Intan Humaira - 1911102010087 - Budidaya Perairan - Tugas Review
Intan Humaira - 1911102010087 - Budidaya Perairan - Tugas Review
REPRODUKSI IKAN
Oleh :
INTAN HUMAIRA
1911102010087
Ikan banyar (R. kanagurta) merupakan salah satu jenis ikan laut yang bergerombol
di permukaan laut pada musim-musim tertentu sehingga mudah sekali tertangkap. Selama
penelitian didapatkan ikan banyar sebanyak 714 ekor di mana terdapat 338 ekor ikan
betina dan 376 ekor ikan jantan.
Secara keseluruhan, rasio ikan betina dan ikan jantan, yaitu 1:1,1 di mana ikan
jantan lebih banyak. Ikan betina mencapai 47,33% dan ikan jantan 52,66%. Penelitian di
perairan Kuantan komposisi jantan juga lebih besar (57,75%) dan betina (42,25%), dan di
Teluk Suez Jantan (51%) dan betina (49%), R. kanagurta betina sudah terdapat TKG 4 dan
5 pada selang 170– 180 mm yang lebih kecil dari R. kanagurta dari Ratnagiri coast, yaitu
198 mm. Pada ikan jantan, telah terdapat TKG 3, 4, dan 5 pada selang 159–169 mm yang
juga lebih rendah dari Ratnagiri Coast, yaitu 206 mm namun lebih tinggi dari yang di
Calicut, yaitu 150 m. Hanya terdapat TKG 4 pada ikan betina ukuran 225–235 mm dan
247–257 mm untuk ikan jantan yang juga lebih tinggi Calicut, yaitu 155 mm. Hubungan
panjang dengan TKG menunjukkan bahwa pada R. kanagurta jantan maupun betina
mengalami peningkatan rata-rata panjang sejalan pertambahan TKG. Peningkatan rata-rata
panjang terjadi pada TKG 1 hingga 4, namun rata-rata panjang lebih kecil terdapat pada
ikan dengan TKG 5.
Hubungan panjang dengan tingkat kematangan gonad pada ikan banyar tidak jauh
berbeda pada masing-masing kelamin. Pada R. kanagurta, baik betina maupun jantan, rata-
rata panjang meningkat dari TKG 1 hingga TKG 4, namun rata-rata panjang pada ikan
TKG 5 tidak jauh berbeda dengan ikan TKG 1. Hal ini dapat disebabkan keberadaaan
makanan, laju hormone gonadotropin yang memengaruhi waktu matang gonad, faktor
genetik dan kemungkinan terdapat ikan yang telah memijah pada ukuran lebih kecil.
Dapat disimpulkan bahwa ikan banyar mengalami peningkatan tingkat kematangan
gonad sejalan dengan peningkatan ukuran panjang. Puncak pemijahan ikan banyar dari
Teluk Banten adalah pada akhir Juli dengan pola pemijahan tidak bertahap (total spawner)
dan mengeluarkan ±25.690 butir telur dalam sekali pemijahan.
.
Judul Analisa Aspek Reproduksi Ikan Toman di Sungai Belida
Kabupaten Muara Enim
Jurnal Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia
Volume & Halaman Vol. 8 No. 1: 12-21
Tahun 2020
Penulis Danang Yonarta, Yulisman, Riswandi
Reviewer Intan Humaira (1911102010087)
Tanggal 10 Oktober 2020
Nisbah kelamin ikan toman jantan dan betina yang di dapat dari penelitian ini
memiliki ratio 1,6:1. Rasio ini terdiri dari ikan jantan sebanyak 109 ekor (62,3%) dan ikan
betina 66 ekor (37,7%) dan juga berdasarkan penelitian ini ternyata rasio jantan dan betina
ikan toman yang optimal dalam pemijahan seimbang. Berdasarkan rasio nisbah kelamin
jantan dan betina ikan toman yang aktif melakukan pemijahan ialah seimbang (1:1).
Nilai indeks kematangan gonad yang di dapat untuk ikan toman jantan berkisar
antara 0,21-0,86, sedangakan ikan toman betina berkisar 1,18-2,30. Perbedaaan nilai IKG
jantan dan betina pada umum nya nilai IKG betina lebih besar dibandingkan dengan ikan
jantan. Perbedaan Perbedaan nilai indeks kematangan gonad pada masing-masing ukuran
dan jenis kelamin disebabkan berat organ seks primer dipengaruhi berat dan jenis kelamin
ikan. Semakin besar ukuran ikan maka semakin besar gonad yang ada di dalamnya dan
nilai IKG nya akan semakin tinggi.
Nilai fekunditas ikan toman berkisar antara 8.073-24.786 butir telur. Adanya
hubungan yang signifikan antara fekunditas dengan ukuran (bobot/Panjang) ikan toman.
Semakin besar ukuran ikan toman, maka jumlah telur yang akan dihasilkan akan semakin
banyak. Produktivitas induk betina dalam menghasilkantelur berbanding lurus dengan
bobot induk. Pada umumnya induk ikan dengan jumlah telur yang sedikit memiliki
karakter untuk menjaga telurnya dari predator, sedangkan induk ikan dengan jumlah telur
yang banyak cenderung membiarkan telurnya berkembang dengan sendirinya tanpa
pengawasan induk hingga menetas.
Aspek reproduksi ikan toman di dapat nilai rasio ikan jantan dan betina sebesar
1,6:1. Rasio ini terdiri dari ikan jantak sebanyak 109 ekor (62,3%) dan ikan betina 66 ekor
(37,7%). Indeks kematangan gonad (IKG) untuk ikan toman jantan berkisar antara 0,21-
0,86, sedangkan ikan toman betina berkisar 1,18-2,30. Fekunditas telur ikan toman
sebanyak 24.786 butir telur dengan diameter 2,20-2,51 mm.
Judul Nisbah Kelamin dan Kematangan Gonad Ikan Momar
Putih, Decapterus Macrosoma, Bleeker 1851 di Perairan
Pulau Haruku-Maluku Tengah
Jurnal Jurnal Agribisnis Perikanan
Volume & Halaman Vol.12 No.1: 59-63
Tahun 2019
Penulis Madehusen Sangadji, Yenni Sofyan
Reviewer Intan Humaira (1911102010087)
Tanggal 10 Oktober 2020
Dari hasil penelitian ini didapatkan nisbah kelamin antara ikan jantan dan betina
yang tertangkap adalah 54,71 : 45,29 atau 1,21 : 1,00. Nisbah kelamin ikan jantan dan
betina diperkirakan mendekati 1:1, yang berarti jumlah ikan jantan yang tertangkap
sama banyaknya dengan jumlah ikan betina yang tertangkap. Namun demikian, nisbah
kelamin 1:1 sering tidak tercapai didalam suatu populasi karena adanya beberapa factor
penyebab, antara lain perbedaan laju kematian, pola tingkah laku bergerombol antara
dua jenis kelamin, perbedaan laju pertumbuhan, pengaruh suhu terhadap determinasi
kelamin, tingkah laku seksual, dan ketersedian makanan.
Selama penelitian diperoleh Ikan jantan yang belum matang gonad sebanyak
63,39%, sedangkan ikan yang matang gonad sebanyak 36,61%. Hal sebaliknya terjadi
pada ikan betina, ikan betina yang belum matang gonad sebanyak 55,77% dan ikan
betina yang matang gonad sebanyak 44,23%. Kondisi ini menggambarkan bahwa ikan
momar putih jantan pada saat matang gonad lebih sedikit jika dibandingkan ikan
momar putih jantan yang belum matang gonad, sebaliknya terjadi pada ikan momar
putih betina, yang mana ikan betina yang belum matang gonadnya lebih banyak
jumlahnya dibandingkan dengan ikan betina yang sudah matang gonadnya lebih sedikit.
Adanya tingkat kematangan gonad yang bervariasi menandakan bahwa ikan momar
putih memijah sepanjang tahun, namun puncak pemijahan belum diketahui secara pasti.
Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata pertama kali
matang gonad ikan momar putih jantan pada panjang total tubuh 189,98 mm dengan
kisaran panjang total 189,73 – 192,49 mm. Rata-rata pertama kali ikan betina matang
gonad pada panjang total tubuh 200,91 mm dengan kisaran panjang total 199,97–221,85
mm. Hal ini menunjukkan kelompok ikan Momar putih jantan matang gonad pertama
kali pada ukuran panjang yang relativ kecil dibandingkan ikan momar putih betina.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Dahlan et al., 2015 di perairan Teluk
Bone ditemukan ukuran pertama kali matang gonad pada ukuran panjang total D.
macrosoma jantan sebesar 195 mm dan betina sebesar 210 mm.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah Rasio jenis kelamin ikan
momar puith jantan dan betina selama penelitian tidak seimbang, Ikan momar putih
jantan lebih dahulu mencapai matang gonad berdasarkan kisaran panjang tubuh, Kisaran
indeks kematangan gonad ikan momar puith betina lebih besar dibandingkan dengan
ikan jantan.
Nisbah kelamin merupakan proporsi antara ikan jantan dan betina. Di alam
perbandingan antara jantan dan betina biasanya 1:1. Nisbah kelamin ikan betok mengal
ami flukt uasi seti ap bulannya, sedangkan perbandingan secara keseluruhan jumlah ikan
jantan lebihsedikit dari ikan betina (0,57:1). Rata-rata setiap bulan, perbandingan ikan
jantan dan betina dalam kondisi tidak sama, kecuali pada bulan Januari dimana jumlah
ikan jantan lebih banyak dari betina. Hasil dari penelitian diperoleh nisbah kelamin ikan
betok 0.94. Tingkat kematangan gonad ikan betok mengalami perubahan setiap
bulannya. Berdasarkan penelitian ini diperoleh perbandingan tingkat kematangan gonad
ikan betina sebesar 48% : 52% dan diperoleh 2 perbandingan tingkat kematangan gonad
ikan jantan sebesar 13% : 87% dan 50% : 50%. Berdasarkan pengamatan selama
penelitian patut diduga bahwa pemijahan ikan betok dipengaruhi oleh fluktuasi tinggi
muka air. Banyak literatur yang menyatakan bahwa pemijahan ikan betok berlangsung
hanya pada musim penghujan (ketika banjir).
Indek kematangan gonad ikan betina yang ditemukan selama penelitian berkisar
1,2 -17,1% dengan rata-rata 4,04 + 0,77%. Berdasarkan data tersebut maka rata-rata
ukuran gonad ikan betok di Lubuk Lampam hampir sama dengan yang ditemukan di
daerah lainnya. Siklus reproduksi setiap jenis ikan telah berkembang untuk merespon
setiap perubahan habitat alaminya. Waktu pemijahan ikan setiap tahunnya berkembang
sebagai respon terhadap faktor utama yang akan memaksimalkan kelangsungan hidup
telur dan larva. Beberapa faktor utama antara lain kualitas air, ketersediaan makanan dan
penurunan jumlah predator. Fekunditas ikan betok berkisar 224-182.736 butir dengan
rata-rata 11.862 + 5.219 butir. Fekunditas ikan betok berkisar 1.00059.022 butir. Hasil
analisis hubungan fekunditas dengan panjang total dan fekunditas dengan berat
menunjukkan korelasi atau hubungan yang rendah sehingga perbedaan fekunditas yang
terjadi diduga lebih disebabkan oleh faktor lingkungan dan tingkah laku pemijahan.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah Ikan betok mempunyai
pola pertumbuhan alometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih cepat dari pada
berat tubuhnya. Nisbah kelamin antara jantan dan betina tidak sama kecuali pada bulan
Januari. Ikan betok betina relatif lebih cepat matang gonad dari pada ikan jantan.
Fekunditas ikan betok bervariasi antara 224-182.736 butir dengan rata-rata 11.862+
5.219 butir. Ikan betok memiliki pola pemijahan secara serempak (total spawner).