.

Pada sistem kardiovaskuler ini tidak secara pasti dapat dilihat. Namun,

beberapa hal dapat dikategorikan bahwa proses pompa jantung lebih kuat dari

biasanya karena banyaknya timbunan lemak yang mempengaruhi dalam

proses pematangan organ terutama jantung. Kondisi seperti ini dapat

membawa anak mengalami hipertensi.

e) Sistem pencernaan.

Pada sistem pencernaan biasanya pada anak berat badan lebih mengalami rasa

kenyang yang singkat dan rasa lapar yang berkepanjangan. Selain itu, di

bagian gigi biasanya terdapat beberapa komplikasi pada gigi yang

menyebabkan karies gigi. Berat badan lebih pada anak menyebabkan adanya

lipatan lemak di jaringan subkutan pada area perut. Sehingga dalam keadaan

ini bising usus sulit diukur bahkan sulit didengar. Selain itu, anak juga dapat
38

mengalami konstipasi dan muntah akibat suplai makanan yang tidak seimbang

dengan proses metabolisme [ CITATION Mer16 \l 1057 ].

f) Sistem neurosensori.

Dalam keadaan ini biasanya sistem neurosensori didapatkan data kesadaran

penuh (compos mentis), gangguan penglihatan, sakit kepala atau bahkan dapat

mengalami kejang dan infeksi.

g) Sistem musculoskeletal.

Pada kedua tungkai berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam

saling menempel dan bergesekan. Serta cenderung berisiko mengalami

gangguan tulang pada kaki yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu

tergelincirnya tulang paha yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau

tergelincirnya lutut. Disamping itu dapat juga mengakibatkan kelainan pada

tulang sendi seperti kaki pengkor kearah dalam [ CITATION Agr15 \l 1057 ].

h) Sistem genitourinary.

Obesitas akan mengalami penurunan dan penyusutan sistem organ yang lebih

cepat, termasuk juga masalah impotensi dan infertilitas dan hal-hal lainnya

yang dikira orang tidak ada hubungannya langsung dengan obesitas

[ CITATION Agr15 \l 1057 ].

2.4.1.7 Stres dan Koping Keluarga

Stress jangka pendek merupakan stresor yang dialami keluarga dan

memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan. Stresor jangka panjang

merupakan stresor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih

dari 6 bulan. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor menjelaskan bagaimana


39

keluarga berespon terhadap stresor yang ada. Strategi koping yang digunakan

menjelaskan tentang strategi koping (mekanisme pembelaan) terhadap stresor yang

ada.

Pikiran secara tidak langsung juga tidak dapat mempengaruhi pada status

nutrisi. Namun, dalam hal ini ada beberapa anak tidak mengalami stress atau koping

yang dialami karena pada usia tersebut anak hanya mengerti konsep bermain dan

belajar hal baru. Akan tetapi pikiran yang buruk pada orang tua juga dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak utamanya dalam

pemenuhan nutrisi. Dimana apabila kedua orang tua mengalami stres yang tidak

terkontrol akan berakibat fatal pada pemenuhan nutrisi pada anak tidak terkontrol

bahkan tidak memikirkan pemenuhan nutrisi anak.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Dari analisa masalah berat badan lebih dapat dirumuskan diagnosa keperawatan

menurut (PPNI, 2017) yaitu berat badan lebih berhubungan dengan kurang aktivitas

harian, kelebihan konsumsi gula, gangguan kebiasaan makan, sering mengemil,

sering memakan makanan berminyak/berlemak, faktor keturunan (misal distribusi

jaringan adipose, pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid,

liposis), dengan batasan karakteristik didasarkan pada Standar Indeks Massa Tubuh

menurut Umur (IMT/U) Anak Umur 5-18 tahun.

2.4.3 Perencanaan

Perencanaan asuhan keperawatan merupakan metode komunikasi tentang

asuhan keperawatan pada pasien. Rencana asuhankeperawatan yang akan disusun

harus mempunyai bebrapa komponen, yaitu prioritas masalah, kriteria hasil, rencana
40

intervensi, dan pendokumentasian. Komponen-komponen tersebut sangat membantu

dalam proses evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan yang telah di

implementasikan [ CITATION Nur09 \l 1057 ].

Sebelum menyusun intervensi, perlu merumuskan tujuan untuk masing-masing

diagnosa. Rumusan tujuan keperawatan harus SMART yaitu specific (rumusan tujuan

harus jelas), measurable (dapat diukur), achievable (dapat dicapai, ditetapkan

bersama klien), realistic (dapat tercapai dan nyata) dan timing (harus ada target

waktu). Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah merumuskan kriteria

hasil. Dalam penyusunan kriteria hasil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

diantaranya, kriteria hasil terkait dengan tujuan, bersifat khusus dan konkret. Selain

itu, hasilnya dapat dilihat, didengar dan diukur oleh orang lain [ CITATION Asm09 \l

1057 ].

Diagnosa : Berat badan lebih berhubungan dengan kurang aktivitas harian,

kelebihan konsumsi gula, gangguan kebiasaan makan, sering mengemil, sering

memakan makanan berminyak/berlemak, faktor keturunan (misal distribusi jaringan

adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, liposis).

Tujuan dan Kriteria Hasil:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama minimal 5 kali kunjungan dalam 2

minggu diharapkan keluarga mampu meningkatkan pengetahuan dan menyetujui

langkah-langkah yang sudah ditetapkan.

1) Keluarga mampu mengenal dan memahami masalah nutrisi pada anak yang

mengalami berat badan lebih dengan kriteria hasil :


41

a) Keluarga mampu menjelaskan pengertian, penyebab, dampak, serta

penatalaksanaan berat badan lebih

b) Keluarga memberikan respon bertanya tentang penjelasan masalah nutrisi

pada anak dengan berat badan lebih yang belum mengerti

Intervensi :

(1) Identifikasi tingkat pengetahuan anggota keluarga mengenai masalah nutrisi

dan berat badan lebih [ CITATION Glo16 \l 1057 ].

Rasional : Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga mengenai masalah

nutrisi dan berat badan lebih dengan menanyakan frekuensi makan, porsi

makan serta pengetahuan tentang berat badan lebih dengan metode tanya

jawab [ CITATION Mar15 \l 1057 ].

(2) Informasikan pada keluarga mengenai pandangan-pandangan atau solusi

alternatif dengan cara yang jelas dan mendukung [ CITATION Glo16 \l

1057 ]

Rasional : Menginformasikan kepada klien mengenai solusi penyakit dan

membantu klien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian. Kerugian dari

berat badan lebih lebih dominan yaitu dapat menyebabkan masalah kesehatan

jantung, hipertensi, masalah persendian, diabetes mellitus, dan gangguan

hormonal [ CITATION Kur17 \l 1057 ]. Dilakukan pada kunjungan pertama

menggunakan media video pengalaman dan leaflet.

2) Keluarga dapat mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat dengan

kriteria hasil :
42

a) Keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam menangani masalah

nutrisi pada anggota keluarga (anak) yang mengalami berat badan lebih

Intervensi :

(1) Identifikasi pemahaman keluarga mengenai pola makan, serta kemampuan

keluarga dalam mempertahankan asupan nutrisi pada anak.

Rasional : Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga dalam memberikan

asupan nutrisi pada anak. Mengidentifikasi pemahaman keluarga mengenai

pola makan serta kemampuan keluarga dalam mempertahankan nutrisi pada

anaknya dilakukan saat kunjungan kedua, metode yang digunakan tanya

jawab [ CITATION Mar15 \l 1057 ].

(2) Diskusikan kemungkinan penyebab kenaikan berat badan pada anak

Rasional : Mengetahui penyebab kenaikan berat badan pada anak dapat

membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya. Mendiskusikan

kemungkinan penyebab kenaikan berat badan pada anak dengan cara

menanyakan pada keluarga penyebab kenaikan berat badan anaknya.

Dilakukan pada kunjungan kedua dengan metode tanya jawab

(3) Diskusikan serta ajarkan kepada keluarga mengenai upaya-upaya untuk

mengurangi porsi asupan makan secara bertahap [ CITATION Kem121 \l

1057 ]

Rasional : Asupan makan berlebih membuat sistem tubuh tidak seimbang dan

dapat memicu masalah kesehatan yang serius. Mendiskusikan serta

mengajarkan keluarga mengenai mengenai upaya-upaya untuk mengurangi


43

porsi asupan makan dengan cara memberikan menu makan seimbang sesuai

dengan usianya [ CITATION Kem121 \l 1057 ].

(4) Diskusikan serta ajarkan kepada keluarga mengenai minum air putih dahulu

sebelum makan.

Rasional : Air memiliki kandungan nol kalori, sehingga minum segelas air

hangat saat perut kosong dapat membuat perut terasa kenyang. Hal tersebut

dapat membantu tubuh untuk meningkatkan metabolisme dan membakar

kalori lebih cepat sehingga dianjurkan pada anak untuk program menurunkan

berat badan. Serta mendiskusikan serta mengajarkan kepada keluarga

mengenai minum air putih terlebih dahulu sebelum makan dengan cara

menyediakan air putih dahulu sebelum makan. Dilakukan pada kunjungan

kedua dengan metode tanya jawab.

(5) Diskusikan serta jelaskan kebutuhan nutrisi apa saja yang harus dipenuhi

keluarga untuk anak dengan berat badan lebih [ CITATION Glo16 \l 1057 ].

Rasional : Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai kebutuhan nutrisi

pada anak yang harus dipenuhi oleh keluarga sehingga kebutuhan anak

terpenuhi. Mendiskusikan serta menjelaskan kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan anak dengan cara menanyakan kepada keluarga tentang usia anak,

tinggi badan serta berat badan dan mengukur status gizinya menggunakan

penilaian antropometri. Dan menjelaskan hasil penilaian tersebut serta

menjelaskan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. Dilakukan pada

kunjungan kedua dengan metode tanya jawab agar keluarga mengetahui


44

mengenai status gizi anak melalui penilaian antropometri [ CITATION

Kem121 \l 1057 ].

(6) Diskusikan serta beritahu keluarga untuk membatasi anak dalam hal makanan

yang mengandung banyak gula, berminyak dan fast food seperti mie instan,

junk food dan minum dalam kemasan.

Rasional : Tingginya tingkat gula dan lemak dalam makanan cepat saji

membuat metabolisme tidak terkendali, ketika makan gula halus, pankreas

mengeluarkan insulin dalam jumlah yang tinggi untuk mencegah lonjakan

berbahaya dalam kadar gula darah karena makanan cepat saji dan junk food

tidak mengandung jumlah protein dan karbohidrat yang cukup dan baik

[ CITATION Win13 \l 1057 ]. Membantu mengurangi konsumsi makanan

yang tidak bergizi dan berpengawet. Mendiskusikan dan memberitahu

keluarga untuk membatasi makanan ringan yang dikonsumsi oleh anak

dengan cara menjelaskan efek dari makanan banyak gula, berminyak dan fast

food misalnya mie instan, junk food, dan minuman dalam kemasan dengan

bahan pengawet dan gizi yang rendah. Dilakukan pada kunjungan kedua

dengan metode tanya jawab.

3) Keluarga dapat memberikan perawatan yang tepat dalam pencegahan masalah

nutrisi pada anak berat badan lebih dengan kriteria hasil :

a) Keluarga dapat menyediakan menu makan yang sehat

b) Keluarga dapat memantau pola makan pada anak yang mengalami berat badan

lebih
45

Intervensi :

(1) Lakukan pengukuran antropometri dengan mengukur berat badan dan tinggi

badan pada anak seminggu sekali [ CITATION Glo16 \l 1057 ].

Rasional : Mengetahui perubahan berat badan pada anak sebelum dan sesudah

diberikan tindakan. Melakukan pengukuran antropometri rutin pada awal

kunjungan seminggu setelah kunjungan pertama dan akhir dari kunjungan

dengan mengukur TB dan BB yang dapat digunakan sebagai data anak

mengalami berat badan lebih. Penilaian antropometri bisa menggunakan

rumus Z-score. Keluarga dianjurkan untuk mengukur berat badan anak sendiri

maupun dapat dilakukan saat disekolah dengan petugas UKS (Kemenkes,

2010).

(2) Anjurkan dan ajarkan keluarga untuk memberikan bekal makanan anak saat

disekolah.

Rasional : Makanan bekal dapat menjadi tambahan makan pagi anak sebagai

kebutuhan gizi anak yang meningkat selama masa pertumbuhan. Selain itu

membawa bekal sendiri juga bisa menghindarkan penggunaan zat kimia

berbahaya dalam makanan jajanan seperti pewarna, penyedap rasa dan

pengawet yang perlu diwaspadai [ CITATION WDN18 \l 1057 ]. Menurut

(Karomah, 2013) dalam [ CITATION WDN18 \l 1057 ] kebiasaan membawa

bekal merupakan salah satu faktor pemudah yang mendorong terwujudnya

pemilihan makanan jajanan yang baik dan sebagai salah satu upaya mencegah
46

berat badan lebih pada anak. Menganjurkan dan mengajarkan keluarga untuk

memberikan bekal makan anak saat disekolah dengan memberikan contoh

menu makan yang baik serta menarik dengan gambar-gambar lucu. Bertujuan

untuk mengurangi kebiasaan anak jajan disekolah dengan bahan yang tidak

sehat, berpengawet dan dengan pemanis buatan. Dilakukan pada kunjungan

ketiga dengan metode tanya jawab.

(3) Anjurkan dan ajarkan keluarga untuk memberikan selang waktu makan pada

anak [ CITATION Glo16 \l 1057 ].

Rasional : Meningkatkan pola makan yang baik dan teratur sesuai dengan diit

yang dilakukan. Menganjurkan dan mengajarkan keluarga untuk memberikan

selang waktu makan anak dengan membuat jadwal harian. Dengan adanya

jadwal harian, anak dapat mencapai target berat badan ideal menurut usianya.

Dilakukan pada kunjungan ketiga dengan metode tanya jawab.

(4) Anjurkan dan ajak serta keluarga untuk bermain atau melakukan aktivitas

fisik dengan anak [ CITATION Kem121 \l 1057 ].

Rasional : Meningkatkan aktivitas fisik pada anak yang bermanfaat untuk

mendapatkan kondisi tubuh yang sehat juga bermanfaat untuk kesehatan

mental, hiburan dalam mencegah stres. Menganjurkan keluarga untuk

mengajak bermain/beraktivitas anak dengan aktivitas fisik seperti jalan kaki

20-30 menit per hari, bersepeda atau bisa dengan aktivitas lain seperti

berenang seminggu dua atau tiga kali. Dengan berjalan kaki, dapat

mengurangi pertambahan berat badan melalui peningkatan pengeluaran energi

dan memiliki efek yang menguntungkan terhadap status kardiovaskular,


47

mengurangi tingkat lemak tubuh dan kolesterol total, meningkatkan massa

tubuh tanpa lemak dan highdensitylipoprotein (HDL), dan meningkatkan

psikologis kesejahteraan [ CITATION Rat11 \l 1057 ]. Dilakukan pada

kunjungan ketiga dengan metode tanya jawab.

4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan fisik, psikis dan sosial yang

menunjang kesehatan bagi anggota keluarga yang mengalami berat badan lebih

dengan kriteria hasil :

a) Keluarga dapat mengurangi terjadinya stress dan konflik pada keluarga yang

dapat memperburuk kondisi rumah

b) Keluarga dapat menjaga kebersihan rumah terutama peralatan makan

Intervensi :

(1) Ajarkan keluarga untuk menetapkan strategi dalam mengatasi stres yang

berdampak pada perubahan pola makan [ CITATION Glo16 \l 1057 ].

Rasional : Suasana dalam rumah juga mempengaruhi nafsu makan anak,

apabila hubungan komunikasi anggota keluarga tidak terjaga dengan baik

kemungkinan juga berdampak pada pola makan anak. Mengajarkan keluarga

untuk menetapkan strategi dalam mengatasi stress yang berdampak pada

perubahan pola makan dengan cara memberitahu keluarga untuk menghindari

konflik yang dapat membawa dampak menuju pengabaian pemberian

makanan yang seimbang pada anak. Dilakukan pada kunjungan keempat

dengan metode tanya jawab.

(2) Anjurkan serta ajarkan keluarga untuk meningkatkan motivasi dalam

perubahan gaya hidup sehat [ CITATION Kem121 \l 1057 ].


48

Rasional : Perubahan gaya hidup sehat dengan kebiasaan yang sehat dan

istirahat yang cukup dapat memperpanjang kesempatan hidup lebih lama.

Menganjurkan serta mengajarkan keluarga untuk mengubah perilaku pola

hidup kurang sehat dengan rutin berolahraga seperti jalan kaki 30 menit,

bersepeda dan istirahat yang cukup. Dilakukan pada kunjungan keempat

dengan metode tanya jawab.

(3) Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan lahan rumah atau lahan yang kosong

untuk menanam sayuran organik sendiri.

Rasional : Dengan menanam bahan makanan sendiri dapat memastikan

kualitas makanan yang akan dikonsumsi dan akan menghemat perekonomian

keluarga tentunya. Menganjurkan keluarga untuk memanfaatkan halaman

rumah atau lahan yang kosong untuk menanam sayuran organik sendiri

dengan cara memberikan bibit sayuran kepada keluarga untuk ditanam

ataupun bila keluarga tidak memiliki lahan kosong dapat menggunakan bahan

plastik polybag. Dilakukan pada kunjungan keempat dengan metode tanya

jawab.

(4) Jelaskan kepada keluarga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah

[ CITATION Kem121 \l 1057 ].

Rasional : Kebersihan lingkungan rumah akan meningkatkan meningkatkan

kesehatan anggota keluarga. Menjelaskan keluarga untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan rumah dengan cara memberitahu untuk selalu

menyapu, merapikan rumah serta membuang sampah setiap hari pada tempat
49

yang telah disediakan. Dilakukan pada kunjungan keempat dengan metode

tanya jawab.

5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan kriteria hasil :

a) Keluarga sering bertanya tentang standar gizi bagi anggota keluarga

b) Keluarga sering melakukan kontrol rujukan rutin ke Puskesmas/Rumah Sakit

c) Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan apabila ada keluhan

Intervensi :

(1) Diskusikan upaya rujukan pada kondisi yang ditetapkan [ CITATION

Kem121 \l 1057 ].

Rasional : Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan membantu keluarga

mengetahui dan mencegah terjadinya masalah kesehatan. Sistem rujukan

diaktifkan apabila timbul dampak penyerta dari upaya mengatasi obesitas

yang telah ditetapkan bersama seperti, dehidrasi, hipotensi, hipoglikemi dan

lain-lain. Dilakukan pada kunjungan kelima dengan metode tanya jawab.

(2) Anjurkan keluarga untuk membawa anak ke pelayanan kesehatan apabila ada

keluhan [ CITATION Glo16 \l 1057 ].

Rasional : Mencegah terjadinya komplikasi lain dari masalah kesehatan pada

anak. Menganjurkan keluarga untuk membawa anak ke pelayanan kesehatan

seperti Puskesmas/Rumah Sakit untuk kontrol rutin dan apabila ada keluhan

dengan cara mencatat tanggal dilaksanakannya kegiatan di daerah tersebut.

Dilakukan pada kunjungan kelima dengan metode tanya jawab.

(3) Diskusikan pemanfaatan kegiatan antara fasilitas kesehatan dan sekolah dalam

upaya screening kesehatan [ CITATION Glo16 \l 1057 ].


50

Rasional : Screening kesehatan bermanfaat dalam deteksi berat badan lebih,

saran penatalaksanaan di keluarga dan pemantauan yang memenuhi indikasi.

Dilakukan pada kunjungan kelima dengan metode tanya jawab.

(4) Lakukan evaluasi pemahaman keluarga tentang penjelasan yang telah

diberikan.

Rasional : Mengetahui tingkat pemahaman keluarga mengenai apa yang telah

dijelaskan sudah mengerti atau belum. Mengevaluasi pemahaman keluarga

tentang apa yang telah dijelaskan dengan cara menanyakan kembali apa yang

telah disampaikan. Dilakukan pada kunjungan kelima dengan metode tanya

jawab.

Anda mungkin juga menyukai