PAJAK
PAJAK
1. Benar
2. Benar
3. Benar
4. Benar
5. Benar
6. Benar
7. Benar
8. Benar
9. Benar
10. Benar
11. Benar
12. Benar
13. Benar
14. Benar
15. Benar
16. Benar
17. Benar
18. –
19. Benar
20. Benar
Soal B
1. Benar
2. –
3. Benar
4. –
5. Benar
6. Benar
7. Benar
8. –
9. Benar
10. Benar
11. Benar
12. –
13. Benar
14. Benar
15. Benar
16. Benar
17. Benar
18. Benar
19. Benar
20. Benar
21. Benar
Soal C
1. Bumi
2. Bangunan
3.SPOP
4.SPPT
5.NJOP
6. Bumi dan atau bagunan
7. Kondisi lingkungan
8. Letak / bangunan
9. NJOP (nilai jual objek pajak)
10. NJKP yang besarnya serendah-rendahnya 20% dari NJOP
11.10% dan 90%
12.SPPT-PBB
13. 6 (enam bulan)
14. 60.000.000,00( enam puluh juta rupiah)
15. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
16. BPHTB = 860.500.000(5%)
= IDR 43.025.000
17. PBB = 0,5(NJKP)
= IDR 612.740.000
Jawaban Soal D
1. pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan
objek yaitu bumi dan atau bangunan.
2. Tidak
3. Orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai hak/manfaat/menguasai/memperoleh
manfaat atas bumi/bangunan
4. Bumi dan/ Bangunan
5. Kepentingan umum
6. 12, 12
7. Rp 8.000.000
8. Terbesar
9. Pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
10. Perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas dan atau
bangunan oleh orang pribadi atau badan
11. Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
12. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
13. Objek pajak yang tidak kena BPHTB
Jawaban Soal E
1. Penanggung Pajak
2. Pailit
3. Penundaan
4. Ayat (1)
5. Eksekutorial
6. Hibah Wasiat
7. Hak milik
8. Paling tinggi 5%
9.
10. Dipungut di wilayah daerah tempat Tanah dan/atau Bangunan berada
11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 atau disebut juga Undang-Undang Bea Materai
12. Pemerintah Republik Indonesia
13. Pemegang Dokumen, belum dilunasi sebagaimana mestinya
14. Menteri Keuangan
15. Denda administrasi sebesar 200% dari Bea Meterai yang tidak atau kurang bayar
16. Nilai Perolehan Objek Pajak Rp.800.000.000
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp.300.000.000
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp.500.000.000
sehingga
BPHTB yang seharusnya terutang = 5% x Rp 500.0000.000 = Rp.25.000.000
BHTP yang terutang = 50% x Rp 25.000.000 = Rp 12.500.000
17. Perbandingan dengan objek pajak lain yang sejenis, NJOP pengganti, dan nilai perolehan
baru.
18. Setiap 3 tahun kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
perkembangan daerahnya
19. Tahun Pajak
20. Pusat
Soal G
1. a. Bangunan
b. menguasai
c. 0,5 %
d. NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)
e. NJOP, serendah-rendahnya 20%
f. Rp. 12.000.000
g. 1 Januari
h. self assessment
i. SPT (Surat Pemberitahuan)
j. sebesar 5 kali pajak yang terhutang
Soal H
1. Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
2. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
3. kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah
yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah.
4. Besarnya NJOP
5. Rp. 60.000.000 dan untuk waris/hibah Rp.300.000.000
6. UU No. 21 Tahun 1997
7. Tanah Bersama (Pasal 1 Ayat 4 UU Rumah Susun). Bagian Bersama ( Pasal 1 Ayat 5 UU
Rumah Susun). Benda Bersama (Pasal 1 Ayat 6 UU Rumah Susun). Tercantum dalan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
8. hak yang memberi wewenang kepada seseorang yang mempunyai hak untuk
mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah tersebut.
9. Tarif pajak 5% x Dasar Pengenaan Pajak (NPOP-NPOPTKP)
10. Tarif BPHTB sebesar 5% x NPOP – NPOP Wilayah terkait.
11. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 perseroan atau lebih untuk meleburkan diri
dengan cara membentuk 1 perseroan baru dan masing-masing perseroan menjadi bubar.
12. 50% dari BPHTB yang seharusnya terutang.
13. ,
14. Ditempat orang pribadi atau badan yang memanfaatkan terdaftar sebagai wajib pajak
15. …
16. Paling rendah sebesar Rp. 300.000.000
17. Paling tinggi sebesar 5%
18. Regional, oleh Menteri Keuangan, dengan mempertimbangkan pendapat Pemerintah
Daerah.
19. 5 rangkap
20. Untuk Jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perseroan atau badan hukum,
pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, penggabungan, peleburan usaha,
pemekaran usaha, dan hadiah adalah sejak tanggal dibuat atau ditandatanganinya akta.
Untuk waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan haknya ke
Kantor Pertanahan.
Untuk lelang adalah sejak tanggal penunjukkan pemenang lelang
Untuk putusan hakim adalah sejak tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hokum yang tetap.
Untuk hibah wasiat adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan
haknya kekantor pertanahan.
Untuk pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah sejak
tanggal ditanda tangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak
Untuk pemberian hak baru diluar pelepasan hak adalah sejak tanggal ditanda tangani dan
diterbitkannya surat keputusan pemberian hak.