4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data
Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo bertempat di
gendung lantai tiga sebelah selatan gedung ICU RSUD Dr.
Harjono Ponorogo yang beralamat di Jalan Raya Ponorogo Pacitan,
Kabupaten Ponorogo, Propinsi Jawa Timur.
a. Ruang Perawatan
Ruang mawar merupakan ruang kelas 3 memiliki 5
ruang untuk rawat inap yaitu A, B, C, D, dan Isolas. Dimana
ruang A dan B diperuntukan untuk pasien laki-laki kapasitas 12
bed, sedangkan ruang C dan D diperuntukan untuk pasien
perempuan terdapat 12 bed per ruang, dan ruang Isolasi terletak
diantara ruang A dan B dengan kapasitas 5 bed. Jika pasien
mengalami overload akan dirawat di lorong ruangan.
b. Ruang Diskusi
Ruang diskusi berada di ruangan perawatan. Terdapat 2
ruang diskusi digunakan untuk berdiskusi atau membahas kasus
yang terjadi pada pasien oleh tim medis, para medis, dan para
mahasiswa baik bidang kedokteran, keperawatan maupun
kebidanan yang sedang melakukan praktik klinik di ruang
Mamar RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
e. Jumlah Perawat
Jumlah tenaga perawat adalah orang dengan klasifikasi
pendidikan Diploma III dan Profesi Ners dan Tenaga
administrasi. Adapun struktur organisasi di Ruang Mawar Dr.
Harjono Ponorogo adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL DIRUANG MAWAR
Kepala Ruang
Katim II
Katim I
Siti Rusmandiah, Amd.Kep
Wiyono, S.Kep
Perawat Associate
Perawat Associate
1. Suwarningsih
1. Theresia Eva, 2. Umi Qolisatul M,
S.Kep.Ns Amd.Kep
2. Sujoni,AMK 3. Wahid Haris,
S.Kep.Ns
3. Heru Prayetno,
4. Sri Andriani,
Amd.Kep S.Kep.Ns
4. Yogi Suprayetno, 5. Sidik
Amd.Kep Gunarno,S.Kep.Ns
5. Siska Eli, Amd.Kep 6. Reza Alfhatoni,
6. Haniatul M, S.Kep.Ns
7. Zainatul
Amd.Kep
Fiana,Amd.Kep
7. Dewi Oktaviani,
Amd.Kep
Pasien Pasien
Wiwik Widiyati,S.Kep.Ns.,MPH
Administrasi
Kepala Ruang
Didik Harianto
Moh. Tarom, S.Kep.Ns
Evi Yulianawati
Katim I Katim II
Perawat Associate
Perawat Associate
1. Theresia Eva, 1. Suwarningsih
S.Kep.Ns 2. Umi Qolisatul M,
2. Sujoni,AMK Amd.Kep
3. Heru Prayetno, 3.Wahid Haris,
Amd.Kep S.Kep.Ns
4. Yogi Suprayetno, 4.Sri Andriani, S.Kep.Ns
Amd.Kep 6. Sidik
5. Siska Eli, Amd.Kep Gunarno,S.Kep.Ns
6. Haniatul M, 7. Reza Alfhatoni,
Amd.Kep S.Kep.Ns
7. Dewi Oktaviani, 8. Zainatul
Amd.Kep Fiana,Amd.Kep
2) Keluhan Utama
Klien mengatakan badanya lemas
b. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan badannya lemas, tidak nafsu makan,
mula dan muntah, hanya sedikit habis 1⁄4 porsi nasi bubur
bubur, tahu, tempe, sayur dan pepaya. Tidak ada masalah dalam
kemampuan menelan dan mengunyah. BB : 46,5 kg, TB
𝐵𝐵 46,5 46,5
:160 cm, IMT: = 1,6 𝑋 1,6 = 2,56 = 18,2 (kurus). Pola asupan
𝑇𝐵2
cairan yang masuk antara lain Nacl : 1500 ml/ 24 jam, air putih
: 600 ml / 24 jam dan teh 150 ml/24 jam, jumlah : Nacl + air
putih + teh = 2250 ml / 24 jam sedangkan cairan keluar Urine :
1500 cc/ 24 jam IWL (Insensible Water Loss) 15 x BB/ 24 jam
= 15 x 46,5 / 24 jam = 697,5/ 24 jam. Penilaian Status Cairan
(balance cairan) : Intake – Output =2250 – (1500+679,5)=2150
– 2.197,5 = 52,5cc/24 jam.
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien lemah, kesadaran composmentis,
tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 74x/menit, suhu: 35,5ºC,
respirasi : 20 x /menit, BB 46,5 kg, TB 160 cm, GCS: E: 4, M :5,
V:6, tugor kulit sedang, mukosa bibir pucat dan kering,
konjungtiva anemis dan tidak ada edema dan lesi.
4.2.Pembahsan
Dalam BAB IV ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Setelah asuhan keperawatan
kepada 1 klien selama 7 hari, maka penulis dapat menganalisis beberapa
kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus, yang akan dibahas dengan
sistematika 5 proses keperawatan, yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi.
4.2.1. Pengkajian
1) Identitas
Dari data diatas ada kesesuaian antara teori dan fakta hal tersebut
dijelaskan bahwa umur merupakan faktor utama terjadinya kenaikan
angaka penderita Diabetes Mellitus karena manusia mengalami
penurunan fisiologis, anatomis dan biokimia yang secara dramatis
menurun dengan cepat pada usia diatas 30 tahun. Penurunan ini yang
akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin. Pada diabetes terjadi kekurangan insulin
berakibat pada gangguan tiga metabolisme yaitu menurunkan
pengunaan glukosa, meningkatnya mobilisasi lemak dan meningkatnya
penggunaan protein.
Dari data diatas ada kesesuaian antara kedua teori tersebut dengan
kasus ini bahwa dalam kasus ini partisipannya adalah perempuan
karena perempuan lebih beresiko mengidap diabetes, karena
mengalami sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrome), pasca
menopause yang membuat distribusi lemak-lemak tubuh menjadi
mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut Estrogen pada
dasarnya berfungsi untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dan
meningkatkan penyimpanan lemak, serta progesteron yang berfungsi
menormalkan kadar gula darah dan membantu menggunakan lemak
sebagai energi.
2) Keluhan
Pasien mengeluh badannya lemas. Menurut teori Kelemahan tubuh
terjadi akibat penurunan produksi energi metabolik yang dilakukan
oleh sel melalui proses metabolik yang dilakukan oleh sel melalui
proses glikolisis tidak dapat berlangsung secara optimal (Riyadi &
Sukarmin, 2013).
Dari data diatas ada kesesuaian antara teori dan fakta yaitu keluhan
utama penderita diabetes mellitus adalah mengeluh lemas karena
penurunan produksi energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui
proses metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis
tidak dapat berlangsung secara optimal.
Dari data diatas ada kesesuaian antara teori dan fakta hal
tersebut dijelaskan bahwa faktor keturunan akan mempunyai 15%
menderita DM karena mempunyai DNA dan genetik dari orang
tuannya, sehingga pada anaknya penyakit tersebut bisa diturunkan dari
DNA. Karena kelainan gen yang dapat mengakibatkan tubuhnya tak
dapat menghasilkan insulin dengan baik akan disampaikan
informasinya pada keturunan.
4) Pola Nutrisi
a. Domain 2 : NUTRITION
A (Antropometri) : BB biasanya 50 an dan BB sekarang 46,5kg,
𝐵𝐵 46,5 46,5
TB : 160 cm ,IMT: = 1,6 𝑋 1,6 = 2,56 = 18,2 (kurus)
𝑇𝐵2
Berdasarkan data diatas antara teori dan fakta ada kesesuaian yaitu
pada saat pengkajian pasien kadar gula darah pasien 350 mg/dl
sedangkan menurut teori test gula darah acak adalah > 200 mg/dl.
Menurut Yani, 2015 kadar Hb dikatakan normal pada perempuan
dewasa 12 g/dl dan lelaki 14 g/dl. Anemia gizi besi adalah keadaan
dimana kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat normal
Menurut Doengus & dkk, 2012 dan Ernawati, 2012 kulit kering /
bersisik, tugor jelek. Konjungtiva pucat, rambut kering, helai rambut
mudah terlepas, penampilan bibir kering, bersisik,dan kehilangan
lemak pada subkutan.
Berdasarka data diatas ada kesesuaian antara teori dan fakta yaitu
pada pasien mengalami rambut ada ubannya, terlihat kusam, tugor
kulit sedang, bibir pucar, konjungtiva pucat/anemis.
Berdasarkan data diatas ada kesesuaian antara teori dan fakta yaitu
pada pasien ditekan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan
jenis dan jumlah terutama pada pasien yang menggunakan obat untuk
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin.
E ( Energy ): Pasien hanya berbaring dan tampak lemah, untuk bisa
duduk harus dibantu keluarga.
Berdasarkan data diatas ada kesesuaian antara teori dan fakta yaitu
pada pasien ditemukan pasien hanya berbaring dan tampak lemah,
untuk bisa duduk harus dibantu keluarga dan teori diatas juga
menyebutkan bahwa dapat menyebabkan ketidakmampuan berjalan.
b. Pola Makan
Sesuai dengan teori yang ada dalam prosedur keperawatan pada klien
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan
intervensi meliputi ( Bulechek, Gloria M, Dkk,2013):
Menurut teori Putri & dkk, 2013 terapi DM yang paling utama adalah
pengaturan makan merupan gambaran tentang pola makan /kebiasaan
makan meliputi jenis dan frekuensi makan. Pengaturan ini merupakan
bagian dari penatalaksanaan Diabetes Mellitus secara total. Kunci
keberhasilan dalam pengaturan makan adalah keterlibatan secara
menyeluruh dari seluruh tim (petugas kesehatan, keluarga dan pasien).
Berdasarkan data diatas antara fakta dan teori ada kesesuaian. Sesuai
dengan tinjauan kasus pada klien Ny.A peneliti memberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari dalam mengatasi ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuahan tubuh. Tindakan yang dilakukan sesuai NIC yaitu
managemen nutrisi, terapi nutri dan monitor nutrisi.
Serta memantau gula darah acak setiap hari untuk memantau tingi
rendahnya kadar gula pasien dan memeberikan insulin 3x8µ secara sc
dengan kondisi pasien dan berkaloborasi dengan dokter memberikan terapi
obat dikarenakan ada mual dan muntah dan menstabilkan kadar gula darah
yaitu Ranitidin untuk menurunkan kadar asam lambung 2x50 mg
diberikan secara IV, ondansetron untuk mencegah mual muntah 3x4 mg
diberikan secara IV, prosagon untuk mengobati kebanyakan produksi
asam lambung 1x30 mg diberikan secara IV, glibenelamide untuk
menurunkan kadar gula darah pada DM tipe 2 2x5 mg diberikan secara
oral dan sucralfate untuk melindungi tukak deudenum dari asam lambung
3x 5ml diberikan secara oral. Dan memberikan penyuluhan tentang
managemen diabetes mellitus pada diagnosa ke dua yaitu kurang
pengetahuan dan dilakukan pada hari kedua.
1) Tepat Jadwal
Hal yang perlu diperhatikan adalah jadwal sebagai berikut:
sarapan, snak jam 10.00, makan siang, snak sore jam 16.00, dan
makan malam. Usahakan makan tepat pada waktunya, karena apabila
telat makan, akan terjadi hipoglikemia (rendah kadar gula darah)
dengan gejala pusing, mual, dan pusing. Apabila hal ini terjadi segera
minum air gula (Muaris, 2018).
2) Tepat Jumlah
Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah makanan atau porsi
makanan yang dikonsumsi. Prinsip jumlah makanan yang dianjurkan
bagi penderita diabetes adalah porsi kecil dan sering, artinya makan
dalam jumlah sedikit tetapi sering. Adapun pembagian kalori untuk
setiap kali makan dengan pola menu 6 kali makan adalah sebagi
berikut: sarapan 20% dari total kebutuhan kalori sehari, snak pagi
10%, makan siang 25%, snak sore 10%, makan malam 25% dan snak
malam 10% (Muaris, 2018).
3) Tepat Jenis
Hal yang sangat penting adalah jemis makanan yang
dikonsumsi, karena menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah.
Kecepatan suatu makanan dalam menaikan kadar gula darah disebut
indeks glikemik. Semakin cepat naiknya kadar gula darah sehabis
makan tersebut dikonsumsi, semakan tinggi indeks glikemik makanan
tersebut. Jadi hindari makanan yang berindeks glikemik tinggi seperti
sumber karbohidrat, sederhana, gula, madu, sirup, roti, mie, dan lain-
lain. Makanan yang berindeks glikemik rendah adalah makanan yang
kaya dengan serat. Contohnya sayuran dan buah-buahan (Muaris,
2018).
1. Managemen diet
Kontrol nutrisi, diet dan berat badan merupakan
penanganan pasien Diabetes Mellitus. Tujuan yang paling penting
dalam managemen nutrisi dan diet adalah mengontrol total
kebutuhan kalori tubuh, intake yang dibutuhkan, mencapain kadar
serum lipid normal.
4. Monitoring
Pasien dengan Diabetes Mellitus perlu diperkenalkan tanda
dan gejala hiperglikemia dan hipoglikemia serta yang paling
penting adalah bagaimana memonitoring glukosa darah secara
mandiri. Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan secara
mandiri dengan menggunakan glukometer. Pemeriksaan ini
penting untuk memastikan glukosa darah dalam keadaan stabil.
Pengukuran glukosa darah dapat dilakukan pada sewaktu-waktu
atau pengukuran gula sewaktu yaitu pasien tanpa melakaukan
puas, pengukuran 2 jam setelah makan dan pengukuran pada saat
puasa (Tarwoto, 2012).
Berdasarkan data diatas antara fakta dan teori ada kesesuaian pada
pasien Ny.A telah dilakukan tindakan selama 7 hari dengan melakukan
tindakan pemberian jadwal 3 J yaitu tepat jumlah, jadwal dan jenis yaitu
seperti tepat jadwal meliputi sarapan pada pukul 07.00, selingan pukul
10.00, makan siang pukul 10.00, selingan pukul 16.00 dan makan malam
jam 18.00, memberikan managemen diet, pemberian obat-obatan untuk
pasien dan pemberian insulin dan memberikan penyuluhan pada pasien
dan keluarga dan memonitoring kadar gula pasien.
4.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir proses dari keperawatan yang menyangkut
pengumpulan data objektif dan subjektif yang akan menunjukkan apakah
kriteria hasil atau indikator sudah tercapai atau belum, masalah apa yang
sudah terpecahkan dan apa yang perlu terkaji, direncanakan, dilaksanakan,
dan di nilai kembali.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7 hari dengan
melakukan pendekatan NOC : status nutrisi : asupan makanan dan cairan
dan status nutrisi, serta NIC : managemen nutrisi, terapi nutrisi dan
monitor nutrisi, yang semula pasien dengan gangguan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada hari pertama nutrisi kurang
dengan skor 6 dan pada hari terakhir nutrisi baik dengan skor 17 maka
didapat hasil grafik observasi jangka pendek ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh Ny. A :
20
18
16
14
12
10 pagi
8
6 siang
4 sore
2
0
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
nutrisi nutrisi nutrisi nutrisi nutrisi nutrisi nutrisi
kurang kurang kurang cukup cukup baik baik
Dari grafik diatas setelah dilakukan intervensi dan observasi selama 7 hari,
mengalami naik turun yaitu
20
18
16
14
12
Hemoglobin
10
8 Albumin
6
IMT
4
2
0
Hari pertama Hari terakhir
( skor 6 ) (skor 12)
Berdasarkan data diatas antara fakta dan teori ada kesesuaian pada
pasien Ny.A telah dilakukan tindakan selama 7 hari dengan kadar
hemoglobin hari pertama 9,5 g/dl dan pada hari terakhir 12,5 g/dl dengan
pemberian makanan yang mengandung protein seperti: tahu, tempe, telur,
daging, ayam dan pemberian buah yang mengandung vitamin C seperti
pisang dan pepaya dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Jadi salah satu
faktor yang mempengaruhi kenaikan hemoglobin yaitu dengan pemberian
makanan yang mengadung protein dan vitamin
Berdasarkan data diatas antara fakta dan teori ada kesesuaian pada
pasien Ny.A telah dilakukan tindakan selama 7 hari dengan kadar
Albumin hari pertama 2,9 g/dl dan hari terakhir 3,6 g/dl dengan
pemberian makanan dengan tinggi protein untuk meningkatkan dan
mempertahankan kadar albumin serta meminimalkan kemungkinan
penurunan kadar albumin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada
pasien.
5.1 Kesimpulan