Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah diperoleh yaitu pada media EMBA dengan

pengenceran 10-3 ditemukan bakteri e. coli. Bakteri koliform ditemukan pada media dengan
pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5. Sedangkan pada media 10-6 dan10-7 tidak ditemukan bakteri. Hal
ini bisa disebabkan karena saat mencampur sampel dengan larutan saline di vortex kurang
merata dan homogen, akibatnya peluang bakteri dapat terambil menjadi berkurang.

Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dalam penelitian menurut Prof. Sudigdo


Sastroasmoro umumnya ada 3, namun dalam praktikum kali ini kami menemukan 2 tipe
kesalahan seperti:

a. Kesalahan pada peneliti (bias pengamat) yaitu kesalahan yang dilakukan oleh orang yang
melakukan praktikum seperti kesalahan saat mengukur kadar sampel yang akan
ditimbang, kesalahan saat melakukan pengenceran (saat mencampur sampel lawar dan
larutan saline di mesin vortex kurang tercampur sempurna/kurang homogen), kesalahan
saat menaruh larutan pengenceran pada EMBA (batang kaca bengkok terlalu panas
sehingga sebagian bakteri menjadi mati). Selain itu dapat terjadi kesalahan penghitungan
hasil biakan bakteri dalam EMBA oleh pengamat karena jumlah bakteri yang sangat
banyak sehingga sangat sulit menghitungnya serta jaraknya yang berhimpit (tidak jelas
apakah ada renggangan atau berdempetan sehingga sulit dihitung satu atau dua bakteri).
Kesalahan lain yang dapat terjadi yaitu kesalahan akibat kurang teliti dalam melakukan
perhitungan atau kalkulasi jumlah bakteri.
b. Kesalahan pada alat ukur (bias instrumen/alat ukur) meliputi kesalahan akurasi pada alat
ukur yang digunakan, seperti misalnya alat ukur yang tidak di validasi dengan berkala
maka dapat menimbulkan hasil pengukuran kurang akurat. Dalam hal ini kami sedikit
kesulitan saat melakukan penimbangan karena sulit sekali menemukan ukuran massa
lawar yang pas 1 gram.

Agar mencapai hasil pengukuran yang baik, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran yaitu:

1) Prosedur atau panduan praktikum (Standart Operating Procedure praktikum). Setiap


mahasiswa atau pengamat yang melakukan praktikum harus mematuhi aturan yang
berlaku dalam SOP termasuk cara pengukuran hasil selama atau sesudah praktikum.
2) Kedisiplinan. Hal ini penting dilakukan karena peneliti/pengamat yang baik memegang
teguh kedisiplinan selama praktikum dan menghindari sikap yang tidak perlu selama
melakukan pengukuran dalam praktikum (seperti menghindari sikap bercanda dan
sebagainya).
3) Ketelitian. Peneliti/pengamat hendaknya selalu teliti saat dan sesudah melakukan
pengukuran dalam praktikum. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias atau kesalahan
yang mungkin terjadi saat itu.
4) Alat-alat pengukuran yang akurat dan valid.

Daftar pustaka

Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-5.

Anda mungkin juga menyukai