Anda di halaman 1dari 2

Bumiku Marah

Kakiku bergetar tergetak


Mataku memerah terisak
Dadaku bernafas terdesak
Tempat ini,
Kemana egrangku?
Kemana batu putih sunda
mandaku?
Dulu, aku melukis tempat ini
penuh dengan hijau dedauan,
Kemana semua itu?
Ukiran di pohon yang dulu
Ayahku pasang ayunan?
Sekian detik menghancurkan
beribu waktu lampauku disini
Teriakan alam membisukan
kebahagiaan
Bencana apa lagi?
Kenapa sekarang jadi seperti
ini?
Banjir sudah jadi teman dekat
Gunung meletus sudah jadi
kebiasaan
Atau bahkan tanah longsor
sudah jadi keluarga?
Siapa yang
membangunkannya?
Kau tak kasihan?
Anak-anak itu sendiri sekarang
Kau bawa orangtuanya
Kau tarik kegembiraanya
Alam, kau marah pada siapa?
Kenapa kau peluk banyak
orang dan membiarkan mereka
pergi bersamamu?
Aku rindu,
Menikmati hembusan bagai
pantai meski aku di kota.
Dimana semua orang
bersahabat dengan alamnya.
Tidak banyak amarah bumi, di
Indonesia.

Jogja, 19 Maret 2019


Dominica Violita Ayu A

Anda mungkin juga menyukai