Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1: 775-783, 2018 e-ISSN:2549-9793
Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1: 775-783, 2018 e-ISSN:2549-9793
e-ISSN:2549-9793
Abstract
Mount Kelud that is one of the most active volcanoes in Indonesia, erupted on February 13, 2014.
The eruption damaged agricultural crops in Trisulo Village Kediri. This study was conducted in
greenhouse of the Faculty of Agriculture, Brawijaya University. Soil samples were taken from
Trisulo Village, Posoklaten District, Kediri Regency. This study used a completely randomized
design with five treatments and three replications. The treatments consisted of A1 (100% Urea), A2
(100% composted chicken manure), A3 (100% composted cow manure), A4 (50% urea + 50%
composted chicken manure), and A5 (50% urea + 50% composted cow manure). Soil variables
observed were soil pH, total N, C-organic, C/N ratio, and CEC. Plant parameters observed were
plant height and number of leaves of maize. The results showed that application of chicken and
cow manure composts with dosage of 100% (12,27 t ha-1 and 18,73 t ha-1) each significantly
increased pH and CEC of soil affected by Mount Kelud Eruption compared to the use of 100%
Urea , and could substitute the use of 50% Urea. As for the N-total of soil, only 100% (12,27 t ha-1)
each application of chicken manure compost could substitute 50% urea. Application of chicken and
cow manure composts with dosage of 100% (12,27 t ha-1 and 18,73 t ha-1) each significantly
increased the number of leaves of maize plants, and could substitute the use of 100% (288 kg ha-1)
urea, although the highest leaf number was obtained in combination dosage of 50% urea and 50%
chicken manure compost.
Keywords: compost, maize, soil chemical properties, urea
http://jtsl.ub.ac.id 775
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
kurang efisien jika dilakukan pengelolaan tanah Tanah terdampak erupsi Gunung Kelud
dengan manajemen pemupukan anorganik saja, diambil hingga kedalaman 20 cm kemudian
karena pupuk kimia dianggap melepaskan diayak hingga lolos ayakan 2 mm. Selanjutnya
nitrogen lebih tinggi, bertahan untuk waktu tanah dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam
yang lebih singkat, dan memiliki kandungan polybag 10 kg untuk pengamatan pertumbuhan
nitrogen yang cepat habis (Al Batania et al., tanaman jagung, dan dimasukkan pada polybag
2016). Oleh karena itu, dibutuhkan aplikasi 1 kg sebagai tanah inkubasi untuk mengamati
berupa pupuk selain pupuk anorganik, yaitu sifat kimianya.
pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan
Pembuatan kompos kotoran ayam dan sapi
yang dikomposkan seperti kotoran ayam dan
kotoran sapi. Pupuk organik yang berasal dari Kotoran ayam dan kotoran sapi yang sudah
kotoran ayam dan kotoran sapi mempunyai dikering anginkan dengan berat masing-masing
C/N yang tinggi pada keadaan masih mentah 50 kg ditambahkan EM4 dan molase yang
atau belum dikomposkan sehingga makin masing-masing sebanyak 250 mL diencerkan
banyak bahan organik mentah diberikan ke dengan 2 L air. Bahan-bahan tersebut
tanah, makin tinggi populasi mikroba yang dicampurkan sampai rata, kemudian
menyerang menyebabkan unsur hara dimasukkan ke dalam kotak kayu berukuran
mengalami imobilisasi, sehingga perlu 60x50x80 cm. Diamkan selama 3 minggu
dilakukan pengomposan agar unsur hara yang ditutup dengan terpal dan tiap minggu
terdapat pada kotoran ayam dan sapi dapat dilakukan pengukuran suhu pupuk serta
dimanfaatkan tanaman dalam proses pengadukan, dan pembalikan untuk
pertumbuhan. Kompos merupakan proses meningkatkan aerasi oksigen.
perubahan biologis organik dalam kondisi
Analisis dasar
aerobik yang stabil. Hasil penelitian Melati dan
Andriyani (2005) menunjukkan perlakuan Sampel tanah dan sampel kompos yang sudah
pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap jadi dianalisis dasar meliputi pH, kadar air, N-
pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai dengan total, K-dd, C-organik, C/N, Ca-dd, Mg-dd,
rata-rata peningkatan tinggi tanaman dan Na-dd, KTK, dan KB di Laboratorium Kimia
jumlah daun kurang lebih 11%. Aplikasi bahan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
organik pada tanaman jagung dapat Brawijaya. Tabel 1 merupakan hasil dari analisis
meningkatkan hasil tanaman jagung hingga 1,5 dasar yang telah dilakukan.
kali lipat. Aplikasi bahan organik berupa pupuk
kandang ayam juga meningkatkan serapan N Tabel 1. Hasil analisis dasar
sebesar 2,4 g tanaman-1 jagung dibandingkan
Parameter Tanah Kompos
serapan N tanaman tanpa aplikasi pupuk
Ayam Sapi
kandang sebesar 1,3 g tanaman-1 (Zhihui et al.,
pH H2O 5,29 6,9 7,3
2016).
N-total 0,065 2,7 2,0
Ca-dd 4,55
Metode Penelitian Mg-dd 1,67
K-dd 0,301
Waktu dan lokasi penelitian
Na-dd 0,332
Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas C-organik 0,1 6,51 10,13
Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. KTK 3,25
Pembuatan kompos dilakukan di UPT KB 53,67
Kompos, Fakultas Pertanian, Universitas C/N 1,54 2,41 5,065
Brawijaya, Malang, dan analisis sampel Lempung
Tekstur
dilakukan di laboratorium Kimia, Fakultas berpasir
Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Kadar air 19,13 34,64
Pelaksanaan penelitian pada Bulan Mei 2016- P total 3,41 0,67
Februari 2017. K total 0,56 1,71
Pengambilan sampel tanah
http://jtsl.ub.ac.id 776
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
http://jtsl.ub.ac.id 777
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
jika dibandingkan dengan hasil analisis awal N- bentuk NO3- (nitrat) mudah dicuci oleh air
total sebesar 0,065% perlakuan masih termasuk hujan (leaching). Selain itu N-total juga
dalam kriteria sangat rendah sama halnya berkorelasi sangat kuat terhadap tinggi tanaman
dengan kriteria N-total tanah pada hasil analisis (r=0,83) (Tabel 10). Nitrogen diserap tanaman
dasar. selama masa pertumbuhan sampai pematangan
biji, sehingga tanaman jagung menghendaki
Tabel 3. Pengaruh urea dan kompos terhadap tersedianya N secara terus-menerus pada
N-total tanah semua stadia pertumbuhan sampai
pembentukan biji (Koswara, 1983 dalam
Perlakuan N-total tanah (%)
4 MSI 8 MSI 12 MSI
Saragih et al., 2013). Hal ini selaras dengan
A1 0,079 sr 0,045 a sr 0,056 sr pernyataan Arif et al. (2016) mengemukakan
A2 0,080 sr 0,049 ab sr 0,060 sr bahwa penambahan pupuk organik yang
A3 0,081 sr 0,052 ab sr 0,064 sr dipadukan dengan pupuk N secara signifikan
A4 0,075 sr 0,055 bc sr 0,061 sr meningkatkan hasil dan pertumbuhan jagung
A5 0,086 sr 0,060 c sr 0,061 sr dibandingkan dengan kontrol.
Duncan5% tn * tn
C-organik tanah
Keterangan sama dengan Tabel 2
Berdasarkan hasil pengamatan aplikasi urea dan
Hal ini selaras dengan pernyataan Chintu et al. kompos tidak berpengaruh nyata terhadap C-
(2004), bahwa peningkatan N mineral hanya organik tanah.
bertahan pada periode awal inkubasi hingga
kemudian mengalami penurunan secara Tabel 4. Pengaruh urea dan kompos terhadap
bertahap menurut fungsi waktu. Tinggi C-organik tanah
rendahnya kandungan N tanah dipengaruhi Perlakuan C-organik tanah (%)
oleh jumlah masukan maupun kehilangan 4 MSI 8 MSI 12 MSI
dalam siklus N (Khalif et al., 2014). Sehingga A1 0,32 sr 0,64 r 0,61 r
nilai N-total perlakuan yang masih termasuk A2 0,32 sr 0,67 r 0,60 r
dalam kriteria sangat rendah bisa terjadi karena A3 0,37 sr 0,83 r 0,61 r
faktor-faktor tersebut. Hal ini selaras dengan A4 0,19 sr 0,69 r 0,69 r
hasil penelitian Al-Batania et al. (2016) A5 0,42 sr 0,82 r 0,64 r
mengemukakan penurunan nilai N-total dapat Duncan 5% tn tn tn
dipengaruhi oleh kompos. Seiring Keterangan sama dengan Tabel 2
bertambahnya usia kompos maka dapat
menyebabkan pelepasan nitrogen total juga Nilai C-organik mengalami peningkatan
menurun, sedangkan pupuk kimia dianggap dibandingkan dengan hasil analisis dasar
melepaskan nitrogen lebih tinggi, bertahan sebesar 0,1% yang termasuk dalam kriteria
untuk waktu yang lebih singkat, dan memiliki sangat rendah menjadi nilai yang lebih tinggi
kandungan nitrogen yang cepat habis. Hal pada 4 MSI, sedangkan pada pengamatan 8
tersebut yang mempengaruhi nilai perlakuan MSI dan 12 MSI terjadi peningkatan kriteria C-
A1 menunjukkan nilai terendah dibandingkan organik menjadi kriteria rendah. Apabila
perlakuan lainnya. Hasil analisis korelasi dibandingkan dengan hasil analisis dasar
menunjukkan N-total tanah berkorelasi positif terdapat laju peningkatan C-organik pada 4
kuat dengan pH tanah (r = 0,62) (Tabel 10). MSI sampai 8 MSI sebesar 2-3 kali. Hal ini
Tersedianya N dalam tanah sangat dipengaruhi senada dengan pernyataan Ewulo et al. (2008),
oleh pH tanah, dimana pH masam bahwa penambahan pupuk kandang sebanyak
berpengaruh terhadap tersedianya unsur bagi 10, 25, 40, dan 50 t ha-1 meningkatkan
tanah dan tanaman. Hal ini selaras dengan kandungan bahan organik sehingga
pernyataan Hardjowigeno (2003) bahwa meningkatkan kandungan karbon dalam tanah.
hilangnya N dalam tanah dipengaruhi oleh Hal ini juga selaras dengan pernyataan Rong et
beberapa hal, diantaranya adalah (1) digunakan al. (2016) mengemukakan bahwa pupuk
oleh tanaman atau mikroorganisme, (2) pH organik memiliki pengaruh positif pada C-
tanah, (3) Suhu dan tata udara, dan (4) N dalam organik dan N-total tanah. Akumulasi C-
http://jtsl.ub.ac.id 778
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
organik dan N-total tanah hampir 3 kali lebih lebih banyak senyawa organik yang terlarut
tinggi menggunakan perlakuan pupuk organik maka dapat meningkatkan kandungan karbon
daripada perlakuan pupuk kimia. Beberapa dalam tanah. Selain itu kandungan N-total juga
faktor yang mempengaruhi hal tersebut berpengaruh terhadap nilai Rasio C/N dalam
diantaranya adalah (1) nilai C-organik awal yang tanah. berdasarkan hasil analisis korelasi antara
rendah pada lahan pertanian berpasir dan (2) Rasio C/N dengan N-total menunjukkan nilai
kondisi iklim yang kering dan berangin yang korelasi positif kuat (r=0,62) (Tabel 10). Hal ini
bisa melambatkan proses dekomposisi dan menunjukkan bahwa besarnya nilai CN rasio
pelepasan bahan organik tanah. sangat dipengaruhi oleh nilai N-total tanah. Hal
ini senada dengan pernyataan Hardjowigeno
Rasio C/N tanah
(2003) bahwa jika tanah memiliki nilai N-total
Rasio C/N sering dipengaruhi oleh banyak tinggi maka nilai Rasio C/N akan tinggi pula,
faktor seperti iklim, kondisi tanah, tipe vegetasi, juga tergantung dari bahan organik dalam
dan praktek pengelolaan pertanian. Analisis tanah.
ragam menunjukkan bahwa perlakuan terhadap
Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah
Rasio C/N tidak berpengaruh nyata.
Hasil analisis ragam menunjukkan aplikasi urea
Tabel 5. Pengaruh urea dan kompos terhadap dan kompos berpengaruh nyata terhadap KTK
rasio C/N tanah tanah pada 8 dan 12 MSI. Akan tetapi tidak
berpengaruh nyata pada 4 MSI.
Perlakuan Rasio C/N tanah
4 MSI 8 MSI 12 MSI Tabel 6. Pengaruh urea dan kompos terhadap
A1 4,6 sr 13,5 s 8,9 r KTK tanah
A2 3,9 sr 14,0 s 8,8 r
A3 5,4 sr 14,9 s 11,0 r Perlakuan KTK tanah (me 100g-1)
A4 3,7 sr 13,8 s 8,6 r 4 MSI 8 MSI 12 MSI
A5 2,8 sr 14,5 s 10,8 r A1 4,62sr 9,7 a r 8,7 a r
Duncan 5% tn tn tn A2 3,9 sr 10,7 ab r 14,6 b r
A3 5,4 sr 11,8 b r 16,3 b r
Keterangan sama dengan Tabel 2 A4 3,7 sr 11,4 b r 14,5 b r
A5 2,8 sr 11,4 b r 16,3 b r
Nilai Rasio C/N dari kriteria sangat rendah Duncan 5% tn * *
dengan nilai 1,54 pada analisis awal menjadi
Keterangan sama dengan Tabel 2
nilai yang lebih tinggi pada 4 MSI, sedangkan
terjadi peningkatan kriteria Rasio C/N menjadi
Hasil pengamatan 8 MSI dan 12 MSI tidak
sedang pada 8 MSI. Hal ini selaras dengan
berbeda nyata dengan kontrol, kecuali
pernyataan Agegnehu et al. (2016)
perlakuan A2 pada 8 MSI. Jika dibandingkan
mengemukakan bahwa aplikasi amandemen
dengan hasil analisis dasar sebesar 12,8 me
organik berupa kompos mampu meningkatkan
100g-1. Pada pengamatan 4 dan 8 MSI nilai
nilai Rasio C/N, P tersedia, dan NH4+. Akan
KTK tanah mengalami penurunan berkisar
tetapi pada pengamatan 12 MSI terjadi
antara 1,02-10 me 100g -1. Sedangkan pada
penurunan dari kriteria sedang menjadi kriteria
pengamatan 12 MSI nilai KTK mengalami
rendah pada kelima perlakuan. Nilai Rasio C/N
peningkatan pada perlakuan A2, A3, A4, dan
dipengaruhi oleh kandungan senyawa organik
A5 dengan nilai berkisar 1,8-3,6 me 100g-1 ,
dalam tanah. Lebih banyak senyawa organik
akan tetapi masih pada kriteria yang sama
yang MSI mengalami penurunan sehingga
dengan hasil analisis dasar. Penurunan nilai
berpengaruh terhadap nilai Rasio C/N.
KTK bisa dipengaruhi beberapa faktor
Penurunan nilai Rasio C/N dikarenakan pada
diantaranya adalah pH dan C-organik dalam
hasil pengamatan C-organik pada 12 MSI
tanah. Menurut McCauley et al. (2017) bahwa
mengalami penurunan sehingga berpengaruh
KTK dipengaruhi oleh pH tanah, muatan
terhadap nilai Rasio C/N. Hal ini sesuai dengan
partikel tanah dan bahan organik yang terdapat
penelitian Fernandez et al. (2013)
dalam tanah. pH tanah mempengaruhi
mengemukakan nilai Rasio C/N dipengaruhi
ketersediaan hara dan muatan partikel tanah
oleh kandungan senyawa organik dalam tanah.
karena ion H+ mengambil tempat pada ruang
http://jtsl.ub.ac.id 779
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
yang bermuatan negatif. Hal ini menyebabkan dalam perhitungan kejenuhan basa dipengaruhi
penurunan nilai KTK pada pengamatan 4 dan oleh jumlah kation basa yang terkandung dalam
8 MSI. Sedangkan peningkatan KTK nilai KTK tanah (Hanafiah, 2012). Hasil
berdasarkan pernyataan Agegnehu et al. (2016) analisis korelasi menunjukkan KB berkorelasi
menjelaskan bahwa tanah yang dengan positif kuat dengan pH tanah (r=0,70) (Tabel
kombinasi bahan organik dan pupuk anorganik 10). Hal senada juga dijelaskan Hardjowigeno
akan meningkatkan kadar air tanah, kandungan (2003) bahwa kejenuhan basa memiliki
P tersedia, Ca dapat ditukar, dan KTK tanah. hubungan yang erat dengan pH tanah, dimana
Hal serupa juga terdapat dalam penelitian Li et tanah dengan pH rendah umumnya
al. (2017) bahwa manajemen pemupukan mempunyai kejenuhan basa rendah, sedangkan
menggunakan kombinasi pupuk anorganik tanah-tanah dengan pH tinggi mempunyai
dengan pupuk organik dapat menghasilkan sifat kejenuhan basa yang tinggi pula.
kimia tanah yang menguntungkan baik untuk
Jumlah daun
tanaman maupun untuk mikroba tanah.
Menurut Ishak et al. (2013), jumlah daun
Kejenuhan basa (KB) Tanah
berpengaruh terhadap penyediaan makanan
Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan bagi tanaman (fotosintesis) Analisis ragam
jumlah kation basa dengan jumlah seluruh menunjukkan bahwa aplikasi urea dan kompos
kation yang terikat pada kation tanah dalam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun
satuan persen. Berdasarkan analisis ragam tanaman jagung pada pengamatan 8 MST.
menunjukkan aplikasi urea dan kompos tidak Akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada 4
berpengaruh nyata terhadap kejenuhan basa dan 12 MST.
tanah
Tabel 8. Pengaruh urea dan kompos terhadap
Tabel 7. Pengaruh urea dan kompos terhadap jumlah daun tanaman jagung
KB tanah
Perlakuan Jumlah Daun
Perlakuan Kejenuhan Basa tanah (%) 4 MST 8 MST 12 MST
4 MSI 8 MSI 12 MSI A1 5 8a 12
A1 70,6 t 31,8 r 55,3 s A2 5 9a 14
A2 73,9 t 29,2 r 78,8 t A3 6 8a 14
A3 76,8 t 25,4 r 67,8 t A4 6 11 b 14
A4 77,2 t 26,1 r 71,2 t A5 6 9a 13
A5 85,6 t 21,9 r 71,9 t Duncan 5% tn * tn
Duncan 5% tn tn tn Keterangan sama dengan Tabel 2
Keterangan sama dengan Tabel 2
Hasil menunjukkan perlakuan A5 berbeda
Hasil analisis pada 4 MSI perlakuan A5 sebesar nyata dengan perlakuan A1, A2, A3, tetapi
85,6% menunjukkan peningkatan kriteria tidak berbeda nyata dengan perlakuan A4 pada
sedang menjadi kriteria tinggi dibandingkan pengamatan 8 MST. Pada pengamatan 8 MST
dengan hasil analisis awal KB dengan nilai perlakuan A4 menunjukkan nilai tertinggi pada
sebesar 53,67%. Akan tetapi pada pengamatan jumlah daun yaitu sebesar 11. Perlakuan A4
8 MSI terjadi penurunan nilai KB pada kelima merupakan perpaduan dari pupuk urea dan
perlakuan yang sebelumnya masuk dalam kompos kotoran ayam dengan perbandingan
kriteria tinggi menjadi kriteria rendah. Hal ini 50%:50%. Menurut Ishak et al. (2013)
disebabkan salah satu faktor yaitu menurunnya mengemukakan bahwa pemberian perlakuan
pH pada pengamatan 8 MSI sehingga pupuk organik kotoran ayam sebesar 10 ton/ha
berpengaruh terhadap nilai KB tanah. Hal ini berpengaruh nyata terhadap jumlah daun
serupa dengan pernyataan McCauley et al. tanaman jagung pada umur 5 MST dan 7 MST.
(2017) bahwa pH tanah mempengaruhi Sifat kimia tanah yang berpengaruh dalam
ketersediaan hara dan muatan partikel tanah penyediaan unsur yang diserap tanaman
karena ion H+ mengambil tempat pada ruang diantaranya adalah N-total tanah, C-organik
yang bermuatan negatif. Hal ini dikarenakan tanah, pH tanah, KTK tanah, Rasio C/N
http://jtsl.ub.ac.id 780
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
tanah, serta kejenuhan basa tanah (Hanafiah, Rehman et al. (2016) yang menunjukkan bahwa
2012). Sedangkan hasil korelasi pH, N-total, aplikasi kompos sapi berpengaruh nyata
KTK, dan KB terhadap jumlah daun terhadap tinggi tanaman dan panjang akar
menunjukkan hubungan yang positif dengan dibandingkan dengan kontrol.
nilai r = 0,93, r = 0,80, r = 0,76, r = 0,79 Hasil analisis korelasi menunjukkan KTK
(Tabel 10). Hubungan yang positif antara pH, berkorelasi positif sangat kuat dengan tinggi
N-total, KTK, dan KB terhadap jumlah daun tanaman (r=0,87) (Tabel 10) , sedangkan KB
menunjukkan bahwa jika nilai pH, N-total, berkorelasi positif kuat dengan tinggi tanaman
KTK, dan KB meningkat maka akan (0,61) (Tabel 10). KTK berpengaruh terhadap
meningkatkan jumlah daun pada tanaman pertukaran kation-kation, seperti kation asam
jagung. pH digunakan sebagai indikator dan kation basa. Dalam pertukaran kation
kesuburan tanah karena mencerminkan dalam tanah akan berpengaruh terhadap
ketersediaan hara dengan perannya dalam ketersediaan unsur untuk tanaman
pengaturan pengisian ruang ion H+ dan OH- (Hardjowigeno, 2003).
sehingga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman seperti jumlah daun.
Tabel 9. Pengaruh urea dan kompos terhadap
Tinggi tanaman
tinggi tanaman jagung
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
aplikasi urea dan kompos tidak berpengaruh
4 MST 8 MST 12 MST
nyata terhadap tinggi tanaman. Hasil A1 21,2 96,0 132,7
menunjukkan aplikasi urea dan kompos tidak A2 23,5 89,0 146,7
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman A3 25,8 98,3 156,0
jagung. Akan tetapi perlakuan A4 menunjukkan A4 23,3 113,3 161,7
hasil tertinggi dengan nilai 161,7 cm pada A5 24,2 101,3 157,3
pengamatan 12 MST (Tabel 9). Pemberian Duncan 5% tn tn tn
perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap Keterangan sama dengan Tabel 2
tinggi tanaman diduga disebabkan oleh faktor
lingkungan dan faktor tanaman. Menurut Bora Berdasarkan korelasi KTK dan KB terhadap
dan Murdolelono (2006) mengemukakan tinggi tanaman yang menunjukkan hubungan
bahwa tidak adanya pengaruh terhadap yang sangat kuat, hal ini sesuai dengan hasil
pertumbuhan vegetatif tanaman disebabkan pengamatan KTK dan KB yang meningkat
oleh faktor internal (tanaman) dan faktor pada pengamatan 12 MSI. Pada pengamatan 12
eksternal (lingkungan). Beberapa faktor MSI terjadi peningkatan pada nilai KTK dan
tersebut yang dapat mempengaruhi aplikasi KB sehingga berpengaruh terhadap
urea dan kompos terhadap tinggi tanaman ketersediaan unsur yang menyebabkan nilai
jagung. Akan tetapi tinggi tanaman mengalami yang semakin meningkat pada tinggi tanaman.
peningkatan, hal ini selaras dengan pernyataan
http://jtsl.ub.ac.id 781
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
http://jtsl.ub.ac.id 782
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 775-783, 2018
e-ISSN:2549-9793
http://jtsl.ub.ac.id 783
halaman ini sengaja dikosongkan
http://jtsl.ub.ac.id 784